Aku tak pernah tahu bahwa mengenalmu membuatku bisa kembali membuka hati yang telah lama lelah, pesimis dan antipati
Jauh di Timur Tengah, di sebuah negara federasi yang tediri dari tujuh emirat kaya akan minyak bumi dan salah satu jantung pariwisata di Teluk Arab dengan gedung pencakar langit dan budaya padang pasir yang kental bernama Uni Emirat Arab, hiduplah seorang raja Dubai sekaligus perdana menteri UEA bernama Rashid bin Hamdan dengan keluarga kecilnya yang terdiri dari sang istri yang berkewarganegaraan Indonesia namun tak pernah disebutkan namanya dan ketiga buah hatinya yang luar biasa cemerlang seolah tanpa cela.
Pasangan suami istri tersebut saling bertolak belakang baik kewarganegaraan dan budayanya. Namun berkat rasa cinta mereka yang tak pernah luntur dan kokoh hingga mereka dikaruniai tiga orang anak sampai dengan detik ini mereka bernafas, kisah cinta mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang mengingat sang istri adalah sosok wanita biasa yang jauh dari bayangan orang-orang yang mengagumi sang Raja Dubai pada masa single-nya. Mereka mengatakan bahwa Ratu Dubai tersebut seperti Cinderella modern saat menikah dengan suaminya yang pada waktu itu masih berstatus putra mahkota. Tapi bagi si pemilik nama, itu bukan sebutan yang tepat baginya. Hal tersebut adalah bukti syukur kepada Yang Maha Kuasa karena telah diberikan jodoh yang terbaik dari sisi-Nya berkat kesabaran dan tak pernah lelah dalam berdoa.
Diam-diam latar belakangnya lebih menggemparkan dibalik sosok sederhananya selama ini. Rupanya masih ada darah biru bangsawan Keraton Solo yang mengalir padanya dan tidak hanya dari pihak Ayahnya namun juga dari pihak Ibunya. Selain masih berdarah biru Keraton Solo, terdapat kejutan lainnya sehingga membuat keluarga besar Kerajaan Dubai merasa beruntung bisa mendapatkan menantu dan memperoleh keturunan dari darahnya. Untuk hal tersebut hanya kalangan terbataslah yang mengetahuinya. Sesuai pembawaannya, nyonya besar yang satu ini tidak suka terlalu menonjol dilingkungannya dikarenakan hal tersebut adalah hasil didikan dari kedua orang tuanya untuk selalu hidup sederhana dan apa adanya. Yang terpenting baginya adalah menjadi seorang istri yang baik untuk suami yang baik, menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anak yang baik, menjadi menantu yang baik untuk mertua yang baik dan menjadi kakak dan atau adik ipar yang baik untuk kakak dan adik ipar yang baik serta menjadi tante yang baik untuk keponakan yang baik pula merupakan kebahagiaan terbesar yang ia miliki. Tapi bukan pasangan penuh cinta itu yang akan diceritakan, melainkan anak-anaknya.
Anak pertamanya, Maktoum bin Rashid adalah putera mahkota berkharisma seperti ayahnya, dengan sikap kalem, lembut namun tegas dan bersahaja, sosoknya menjadi panutan bagi generasi mudanya seperti sang ayah. Sayangnya ia telah menikah dan memupuskan harapan bagi para wanita single yang mengidam-idamkan dirinya. Tentang istrinya sendiri sudah pasti dirahasiakan seperti Ibunya. Selain sikap protektif berlebihan sang anak pertama membuat istrinya tidak boleh diketahui publik hal tersebut juga sesuai tradisi dinegara tersebut.
Anak keduanya, Kireina binti Rashid adalah putri satu-satunya yang merupakan salah satu dokter yang cukup terkenal di negaranya. Namanya yang unik dan sangat Indonesia sekali membuat bangsa Indonesia merasa bangga bahwa mereka memiliki hubungan kedekatan dengan negara para emir tersebut. Sikap sederhana dan bersahaja dari sang ibu rupanya menurun padanya sehingga membuatnya tidak menyukai publikasi yang berlebihan. Jika perlu tak ada seorangpun yang tahu gerak-geriknya. Cukuplah sang kakak dan adik lelakinya yang mendapatkan peran itu. Statusnya saat ini telah menikah dengan salah satu anggota keluarga emir Abu Dhabi yaitu putera mahkota Abu Dhabi sekaligus pemegang pemerintahan negara tersebut jika sang Presiden berhalangan hadir.
Sedangkan anak bungsunya, karena ia satu-satunya putra perdana menteri yang masih single di usia 32 tahun ditambah wajahnya yang tampan perpaduan Asia Timur dan Asia Barat, membuat para fans-nya menggila dan membludak berhalusinasi tentangnya. Meskipun masih ada juga fans-nya yang memiliki kewarasan mengagumi kepiawaiannya sebagai Deputy Ruler dalam membantu sang kakak lelaki dan ayahnya untuk memajukan kota tercintanya, Dubai. Ditambah lagi hobinya yang selalu up to date di dunia media sosial dengan hobi ekstrim, penyayang binatang, photography, dan traveling serta membuat puisi tak pelak semakin melambungkan namanya. Lelaki tersebut bernama...
"Mohammed!" Teriak pamannya.
"Apalagi Paman Juma?" Mohammed bin Rashid hanya menghela napas membalas panggilan paman sekaligus sahabatnya itu. Ada keluhan apa lagi tentang dirinya kali ini? Seingatnya ia tidak berbuat hal-hal yang merepotkan Juma hari ini. Kenapa wajah pamannya itu seolah ingin memarahinya?
"Mengapa kau santai-santai saja disini?"
Mohammed menaikkan alis tebal sebelah kanannya. Memangnya ada yang salah dengan aktifitasnya saat ini yang berada di kandang rusa milik keluarganya? Ia hanya menyalurkan salah satu hobinya menyayangi binatang terutama bayi mungil rusa yang baru lahir dua hari lalu untuk sejenak menarik napas panjang dari kesibukan pekerjaannya. Betapa menggemaskannya bayi rusa itu sehingga membuat dirinya ingin memeluknya.
"Paman tidak lihat aku sedang menggendong bayi rusa ini?" Mohammed menunjukkan bayi rusa tersebut kepada sang paman.
"Aku tahu itu, tapi kan..."
"Paman, Paman, aku minta tolong difoto dengan bayi rusa ini dong Paman," Mohammed menyela ucapan pamannya sambil menyerahkan ponselnya. Tak pelak Juma hanya bisa mengikuti keinginan sang keponakan. Ia selalu tak bisa marah dengan tingkah dan polah Mohammed. Wajahnya yang begitu polos namun menyimpan ketegasan membuatnya selalu menuruti kemauannya. Dasar manipulatif! Batin sang paman.
KLIK!
"Sudah," Juma mengembalikan ponsel ber-chasing warna putih itu kepada Mohammed. Ia hanya memaklumi hobi narsis keponakan. Mohammed adalah perwakilan dari kaum milenial di negaranya sehingga mendapatkan gelar "Sheikh Youth" yang harus rajin membagikan hal-hal positif yang ia lakukan baik di dunia nyata maupun dunia maya untuk menjadi contoh generasi muda disana. Dan ia akui memang gelar tersebut pantas disanjungnya.
"Terima kasih Paman," Mohammed meletakkan bayi rusa tersebut perlahan kembali ke kandangnya sambil mengusap-usap kepalanya agar ia nyaman dan tertidur. Setelah itu ia memfokuskan diri kepada smartphone-nya. Ia tidak meng-upload fotonya tadi melainkan foto pada saat bayi rusa tersebut lahir.
Dan seperti biasanya, ia selalu mendapatkan banyak 'like' dan beragam komentar di kolom Hexagram-nya. Namun entah mengapa tiba-tiba tatapan matanya tertuju pada seorang perempuan yang baru saja bergabung menjadi salah satu followers-nya.
Hind Karenina...
Bio milik sang pemilik nama cukup menggelitik hatinya. Ia yang memiliki kelebihan untuk mengetahui karakter orang merasa perempuan bernama Hind ini istimewa. Dan ketika ia melihat lebih dekat foto yang di-upload Hind, senyumnya tercetak lebar dan dalam hatinya berkata, "Akhirnya aku menemukanmu!"
***
Hind meletakkan tas punggungnya di sofa ruang tamu apartemennya. Ya, sejak ia dapat menghasilkan pendapatan dari profesinya sebagai dokter ditempat ia bekerja, ia memutuskan untuk membeli apartemen yang tak jauh dari tempatnya bekerja mengingat tempat tinggal orang tuanya jauh berada di Kota Bogor. Mungkin banyak orang yang akan memprotes keputusannya untuk tinggal jauh dari kedua orang tuanya dikarenakan statusnya sebagai anak tunggal. Akan tetapi jiwa kemanusiaan untuk bergelut di dunia kesehatan membuatnya harus tinggal mandiri jauh dari orang tuanya. Ia bersyukur kedua orang tuanya sangat mendukung hal tersebut dan tak lupa ia tetap berusaha menyempatkan diri untuk menjenguk mereka.
Ia menyenderkan dirinya di punggung sofa bersebelahan dengan tas punggungnya tadi. Pekerjaannya hari ini cukup melelahkan mengingat banyaknya pasien yang terkena gejala thypus dan DBD akibat perubahan musim yang tidak pasti akhir-akhir ini. Waktu di jam dinding yang terpasang di dinding tepat dihadapannya menunjukkan pukul 9 malam. Namun entah mengapa dirinya enggan beranjak dari sofa. Diambilnya smartphone putih ber-chasing pink motif bunga sakura. Sebenarnya ia malas berurusan dengan media sosial mengingat dulu akunnya pernah terkena hack dan isi konten-nya hanya ajang pamer semata sehingga ia memilih meninggalkan hal-hal berbau dunia maya itu. Menurutnya dunia maya itu seolah pelarian dari dunia nyata mereka yang tidak bahagia.
Tapi kali ini ia mengalah dan membuka akun Hexagram-nya. Sejak ia mendaftarkan akun tersebut, tak sekalipun ia melirik untuk membukanya. Mungkin dirinya terlalu sibuk menjadi pelayan publik sehingga baru sekarang ia mulai menoleh akun tersebut. Ketika ia membuka akun tersebut, terpampanglah beberapa foto Nada dan M. Membaca inisial tersebut membuatnya mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak, akun tersebut telah diikuti sebanyak 5,6 juta orang. Jika ia seorang public figure mengapa ia tidak mengenalnya? Jika ia seorang biasa seperti dirinya, apa keistimewaan lelaki ini sehingga pengikutnya begitu banyak?
M
Every picture and video has story that I want to share with you all 😉
Hind tersenyum kecil membaca Bio dari M. A little bit cheesy..., ia mulai melanjutkan untuk men-scroll foto milik M. Foto yang pertama ia lihat adalah seekor bayi rusa yang baru lahir tergeletak ditanah dengan status #newborn.
Kemudian ia melihat seorang lelaki yang sedang memeluk kuda. Mungkin lelaki itu adalah M. Selanjutnya ia melihat lelaki yang sama sedang menggendong bayi rusa yang diposting sebelumnya. Ia memperhatikan foto tersebut dengan seksama. Lelaki itu sepertinya memiliki darah campuran arab dengan asia sepertinya namun lebih dominan arabnya. Tampan yang unik, tapi baginya biasa saja. Entahlah, sejak dulu ia memandang seorang lelaki tidak sekedar fisik namun karakter dan akhlak. Prinsipnya, fisik hanyalah urutan kedua, percuma jika lelaki itu hanya tampan fisiknya namun hatinya tidak. Ia jadi merenungi dirinya sendiri, apakah ia sudah berubah menjadi pribadi dan hati yang dingin ya sejak kejadian lima tahun yang lalu? Segalanya ia takar dengan logika. Seharusnya perempuan normal akan tergetar atau setidaknya tersipu melihat lelaki tampan yang ia pandangi sekarang. Tapi ia tidak merasakan apapun ketika melihat sosok M.
Hind menghela napas panjang dan menyudahi kegiatannya di dunia maya malam itu. Sudah saatnya ia beranjak dari rasa malasnya untuk membersihkan diri dan beristirahat malam ini. Esok pagi ia harus kembali bergelut dengan keprofesionalannya sebagai dokter.
***
Mohammed menatap layar smartphone-nya menunggu Hind memberikan respon atas apa yang dipostingnya. Namun harapannya sepertinya tidak sesuai dengan keinginannya. Baru kali ini ia berurusan dengan orang yang tak menggubris kehadirannya. Sungguh luar biasa perempuan ini, bisa melakukannya. Harga dirinya sedikit tersinggung. Namun bukan Mohammed namanya jika ia tidak dapat menaklukan tantangan ini karena kedua orang tuanya telah mendidik dirinya dan saudara-saudaranya untuk dapat menaklukan tantangan sebesar apapun. Ia harus memutar otak untuk mengatur strategi guna menarik perhatian Hind. Sementara ia sibuk berfikir, suara Maktoum, kakaknya memanggil.
"M, Ayah meminta kita berkumpul diruang keluarga."
"Baik, aku mengerti," Nampaknya urusannya dengan Hind harus ditunda mengingat ketika sang ayah sudah memanggil dan meminta sekeluarga berkumpul hal tersebut pasti berkaitan dengan urusan bisnis keluarganya. Dan hal itu sejauh ini merupakan hal menjadi prioritasnya saat ini.
***
Hind mengaitkan kesepuluh jarinya dan mengangkat kedua tangannya keatas. Ia melakukan peregangan sejenak untuk melepas lelah.
"Tadi itu pasien terakhir untuk hari ini," Ujar Nada penuh semangat kembali masuk ke ruangan periksa milik Hind.
"Syukurlah," Hind menyandarkan punggungnya di punggung kursi dan menatap jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore. "Setidaknya aku punya waktu istirahat satu jam sebelum melakukan visit ke kamar pasien."
"Ngomong-ngomong, gimana M? Keren kan?" Tanya Nada penuh penasaran.
"Maksudnya?"
"M, lelaki yang tempo hari sengaja aku follow dari akunmu itu Mbak Hind, ampun deh," Nada menepuk wajahnya tanda sedikit frustasi menghadapi respon datar Hind.
"Oo, yang itu, biasa saja," Hind mengangkat bahunya tidak perduli. "Memang kenapa?"
"Enggak ada perasaan gimana-gimana gitu? Aku saja yang sudah bersuami tersipu-sipu setiap melihat wajah tampannya itu, jika diibaratkan, dia itu seperti Nabi Yusuf zaman modern!" Nada mempraktekan ekspresi histerisnya yang seperti fangirls. "Ditambah lagi ia penyayang binatang dan punya hobi photography yang sama denganmu. Apa lagi coba yang kurang? Setidaknya ada rasa-rasa gimana gitu?"
"Ya gimana ya," Hind menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Dia memang tampan, tapi belum ada sesuatu yang spesial dari lelaki itu untuk menarik perhatianku."
"Mba Hind, aku tahu kau sudah lama menutup diri tapi nggak separah ini juga."
"Entahlah, mungkin kejadian yang dulu itu membuat rasa sensitifku terhadap lawan jenis berkurang. Tapi hal itu bukan berarti aku tidak normal Da, hanya saja harus ada sesuatu yang bisa membuatku tertarik. Namun sayangnya sepertinya bukan dia. Lagipula kenapa aku harus sepercaya diri itu bahwa kami bisa saling mengenal?"
"Apa aku harus mensumpahserapahimu Mbak, supaya kau jatuh cinta dan berjodoh dengan M, supaya kehidupan percintaanmu kembali bergairah seperti dulu?" Nada sedih melihat reaksi dari Hind. Ia mengerti posisi Hind yang masih trauma karena ditinggal pergi oleh tunangannya tanpa kabar yang pasti. Bagaimana tidak, padahal selangkah lagi mereka menikah. Namun entah setan mana yang membuat lelaki itu dan keluarganya mengundurkan diri dari kesepakatan pernikahan kemudian menghilang tanpa jejak membuat Hind yang telah yakin bahwa lelaki tersebut adalah jodoh terbaik dari Yang Maha Kuasa seolah terhempas ke jurang kekecewaan tanpa batas dan membuat sosoknya berubah menjadi dingin seperti ini.
"Mungkin," Hind tersenyum getir. "Walaupun kemungkinan hal tersebut 0,000 sekian persen. Tapi setidaknya aku berterima kasih atas usahamu itu," Ia menepuk-nepuk pundak kanan Nada dan berlalu melewatinya. "Sudah saatnya aku melakukan visit. Salam ya untuk Mas Andi dan anakmu, Eka."
Nada memperhatikan punggung Hind yang terlihat tegar namun sebenarnya rapuh. Ia sungguh-sungguh dengan niat dan doanya tadi. Perempuan dengan paket komplit seperti Hind harus mendapatkan pasangan dengan paket komplit seperti M. Ia berdoa dalam hati, semoga Yang Maha Kuasa menggerakkan hati keduanya untuk saling bertautan merajut asa benang merah takdir jodoh.
***
Mohammed berdiri disalah satu gedung pencakar langit sambil memandang Burj Al Khalifa dari kejauhan. Malam itu ia ingin menenangkan hatinya setelah berkali-kali harapannya untuk menarik perhatian Hind tak juga berhasil. Tak satupun postingan atau Hexagram Story miliknya diberi 'like' atau dibuka. Dengan kamera Canon miliknya yang telah di-setting infrared ia mengambil posisi yang pas. Setidaknya apa yang dilakukannya sekarang sedikit menghiburnya. Ia membayangkan bahwa objeknya saat ini adalah Hind.
KLIK!
Hasil fotonya segera ia posting di akun Hexagram-nya.
My Dubai ❤️
Mohammed tersenyum miris, betapa cantiknya foto itu, secantik wajah Hind, bagaimana bisa ia dibuat mabuk kepayang hanya karena sebuah foto seorang wanita yang baru dikenalnya didunia maya sedangkan setiap harinya ia mendapatkan pernyataan cinta dari followers-nya dan orang-orang di sekelilingnya namun tak satupun dari mereka membuatnya bergeming. Sebenarnya siapakah dirimu Hind? Mengapa aku bisa menoleh kearahmu?
Kelopak matanya melebar seolah tak percaya dari apa yang dilihatnya di layar smartphone. Hind! Perempuan itu memberikan 'like' pada foto yang baru dipostingnya. Ya Tuhan! Mimpi apa ia sehingga mendapatkan kejutan semenyenangkan ini?! Teriaknya dalam hati.
"Paman!" Teriak Mohammed memanggil Juma yang sedang sibuk berbincang-bincang dengan Tim yang selalu menemani Mohammed kemanapun ia pergi. "Paman Juma!"
"Ada apa Mohammed?"
"Paman, aku bahagia sekali malam ini!" Mohammed menghambur memeluk erat Juma dari belakang membuat sang paman nyaris mengalami sesak napas. Tak biasanya keponakannya ini mengalami euforia berlebihan seperti ini.
***
Semalam Hind merasakan hal yang aneh. Tubuhnya seolah bergerak sendiri ketika ia melihat foto landscape Dubai yang diposting M dan menekan tombol 'like' atas foto tersebut. Sebagai pecinta photography, ia dapat merasakan bahwa M mengambil foto tersebut dengan sepenuh hati karena hasilnya begitu indah.
Ditambah pagi ini ia merasakan entah mengapa ingin sekali membuka Hexagram milik M. Hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya. Ia melihat ada Hexagram Story baru dari M dan ia pun berinisiatif membukanya.
Deg! Jantung Hind tiba-tiba berdetak keras ketika melihat M tersenyum. Tak lama setelah Hind membuka Hexagram Story, M memposting foto tadi di Hexagram-nya seolah menyapa dirinya. Apa ini? Apakah benar lelaki yang memiliki inisial M ini sedang menyapanya?
Hind meremas sisi kiri dadanya berusaha meredakan detakan jantung yang terdengar berdetak lebih keras dari biasanya. Ada apa gerangan dengan semua ini?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments