Episode 14

Devan segera pergi dari toilet setelah menyelesaikan urusannya, ia melihat pintu ruangan Karmila yang terbuka sedikit, membuat Devan mengira kalau istrinya sudah ada disana, jadi tanpa mengetok pintu dahulu Devan langsung mendorong pintu tersebut supaya benar-benar terbuka.

"Devan.... Kamu membuatku kaget" mata Karmila terbuka lebar saat melihat Devan masuk tanpa mengetok pintu dahulu, bahkan ia sampai menjatuhkan berkasnya saking terkejut.

"Dimana Vania ?" Tanya Karmila usai menenangkan hatinya.

Devan mengernyitkan keningnya, ia menatap sekeliling ruangan itu "Ku pikir dia sudah ada disini, tadi aku menyuruhnya menunggu di ruangan mu saat aku pergi ke toilet" jelas Devan.

Alis Karmila menyatu mendengar penjelasan Devan "Vania belum pernah masuk keruangan ku" jawab nya "Oh, mungkin dia pergi ke toilet juga, wanita hamil memang sering mengalami buang air kecil"

Devan menganggukan kepalanya "Kalau gitu aku jemput Vania dulu, akhir-akhir ini dia susah berjalan tanpa bantuan"

"Itu karena kehamilan Vania sudah besar, tinggal menunggu hari kalian akan bertemu dengan putri kecil kalian" jelas Karmila sambil tersenyum "Ya sudah sana cepat jemput Vania ! Karena aku harus memeriksa kandungan nya"

Devan keluar dari ruangan Karmila, tapi saat ia hendak berjalan menuju toilet wanita tiba-tiba kakinya berhenti melangkah saat mendengar suara samar dari ruangan tepat di depan ruangan Karmila. Ia menatap pintu itu dengan alis berkerut. Devan merasa seolah-olah ada sesuatu yang menyuruhnya membuka pintu itu.

Namun sesaat kemudian Devan menggelengkan kepalanya "Apa sih yang aku pikirkan ?, Aku harus segera menjemput Vania" gumamnya kemudian segera melangkah menuju toilet wanita dengan cepat.

Setiba di depan toilet wanita, Devan menunggu di luar. Namun sudah lima belas menit Vania juga tak kunjung keluar, membuat Devan memberanikan diri masuk dan ternyata toilet itu kosong. Tidak ada istrinya disana.

Khawatir dengan keadaan istrinya, Devan kembali ke ruangan Karmila untuk meminta bantuan. Ia sudah mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi Vania, namun saat ia membuka ruangan Karmila ternyata sang istri sudah ada disana.

"Sayang, aku mencarimu" seru Devan kemudian langsung memeluk tubuh Vania, kekhawatiran begitu kentara di wajahnya.

"Kamu dari mana saja ? Aku bahkan mencarimu ke toilet wanita tapi kamu tidak ada disana, kamu membuatku khawatir sayang"

Vania melepaskan pelukan sang suami, ia menatap wajah tampan Devan kemudian tersenyum manis.

"Maaf !, kalau sudah membuatmu khawatir sayang. Tadi aku bertemu dengan teman SMA ku jadi kami mengobrol sebentar" jawab Vania berbohong.

Devan menatap wajah istrinya, ia ingin percaya tetapi hati kecilnya berkata kalau wanita cantik itu sedang berbohong.

"Jangan lakukan itu lagi !, Kamu benar-benar membuatku khawatir"

Vania kembali memeluk suaminya "Iya sayang"

"Devan sangat khawatir saat tidak menemukan mu disini Van" kata Karmila pada Vania "kalau begitu ayo kita mulai USG nya agar kalian bisa segera pulang dan bisa istirahat".

********

"Apa yang sedang kamu pikirkan Vania ?, Aku lihat kamu begitu gelisah ?" Tanya Karmila Pada Vania, saat Devan sedang pergi ke luar untuk membelikan makanan yang tiba-tiba Vania inginkan.

"Apa ada sesuatu yang terjadi ? Apa ini tentang Devan ?" Kembali Karmila bertanya dengan bertubi-tubi.

Vania menggelengkan kepalanya "Bukan, ini bukan tentang Mas Devan" jawabnya sembari menghela napas.

"Lalu apa yang kamu pikirkan ?" Karmila bersandar di kursinya dan menatap Vania dengan serius "Bayimu sudah dalam posisi yang tepat, dan aku juga tidak menemukan masalah pada kesehatanmu, lalu apa yang membuatmu gelisah ?"

Vania menatap pintu ruangan Karmila, ia takut jika tiba-tiba suaminya kembali.

"Apa kamu masih ingat dengan dokter Rangga ?" Tanya Vania dengan suara pelan.

Karmila mengerutkan keningnya, saat ini otaknya sedang berputar untuk memikirkan nama yang baru saja Vania ucapkan.

"Dokter Rangga Wilson ?, Psikolog yang aku rekomendasikan waktu itu ?"

Vania menganggukan kepalanya "Iya, apa kamu mengenalnya secara pribadi ?"

"Kami berdua memang sama-sama saling mengenal karena kami bekerja dalam bidang medis, tapi aku tidak mengenalnya secara pribadi" jawab Karmila sambil menyatukan alisnya "Kenapa kau bertanya seperti itu ?"

Vania terdiam sejenak, sementara tangan nya mengelus perut buncitnya "Hemm, tidak apa-apa" balas Vania sembari menghela napas, mungkin Karmila belum mengetahui kalau Rangga bekerja di klinik yang sama dengan nya.

"Tapi wajahmu terlihat gelisah Van... Aku tau kamu sedang memikirkan sesuatu, ayo beri tahu aku !" Karmila menyentuh lengan Vania "Kenapa dengan dokter itu ?"

Vania menggigit bibir bawahnya, ia ragu untuk memberi tahu Karmila apa yang telah terjadi padanya dan Rangga. Ia menatap Karmila dan memaksa untuk tersenyum.

"Tidak ada yang serius Karmila" kata Vania dan tertawa "Dokter Rangga banyak berjasa bagi ku, karena dia bisa mengatasi masalahku dan mas Devan"

Karmila menganggukan kepalanya, tapi Vania melihat kalau wanita itu seperti nya tidak percaya dengan ucapan nya.

"Apa itu salah satu alasan dengan wajah gelisahmu ?" Tanya Karmila.

Vania menyipitkan matanya "Ada apa dengan wajahku Kar ?, Kau tau kan kalau wanita hamil cenderung gelisah ?"

"Aku tau itu Van" Karmila menghela napas "Tapi aku sudah lama mengenalmu"

"Karmila aku tidak apa-apa" ucap Vania tersenyum, ia harus meyakinkan sahabatnya itu. "Tadi aku melihat dokter Rangga di klinik ini, mungkin kau tau kenapa dia di sini"

"Dokter tampan itu disini ?" Tanya Karmila dengan ekspresi terkejut.

"Kau belum tau apa-apa tentang nya ?"

Karmila mengangguk, ia memang tidak mengetahui prihal Rangga yang bekerja di klinik yang sama dengan nya.

"Setahuku dokter Rangga berada di Perancis, dia sedang melakukan penelitian tentang psikopat" jawab Karmila kemudian mengambil sesuatu di laci mejanya.

"Apa kau tau kalau dia dokter paling tampan di asia ?" Tanya Karmila

Vania menatap majalah itu, tapi ia tidak tertarik sama sekali dengan tampilan di depan majalah itu. Karena menurutnya pria tertampan adalah sang suami.

"Jika dia bekerja disini, itu berarti aku akan sering bertemu dengannya" Karmila bersorak senang, membuat Vania memutar matanya.

Vania tertawa canggung "Iya kau benar" jawabnya lalu melirik jam tangan nya "Kenapa mas Devan lama sekali ?"

Tak berapa pintu ruangan itu di ketok dari luar kemudian pintu langsung terbuka. Devan muncul setelahnya hingga membuat Vania terkejut karena sang suami bersama dengan Rangga sekarang.

"Kami bertemu di luar dan membicarakan beberapa hal" jelas Devan seraya menyerahkan plastik yang berisi makanan Vania.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!