Aku disini padamu
Sekali lagi padamu
Kubawakan rindu yang kau pesan utuh...
Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gundah...
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu...
Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku...
Kau buat aku tak mampu
Selalu saja tak mampu
Menahan perasaanku atas dirimu...
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu...
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku ohooo
kepadamu ahaaa ye heey...
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamuuuu...
Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu oo
(Sungguh kasmaran aku)
(Sungguh kasmaran aku)
(Sungguh kasmaran aku)
kepadamu...
Lantunan lagu milik Jaz, salah satu penyanyi pria populer berdarah Indonesia dan Brunei Darussalam yang berjudul Kasmaran akhir-akhir ini menemani hari-hari Hind. Sesuai pesan yang tersampaikan dilagu itu, ia merasakan setiap bait yang terucap merdu mirip dengan jalan cerita cintanya saat ini. Setelah pesan terakhir yang dikirimkan Hind untuk menjawab pertanyaan Mohammed, ketegangan dan kebekuan mereka kembali mencair. Senyuman lebar terpatri dibibir Hind. Ia yang saat ini sedang memasak untuk makan siangnya akhir minggu ini memperagakan dirinya sebagai Jaz dengan memperumpamakan sodet yang ia gunakan untuk menggongseng capcay adalah mic dan ia mulai menyanyikan setiap bait dari lagu tersebut. Ia tertawa cekikikan sendiri menertawakan kegilaan yang sedang ia lakukan. Ya, jatuh cinta dengan Mohammed bin Rashid adalah kegilaan yang cukup nyata.
Setelah ia membalas pesan dari Mohammed yang mempertanyakan bagaimana dirinya harus bersikap menghadapi kenyataan bahwa lelaki yang menjadi kekasihnya tersebut bukanlah orang sembarangan, sesak dan kebimbangan yang hatinya sempat ia rasakan perlahan sirna seolah penghimpit yang menghalangi telah dihilangkan dan yang ada hanya kebahagiaan dan senyuman yang selalu menghiasi bibir warna pink alami miliknya.
Masakan yang ia buat telah selesai dimasak dan siap dihidangkan, caycay goreng dan daging sapi lada hitam. Hind mengatur tampilan masakannya sedemikian rupa menjadi objek foto yang membuat siapapun yang melihatnya menjadi lapar dan tergiur untuk memakannya. Dengan smartphone-nya yang memiliki kualitas yang tak kalah dari kamera SLR miliknya, ia mengabadikan masakannya dan mengirim foto tersebut kepada Mohammed dengan memberikan status 'selamat makan siang di weekend yang indah hari ini' dan sebuat imoticon tanda hati.
Mohammed yang sedang sibuk mengecek pekerjaan rutinnya segera mengambil smartphone miliknya seolah ia memiliki sinkronisasi hati dengan Hind, dapat mengetahui bahwa gadisnya itu telah mengirimkan sebuah pesan untuknya. Dan benar saja, didapatinya sebuah Direct Message dari Hind yang mengirimkan foto masakannya. Sesuai dengan tebakan Hind, bahwa orang yang melihatnya akan merasa kelaparan adalah tepat. Ia tak menyangka seorang dokter sibuk seperti kekasihnya itu memiliki kemampuan memasak, hal yang jarang dimiliki oleh perempuan-perempuan karir pada umumnya saat ini. Sial, bagaimana bisa sebuah foto masakan sederhana namun sehat itu bisa membuatnya menelan ludah dan mendadak lapar meskipun jam makan siang masih tiga jam lagi? Rupanya kemampuan memainkan angle kamera dalam seni photography milik Hind tidak bisa diremehkan! Seorang Dokter internis handal, pekerja keras, jago masak, jago melukis, dan jago photography, nikmat mana yang akan engkau dustakan M?! Teriaknya dalam hati.
"Paman Juma,"
"Apa M?" Jawab Juma yang saat ini duduk berhadap-hadapan dengan Mohammed.
"Aku minta tolong disampaikan kepada seluruh anggota tim bahwa kita akan piknik di luar kantor dan memasak makan siang sendiri jadi mohon dipersiapkan seluruh bahannya ya Paman."
"Apa?!" Juma yang terkejut dengan instruksi mendadak dari Mohammed tanpa sadar menjatuhkan smartphone miliknya. Ia merutuk keinginan mendadak dari keponakannya itu.
"Terima kasih," Mohammed yang tak memperdulikan keterkejutan Juma hanya memberikan senyuman lebar dan ucapan terima kasih tanpa rasa bersalah telah merepotkan sang Paman dan melanjutkan pekerjaanya di hadapan laptop miliknya. Ia yakin seratus persen pamannya itu ingin berteriak dan memprotes tindakan spontannya itu tapi ia berpura-pura tidak tahu. Mengerjai Pamannya yang terlalu sabar itu sungguh salah satu kesenangan tersendiri. Maafkan keegoisanku ya Paman...
***
Hind menatap tak percaya pada layar smartphone-nya. Sebuah live video dari akun Hexagram M terpampang nyata di hadapannya sedang menunjukkan aktifitas memasak makan siang yang begitu banyak. Selama ini ia berkomunikasi dengan M, baru kali ini lelaki tersebut memposting kegiatannya secara live. Sambil menikmati santap siangnya, ia melihat beberapa anggota tim Mohammed yang sibuk meracik bahan-bahan makanan dengan panci-panci berukuran besar yang dimasak dengan cara tradisional di tengah-tengah lapangan semi rumput yang tidak terlalu banyak penghijauan dekat gedung kantor milik Mohammed. Sesekali Mohammed menghampiri chef-nya bak wartawan menanyakan masakan apa yang sedang dibuat oleh mereka.
Machboos, olahan nasi yang dimasak dengan rempah-rempah dan dihidangkan dengan daging. Daging yang digunakan pun bisa ayam, kambing, domba, unta, sapi dan juga ikan. Dan kali ini Hind melihat sang chef memasak dengan bahan utamanya adalah ayam. Tabbouleh, salad ala Timur Tengah yang berbahan dasar tomat, mint, paterseli, bawang, bulgur yang dibumbui dengan minyak zaitun, perasan lemon, garam dan lada dan Shawarma, sebuah hidangan berbahan dasar daging yang dipanggang berjam-jam pada sebuah besi panjang. Umumnya daging yang digunakan berupa daging ayam, kalkun, kambing, domba, sapi atau kombinasi dari beberapa daging. Daging yang telah matang diiris tipis-tipis dan dimasukkan kedalam roti pita bersama dengan berbagai jenis sayuran seperti selada, mentimun, tomat, bawang, acar dan paterseli. Tak lupa beberapa buah-buahan dan air mineral disediakan untuk menetralisir makanan berlemak yang akan mereka makan nanti. Kali ini Hind yang dibuat menelan air ludahnya. Ia tak menyangka bahwa makanan khas Arab terlihat begitu menggiurkan. Padahal ia selalu mendengar cerita bahwa makanan dari Timur Tengah itu tidak enak. Seharusnya ia tidak begitu percaya pada pendapat orang lain. Bukankah seharusnya kita tidak boleh men-judge sesuatu entah itu mengenai makanan atau hal yang lainnya sebelum kita sendiri merasakannya?
Mohammed mengambil Shawarma yang telah diracik bersama roti pita dan berbagai jenis sayuran di dalamnya dengan tangan kanannya dan menunjukkan kearah live video di smartphone-nya dan mengucapkan kata-kata yang diucapkan sebelumnya oleh Hind sambil tersenyum, "selamat makan siang di weekend yang indah hari ini."
Yang tentu saja membuat seluruh followers Mohammed berteriak histeris dalam bentuk komentar-komentar di kolom yang disediakan oleh Hexagram.
Berbeda dengan mereka, Hind menutup wajahnya yang terasa panas. Pipinya tak pelak menunjukan semu kemerahan karena malu. Jantungnya yang semula berdetak normal berubah menjadi lebih cepat.
Dalam hatinya berkata, "Apakah aku sedang bermimpi? Mengapa kau seolah begitu nyata padahal raga tak sedang menyapa untuk menyampaikan rasa?"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments