Hari sudah larut malam, sangat gelap dan sangat pekat. Sepertinya akan hujan lagi, karena tidak ada satupun bintang yang menghiasi langit malam ini. Arya baru saja turun dari mobil nya, hari sudah cukup larut saat dia pulang dari rumah keluarga Zelina. Terlalu sibuk membahas tentang perusahaan bersama Reynand dan ayahnya membuat nya lupa waktu.
Hingga sekarang, rasanya Arya sudah lelah dan ingin beristirahat. Padahal satu hari ini Arya lebih banyak bersantai. Tapi kenapa rasa lelah nya seperti sama saja disaat dia lembur bekerja.
Arya berjalan dengan langkah goyah, tangan nya meraih handle pintu dan ingin membuka nya. Namun dia sedikit terkejut karena saat membuka pintu, wajah Pelangi lah yang menyambutnya dengan senyum yang lebar.
"Selamat malam pak, baru pulang ya" sapa Pelangi begitu hangat.
Namun Arya hanya mampu mengangguk pelan. Dia selalu melupakan keberadaan gadis ini dirumah nya. Jika melihat Pelangi, rasa sakit dan rasa bersalah itu datang lagi.
Tidak ada yang diucapkan Arya untuk Pelangi. Dia hanya diam dengan wajah datar nya dan berjalan masuk kedalam rumah. Tapi entah kenapa gadis muda ini masih saja mengikutinya.
"Pak... sudah makan?" tanya Pelangi yang berjalan dibelakang Arya.
"Sudah" jawab Arya begitu singkat.
"Mau saya buatkan wedang jahe pak? Bapak kelihatan lelah" tawar Pelangi.
Arya menghela nafasnya dengan berat. Dia menoleh kearah Pelangi hingga membuat gadis itu sedikit terkesiap.
"Saya lelah, saya mau istirahat. Pergilah kekamar mu. Kenapa juga jam segini belum tidur" ucap Arya. Namun Pelangi malah tersenyum dan menggeleng.
"Saya menunggu bapak pulang" jawab Pelangi.
"Tidak perlu ditunggu. Saya bisa masuk sendiri. Sudah saya bilang jika kamu jangan terlalu memikirkan tentang saya" ujar Arya. Entah kenapa dia kesal sekarang. Tidak bisakah Pelangi bersikap biasa seolah mereka hanya orang asing saja. Arya benar benar tidak suka jika terlalu diperhatikan seperti ini.
"Tapi saya kan istri bapak" ucap Pelangi, terdengar begitu lirih.
Arya langsung tersenyum getir mendengar itu. Dia menggeleng pelan dan kembali berjalan menaiki anak tangga meninggalkan Pelangi tanpa kata.
Istri katanya?
Bahkan kata kata itu adalah kata kata yang terasa menghujam jantung Arya saat ini. Sangat sakit dan sangat tidak ingin dia dengar.
Menerima Pelangi dirumah ini saja sudah membuat Arya merasa bersalah dan tertekan, apalagi harus menganggap nya seorang istri.
Sungguh, itu terlalu berat. Meski dia tahu ini adalah sebuah kesalahan dan dosa, tapi Arya benar benar belum siap menerima orang baru dalam hidupnya.
Brak
Suara pintu yang tertutup dilantai atas membuat Pelangi menghela nafas pelan dan terasa berat. Kenapa Arya dingin sekali. Tidak bisakah dalam waktu tiga bulan ini dia menerima Pelangi seperti istri yang lain. Atau sepaling tidak bisa bersikap lebih hangat sedikit.
Jika Arya tidak bisa menganggap nya sebagai istri, apa tidak bisa menganggap nya sebagai teman?
Menyedihkan sekali.
Dengan wajah sendu dan sedih nya, Pelangi juga kembali masuk kedalam kamar. Hari sudah sangat larut bahkan sudah hampir mendekati tengah malam. Dia sudah lelah dan sudah mengantuk. Mungkin dengan tidur, bisa sedikit membuat hatinya merasa tenang.
Sepertinya... dia memang akan membutuhkan usaha yang cukup keras untuk meluluhkan hati Arya. Tapi apa? Bahkan sampai sekarang juga Pelangi tidak tahu kenapa Arya sudah seperti orang yang hidup segan dan mati tidak mau. Padahal Arya memliki wanita cantik disekelilingnya. Aneh sekali kan.
...
Keesokan Paginya.....
Seperti pagi pagi sebelum nya, bahkan ketika matahari masih belum menampakkan wujudnya. Pelangi sudah bangun. Dia sudah menyiapkan sarapan dan membereskan rumah yang sedikit berdebu. Bahkan kini dia sudah mandi dan rapi, karena untuk merebut cinta seseorang dia memang harus merapikan penampilan nya sedikit kan.
Meski dia tahu pagi ini Arya pasti akan mengabaikan nya lagi, tapi tidak apa apa. Pelangi belum menyerah, masih banyak waktu yang tersisa.
Pelangi duduk di kursi makan dan memandangi bunga tulip yang nampak mulai layu. Bunga tulip putih yang menjadi ikon dirumah ini. Disetiap sudut rumah, selalu ada bunga ini. Entah kenapa Arya begitu menyukai bunga tulip, bahkan sangking suka nya dia, dia bahkan sering berada ditaman bunga itu.
Bu Nining berkata, jika Arya memang sangat menyukai bunga ini, bahkan ketika mulai layu, bunga bunga ini sudah harus wajib diganti.
Bagaimana jika Pelangi menukarnya dengan bunga mawar??? Arya marah atau tidak ya??
Pelangi langsung menggeleng dan mendengus senyum.
Pemikiran yang bodoh, sudah jelas ini bunga favorit nya, sudah jelas lah Arya akan marah.
Tiba tiba suara sepatu yang menuruni anak tangga membuat Pelangi langsung menoleh dan menegakkan tubuhnya. Dia langsung tersenyum saat Arya yang sudah turun dari lantai atas. Wajahnya sudah lebih segar, meskipun tetap saja, sangat datar dan,....... dingin!
"Selamat pagi pak Arya" sapa Pelangi dengan senyum secerah mentari. Bahkan sampai mengalahkan sinar mentari yang meredup diluar sana.
Arya hanya melirik nya sekilas dan langsung duduk dikursi nya. Dengan sigap Pelangi langsung menuangkan teh ke gelas Arya.
"Hari ini saya membuat nasi goreng spesial pak. Kata bu Nining bapak suka makan nasi goreng ini" ucap Pelangi lagi seraya tangan nya menjulurkan sepiring nasi goreng pada Arya.
Meskipun Arya hanya diam dan tidak menanggapi nya. Tapi tetap saja senyum itu tidak bisa lepas dari wajah cantik nya.
Pelangi duduk dikursi nya dan memandang Arya yang kini tengah menikmati teh lemon buatan nya. Yah meskipun wajah Arya datar datar saja, tapi Pelangi suka memandangi nya. Apalagi sekarang dia bisa memandangi Arya dari dekat.
Semoga saja pagi ini tidak ada yang mengganggu lagi agar Arya bisa menikmati masakan yang dia buat. Dan benar saja, pagi ini memang tidak ada yang membuat Arya pergi lagi, hingga dia bisa memakan nasi goreng buatan Pelangi.
Mereka makan dalam diam. Pelangi tidak ingin lagi bersuara. Dia takut jika dia akan mengganggu mood Arya makan. Hingga akhirnya Arya memang menghabiskan nasi goreng buatan Pelangi. Membuat dia benar benar senang.
"Pak Arya..." panggil Pelangi.
Ayah menoleh kearahnya sekilas seraya mengeluarkan ponsel yang bergetar disaku celana nya.
"Apa bunga bunga ini sudah harus diganti?" tanya Pelangi seraya menunjuk bunga tulip didepan mereka.
Arya langsung memandang bunga itu. Dan lagi lagi pandangan mata sendu itu yang Pelangi dapati. Sebenarnya ada apa dengan Arya???
"Ya, nanti aku akan membawa gantinya" jawab Arya yang langsung beranjak dari kursinya.
"Semua yang habis masa nya memang harus diganti" ucap Pelangi.
Dan ucapan Pelangi itu membuat langkah kaki Arya langsung terhenti, dia kembali menoleh pada Pelangi yang juga mematung memandang Arya.
"Apa kamu bilang tadi?" tanya Arya
"Semua yang sudah habis masa nya memang harus diganti" jawab Pelangi. Namun Arya langsung mendengus senyum dan menggeleng.
"Tidak semudah itu" ucap Arya.
Pelangi langsung memandang Arya dengan bingung.
"Meski banyak ganti nya namun keindahan yang pertama tetap tidak bisa tergantikan" kata Arya lagi. Dan setelah mengatakan itu dia langsung pergi meninggalkan Pelangi. Meninggalkan Pelangi yang berdiri mematung memandangi punggung Arya yang menghilang dibalik pintu.
"Apa maksudnya itu? Kenapa jadi sensitif sekali?" gumam Pelangi. Dia kembali menoleh pada bunga tulip yang sudah layu itu. Dan seperti nya yang dimaksud oleh Arya bukan tentang bunga, melainkan tentang hal lain. Begitu kan????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Egy Erlangga
disini kok jadi peran utama cweknya ya.. yg di bully.. dari judulnya aja pelangi untuk arya .. ya berarti nnti pelangi ini yg akan jadi penerang hidup arya.. harusnya klo gak perlu di bully sih.. hargai authornya ..
2023-04-30
0
Esti Restianti
kalau soal sakit hati dan trauma,emang susah ya buat sekedar di bahas.
ayo dong Pelangi,kamu cari tau..
2023-04-21
0
Farida Wahyuni
pelangi, arya nya janga terlalu diusik. mau berdekatan sama arya boleh, tp jangan gitu juga, pasti arya mgerasa risih dipepetin terus.
2023-04-20
1