Bab 20.
"Ah, ibu jangan gosip atau jangan memrasnah Sandra, dia sudah janji kok tidak akan begitu!"
"Kamu nih! Kalau dikasih tau sama orangtua pasti membantah!" Ibu kesal dengan opini lain dari Bobby.
"Bukan membantah, tapi kita juga jangan memrasnah orang kalau tidak ada buktinya bu!"
"Lah terus kenapa kamu percaya kalau Satria pernah ketemu dengan Sandra?"
"Satria menunjukkan foto Sandra sedang bergandengan dengan seorang pria. Memang tidak terlihat wajah si cowoknya, tapi sedang bergandengan tangan. Tapi bu, aku kok seperti pernah melihat si cowok itu, walaupun tampak belakang, aku kayak pernah bertemu!"
"Ya namanya juga kota tidak besar, dan palingan orang sini-sini juga Bob! Jadi pasti mereka sering berkeliaran di dekat kita!" Jawab Ibu.
"Iya juga sih, mudah-mudahanlah, Sandra akan berubah dan selalu setia sama aku bu!"
"Ya semoga saja, kalau Ibu lihat, dia bukan tipe orang setia, tapi memanfaatkan orang lain!"
"Ah masa sih bu?"
"Iya, dia juga belum bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik, secara dia masih mudadan tanggung-jawabnya sebagai istri belum keliatan. Masih disuruh saja baru dikerjakan!"
"Mas, ayo makanan sudah siap di meja makan."
"Iya sayang, Ibu sudah makan?" tanya Bobby.
"Sudah tadi sama Mira. Kamu makan saja sana dengan Sandra!" Ibu kembali melanjutkan nonton TV. Bobby berjalan ke meja makan dan makan bersama Sandra.
Setelah makan selesai, mereka masuk kembali ke kamar dan tidur.
Karena tidak bisa tidur, Sandra membuka HP nya yang baru, yang sengaja menggunakan nomer baru, sehingga dia bisa menghubungi Rinto secara bebas. Begitu dibuka HPnya, Sandra membuka pesan dari Rinto.
[Sayang...Lagi apa?Bagaimana HP barunya?]
[Baru mau tidur mas, kamu lagi apa? Ada Mira dirumah jadi lupa sama aku!]
Tak lama kemudian masuk balasan.
[Besok lagi yuk, aku merindukanmu!]
[Dimana?]
[Di mall saja, aku jemput besok siang abis makan siang]
[Boleh, kabarin saja mas]
[Oke]
Sandra langsung tertidur setelah memasukkan HPnya ke dalam tasnya.
Besoknya Sandra bangun pagi masak untuk sarapan sambil mencuci piring yang kotor. Bobby yang bangun tangannya mencari keberadaan Sandra. Akhirnya dia bangun dan melihat Sandra sedang masak di dapur. Ibu yang juga baru keluar dari kamarnya berjalan ke meja makan yang sudah ada segelas kopi dan seteko teh manis.
"Sandra! Ini kamu yang buat?" teriak ibu.
"Iya bu, tadi aku bangun kepagian dan langsung masak," jawabnya.
"Oh, ya sudah, lanjutkan saja masakmu!"
Sandra membawa kopi untuk Bobby ke teras, karena Bobby sedang merokok disana.
"Mas, ini kopinya!" Sandra meletakkan di atas meja.
"Terima kasih sayang. Lagi masak untuk sarapan?" tanya Bobby sambil mengangkat gelas kopinya.
"Iya mas, mau dimasakin apa mas?" Sandra masih berdiri disamping meja.
"Apa saja sayang!"
"Ya sudah, aku masuk lagi ya mas, mau melanjutkan masaknya."
"Iya sayang."
Bobby di teras memikirkan rencana ke depannya dengan Sandra. Dia berharap kalau nanti setelah menikah dengan Sandra, dia akan mempunyai anak yang lucu-lucu. Tapi memang ada yang janggal dalam hubungannya dengan Sandra. Selama ini mereka bercinta, Bobby selalu mengeluarkannya di dalam rahim Sandra, tetapi kenapa Sandra sampai sekarang masih belum hamil? Apakah Sandra yang tidak subur ataukah dia yang tidak subur. Hal ini membuat Bobby berpikir kembali dan akan mengajak Sandra untuk memeriksakan kesuburan ke dokter.
Setelah Bobby berangkat ke kantor, dia masuk ke dalam ruangannya. Begitu dia duduk di kursi kerjanya, ada telpon masuk dari pak Hendri. Bobby langsung mengangkatnya.
[Halo, assalamualaikum.]
[Halo,waalaikumsalam. Bobby, saya Hendri.]
[Iya pak, bagaimana kabarnya?]
[Baik Bobby, saya sudah ada di rumah, kamu kapan bisa ke rumah saya?]
[Segera pak, bagaimana kalau siang ini? Kebetulan saya ada meeting pagi ini.]
[Baiklah, saya tunggu ya di rumah!]
[Baik pak, terima kasih kabarnya.]
Siang itu setelah meeting, Bobby melajukan mobilnya ke rumah pak Hendri. Mobil masuk setelah pintu pagar yang otomatis membuka sendiri. Dia parkir dihalaman dan seorang sekuriti mendatanginya.
"Selamat siang pak, apakah pak Hendri?" ucap Bobby sambil membetulkan celananya.
"Ada pak, silahkan masuk. Bapak sudah ditunggu oleh Pak Hendri!"
"Baik pak, terima kasih. Saya ijin masuk dulu." Kemudian Bobby mesuk ke dalam sebuah ruangan dan menunggu di sofa. Dia mengirim pesan kepada pak Hendri mengenai keberadaannya.
Tak lama, tampak Pak Hendri keluar dengan memakai celana pendek dan kaos saja. Beliau di dampingi oleh Istrinya yang masih cantik. Tinggi, putih dan seksi.
Bobby berdiri dari sofanya menyambut kedatangan Pak Hendri dan istrinya.
"Halo Pak." Bobby menyalami keduanya dan duduk kembali di sofa.
"Halo Bobby, gimana kabarnya?"
"Baik pak, bapak kapan kembali ke rumah?"
"Kemarin saya sampai di rumah, tapi saya kurang enak badan kemarin. Kamu bagaimana urusannya dengan istrimu yang sedang dekat dengan Satria?" Pak Hendri tersenyum kecut kepada Bobby.
"Ya begitulah pak, saya memang sedang digugat cerai oleh istri saya, dan ternyata Pak Satria dekat dengan istri saya. Saya bingung kenapa dia memilih Laras daripada cewek lainnya? Sekretarisnya saja cantik, aneh saya pak!" Bobby menggelengkan kepalanya.
"Ya itulah, saya juga tak habis pikir. Apa Istrimu itu sudah memakai pelet atau semacamnya?" tanya pak Hendri yang kemudian tertawa.
"Pih, Jadi Satria merebut istri pak Bobby?" Istrinya menanyakan kepada pak Hendri.
"Saya belum tau pasti. Tanyakan saja langsung dengan Bobby! Mungkin kita bisa dapat penjelasaan! Jadi bagaimana Pak Bobby, apakah Satria merebut istri pak Bobby?" Pak Hendri balik bertanya.
"Jadi saya itu ketauan selingkuh dulu pak oleh istri saya, dia kabur ke rumah kakaknya. Dan dia mengadukan masalah selingkuh saya kepada Pak Satria. Dari situlah mereka dekat!" Bobby menjelaskan.
"Hmmm....Jadi kamu duluan yang buat masalah? Sebenarnya kenapa kamu sampai memilih selingkuh?" tanya Pak Hendri.
"Kami sudah meniikah selama 3 tahun, tapi kami belum punya momongan pak. Ibu saya menuntut saya untuk menikah lagi dengan wanita lain. Terus saya bertemu dengan wanita yang menurut saya bisa dijadikan istri kedua saya. Tetapi karena keburu ketahuan sama Laras, ya gagal mempunyai istri dua, malah saya digugat oleh Istri saya, pak!" Bobby menjawab dengan detail.
"Oh jadi begitu? Jadi sekarang pacarmu atau selingkuhanmu itu sudah hamil?"
"Belum juga, pak!" tukas Bobby.
"Hahahaha, kamu salah langkah Bobby, seharusnya setelah dia hamil baru kamu menikahinya! Kalau belum hamil ya cari lagi saja. Wanita yang cantik dan bisa hamil juga banyak!" Pak Hendri tertawa terbahak-bahak.
"Begitu ya pak? Jadi saya sebaiknya cari wanita lagi?" Bobby merasa mendapatkan angin segar dari pak Hendri. "Ya carilah, tapi main cantik Bobby! Kamu jadi laki-laki harus pintar mencari sela supaya tidak ketahuan sama orang-orang! Pakai inimu!" Pak Hendri mengetuk kepalanya dengan jari telunjuk.
"Hm, baiklah pak. Jadi urusan antara Laras dengan Satria, bagaimana pak? Saya hanyatidak rela Laras jatuh ke tangan Satria!"
"Ya, nanti itu urusan saya! Kamu tau kan harus bagaimana?" Pak Hendri menaikturunkan alisnya.
"Hahahaha, siap siap siap pak!"
Setelah mengobrol selama sejam, Bobby pulang dengan perasaan lega, karena merasa dilindungi oleh Pak Hendri, yang sekarang masih menjadi pemegang saham di perusahaan tempat dia bekerja.
**
Di tempat lain, Laras sedang berada di Pengadilan Agama untuk menghadiri sidang perceraiannya dengan Bobby. Setelah masuk dan menjalani proses sidang, akhirnya putusan cerai diketok oleh Hakim Pengadilan Agama. Mereka resmi bercerai.
"Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, semoga mendapatkan jalan ini adalah jalan yang terbaik!" Laras memanjatkan doa dan mengusap wajahnya. Dia pulang dengan perasaan bahagia sudah terlepas dari beban yang selama ini dia tanggung. Laras menyadari bahwa perceraian adalah hal yang dibenci oleh Allah, tetapi hal ini adalah pilihan yang terbaik bagi mereka.
Setelah itu dia pulang ke rumah Mahendra, dan sampai disana Nurma memeluk Laras dan mengajaknya bicara berdua.
"Laras, kamu kan sekarang sudah menjadi janda. Kamu harus menunggu dulu selama 100 hari masa Iddah baru bisa menikah lagi. Kamu harus bisa menjaga diri kamu walaupun kamu bebas tak bersuami."
"Iya mbak, saya akan menjaga diri. "
"Terus kandungan dalam rahimmu juga dijaga dengan baik. Perutmu sudah mulai kelihatan membesar, mulailah makan makanan bergizi supaya kamu dan anak dalam kandunganmu sehat." Sebagai kakak iparnya, Nurma juga sayang kepada Laras.
...
...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments