Ulang Tahun

Selamat ulang tahun M, semoga panjang umur, sehat selalu, segala cita-cita dan keinginan dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa serta seluruh kebaikan dilimpahkan kepadamu. Aamiin...

Juma mengernyitkan dahi melihat keponakannya hari ini. Sepanjang hari ini senyumnya tak luntur membuat orang-orang di sekelilingnya bingung. Padahal disaat ulang tahunnya kemarin, ekspresi wajahnya tampak dipaksakan untuk tersenyum menerima para tamu yang datang ke pesta perayaan ulang tahunnya di Zabeel Palace hingga larut malam. Ia ingat betul matanya berkaca-kaca seolah hendak menangis namun berusaha ditahannya. Ada banyak kerinduan tanpa kata dipelupuk matanya. Bagi orang lain yang tidak begitu mengenal M dengan baik tidak akan pernah menangkap perubahan sekecil itu karena M sudah terbiasa menekan dan menahan emosinya demi menjaga keprofesionalannya sebagai salah satu orang penting di Dubai.

Tapi cobalah lihat dirinya hari ini, ia begitu semangat bahkan terlalu bersemangat menjalani seluruh aktifitasnya hari ini sehingga agak membuatnya bergidik ngeri sendiri.

"Paman Juma, olahraga siang ini kita main tenis padel saja ya, kita tanding satu lawan satu," Ujar Mohammed menoleh kepadanya setelah memposting video dirinya dan Juma yang sedang dalam perjalanan kembali ke kantornya menggunakan helikopter pribadinya.

"Apa tidak salah? Jelas-jelas sudah pasti aku yang kalah M, kau ini sedang berniat membully-ku ya?" Dengusnya sedikit kesal.

"Ayolah Paman, hitung-hitung pemanasan sebelum penutupan agenda tahunan untuk berolahraga 30 menit yang dilakukan selama 30 hari." Mohammed merangkul paksa Juma untuk mendapatkan persetujuan dari adik Babanya itu.

"Baiklah, memangnya aku pernah bisa menolak permintaanmu bahkan seaneh apapun?"

"Nah gitu dong!" Mohammed menepuk-nepuk pundak Juma sedikit keras membuat sang paman meringis menahan sakit. Sekarang ia memberikan satu catatan lagi, jika keponakannya itu terlalu bersemangat, ia lebih baik menyingkir atau ia akan semakin disiksa oleh keinginan-keinginan Mohammed yang menurutnya semakin aneh saja.

Tak lama helikoper yang mereka tumpangi mendarat dilapangan berumput khusus pendaratan helikopter. Mereka bergegas memasuki kantor dan mengganti kandura mereka dengan pakaian olahraga.

"Kau yakin aku harus melawanmu dalam pertandingan tenis padel ini?" Tanya Juma sedikit tidak yakin. Ia dapat melihat Mohammed sudah bersiap-siap di lapangan dengan raket dan bolanya.

"Tentu saja," Mohammed mendribble bola tenis dan bersiap melakukan servis pertamanya setelah melihat sang Paman sudah siap sedia didalam lapangan. "Kau sudah siap Paman?"

"Aku sudah siap!" Juma memasang posisi menerima

Mohammed melempar bola tenis ke atas dan ia mengayunkan raket padelnya untuk memukul bola yang dilemparnya tadi.

PLAK!

Empat puluh lima menit kemudian, Mohammed dan Juma tergeletak di lapangan dengan peluh keringat dan napas kurang berirama karena kelelahan. Dan tentu saja dengan kemenangan mutlak dipihak Mohammed yang terkenal tidak pernah dikalahkan oleh siapapun.

"Hari ini mengapa kau sangat bersemangat sekali?" Tanya Juma.

"Kau tahu Paman, kupikir Hind akan marah padaku karena aku belum dapat bertemu muka dengannya, tapi justru sebaliknya, ia memberikan ucapan ulang tahun yang begitu indah dan tulus seperti ini," Mohammed bangkit dan berjalan menuju pinggir lapangan untuk mengambil smartphonenya dan menunjukan pesan yang dikirimkan Hind semalam atau tepatnya tengah malam. "Dan tak kusangka Hind mengirimkan ucapan tersebut di kolom komen, suatu hal yang luar biasa menyenangkannya!"

Mendengarkan cerita dari Mohammed, Juma tak yakin jika kekasih keponakannya itu bisa cerah ceria tanpa kesedihan dan kekecewaan. Belajar dari istrinya yang pintar menyembunyikan perasaan jika ia sedang sibuk pada pekerjaannya sehingga acuh pada sang istri membuatnya lebih peka pada sosok wanita yang ternyata masih bisa tersenyum meskipun sedih dan sakit di dalam hatinya.

"Kau yakin Hind tidak sedih?"

"Maksud Paman?"

"Aku sudah lama menikah dengan Bibimu selama 10 tahun dan sudah hapal jika kaum mereka itu paling pintar menyembunyikan perasaannya," Juma berusaha bangkit dari tidurannya di lapangan. "Sekarang kutanya, bagaimana kau tahu bahwa gadismu tidak bersedih? Aku jika jadi dia karena selama tiga hari disini belum bertemu akan sedih dan murka padamu. Tapi melihat dirinya masih bisa mengirimkan ucapan setulus itu berarti ia memiliki tingkat pengendalian yang luar biasa tinggi."

Mendengar ucapan dari sang Paman, senyuman yang sejak tadi menghiasi bibir Mohammed langsung memudar. Ia menatap akun Hexagram milik Hind dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil melihat foto terakhir Hind bersama sepupunya yang diambil di Miracle Garden. Apakah benar yang diucapkan Pamannya tadi? Apakah kau sedih Hind?

***

Tangisan Hind kemarin bak mimpi yang terjadi. Tak tampak gurat kesedihan dimatanya karena ia begitu pintar menghilangkannya dengan pengalaman medis miliknya. Ia kembali cerah ceria seolah tak terjadi apa-apa. Ya, karena ia berusaha tak mau memikirkannya dan ingin menikmati perjalanan jauhnya ke Dubai agar tidak sia-sia belaka hanya karena seorang lelaki yang menjungkirbalikkan perasaannya.

Dan disinilah kini ia berada, di Dubai Museum untuk melanjutkan penjelajahan di tanah Arab nan modern ini. Dengan mengenakan dress panjang bermotif batik perpaduan warna merah muda dan biru sangat cocok dengan kulit putih langsatnya dan ia tampak dapat berbaur dengan suasana klasik nan tradisional yang terasa disana. Bertolak belakang dengan Ermi yang hitam manis, ia nampak seperti orang India asli dengan pakaian berbahan sari yang dikenakannya. Jika orang lain mengamati, mereka tak akan percaya bahwa Hind dan Ermi bersaudara satu Kakek dan Nenek. Kulturalisasi yang terjadi didalam keluarga besar mereka yang menyebabkan percampuran yang berbeda namun tetap satu darah yaitu keturunan Jawa.

Dubai Museum adalah museum utama di Dubai. Terletak di Benteng Al Fahidi, dibangun tahun 1787 dan dianggap sebagai bangunan tertua di Dubai. Museum ini dibuka oleh pemimpin Dubai pada tanggal 12 Mei 1971, dengan tujuan menceritakan cara hidup tradisional di emirat Dubai. Berisi benda-benda antik lokal juga artefak dari negara-negara Afrika dan Asia yang berdagang dengan Dubai. Juga memiliki beberapa diorama yang memperlihatkan kehidupan di emirat itu sebelum penemuan minyak. Selain artefak dari penemuan terbaru berusia 3000 SM.

Berbicara tentang Benteng Al Fahidi, tak dapat dipisahkan dengan sejarahnya bahwa tempat itu dibangun dalam beberapa fase. Menara tertua dibangun sekitar 1787 dan dipercayai sebagai bangunan tertua di Dubai yang masih berdiri hingga sekarang. Benteng ini digunakan untuk menjaga jalan menuju kota dari serangan suku tetangga. Bangunan ini juga digunakan, pada beberapa waktu sepanjang sejarah sebagai bangunan pemerintah, kediaman pemimpin, toko amunisi, dan penjara.

Puas menjelajahi Dubai Museum, Hind dan Ermi melanjutkan perjalanan mereka ke Bastakiya Quarter atau Al Bastakiya, sebuah distrik bersejarah di Dubai, yang ternyata lokasinya tak jauh dari Dubai Museum. Bersama dengan Al Shindagha, Al Bastakiya merupakan salah satu wilayah penghunian tertua di Dubai. Nama Al bastakiya berasal dari daerah Bastak di Iran, di mana para penghuni berpindah. Wilayah ini terletak di sepanjang Dubai Creek yang meliputi jalan sempit dan menara angin serta bangunan utuh tertua di Dubai.

Melihat latar belakang pendidikan Hind yang menerapkan ilmu eksata, tak percaya rasanya jika ia begitu mencintai sejarah. Baginya sejarah itu sebuah peristiwa yang membuatnya ia bisa berada didalam kondisi hidup yang modern karena proses panjang didalamnya.

Untuk mengakhiri hari ini, Hind diajak Ermi ke Global Village, sebuah taman bermain super luas yang lokasinya terletak di tengah-tengah kawasan padang pasir Dubai. Untuk menuju kesini, mereka menaiki bus khusus nomor 10 menuju Global Village yang ditempuh sekitar satu jam dari Al Ghubaiba Bus Station. Ketika sampai, hari sudah menjelang senja dan mereka disambut oleh angin dingin bulan November yang bertiup kencang.

Setelah membeli tiket masuk seharga 15 Dirham, Hind dan Ermi berjalan diantara orang yang sibuk hilir mudik kesana kemari. Ada beragam rupa dari ras yang berbeda. Layaknya pasar malam, alunan musik padang pasir pun terdengar membahana. Sesuai namanya, Global Village Dubai ini terdiri dari puluhan paviliun dari berbagai negara di dunia. Masing-masing paviliun berhias sesuai budaya khas negaranya. Diantaranya Uni Emirat Arab, Irak, Iran, Bahrain, Qatar, Jordania, Arab Saudi, Kuwait, Syiria, Yaman, Palestina, Tunisia, Mesir, Maroko, India, Pakistan, Afghanistan, China, Amerika, Italia, Spanyol, Inggris, Jerman, Rusia, Perancis, Thailand, Kamboja, Malaysia, Singapura dan Indonesia serta banyak lagi seolah mereka dibawa mengelilingi dunia dalam waktu sekejap dan kedipan mata.

Disini jiwa keingintahuan Hind akan sejarah dapat terpuaskan mengingat tempat ini banyak menampilkan mengenai sejarah, budaya dan kuliner dari berbagai negara. Selain sebagai salah satu andalan wisata belanja di Dubai, Global Village juga menawarkan beragam pertunjukan menarik di masing-masing paviliunnya.

Hind hanya menepuk dahinya ketika Ermi meminta mereka untuk mengelilingi dan memasuki satu per satu paviliun yang tersedia disana. Ermi bilang bahwa terakhir kali kesini hanya sebentar dan tak sempat melihat semuanya. Oleh karena saat ini ada temannya, ia tak mau kehilangan kesempatan untuk menjelajahi semuanya.

Warna keorenan nan hangat menyapanya ketika ia memasuki gerbang pintu masuk ke Global Village. Tak ayal kedua tangannya mengambil kamera yang sejak tadi digantungkannya dileher. Cantik, itu kata pertama yang selalu terucap ketika ia mengabadikan matahari yang hendak kembali keperaduannya. Mengingat hal itu berarti hari ini pun ia tak dapat bertemu dengan M. Air mata yang ia pikir sudah habis kemarin kembali mengalir. Ia lekas menghapus air matanya dan berusaha tersenyum agar tidak membuat Ermi bingung dan khawatir akan dirinya.

Ketika mereka mulai memasuki satu per satu paviliun, mereka disambut oleh para pedagang yang menjual dagangannya dengan suara keras membuat Hind sedikit takut dan bersembunyi dibelakang Ermi yang tentu saja membuat sepupunya tertawa melihat kelakuan Hind yang seperti itu. Seorang dokter ahli yang tidak takut mayat atau darah bisa takut dengan para pedagang disini yang memiliki kelaziman cara berdagang seperti itu. Hingga mereka terganggu oleh seorang pedagang kain selendang yang sangat agresif hingga menghalangi jalan Hind dan Ermi. Namun entah mengapa tiba-tiba pedagang lelaki itu tampak ketakutan dan terdiam kemudian menyingkir seolah ada lelaki berpengaruh di belakang Hind yang membuat nyali pedagang tersebut menciut dan tidak mengganggu Hind dan Ermi lagi.

Ah, perasaan diikuti ini lagi... Hind sempat menoleh ke belakang namun tak ada sesuatu yang mencurigakan. Ia pun kembali berjalan bersama Ermi untuk menjelajahi berbagai paviliun yang ada.

Adalah Salim yang berada di belakang Hind dan Ermi. Ia masih menjalankan tugas atasannya untuk menjadi pengawas sekaligus pelindung bagi gadis yang rupanya adalah orang istimewa di hati Sheikh mudanya itu. Pantas saja Sheikh Mohammed begitu gusar ketika mendapati laporan darinya tentang gadis itu terlambat. Untung saja atasannya itu memaafkan perbuatannya dan untuk membalasnya ia akan memaksimalkan pengawasan dan penjagaan untuk gadis tersebut yang ternyata sangat mengundang para lelaki ingin mendekatinya dengan modus berdagang. Ia bertanya-tanya, Sheikh-nya itu kenal gadis cantik nan anggun ini dimana mengingat putra bungsu sang Emir itu sangatlah sibuk menyaingi kakak lelakinya sang putra mahkota? Aura yang terpancar sungguh mengundang para lelaki untuk mendekat termasuk dirinya jika ia tidak mengingat bahwa gadis itu milik tuannya. Sudahlah, yang penting ia jangan sampai kehilangan jejak kedua gadis itu lagi!

***

Terpopuler

Comments

Ayunda Permata

Ayunda Permata

Lanjut thorrrr

2023-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!