"Diam !" desis Vania "Kapan sih kamu akan berhenti mengganggu hidupku ? Jika aku tau kamu akan bersikap seperti ini, aku akan mencari pria lain untuk membuatku hamil"
Rangga menarik tangan Vania dengan kuat, membuat wanita cantik itu meringis kesakitan karena cengkraman Rangga yang begitu kuat.
"Sekali lagi kamu mengatakan itu, akan ku pastikan kamu menyesal bertemu dengan ku" ucap Rangga.
"Aku memang sudah menyesali bertemu dengan mu dokter Rangga" balas Vania kemudian menarik tangannya sekuat tenaga agar terlepas dari cengkraman Rangga.
"Keluar dari sini !" Bentak Vania, jari telunjuknya mengarah ke pintu utama.
"Kamu tidak bisa menghindari ku seperti ini Vania" ucap Rangga seraya melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan Vania "Aku tidak terima di perlakukan seperti ini oleh seseorang yang berhutang nyawa padaku"
Rahang Vania mengeras, ia memberikan tatapan tajam pada Rangga "apa salahku padamu hingga kau bersikap seperti ini padaku ?" Tanya Vania, air matanya sudah deras membasahi pipi.
"Aku sudah melalui banyak hal dokter Rangga, dan kau sendiri tau itu" sambung Vania lagi.
Ekspresi Rangga langsung berubah, ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Jangan menangis di hadapanku !" Kata Rangga mengepalkan tinjunya. "bukankah aku sudah mengatakan kalau aku tidak ingin melihatmu menangis"
"Kalau begitu katakan padaku ! Mengapa kamu membuat hidupku menderita seperti ini ?"
"Menyedihkan sekali hidupku, aku sudah memberimu anak, aku memberimu seorang putri cantik yang menyelamatkan nyawa suami mu" ujar Rangga dengan suara tegas, Vania bisa merasakan kepahitan dari ucapan pria itu.
"Lalu apa yang kamu inginkan ?" Tanya Vania lagi, kedua telapak tangannya menutupi wajahnya di iringi dengan tangisan memilukan.
"Aku menginginkan kamu Vania" bisik Rangga "Aku menginginkan kamu dan Berlian"
Vania menatap pria itu tak percaya "Apa yang baru saja kau katakan ?" Tanyanya bingung.
"Aku menginginkan kalian, kamu dan Berlian" ulang Rangga sembari menjulurkan tangannya untuk mengelus pipi Vania, namun dengan cepat wanita itu menepis tangan Rangga.
"Keluar dari sini !" Bentak Vania, dadanya berdebar kencang, ia mendorong tubuh Rangga namun pria itu lebih kuat dari nya "Aku tidak ingin melihat wajahmu"
Rangga memegang bahu Vania begitu erat, ia memaksa Vania untuk menatap wajahnya.
"Sudah ku bilang Vania, aku tidak akan pernah meninggalkan mu" ucap Rangga, jari-jarinya mengusap pipi Vania dengan lembut.
"Dan jika kamu tidak ingin suamimu tau tentang perselingkuhan kita, kamu harus menuruti semua ucapanku"
"Apa menurutmu Mas Devan akan mempercayaimu jika kau memberi tahu semuanya ?" Vania bertanya pada Rangga dengan suara bergetar, ia kembali mendorong tubuh Rangga agar menjauh. "Kau pikir mas Devan bodoh akan mempercayaimu"
Rahang Devan mengeras, ia menatap lurus ke arah Vania "Dan aku juga tidak bodoh akan menceritakan semuanya pada Devan tanpa bukti"
Alis Vania mengkerut, ia mengusap kembali air matanya yang sejak tadi mengalir "Bukti apa yang kamu maksud ?" tanyanya, hingga ia mengingat sebuah surat perjanjian yang dulu pernah ia tanda tangani bersama Rangga.
"Jangan pernah berani melakukan itu Dokter Rangga" ucap Vania.
Dokter tampan itu menyeringai membuat Vania semakin ketakutan.
"Kenapa kamu terlihat ketakutan Van ?" Kedua tangan Rangga berada di pinggang Vania "Beberapa saat yang lalu aku melihat kemarahan di matamu, tapi baru satu kata yang aku ucapkan kau kembali menjadi Vania yang lemah seperti yang ku kenal dulu"
Dada Vania menegang, detak jantungnya begitu cepat. Devan tidak boleh tau tentang surat perjanjian itu. Padahal seingat Vania dulu surat itu sudah ia buang, namun entah kenapa Rangga kembali memilikinya.
"Dimana surat perjanjiannya ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
chan
mungkin Rangga udah mulai mencintai Vania..wah jadi seru novel nya,up yg banyak ya ka
2023-04-19
0