Bab 15.
"Sudah tuh, makan saja, aku lagi tak enak badan!" Sandra langsung masuk ke dalam kamar lagi. Bobby yang masih belum bangun akhirnya melek setelah Sandra membanting Pintu kamar.
"Hmmm...Kamu kenapa sih sayang? Pagi-pagi sudah bikin ribut!" Bobby merasa terganggu tidurnya.
"Ituloh, ibu dan mbak Mira. Masa harus aku yang masak? Apa mereka nggak bisa masak?" Sandra meledak-ledak marah merocos.
"Kamu ini, kan kita dua hari lagi akan menikah. Kamu harus belajar adaptasi dengan mereka dong! Kamu harus banyak mengalah sama Ibu dan mbak Mira." Bobby bangun dan duduk menatap Sandra.
"Iya tapi ya jangan anggap aku babu mereka dong! Aku nggak mau kalau begitu! Mira kan sudah punya rumah, kenapa diamasih disinisih??"Sandra merenggut dan cemberut.
"Kenapa sih hal itu jadi masalah buatmu? Kamu harus bisa berbagi dengan mereka. Aku anak laki-laki yang harus membahagiakan ibunya. Mira juga kakak kandungku kan???"
"Ya aku tau mas. Kamu jangan semuanya dikasihkan ke Ibu dong nanti uang belanjanya!" Sandra kesal.
"Ya tidak dong. Kamu jangan suudzon begitu. Aku mandi dulu ah...Pagi-pagi sudah buat ribut!" Bobby langsung turun dan masuk ke kamar mandi. Sandra Rebahan di ranjang.
Setelah Bobby
selesai mandi langsung memakai baju dan celana kerjanya sendiri. Dia merasa Sandra
tak bisa mengurus suami. Jadi Bobby dalam benaknya kesal akan kelakuan Sandra
yang masih belum bisa menjadi Ibu rumah tangga yang baik seperti Laras. Laras selalu menyiapkan semua pakaian kerjanya. Bobby langsung keluar kamar. Sandra karena marah tak mau mengantarkan Bobby keluar untuk berangkat kerja. Dia langsung menuju mobilnya menuju kantor. Sandra yang kesal langsung mandi dan janjian dengan Rinto, suami Mira. Dia menghubungi Rinto.
[Halo....Mas,sedang apa?] Sandra
[Oh aku di kantor, Sandra. Kamu masih di rumah?] Rinto.
[Iya mas, kita jalan yuk, aku bosan dirumah. Istrimu cerewet!] Sandra
[Hahahaha, kamu kesal dengan Mira?] Rinto.
[Iya, masa dia mau sarapan saja harus menunggu aku masak?] Sandra
[Hahahaha, nah karena itulah aku selalu ingin punya istri lagi. Kamu mau dong jadi istri mas?] Rinto.
[Hmmm Aku dua hari lagi akan menikah mas. Kalau untuk kesenangan diluar aku bisa tapi kalau untuk menikah juga denganmu untuk sekarang masih belum bisa mas...!] Sandra
[Hm ya sudah kalau kamu mau seperti itu. Aku siap saja. Aku akan memberikan apa yang kamu mau sayang.] Rinto.
[Beneran mas? Bolehlah, aku siap melayanimu kapan saja mas. Aku nanti belikan HP baru ya mas? HP ku sudah sering Hang mas!] Sandra
[Iya, nanti abis kita ke hotel, kita beli HP baru ya di mall!.] Rinto.
[Oke mas, aku berangkat ya sekarang. Aku langsung tunggu saja di mall, abis dari mall nanti baru kita ke hotel. Bagaimana?] Sandra
[Iya boleh. Sampai ketemu ya disana?] Rinto.
[Oke masku yang ganteng dan baik hati, muaaahh.] Sandra
Sandra tak mau melewati kesempatan ini, dia langsung keluar dari kamar dan berjalan menuju ke teras untuk menunggu taksi online.
"Heh Sandra! Kamu mau kemana? Pagi-pagi sudah pergi aja! Beres-beres rumah dulu sana!" Ibu menyuruh Sandra sambil bertolak pinggang di ambang pintu.
"Ibu saja yang beberes atau mbak Mira. Aku ada urusan!" Sandra kesal dan balik marah kepada Ibu. Mira yang melihat Sandra mau pergi juga ikutan marah sama Sandra.
"Eh, enak amat kamu Sandra! rumah masih berantakan, masak buat makan siang lbelum kamu masak!" Mira datang dengan ocehannya.
"Beli saja delivery order kalau kalian tidak mau masak! Ibu kan sudah dikasih jatah uang oleh mas Bobby!" Laras berdiri dan berjalan keluar menuju taksi online nya yang sudah menunggu diluar.
"Heh Sandra! Kamu kalau tidak bawa makanan kalau pulang nanti, tidak boleh masuk ke dalam rumah!" Teriak ibu, tapi Sandra terus berjalan tanpa mempedulikan Ibunya Bobby yang masih nyerocos.
Dia menuju ke mall yang ada di kotanya. Setelah turun di lobby, dia masuk dan menuju ke sebuah resto makanan cepat saji. Dia memesan makan karena belum sarapan dari pagi. Tak berapa lama Rinto datang ke tempat sesuai dengan isi chat Sandra.
"Halo sayang, kamu sudah lama?" Rinto senang melihat sosok Sandra yang meggairahkan.
"Belum mas." Mereka cipika-cipiki. Rinto duduk di seberang meja Sandra.
"Eh kamu cantik sekali hari ini. Hmmm tapi kayaknya kita tunggu sejam lagi, soalnya banyak toko yang belum buka."
"Iya mas, kamu makan saja dulu. Aku lapar makanya duluan, karena sebel sama Ibu dan istrimu itu!" Sandra menyuap potongan ayam ke dalam mulutnya.
"Hm, ya begitulah Mira. Kalau aku kasih tahu, pasti dia marah-marah tidak jelas. Boro-boro mau melayaniku, untuk makan saja dia malas masak. Kalau sarapan pasti aku makan dibelakang kantor. Disana kalau pagi sudah ada yag berjualan." Rinto menyatakan keluh kesahnya kepada Sandra.
"Hm ya itu. Masa bersih-bersih saja juga tak mau??" Balas Sandra.
"Iya, sudahlah, habiskan saja dulu makanmu. Aku mau beli minum saja, menemani kamu disini." Rinto kemudian berjalan ke bagian oder untuk beli minuman.
Setelah melihat banyak toko yang buka, mereka berdua berjalan menuju toko handphone. Sandra langsung dibelikan HP terbaru dan Rinto membayarnya.
"Mas, terima kasih loh, Aku sekarang punya HP baru, jadi aku bisa nonton drama korea kalau bosan dirumah." Sandra merangkul lengan Rinto menuju keluar mall. Mereka tak menyadari bahwa ada sepasang mata yang melihat kemesraan mereka berdua.
"Iya sayang, yuk kita sekarang ke hotel. Kamu tunggu saja di lobby luar. Aku ambil mobil dulu,ya." Rinto hendak berpisah dipertigaan toko untuk menuju ke parkiran.
"Iya mas, aku tunggu di lobby ya."
Setelah Sandra naik ke dalam mobil Rinto, mereka menuju ke sebuah hotel melati. Dan mereka sampai di hotel masuk ke sebuah kamar. Setelah dua jam kemudian mereka keluar dengan rambut basah. Orang yang mengintai itu mengikuti mobil Sandra dengan menggunakan ojek,sehingga dia mengetahui kemana Sandra dan Rinto pergi.
'Hmmm...Ngapain mereka ke hotel? Sejak kapan mereka kenal? Ini harus direkam!'
**
Pagi itu mbak Nurma kesal karena HP nya sering `merestart sendiri. Nurma memberikan HP itu kapada Laras.
"Ras, mbak HP nya kok restart terus, ya?" Nurma duduk di kursi makan saat Laras sedang membersihkan piring kotor bekas sarapan mereka.
"Memang kenapa mbak? Kalau boleh nanti aku saja ke mall, aku punya langganan di sana." Laras masih menumpuk piring-piring itu sebelum dibawanya ke dapur.
"Hm bolehlah. Lumayan penting datanya, tapi kalau datanya ilang, gak papa juga sih. Cuma ada beberapa foto saja sih."
"Ya sudah, abis cuci piring aku ke mall," Jawab Laras.
"Ya sudah, terima kasih ya, Ras."
"Iya mbak." Laras langsung mencuci piring kotor itu di tempat cucian piring. Laras kembali ke meja makan dan mengambil HP nurma yang tergeletak.
"Ras, nanti dulu, aku mau ngomong sama kamu dulu!" Nurma menyuruh Laras untuk duduk dikurdi makan.
"Apa mbak? Kalau mengenai Bobby kita tunggu saja hasil sidang kedua nanti. Palingan seminggu lagi undangannya datang lagi."
"Bukan itu, aku mau menanyakan hubungan kamu dengan Satria!" Nurma memasang tampang serius.
"Apa sih mbak?? Aku ini loh tidak punya hubunga apa-apa sama pak Satria." Laras berusaha untuk santai agar tak kelihatan kalau dia memang jatuh cinta kepada Satria.
"Tidak mungkin! Kamu pasti ada hubungan spesial dengan bos Satria itu. Moso seorang pak Satria sampai mengantar kamu ke sini? Secara dia itu big boss. Bisa dikatakan kalau dia itu konglomerat kota ini, pengusaha terkenal." Nurma berusaha untuk mendapatkan jawaban dari Laras. Nurma senang kalaupun mereka ada hubungan spesial.
...
...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments