Bab 17.
"Ya nanti saja dong di rumah, kalau kamu sudah melayaniku sampai puas!" Bobby kesal karena mereka akan menikah tapi Sandra masih saja matre, melayani saja minta uang.
"Ya sudah, nanti malam ya!" Tegas Sandra.
"Iya,nanti malam, kita makan saja deh. Mau makan dimana?"tanya Bobby.
"Aku mau makan direstoran jepang aja!"Jawab Sandra yang sambil memakan kentang goreng yang baru dibelinya.
"Ya sudah, kita kesana sekarang." Bobby mengarahlan mobilnya ke restoranjepang yang diminta oleh Sandra.
Sesampainya disana mereka duduk di dalam ruangan dingin dan seorang pelayan datang membawa menu. Setelah pesan, Sandra ke toilet. Menuju ke toilet, Sandra melihat Eko sedang makan bersama seorang wanita yang cantik. Sandra yang kesal melihat hal itu mendekat ke meja eko.
"Hmmm, bagus ya...Sudah punya gebetan baru?" Sandra melipat tangannya berdiri di samping meja mereka.
"Eh, Sandra, kenalkan ini SPG baru. Kamu sama siapa kesini?" tanya Eko yang salting karena ke gep oleh Sandra.
"Kamu pacarnya Eko?" tanya Sandra.
"Eh, bukan mbak, saya memang baru gabung dengan tim nya mas Eko hari ini. Kenalkan saya Nani."Dia mengulurkan tangan ke Sandra. Sandra menyambut tangan Nani.
"Saya Sandra, pacarnya Eko! Eko sering bercinta sama saya, jadi kalau kamu diajak bercinta sama dia, kasih tau saya, biar saya potong itu burungnya, biar habis!!" Sandra bicaranya sambil melirik ke Adityta yang cengengesan.
"Sudahlah, saya masih setia kok sama kamu. Kamu sama siapa?" Sandra kaget, dia lupa kalaU datang bersama dengan Bobby.
"Eh..Saya seNdirian, mau ke toilet dulu. Silahkan lanjut lagi!" Sandra langsung kabur ke Toilet. Di dalam toilet, dia sengaja memperlamanya berharap Eko sudah pergi dari resto itu. Sandra keluar sambil mengintip ke dalam resto, melihat ke meja Eko yang sudah tidakda orangnya. Sandra mengelus dadanya, begitu mau jalan ke meja Bobby, dia melihat Eko dan Nani sedang bersalaman dengan Bobby.
"Hm, mampus gue! Kok mas Bobby kenal ya sama Nani? Wah bahaya deh,nanti gue ketauan, gue balik dulu ke dalam toilet!" Sandra kembali masuk ke dalam toilet. 10 menit kemudian dia kembali ke meja Bobby, karena sudah tidak ada Eko dan Nani disana.
Sandra duduk dan minum es jeruk yang sudah ada di atas meja.
"Kamu darimana sih? Lama amat!"
"Kan aku ke toilet mas, sakit perut!" Jawab Sandra pura-pura memegang perutnya.
"Hm, tadi ada sepupuku, aku mau kenalin sama kamu, eh kamunya nggak dateng-dateng, jadinya mereka pergi duluan!"
"Siapa mas?"
"Nani, dia sepupuku. Tadi dia berdua sama cowok, katanya sih temennya. Tapi kok aku kayaknya kenal deh sama tuh cowok. Aku sering melihatnya,tapi dimana ya?" Bobby berusaha mengingatnya tapi tak ingat.
"Ya sudahlah mas, jangan diingat begitu. Palingan kamu halu aja!" Tukas Sandra yang pura-pua cuek.
"Makanannya belum datang mas?" tanya Sandra.
"Belum, palingan sebentar lagi. Sabar kenapa?" Bobby minum es teh manisnya.
"Mas, kapan kita menikahnya?" Sandra mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh iya, jangan besok deh, kerjaanku lagi menumpuk. Kayaknya aku mau menunggu akte cerai dulu dari Laras. Abis itu kan aku bebas memilih!"
"Ya sudah, cepetan! Jangan kelamaan, nanti aku kabur kalau kamu kelamaan!"
"Sabar dong sayang, kan kita harus atur semuanya, supaya tidak ada masalah juga dengan pekerjaanku. Kalau sudah ada keputusan cerai kan aku bisa menghadap atasan, jadi mudah-mudahan kasusku tidak diperpanjang oleh Satria!" Bobby mengambil HPnya dan mengecek pesan yang masuk.
"Mas, aku kalau sudah menikah dengan kamu, nggak mau ada mbak Mira di rumah!" Pinta Sandra.
"Ya mudah-mudahan hubungan Mira dan Rinto bisa cepat diselesaikan, jadi mereka bisa pulang ke rumahnya sendiri!" Bobby memegang tangan Sandra.
"Harus pokoknya! Aku nggak maukalau mbakmu yang males itu, yang bisanya merintah-merintah nggak jelas masih dirumahmu! Kalau perlu Ibumu juga suruh pulang ke rumahnya!"
"Ya jangan begitu dong, sayang. Kalau Ibu kan memang dirumah juga sendirian saja, jadi lebih baik menemani kamu dirumah. Buat teman ngobrol!" Jawab Bobby.
"Ya tapi awas ya, kalau sampai uang jatah belanjaku kamu kurangi alasannya kasih buat Ibu!" Sandra mengingatkan Bobby.
"Iya, kalau jatah ibu kan memang sama setiap bulanya, 5 juta!"
"Hah banyak amat! Dua juta aja cukup mas! Yang sisanya buat aku!" Sandra mengintimidasi Bobby agar mau mengikuti kata-katanya.
"Kamu juga jatahnya lima juta, kan adil saya!" Bobby kesal mendengar keinginan Sandra yang pengennya lebih banyak.
"Nggak mau! Pokoknya jatah Ibu harus dikurangi dan jatahku harus lebih banyak!" Sandra marah dan menyenderkan punggungnya ke senderan kursi sambil bersedekap. Wajahnya tampak kemarahan.
"Iya iya, kamu jadi istri mas dulu tapinya! Jangan sekarang sudah minta jatah, kan kamu belum jadi istri mas??"
"Ya sudah, aku dikasih dua juta sebulan juga nggak apa-apa kok. Yang penting jatah kamu aku kurangi, mainnya seminggu sekali aja!"
"Hah, seminggu sekali? Bisa membatu punya ku dong!" Mimik Igu membuat Sandra tertawa.
"Dasar mesum! Kamu lucu juga, ya? masa bisa membatu sih? Aneh-aneh saja kamu, mas!"
"Iya kan jarang dikeluarin...!"
Mereka akhirnya makan setelah pesenan mereka selesai.
Selagi mereka makan, tampak Eko datang sendian karena ingat pulpennya tertinggal di meja waktu makan bersama Nani, makanya dia kembali ke resto itu.
Melihat Sandra dan Bobby makan bersama di sana, dia mendekat ke meja Bobby.
"Mas Bobby masih disini?" Eko menegur Bobby.
Sandra seperti patung melihat kehadiran Eko yang tiba-tiba.
"Eh iya, mas Eko, saya baru makan, kenapa balik? Ada yang ketinggalan?" tanya Bobby.
"Iya mas, bulpen tinta saya ketinggalan dimeja, untung disimpan oleh pelayan."
"Oh iya, ini kenalkan calon istri saya...Sandra!" Bobby menunjuk kearah Sandra.
"Oh, mbak ini calon istri mas Bobby? Halo, saya Eko, seang kenalan dengan mbak Sandra!"Eko mengullurkan tangannya. Sandra menyambutnya.
"Sandra," jawab Sandra dan langsung menarik kembali tangannya.
"Ya sudah mas Bobby, saya langsung balik lagi. Masih banyak pekerjaan."
"Oh ya, silahkan. Saya juga sebentar lagi mau pulang kok."
"Mari mas Bobby, Mbak Sandra."
"Ya Eko."
Eko melirik ke Sandra sebelum dia berjalan melangkah keluar gedung resto. Sandra sangat kesal dengan lirikan Eko yang penuh arti.
'Mampus gue, bakalan marah gak ya mas Eko? Kan dia juga pernah melihat foto mas Bobby pas bercinta di rumah?'
"Ayo sayang, kita pulang!" Ajak Bobby ke Sandra.
"Iya, yuk mas."
Mereka pergi dari resto setelah Bobby membayar tagihannya.
Bobby mengajak Sandra ke Kantornya karena Sandra tak mau pulang sendirian, Bobby juga tak mau Sandra main kemana-mana, takut malah pacaran dengan orang lain.
Di mobil mereka berbincang-bincang.
"Sayang, kamu sepertinya tidak pernah lagi ke sekolah? Kamu dua bulan lagi kan mau ujian nasional?"
"Ah, males mas, aku kan menikah dengan kamu? Kenapa aku harus tamatin sekolah?" tanya Sandra merasa aneh dengan permintaan Bobby.
"Kamu itu harus lulus SMA dulu dong! Masa kamu gak lulus sih?" Bobby kesal dengan penolakan Sandra.
"Kamu itu banyak syaratnya banget sih? Yang sekolah aku kok kamu yang sibuk? Biarin saja aku mau sekolah atau tidak? Mau lulus atau tidak? Itu bukan urusanmu!" Nada bicara Sandra agak ttinggi.
...
...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments