BAB 20 : Musa Anugrah terindah

Mata Rama membulat, jantungnya berdebar kian kencang. Jadi, selama ini mereka hanya pura-pura. Apakah aku harus senang? atau marah karena papah menyembunyikan itu dariku?

Sergey berlutut di lantai dan mendongak. "Musa butuh papah. Apa kamu mau terus menyendiri? Kasihan Musa. Putramu sudah terbiasa denganku dan menyayangiku, akupun menyayanginya seperti putraku sendiri. Bukankah kita serasi?"

"Mas nggak ingat gimana janji Mas dulu? Nita menyetujui ini hanya karena saham itu. Karena Mas orang terdekat Papah. Kita boleh bercanda, atau mesra di depan umum. Tapi tidak untuk berurusan dengan hubungan serius ataupun masuk lebih jauh ke rana pribadi. Mas tahu kan, hati Nita buat siapa?"

"Nita, pacarmu itu diluar negeri dan dia tidak ada kabar. Atau mungkin dia sudah melihat media dan tahunya kamu sudah menikah."

"Dia takkan tahu aku." Nita menunduk dengan merem4s pouch krim. Dia yakin Avian takkan tahu. Pacarnya tidak akan tahu dia yang sebagai istri Sergey yang kini 90% sangat memperhatikan penampilan, sangat berbeda dengan yang dulu berkacamata dan menutup diri.

"Dia mungkin tidak akan menerima Musa. Belum tentu dia akan menyayangi Musa." Sergey yakin Nita mau mempertimbangkannya karena banyak gadis muda berebut demi hidup bersamanya.

Nita menggelengkan kepala. "Tidak, Mas. Keputusanku keluar negeri sudah bulat. Mungkin aku akan menjual semua sahamku." Nita berniat akan membawa papa berobat di luar.

Sergey menggelengkan kepala, matanya mulai berkaca-kaca. Dia berpikir seharusnya dia memikirkan dulu untuk tidak terburu-buru, tetapi dia begitu bernaf*su dan ingin Nita tahu perasaannya. Sekarang dia harus gigit jari. Tenang Sergey, kamu memiliki waktu tahu satu tahun untuk menaklukkan hatinya.

"Maaf, Mas." Nita dengan ekspresi datar, karena dia tidak mau memberi harapan palsu. Dia tak memikirkan perasaannya, yang terpenting sekarang dalam hidupnya adalah Papa dan sang putra.

Nita tak terpikirkan untuk menjalin hubungan dengan Sergey atau siapapun. Walaupun Avian belum ada kabar, karena dia kira Avian sibuk menyelesaikan kuliahnya. Karena itu dari awal jelas dia berjaga-jaga, dengan satu point dimana seandainya terjadi kontrak bisnis itu bercampur dengan urusan pribadi, maka Sergey takkan ada hak untuk melarangnya pergi. Tak peduli walau kontrak itu belum berakhir.

Sergey memelintir bibirnya melihat kepergian Nita. Dia kira akan mudah meluluhkan hati Nita, karena dialah yang merubah Nita menjadi cantik dan tahu fashion seperti sekarang.

Sementara di luar, Rama langsung menjauh dari kamar papah, setelah melihat Shinta menuju ke arah pintu. Tapi Musa itu anak papahkan? jelas-jelas mirip papah.

Begitu Nita melewati Rama, dia merasakan Rama mengikutinya. Dia menghela nafas panjang. Lalu berbalik dan Rama di depannya satu langkah.

"Hai, Ibu Tiri." Rama tersenyum manis, tetapi dengan sedikit seringai. Jantungnya berdegup kencang saat Nita menatapnya. Dia mengangguk-angguk menunggu apa yang akan di katakan Nita padanya.

"Aku tahu kamu tadi menguping."

Mata Rama membulat sempurna, lalu tersenyum bangga. Dadanya bergetar, dia beranggapan Nita takkan keberatan bila dia dekat dengan Nita, karena jelas dia tahu Nita tak suka pada papanya. Namun, dia takkan seterbuka seperti papah. Dia akan pelan-pelan. Sepertinya, wanita ini sangat sulit didekati. "Oh, itu tadi itu aku mau ketemu papah."

Rama menelenyor ke tangga lebih dulu. Dia hafal kebiasaan jam segini pasti mau ngopi. Rama menekan mesin kopi di dapur, dia menyiapkan dua cangkir Moccachino. Begitu Nita masuk, kebetulan cangkir satunya sudah terisi. Rama akan berjalan keluar lebih dulu,tidak untuk terlalu dekat Nita, tetapi cangkir miliknya sudah diambil Nita dan wanita itu langsung menyesapnya dengan mata terpejam.

Cara Nita memegangi cangkir makin membuat Rama dimabuk kepayang. Rama menggelengkan kepala, dia berbalik lagi sambil menekan tombol mesin kopi. Aroma wangi kopi kembali menyeruak ke seluruh ruangan. Rama memandangi Nita yang masih terpejam. Itu membuat otaknya makin nakal. Jangan terpejam dong!

"Wah! Nikmatnya kopi tiada duanya." Nita yang dari kehausan sampai membalikkan cangkir dan si4lnya kopinya telah habis. Dia melirik Rama yang memandangi mesin kopi. "Apa itu boleh untuk saya?"

Rama melirik kanan, dalam hati begitu girang, tetapi dia begitu menjaga tetap cool. "Maaf, Ibu Tiri. Anda sudah mengambil milik saya itu. Jadi, khusus ini hanya untuk saya." Rama pergi melengos, dia tahu ibu tirinya melihat ke arahnya.

"Terimakasih Rama untuk kopinya." Nita dengan nada tinggi yang Riang. Memastikan Rama mendengar rasa terimakasihnya. Dia melihat Rama melewati pintu dan tak menanggapinya.

"Aku ingin minum segelas kopi." Wajah Nita kian tertekuk. Dia mengambil cangkir lagi dari laci gantung, berserta nampan. Sepuluh cangkir akhirnya terisi setelah menunggu sambil ngelamu.

"Sepertinya, kali ini aku harus bertemu artis itu. Ya ampun dua tahun. Aku begitu sibuk, mulai dari kehamilanku yang kebanyakan bed rest, lalu begitu Musa lahir, aku mengurus sendiri tanpa bantuan baby sister. Anakku selalu menangis bila didekati orang Asing, tetapi dengan Rama justru tertawa sangat gemas."

Nita menggedikan bahu bingung sendiri. Dia mengangkat nampan itu dan mulai melangkah. Sebenarnya, Sergey sangat perhatian. Saat dia bedrest, Sergey kebanyakan turun tangan. Dia merasa kasian pada Sergey karena biar bagaimanapun seorang pria pasti membutuhkan pendamping hidup, untuk sekedar menyiapkan makanan dan menanyakan kabar.

Di luar dinding, Rama yang dari tadi mengintip berjalan ke arah ruangan khusus TV, yang adalah tempat kesayangannya. Dia baru menyalakan TV saat Nita baru sampai di garis pintu. "Apa anda ingin di sini. Kalau anda tidak nyaman , biar saya yang keluar."

Mata Nita terkesiap pada Rama yang sontak berdiri, dan berjalan ke arahnya dengan menjaga jarak dan tersenyum sangat manis. Siapapun pasti tergoda pada Rama. "Oh, apa tidak apa-apa? Memang saya sedang butuh Me time."

SH*IT! Aku kan hanya pura-pura dan basa-basi! Masa kau mengusirku, Nita!

"Ya, tidak apa-apa. Selamat menghabiskan waktu sendiri." Rama masih sangat berharap akan diajak menonton.

"Oh terimakasih." Nita tersenyum dengan tulus. Ternyata Rama sangat pengertian dan sopan, beda sekali dengan dulu. Nita menunggu Rama pergi, tetapi pria itu tidak kunjung pergi. Alisnya terangkat. "Maaf apa kamu masih ingin di sini?"

"Oh, sebenarnya." Rama mencari alasan yang tepat agar dia sedikit memiliki waktu lebih lama."

"Sebenarnya apa?" Nita memutar mata, mulai malas. Kopinya keburu tidak panas. "Sorry, kopiku keburu dingin. Bisa kau katakan dengan duduk?" Nita berjalan duluan tanpa menunggu Rama. Dia meneguk tanpa henti kopi panas tanpa henti.

Buset, itu air panas bukan air dingin! Kenapa minum bisa secepat itu. Rama mengulurkan tangan dan akan meraih salah satu gelas. Tangannya langsung diteplak.

"No, Rama! Itu milikku. Menunggunya butuh perjuangan." Nita mengambil cangkir yang belum diraih Rama. Kini sudah 6 cangkir 150 ml telah habis. "Kopinya sudah dingin " Nita menghela nafas kecewa.

"Dingin? Anda tidak lihat itu masih mengepul. Apa lidah dan tenggorokan Anda tak terbakar?"

Nita melirik Rama sambil meneguk sampai habis cangkir ke 7. "Ini di perut terasa hangat, sangat nyaman Rama. Aku sudah terbiasa, mungkin lidah dan tenggorokan ku sudah kebal."

Rama meraih Remote dan bersandar, di sandaran tangan. Dia mengganti Chanel TV dan mencari film. Kini aroma ruangan ini menjadi kita dengan aroma kopi 150 ml x11 \= 1650 ml. Astaga itu perut apa galon. Perutnya saja kecil, kemana air-air itu berlari?

"Haahhhhh. " Nita ternganga pada nikmatnya kafein. Ketegangannya karena Sergey telah berkurang. Nita melirik Rama. "Rama, apa kau akan lama di sini?"

"Biasa sampai pagi." Rama tak menoleh, dia takut Hastr4t nya tak dapat dipendam.

"Biasanya sampai pagi?"

"Kau tanya berapa lama aku nonton TV kan?" Rama mengerlingkan alis.

"Oh, bukan itu maksudku. Yang benar sampai kapan kau di Indonesia?"

"Tidak tahu. Mungkin sampai doi menyadari perasaanku." Rama dengan nada datar.

"Oww .... " Wajah Nita menghangat. Dia bergidik saat mengingat Rama yang berbuat asusil4 di kamarnya. Sampai sekarang dia masih jijik pada Rama, pria ini penjah4t kel4min. Ntahlah apa istilahnya. Bagaimana bisa anak orang diajak ke kamar. Sangat tidak pantas.

Nita meringis, karena pria-pria seperti ini .... Tidak-tidak, aku tidak menyalahkan takdir. Musaku adalah anugerah terindah.

"Kalian sedang nonton apa?" Sergey yang baru datang, mengernyitkan kening. Tampak Rama mengganti-ganti Chanel TV. Sedangkan, Nita terus melihat TV tapi tak berkedip, seakan pikirannya di tempat lain.

Rama memutar mata malas, saat papanya mendekat. Mengganggu saja si, Papah. Rama menghentikan Chanel horor. Papahnya tidak suka genre horor dari Thailand.

"Ini seru, Pah." Rama melirik samping pada papahnya yang tangannya di sandaran sofa, tepat di belakang bahu Nita. Wajah Nita pun terlihat tak nyaman.

"Oh, film bagus. Kamu harus menontonnya sampai akhir, Istriku. Agar kau bisa membedakannya dengan kualitas lokal."

Nita mengangguk kaku. Walau dia menduga Rama mendengar percakapannya dengan Sergey didengar Rama, tetapi dia juga tak yakin. Dia melihat wajah Rama saat tampak di pantulan cermin kamar. Namun, dia tak mau menjatuhkan harga diri Sergey di depan sang putra. "Oh, bagus mana sama yang pertama kita tonton?"

Rama merem4s remote, lalu mengganti Chanel. Memang mereka nonton apaan? Dadanya panas, melihat mereka duduk berdampingan. Kakinya pun tak bisa diam, terus gerak begitu kesal.

"Kok, diganti Ram?"

"Papah tidak suka nonton horor."

"Memangnya Papahmu ini suka nonton yang mana, putraku sayang." Nita memejamkan mata sedetik.

Putra? Si4lan aku bukan putramu! Rama semakin kesal karena papahnya makin tertawa seolah itu lucu. Kau lihat saja Nita! Kau akan tergila-gila padaku, Ya!

Episodes
1 BAB 1 : KEHAMILAN
2 BAB 2 : TERNYATA ANAK DAN AYAH
3 BAB 3 : PAPA DEVANO WIJAYA
4 BAB 4 : PESTA DADAKAN
5 BAB 5 : PERTOLONGAN
6 BAB 6 : MAKAN BERSAMA
7 BAB 7 : TAK NYAMAN PADA SIKAP AYAH
8 BAB 8 : AKU TUANNYA
9 BAB 9 : DIA IBU TIRI
10 BAB 10 : DOKUMEN
11 BAB 11 : PERPUSTAKAAN
12 BAB 12 : KALUNG
13 BAB 13 : W3BE
14 BAB 14 : SIDANG
15 Bab 15 : KECOCOK BELING
16 BAB 16 : MENGUNTIT
17 BAB 17 : LUKA TERKUBUR DALAM TUBUH MUNGIL
18 BAB : JEJAK SEPATU
19 BAB 19 : RAHASIA YANG DIKETAHUI RAMA
20 BAB 20 : Musa Anugrah terindah
21 PERJALANAN HIDUP
22 KECEMBURUAN SERGEY
23 BAB 24 : INTANIA- IBU RAMA
24 Curhatan Rama
25 BAB 26 :
26 BAB 27 : KALUNG MILIKMU?
27 BAB 28 : JONATHAN PRADIPTA (KUNCI)
28 BAB 29 : SEBUAH PERTANYAAN
29 BAB 30 : POTONGAN INGATAN YANG HILANG
30 BAB 31 : KAFE
31 BAB 32 : KETAHUAN LANA
32 BAB 33 : Dilihat Pak Abie
33 BAB 34 : BALKON
34 BAB 35 : SCANDAL VIDEO
35 BAB 36 : HILANG
36 BAB 37 : AKU TIDAK MAU MENIKAH
37 BAB 38 :
38 BAB 39 PERTEMUAN SERGEY-JEFRI
39 BAB 40 : SURAT RAMA
40 BAB 41 : FITTING BAJU PERNIKAHAN
41 42 : KEMARAHAN RAMA
42 BAB 43 : LENTERA DALAM KEGELAPAN
43 BAB 44 : SERANGAN MASSA
44 BAB 45 : DB
45 BAB 46 : HASIL TES DNA
46 BAB 47 : SIUMAN
47 BAB 48 : Sebelum Pernikahan Nita
48 Bab 49 : TOLONG JANGAN LEPASKAN AKU SAMPAI TUA, SAYANG
49 BAB 50 :
50 BAB 51 : RESAH
51 BAB 52 : KAU MENIPUKU
52 BAB 53 : DPO
53 54 : AKU SUKA KAMU
54 BAB 55 : RENCANA KAKEK AXEL
55 BAB 56 : NIKAH SIRIH
56 BAB 57 TRAUMA
57 BAB 58 : SEDERHANA
58 BAB 59 : MELAWAN KETAKUTAN
59 BAB 60 : MASSA PEMBAWA OBOR
60 BAB 61 : KEBAKARAN
61 BAB 62 : Pengakuan Rama yang tak didengar Sergey
62 AYAH MUSA
63 BAB 64 : SERGEY AIMAN ABIMASA
64 BAB 65 : KEMATIAN SERGEY
65 KONFERENSI PERS
66 BAB 67 : Kedatangan Jefri
67 BAB 68 : EKSEKUSI
68 Syuting
69 BAB 70 : Sergey
70 BAB 71 : POT BUNGA MAWAR
71 BAB 72 : TATO WAJAH NITA
72 BAB 73 : Kerinduan
73 BAB 74 : SERGEY PULANG KE RUMAH SEBAGAI ERGI
74 BAB 75 : Kelahiran kembar di Mobil
75 Nyidam Lana
76 Inisial S
77 Mulai sayang
78 BAB 79 : SERGEY, NATHAN, NITA, PEDRO -1
79 BAB 80 : RAMA MENGUPING DI RESTORAN KOREA
80 BANDARA
81 TAMAT
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1 : KEHAMILAN
2
BAB 2 : TERNYATA ANAK DAN AYAH
3
BAB 3 : PAPA DEVANO WIJAYA
4
BAB 4 : PESTA DADAKAN
5
BAB 5 : PERTOLONGAN
6
BAB 6 : MAKAN BERSAMA
7
BAB 7 : TAK NYAMAN PADA SIKAP AYAH
8
BAB 8 : AKU TUANNYA
9
BAB 9 : DIA IBU TIRI
10
BAB 10 : DOKUMEN
11
BAB 11 : PERPUSTAKAAN
12
BAB 12 : KALUNG
13
BAB 13 : W3BE
14
BAB 14 : SIDANG
15
Bab 15 : KECOCOK BELING
16
BAB 16 : MENGUNTIT
17
BAB 17 : LUKA TERKUBUR DALAM TUBUH MUNGIL
18
BAB : JEJAK SEPATU
19
BAB 19 : RAHASIA YANG DIKETAHUI RAMA
20
BAB 20 : Musa Anugrah terindah
21
PERJALANAN HIDUP
22
KECEMBURUAN SERGEY
23
BAB 24 : INTANIA- IBU RAMA
24
Curhatan Rama
25
BAB 26 :
26
BAB 27 : KALUNG MILIKMU?
27
BAB 28 : JONATHAN PRADIPTA (KUNCI)
28
BAB 29 : SEBUAH PERTANYAAN
29
BAB 30 : POTONGAN INGATAN YANG HILANG
30
BAB 31 : KAFE
31
BAB 32 : KETAHUAN LANA
32
BAB 33 : Dilihat Pak Abie
33
BAB 34 : BALKON
34
BAB 35 : SCANDAL VIDEO
35
BAB 36 : HILANG
36
BAB 37 : AKU TIDAK MAU MENIKAH
37
BAB 38 :
38
BAB 39 PERTEMUAN SERGEY-JEFRI
39
BAB 40 : SURAT RAMA
40
BAB 41 : FITTING BAJU PERNIKAHAN
41
42 : KEMARAHAN RAMA
42
BAB 43 : LENTERA DALAM KEGELAPAN
43
BAB 44 : SERANGAN MASSA
44
BAB 45 : DB
45
BAB 46 : HASIL TES DNA
46
BAB 47 : SIUMAN
47
BAB 48 : Sebelum Pernikahan Nita
48
Bab 49 : TOLONG JANGAN LEPASKAN AKU SAMPAI TUA, SAYANG
49
BAB 50 :
50
BAB 51 : RESAH
51
BAB 52 : KAU MENIPUKU
52
BAB 53 : DPO
53
54 : AKU SUKA KAMU
54
BAB 55 : RENCANA KAKEK AXEL
55
BAB 56 : NIKAH SIRIH
56
BAB 57 TRAUMA
57
BAB 58 : SEDERHANA
58
BAB 59 : MELAWAN KETAKUTAN
59
BAB 60 : MASSA PEMBAWA OBOR
60
BAB 61 : KEBAKARAN
61
BAB 62 : Pengakuan Rama yang tak didengar Sergey
62
AYAH MUSA
63
BAB 64 : SERGEY AIMAN ABIMASA
64
BAB 65 : KEMATIAN SERGEY
65
KONFERENSI PERS
66
BAB 67 : Kedatangan Jefri
67
BAB 68 : EKSEKUSI
68
Syuting
69
BAB 70 : Sergey
70
BAB 71 : POT BUNGA MAWAR
71
BAB 72 : TATO WAJAH NITA
72
BAB 73 : Kerinduan
73
BAB 74 : SERGEY PULANG KE RUMAH SEBAGAI ERGI
74
BAB 75 : Kelahiran kembar di Mobil
75
Nyidam Lana
76
Inisial S
77
Mulai sayang
78
BAB 79 : SERGEY, NATHAN, NITA, PEDRO -1
79
BAB 80 : RAMA MENGUPING DI RESTORAN KOREA
80
BANDARA
81
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!