BAB 12.
"SUDARTO!! Kurang ajar kamu!!" Teriak Satria yang datang tepat waktu. Dia langsung menarik badan Sudarto dan memukul rahang Sudarto.
"Kurang ajar kau, Sudarto!!!!"
BUGH
Sudarto terjatuh ke lantai.
"Bang...Tolong bang!!" Satria langsung menarik Laras untuk berdiri dan langsung keluar dari ruangan Sudarto.
"Hei Jangan pengecut kalian!!" Teriak Sudarto dari ruangannya.
"Hilda, panggil keamanan! Amankan Sudarto!" Satria yang masih merangkul Laras langsung berjalan keluar dan berjalan ke lift menuju ruangan Satria.
"Kamu tidak apa-apa Laras?" tanya Satria yang mengambilkan minum diruangan untuk Laras.
"Alhamdulillah bang, untung abang langsung datang. Kalau tidak aku pasti talah dinodai oleh Pak Sudarto...Huuuuuu..." Laras menangis dan dirangkul kembali oleh Satria.
Laras berasa tenang dan aman berada dalam dekapan sang CEO dingin. Ternyata Satria juga lupa keasikan mendekap Laras.
"Bang..."
"Eh, iya maaf Laras." Satria malu dan pindah duduknya disofa satunya.
"Iya tak apa-apa bang." Laras malu sekali.
"Aku pulang dulu ya."
"Iya, mau kuanterin?" tanya Satria.
"Tidak usah bang, aku sendiri saja naik taksi online,” jawab Laras.
"Jangan menolak lagi Laras! Saya tidak mau kamu kenapa-napa!" Balas Satria yang langsung merapikan laptopnya dan langsung memakai jas.
"Ayo, aku antar pulang kamu, sekaligus mau bertemu dengan pengacara saya!" Satria berdiri disamping sofa. Laras langsung berdiri dan mereka berjalan beriringan.
Sesampai di Lobby, kepala keamanan mendekat ke Satria dan melaporkan kalau Sudarto sudah diamankan olehnya.
"Pak Jiwo, panggil polisi dan suruh bawa dia!" Perintah Satria.
"Baik pak!"
*
Bobby yang saat itu sedang disebuah restoran bersama dengan Sandra menerima sebuah telpon dari anak buahnya.
"Halo, pak Lapor, Pak Sudarto ditangkap Polisi. Itu lagi rame pak!"
"Hah, kenapa ditangkap?" tanya Bobby bingung.
"Pelecehan kepada tamu pak, saya juga tidak jelas, nanti saya telpon lagi ya pak!" jawabnya.
"Iya, kamu kalau kasih kabar yang bener supaya tidak rancu dan bingung!"
"Baik, pak!"
Bobby langsung merapikan tas kecilnya dan siap-siap. Hal ini menimbulkan kecurigaan Sandra.
"Mas, kenapa kok mau pergi? katanya mauke bioskop dulu nonton Film?" rengek Sandra.
"Ada kejadian di kantor, katanya paman Sudarto ditangkap Polisi, aku harus segera ke sana!"
"Hah, kok bisa ditangkap polisi? Memang dia kenapa mas?"
"Makanya itu, aku pulang duluan ya. Ini kamu bayar saja!" ucap Bobby memberikanuang ke Sandra.
"Kuraaang mas!
"Hah kurang?" Bobby bingung.
"Iya, kan aku mau beli baju juga, mana tambahkan dua ratus ribu lagi!" Pinta Sandra paksa.
"Nih..!" Bobby menambahkannya dan langsung pergi.
Setibanya di kantor dia langsung naik ke ruang HRD dan disana sudah sepi, hanya ada sekretaris Sudarto yang genit itu. Melihat Bobby datang dia langsung berakting berlari dan memeluk Bobby.
"Hus, Hilda kamu ngapain ih! Malu sama orang nanti diliatin, sangkanya aku ada main sama kamu!" Bobby mendorong badan Hilda.
"Mas Bobby jahat ih, aku kan sedih bapak ditangkap polisi tadi!" Hilda masih berakting seakan sedih karena pak Sudarto ditangkap polisi.
"Iya aku kesini mau tanya sama kamu, bukan mau pelukan sama kamu! Bagaimana tadi kejadiannya kok bisa sih dia ditangkap? Memang ada kasus apa?" tanya Bobby dan mereka duduk di sofa tamu.
"Hmm bapak tadi melecehkan tamunya.Dia itu ternyata kenal sama pak Satria! Dan tadi pak Satria datang tiba-tiba dan mendapatkan pak Sudarto sedang memaksa memeluk tamunya."
"Siapa nama tamunya?" tanya Bobby penasaran.
"Kalau tidak salah tadi Ibu Laras!" Jawabnya.
"Hah? Laras?"
"Iya mas Bobby kenal dengannya? Orangnya cantik, tinggi, wah keren banget deh!"
"Ya gak papa, aku kenal cuma aku heran kok pak Sudarto sampai melakukan pelecehan begitu dengan Laras? Apa yang terjadi?" Bobby mencoba menerka-nerka sekaligus kesal karena pamannya ternyata berani melecehkan Laras.
"Mas Bobby kenal dengan Ibu Laras?" tanya Hilda lagi.
Bobby diam saja dan langsung jalan menuju ke lift, dia mau meminta penjelasan dari Satria.
Sesampainya di ruangan Satria, ternyata kata sekretarisnya dia sudah pergi dengan Bu Laras. Kesal sekali perasaan Bobby kali ini. Laras sang Istri sekarang lebih dekat dengan atasannya. Hal ini tidak akan dibiarkan oleh Bobby.
"Aku akan hubungi Pak Hendri. Anaknya kurang ajar sudah berani merebut istriku!" Kemudian dia menelpon Pak Hendri Sugara, Papi Satria.
["Halo, Sore pak Hendri?"]
["Hm, halo...Ya Bobby, kamu dimana sekarang?"]
["Oh, saya di kantor pak. Ada yang mau saya bicarakan dengan bapak, mengenai Pak Satria!"]
["Ya saya tau masalahmu. Istrimu sedang dekat dengan anak saya kan?"]
["Hm, kok bapak sudah tau?"]
["Apa sih yang saya tidak tau? Kamu datanglah ke rumahku besok, kebetulan saya sekarang masih di Bali. Rencana kalau tidak besok atau lusa saya akan kembali ke Jakarta. Nanti kalau saya sudah di Jakarta, akan saya hubungi kamu!"]
["Oh baik pak. Terima kasih pak Hendri. Semoga bapak selalu sehat."]
["Ya, oke Bobby."]
["Ya pak."]
Setelah Bobby menelpon pak Hendri, dia kembali ke ruangannya dan melanjutkan pekerjaannya.
....
....
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments