Menikah

Dan dipagi itu juga, Arya pergi kerumah Pelangi untuk bertemu dengan orang tua gadis itu. Tidak pernah terbayangkan oleh nya akan menjadi seperti ini. Kesalahan satu malam yang harus membuatnya melakukan hal yang tidak ingin lagi dia lakukan.

Melamar...

Menikah..

Dan hidup bersama dengan gadis lain, sungguh itu merupakan hal mengerihkan yang membuat Arya tidak berdaya. Rasa sakit dan luka itu masih begitu besar, dan sekarang harus dia ulang kembali dengan gadis lain.

Arya menunduk, memandang nanar kaki nya yang sudah bertapak dilantai sebuah rumah sederhana namun terlihat rapi dan bersih. Didepan nya sudah duduk kedua orang tua Pelangi. Memandang nya dengan pandangan yang tidak bisa dia artikan.

Arya tidak gugup, tidak juga merasa canggung atau malu. Dia hanya sedang menguatkan hatinya untuk menerima semua ini.

Perasaan bersalah benar benar besar. Yang dia ingat hanyalah Zelina nya. Tapi karena dia sudah berbuat kesalahan fatal dan merusak masa depan seorang gadis, maka Arya memang mau tidak mau harus bertanggung jawab.

"Jadi kamu akan menikahi putri saya?" tanya ayah Pelangi.

"Iya pak" jawab Arya. Begitu singkat dan ragu.

Pelangi yang duduk disebelah ibunya memandang Arya dengan sedih. Apalagi melihat Arya yang terlihat enggan dan begitu ragu. Tapi... dia juga tidak bisa berbuat apapun. Arya sudah merebut semua yang dia punya. Raga dan hatinya.

"Kamu yakin?" tanya ayah Pelangi lagi.

Arya menghela nafas dan mengangguk pelan.

"Kapan kamu akan menikahi Pelangi?" tanya ayah Pelangi lagi. Dia sudah tahu apa yang terjadi pada Pelangi dan Arya. Sebab Pelangi sudah menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Sebagai orang tua, tentu mereka marah, tapi Arya sudah mau bertanggung jawab saja, itu sudah cukup untuk mereka. Apalagi Pelangi adalah anak semata wayang mereka.

"Saya akan menikahi nya hari ini juga" jawab Arya.

Dan bisa Arya lihat jika kedua orang tua Pelangi nampak terkejut.

"Kamu serius nak?" tanya ibu Pelangi

Arya hanya mengangguk sekilas.

"Kamu tidak ingin memberi putri kami pernikahan yang baik dan layak?"

deg

Arya tertegun. Pernikahan yang baik. Tidak ... tolong jangan dulu. Arya benar benar belum siap. Peristiwa gaun pengantin berdarah itu masih begitu lekat dan membuat malam Arya tidak pernah tenang sampai saat ini.

Pelangi yang melihat wajah Arya tegang dan berubah langsung menoleh pada ayah dan ibunya.

"Ayah... bunda. Untuk sekarang, biarkan kami mengesahkan hubungan kami dulu ya. Pak Arya pasti akan menyiapkan pernikahan yang baik untuk Pelangi nanti. Tapi tidak sekarang, pekerjaan nya begitu banyak. Kejadian malam tadi membuat dia merasa bersalah pada Pelangi. Jadi biarkan hanya ijab kabul saja dulu. Pelangi enggak apa apa ayah" ucap Pelangi

"Benar kan pak?" kini Pelangi menoleh pada Arya, berharap Arya mau mengiyakan perkataan nya ini. Meski itu adalah permintaan yang mustahil untuk dilakukan.

Arya memandang Pelangi dengan berat, tapi melihat wajah memelas Pelangi membuat dia tidak bisa berkata tidak.

"Iya pak. Maaf" ucap Arya akhirnya.

Ayah Pelangi nampak menghela nafas pasrah. Dia tidak terima putri semata wayang nya seperti ini. Tapi pertanggung jawaban Arya juga hal yang sangat penting. Hingga mau tidak mau hari itu juga dia menikahkan putri nya dengan Arya.

Hanya ijab kabul yang dihadiri oleh beberapa orang saja. Tidak ada gaun pengantin, tidak ada acara yang mewah dan meriah. Hanya diruang keluarga kecil rumah itu. Bahkan pelangi hanya memakai pakaian biasa.

Tangan Arya gemetar saat dia menjabat tangan ayah Pelangi. Hatinya terasa perih dan terluka semakin dalam. Karena seharusnya ini tidak terjadi. Seharus nya nama Zelina Adiputra lah yang dia sebut, bukan Pelangi Nur Afsha.

Kata sah, saat ijab kabul itu telah selesai dilakukan, langsung bergema diruangan itu. Sedangkan Arya langsung tertunduk perih dengan perasaan yang sekain hancur dan tidak menentu.

Berat ... ini berat sekali.

Maaf Ze..... maaf.

Pelangi memandang Arya yang nampak begitu bersedih. Sebenarnya ada apa dengan Arya? Didalam hatinya dia masih membingungkan hal ini. Apa Arya sudah mempunyai kekasih hingga dia merasa begitu berat dan begitu merasa bersalah seperti itu?

"Nak Arya" panggil ayah Pelangi.

Saat ini mereka sudah hanya tinggal berempat lagi, karena semua orang sudah kembali. Dan Arya juga sudah sangat ingin pergi dari rumah ini.

Arya memandang ayah Pelangi yang nampak bersedih.

"Saya tahu kamu terpaksa melakukan ini. Tapi saya mohon, jika kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan kalian. Tolong jangan sakiti putri saya. Pulangkan dia pada saya secara baik baik, seperti saat kamu membawa nya pergi dari rumah ini" pinta ayah Pelangi, terdengar begitu serius.

Arya mengangguk pelan.

"Saya berjanji tidak akan menyakiti putri bapak" jawab Arya. Ya, tidak mungkin dia menyakiti Pelangi. Karena dia tidak suka berbuat kasar meski dia tidak suka. Apalagi kepada seorang wanita. Arya tidak segila itu. Hanya saja, untuk menerima Pelangi sebagai istrinya, mungkin itu masih terasa berat.

"Nak Arya benar belum memiliki istri kan?" kini ibu Pelangi yang bertanya. Raut wajahnya terlihat begitu khawatir. Apa dia fikir Arya berbohong?

"Tidak bu, saya tidak memiliki istri. Ini pernikahan pertama saya" jawab Arya, namun lagi lagi terdengar begitu getir.

"Bunda harap, meski pernikahan ini mendadak dan terjadi karena kesalahan. Tapi kalian harus bisa saling menerima dan saling mencintai. Pernikahan bukan sebuah permainan" ujar bunda

"Iya bunda. Bunda sudah tahu sejak dulu bukan" jawab Pelangi

Ibu Pelangi tersenyum dan mengangguk. Ya, dia juga baru tahu jika Arya adalah lelaki yang sering diceritakan oleh putrinya sejak dulu.

"Harus jadi istri yang baik dan jangan melawan suami ya nak" ujar bunda lagi seraya dia memeluk Pelangi dengan hangat namun juga dengan mata yang berkaca kaca.

Mereka akan berpisah sekarang. Karena Pelangi memang sudah harus ikut pergi dengan Arya.

"Pasti bunda. Doakan kami ya" pinta Pelangi. Matanya juga sudah membendung air dan ingin sekali menangis.

"Kami pamit dulu ayah, bunda" Pelangi mencium punggung tangan ayah dan ibunya. Begitu pula dengan Arya.

"Titip putri bunda nak" ucap bunda saat Arya mencium punggung tangan nya.

Arya hanya mengangguk dan tersenyum tipis saja. Tidak tahu harus menjawab apa. Karena sungguh, kenyataan ini masih terasa begitu menghempas hatinya.

"Kami pamit" ucap Arya

Ayah dan bunda Pelangi hanya mengangguk dan melambaikan tangan mereka melepas kepergian putri mereka bersama Arya.

Secepat ini...

Rasa khawatir yang begitu besar dan juga rasa tidak rela Putri mereka di ambil dengan cara seperti ini membuat mereka tidak tenang. Mereka takut putri mereka tidak bahagia. Apalagi melihat wajah Arya yang nampak tertekan dan bersedih. Berbeda dengan Pelangi yang nampak bahagia bisa menikah dengan lelaki yang dia sukai.

Ayah dan bunda hanya bisa berharap, jika putri mereka, bisa menjadi Pelangi untuk Arya nantinya.

Semoga...

...

Selama diperjalanan, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari Arya dan Pelangi. Mereka hanya diam dan fokus pada fikiran mereka masing masing.

Sama sama masih tidak menyangka jika mereka akan menikah secepat ini. Mungkin Pelangi bisa menerima kenyataan dengan cepat. Dan dia hanya tinggal memikirkan bagaimana cara untuk bisa mengambil hati Arya.

Namun berbeda dengan Arya, dia pasti akan sulit untuk menerima kenyataan menyakitkan ini.

Rasa trauma itu masih begitu besar. Rasa sakit juga masih begitu melekat dihatinya. Dan sekarang dia harus menerima semua ini. Kenyataan yang membuat dia begitu merasa bersalah.

Hampir dua jam kemudian, akhirnya mereka tiba dirumah Arya.

Pelangi turun dari mobil dan mengikuti Arya masuk kedalam rumah itu, seraya dia yang membawa sendiri tas besar yang berisi pakaian nya.

Rumah Arya tidak terlalu besar. Tidak seperti rumah rumah bos lain nya. Rumah ini terkesan sederhana namun nampak epik dan nyaman.

Mata Pelangi memicing saat masuk kedalam rumah, karena lagi lagi dia menemukan banyak bunga tulip didalam sini. Bahkan dibeberapa sudut ruangan bunga tulip segar begitu rapi ditata didalam vas.

Cukup heran sebenarnya.

Kenapa seorang lelaki seperti Arya menyukai bunga???

Bahkan setiap minggu juga Pelangi bisa menemui Arya ditaman bunga tulip yang sudah terkenal dengan keindahan nya itu.

Apa Arya memang menyukai bunga tulip. Lucu sekali.

"Kamar mu disini"

Ucapan Arya membuat Pelangi sedikit terkesiap. Dia langsung memandang sebuah kamar yang dibuka oleh Arya.

Kamar nya???

"Kamar saya???" tanya Pelangi dengan heran.

Arya mengangguk.

"Setiap siang akan ada bu Nining yang datang untuk membersihkan rumah ini. Kamu tidak perlu repot untuk mengurus rumah ku" jawab Arya.

Dan setelah itu dia langsung berbalik arah ingin meninggalkan Pelangi.

"Ah pak!" seru Pelangi

Arya berbalik dan memandang Pelangi dengan wajah datarnya.

"Saya tidur sendiri?" tanya Pelangi, cukup ragu.

"Hubungan kita hanya status. Saya menikahi kamu hanya untuk bertanggung jawab. Tolong jangan berharap lebih" jawab Arya.

deg

Pelangi langsung mematung mendengar jawaban Arya. Dia memandang nanar punggung Arya yang kini sudah naik menapaki anak tangga dirumah itu.

Hanya status???

Bagaimana mungkin???

Jika begini, bisakah dia merebut hati Arya???

Terpopuler

Comments

Esti Restianti

Esti Restianti

semangat pelangi,dan untuk Arya ini memang ga mudah bahkan sangat sulit,tp percayalah kamu pasti bisa

2023-04-16

0

Matthias Von Herhardt

Matthias Von Herhardt

Sakit tapi tak berdarah... tidak semudah itu melupakan seseorang yg pernah mengisi hati kita, pun dgn Arya pasti sulit lupain Zelina haihh mewek lagi kaan...😭😭😭😭😭

2023-04-16

1

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

pelangi pelan2 aja, jangan maksa ya.

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pelangi
2 Pengaruh Obat
3 Permintaan Pelangi
4 Menikah
5 Cukup Sulit
6 Kopi Salah Sasaran
7 Sikap Dingin Arya
8 Kedatangan Wanita Cantik
9 Ze In Florist
10 Semua Masih Tentang Zelina
11 Tidak Akan Terganti
12 Bertemu Nara
13 Tentang Arya
14 Bukan Tentang Bunga
15 Ungkapan Arya
16 Arya Demam
17 Anggap Saya Pembantu!
18 Pedih
19 Ancaman Arya
20 Bertemu Teman Lama
21 Tetap Bertahan
22 Ketakutan Pelangi
23 Pingsan
24 Kekesalan Arya
25 Pulang Kerumah Pelangi
26 Tulip Dan Mawar
27 Permintaan Bunda
28 Kedatangan Rangga
29 Kekesalan Nina
30 Arya Dan Rangga
31 Hamil
32 Kegundahan Pelangi
33 Terbongkar
34 Demi Mie Instan
35 Kerumah Keluarga Adiputra
36 Kesedihan Pelangi
37 Martabak Jagung Keju
38 Hujan Dan Darah
39 Gundah
40 Memalukan
41 Bubur Keramat
42 Meminta Izin
43 Berbagi Cerita Dengan Mia
44 Cemburu Atau Tidak Suka????
45 Sisi Lemah Arya
46 Harapan Dan Impian
47 Kenang Kenangan
48 Makan Malam Dirumah Keluarga Adiputra
49 Alergi
50 Kerumah Sakit
51 Teror Lelaki Berjaket Hitam
52 Bapak Orangnya!
53 Dia Istriku!
54 Apakah Rangga???
55 Pelangi Dan Nina
56 Kemarahan Arya
57 Arya Terluka
58 Perasaan Rangga
59 Disalahkan
60 Kemana Pelangi?
61 Jangan Perdulikan Aku!
62 Sentuhan Kedua
63 Kamar Yang Berbeda
64 Memilih Pergi
65 Surat Dari Pelangi
66 Kemalangan Arya
67 Penyesalan Arya
68 Mencari Ketenangan
69 Ternyata Cinta
70 Maafkan Saya Ayah
71 Talak Didepan Orang Tua
72 Arya Kritis
73 Jangan Pergi Lagi
74 Kebahagiaan Pelangi
75 Arya Telah Kembali
76 Kegalauan Rangga
77 Petuah Bunda
78 Cemburu
79 Mas Arya
80 Panas Dan Berkeringat
81 Lukisan Dan Paket Aneh
82 Paket Misterius
83 Malam Yang Indah
84 Kotak Hitam Lagi
85 Kesal Dan Cemburu
86 Sedikit Info
87 Kekesalan Arya
88 Mengidam Martabak Panas
89 Festival Lampion
90 Kepanikan Arya
91 Pelangi Dirawat
92 Wajar Jika Cemburu
93 Kedatangan Reynand Dan Bimantara
94 Ziarah Ke Makam Zelina
95 Kegalauan Arya
96 Gaun Pengantin
97 Pembicaraan Random
98 Ancaman Pelangi
99 Kejutan Untuk Arya
100 Baby Twins
101 Alergi????
102 Pernikahan
103 Malam Yang Indah
104 Patah Hati
105 Bulan Madu
106 Cantik Dan Begitu Indah
107 Pulang Ke Tanah Air
108 Rumah Baru
109 Sarapan Pagi
110 Kecurigaan Ferdi
111 Dimana Suamiku?
112 Kesialan Arya
113 Kamu Harus Kuat
114 Melahirkan
115 Akhir Sebuah Kisah
116 Bisik bisik Author
117 Novel Zeze
118 Novel Ferdi dan Mia
119 Novel Baru
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Pelangi
2
Pengaruh Obat
3
Permintaan Pelangi
4
Menikah
5
Cukup Sulit
6
Kopi Salah Sasaran
7
Sikap Dingin Arya
8
Kedatangan Wanita Cantik
9
Ze In Florist
10
Semua Masih Tentang Zelina
11
Tidak Akan Terganti
12
Bertemu Nara
13
Tentang Arya
14
Bukan Tentang Bunga
15
Ungkapan Arya
16
Arya Demam
17
Anggap Saya Pembantu!
18
Pedih
19
Ancaman Arya
20
Bertemu Teman Lama
21
Tetap Bertahan
22
Ketakutan Pelangi
23
Pingsan
24
Kekesalan Arya
25
Pulang Kerumah Pelangi
26
Tulip Dan Mawar
27
Permintaan Bunda
28
Kedatangan Rangga
29
Kekesalan Nina
30
Arya Dan Rangga
31
Hamil
32
Kegundahan Pelangi
33
Terbongkar
34
Demi Mie Instan
35
Kerumah Keluarga Adiputra
36
Kesedihan Pelangi
37
Martabak Jagung Keju
38
Hujan Dan Darah
39
Gundah
40
Memalukan
41
Bubur Keramat
42
Meminta Izin
43
Berbagi Cerita Dengan Mia
44
Cemburu Atau Tidak Suka????
45
Sisi Lemah Arya
46
Harapan Dan Impian
47
Kenang Kenangan
48
Makan Malam Dirumah Keluarga Adiputra
49
Alergi
50
Kerumah Sakit
51
Teror Lelaki Berjaket Hitam
52
Bapak Orangnya!
53
Dia Istriku!
54
Apakah Rangga???
55
Pelangi Dan Nina
56
Kemarahan Arya
57
Arya Terluka
58
Perasaan Rangga
59
Disalahkan
60
Kemana Pelangi?
61
Jangan Perdulikan Aku!
62
Sentuhan Kedua
63
Kamar Yang Berbeda
64
Memilih Pergi
65
Surat Dari Pelangi
66
Kemalangan Arya
67
Penyesalan Arya
68
Mencari Ketenangan
69
Ternyata Cinta
70
Maafkan Saya Ayah
71
Talak Didepan Orang Tua
72
Arya Kritis
73
Jangan Pergi Lagi
74
Kebahagiaan Pelangi
75
Arya Telah Kembali
76
Kegalauan Rangga
77
Petuah Bunda
78
Cemburu
79
Mas Arya
80
Panas Dan Berkeringat
81
Lukisan Dan Paket Aneh
82
Paket Misterius
83
Malam Yang Indah
84
Kotak Hitam Lagi
85
Kesal Dan Cemburu
86
Sedikit Info
87
Kekesalan Arya
88
Mengidam Martabak Panas
89
Festival Lampion
90
Kepanikan Arya
91
Pelangi Dirawat
92
Wajar Jika Cemburu
93
Kedatangan Reynand Dan Bimantara
94
Ziarah Ke Makam Zelina
95
Kegalauan Arya
96
Gaun Pengantin
97
Pembicaraan Random
98
Ancaman Pelangi
99
Kejutan Untuk Arya
100
Baby Twins
101
Alergi????
102
Pernikahan
103
Malam Yang Indah
104
Patah Hati
105
Bulan Madu
106
Cantik Dan Begitu Indah
107
Pulang Ke Tanah Air
108
Rumah Baru
109
Sarapan Pagi
110
Kecurigaan Ferdi
111
Dimana Suamiku?
112
Kesialan Arya
113
Kamu Harus Kuat
114
Melahirkan
115
Akhir Sebuah Kisah
116
Bisik bisik Author
117
Novel Zeze
118
Novel Ferdi dan Mia
119
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!