BAB 3 : PAPA DEVANO WIJAYA

Pak Abie-Kepala pelayan mendekat ke sofa yang diduduki Rama. "Den Rama, truk pengangkut 'Unicorn' sudah siap di halaman."

Rama menatap tajam pada ibu tirinya, menebarkan panah kebencian dan siap menabuh genderang perang. Pemuda itu lalu berdiri sambil menunggu sang papa. "Papah .... tolong."

"Pokoknya harus kembali seperti semula dan harus beres dalam tiga hari. Juga jangan melarangku lagi balapan." Rama mengikuti sang papa,dan berjalan mulai beriringan.

"Ya, ya, apapun yang kau mau. Asal kau menjaga dirimu sendiri. Jangan sampai kecelakaan fatal dua tahun lalu terulang lagi. Masih mending nyawamu selamat."

Sergey berjalan dengan elegan, melewati ruang keluarga dan sampai di garasi mengawasi para orang suruhannya dengan satu tangan masuk ke saku celana. Sergey memandangi putranya yangmana wajah tampan itu dipenuhi sorot mata kekecewaan.

Bahkan putranya sendiri yang menaikkan motor Ducati merah dengan hati-hati ke atas truk low bow dan melarang orang-orang menyentuh motor kesayangan itu, saking sayangnya sampai sudah dianggap seperti kekasih sendiri. Mungkin putranya kelainan, tetapi ya putranya memang seperti itu.

Sergey jadi teringat dulu saat pelayan memindahkan motor Ducatti merah. Sang putra langsung memukul pelayan hingga pelayan itu mengalami pendarahan otak. Sergey lalu menjual 'Kuda betina' tetapi karena anaknya lalu sakit berhari-hari dan marah saat motor itu dijual. Akhirnya, Sergey mengalah membeli motor itu lagi, yang sudah sempat dibawa keluar pulau. Rama saat itu langsung sembuh, begitu melihat motor itu. Sergey pun tidak mengijinkan Rama untuk ikut balapan lagi, karena teman-teman Rama membawa pengaruh buruk.

Sergey melirik Nita saat mata emas itu menebarkan tatapan rasa bersalah. Nita meringis melihat petugas bengkel juga membawa mobil HRV untuk diperbaiki. Sekarang Nita tak memiliki mobil, karena mobil-mobil milik keluarga Nita telah dijual oleh Sergey tanpa alasan yang jelas.

Nita menggigit jemarinya sambil mondar-mandir di kamar. Dia mendengar percakapan suaminya bahwa akan ada kekosongan posisi wakil CEO di NASA Entertainment. NASA kependekan dari Nita Athalia & Sergey Abimasa.

Dulunya perusahaan itu bernama DW Entertainment yang kependekan dari Devano Wijaya Entertainment yang juga didirikan oleh papahnya Nita. Nita tak memiliki pilihan lain, saat posisi ayahnya digeser karena berita meninggal ayahnya menyebar ke publik. Dari kecil dia berkutat di PH dan dia anak manja yang tidak diijinkan untuk bekerja oleh Papa Devan selepas kuliah. Padahal teman-temannya sudah mulai bekerja.

Sampai kematian Papa Devan membuat Sergey mendekatinya dan terus mendekatinya. Sergey juga banyak menanyakan banyak hal tentang Papah yang pada awalnya Nita tak mengetahui arti yang dimaksud Sergey. Sampai perlahan Nita tahu sendiri setelah bertanya pada Paman Pedro soal yang dimaksud Sergey.

Tiba waktu makan siang, Nita menyodorkan nasi merah ke piring Sergey, lalu duduk di sisi kiri Sergey. Sementara di depannya terdapat Rama yang terus mengawasi gerak-geriknya.

Nita memikirkan bagaimana cara mengusir Rama dari rumah ini. Jangan sampai pria itu mengacaukan rencana yang telah disusun selama lima tahun bersama ayah dulu.

"Apa restoran mu berjalan baik, Rama?" tanya Sergey dengan datar, tetapi dengan tatapan penuh kasih sayang. Restoran makanan Indonesia di Darwin- Australia itu adalah usaha Sergey, yang saat perceraian diberikan pada mantan istrinya yang diatasnamakan sang putra.

"Selalu stabil, siapa dulu dong, anak Papa, kan." Rama sambil mengunyah makanan rumahan.

Tumben chef di sini, masakannya seperti masakan nenek dahulu. Sepertinya, aku akan betah tinggal di rumah masa kecilku ini, walau ada ibu tiri yang menjijikan.

(Rama)

"Aku ingin mencoba hal baru, Pah."

"Kamu mau mencicipi dunia rumah produksi?"

"Uhuk! uhuk!" Nita menutup mulut, dia tersedak karena ucapan Sergey. Dia menerima uluran segelas air putih dari Sergey. Nita melirik Rama yang menyipitkan mata waspada. Apa maksud Sergey dengan itu?

"Wah! apa itu cocok untukku, Pah?" Mata Rama bersinar.

"Kenapa tidak? siapa lagi yang akan memegangnya jika bukan putraku."

"Uhuk Uhuk!" Nita kembali batuk-batuk. Dia menaruh serbet putih, lalu menghabiskan air minum dalam hitungan detik.

Kau kaget? tentu saja aku penerusnya. Jadi jangan bermimpi ! Batin Rama dengan senyuman licik dan tertawa di dalam hati.

Rama lalu pamit ke lantai atas karena enggan terlalu terlihat bernafsu pada jabatan yang akan diberikan padanya. Lebih baik pelan-pelan, tetapi pasti masuk ke perusahaan papah. Lalu, menyingkirkan Nita dari hidup papahnya.

"Aman kan? Dia takkan berani menyakitimu, Nita. Dia takkan berani padaku." Sergey meneruskan makan malam dengan senyuman tipis pada sang istri.

Nita menggigit bibir bawah dengan cemas. "Mas, kupikir aku tahu banyak soal dunia PH. Aku dengar ada posisi wakil CEO yang akan kosong. Bisakah aku menempatinya sementara waktu?"

"Apa alasannya, kenapa kamu ingin masuk ke kantor lagi?" Kening Sergey berkerut.

"Duduk manis menjadi istri Sergey Aiman Abimasa- apa susahnya?" Sergey dengan penuh penekan. "Kau melupakan janjimu padaku untuk tidak ke kantor?"

Sergey jadi teringat satu tahun yang lalu, kondisi di perusahaan semakin tak aman karena kematian Devano yang membuat harga saham semakin anjlog. Sergey membeli beberapa saham milik Devan dengan persetujuan si ahli waris- Nita. Saham sebesar 51 persen itu menjadi milik Sergey yang artinya dia adalah Presiden direktur di perusahaan DW. "Kamu juga harus menutupi kehamilanmu yang terlalu dini.

"Aku bisa membantu putramu yang masih sangat minim mengetahui dunia PH, Mas. Kamu kan tahu, aku dilahirkan di masa jaya-jayanya PH milik Papa Devan. Aku akan menyembunyikan kehamilan ini baik-baik."

Nita memundurkan kepala saat Sergey mendekat. Dia membeku saat jari panjang yang kasar mengusap pipinya, lalu turun ke dagu. Seolah mata biru itu memindai matanya, membuat Nita terus mundur karena nafas berbau harum itu membuat Nita ketakutan.

Gadis itu tak percaya bila teman papa, yang dulu sering datang kerumah, justru sekarang terlalu dekat. Terlebih tatapan dalam itu, ini adalah hal paling mengerikan dalam hidupnya. Saat di luar rumah, Nita juga harus menutup telinga dan mata saat menghadapi cemohan dari para awak media dan teman-temannya.

"Pintar," kata Sergey dengan nada menggantung di udara. Mata biru itu melebar dan mencari tahu tatapan putri dari sahabatnya.

Kenapa aku gugup ! Nita menghela nafas berat. Dia pikir Sergey akan mengatakan apa. "Aku ingin menjadi-"

"Rama akan menjadi wakil direktur utama dan kamu bisa menjadi penanggung jawab keuangan perusahaan. Bagaimana, bukankah penawaran ku lebih bagus, Istriku?" Sergey tersenyum hangat sembari mengusap jemari mungil di atas meja.

Jari-jari kaki Nita saling merem4s, dengan tidak terima. Harusnya dia yang jadi wakil direktur utama. Akan tetapi jika dia menentang Sergey, justru akan menghambat jalannya. Nita berusaha menunjukkan ketulusan hatinya. "Itu bagus, saya suka, Suamiku. Terimakasih untuk hadiah luar biasa ini."

"Sama-sama." Sergey tersenyum tipis. Dia tak mempercayai istrinya. Terlebih setelah beberapa bulan ini dia mendapati gerak-gerik Nita yang mencurigakan.

Nita turun dari taksi di depan rumah besar dan menekan bel. Nita masuk gerbang dan memberi salam pada security, lalu masuk dan melewati halaman rumah besar dua lantai. Dari rumah itu, Nita berjalan ke halaman belakang, lalu keluar dari pintu besi. Dia melewati jalan setapak yang ramai para pemotor dan masuk ke sebuah rumah kecil yang tak terkunci.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Nita dengan cemas, pada paman. Nita memasuki kamar khusus yang lumayan membuat kulinya merinding karena dingin.

"Masih sama. Apa kau tak sebaiknya merelakan Papahmu saja?"

"Melepas?" Mata Nita melotot dan rahangnya bagai jatuh ke bumi.

"Dia papahku dan aku membayarmu bukan sedikit untuk menjaganya, Paman!" sentak Nita dengan nafas tersengal. Dia menahan amarah sekuat tenaga karena sudah berapa kali Paman Pedro tega mengatakan ini.

"Sudah satu tahun. Dokter pun bilang hanya kemungkinan 10 persen untuk Papahmu bisa bangun lagi." Pedro menatap tak tega pada mata Nita yang memerah.

"Aku tidak akan menyerah, Paman. Papah yang satu-satunya kumiliki, di dunia ini." Nita berpaling dan berjalan ke nakas, lalu menaruh hati-hati tas Hermes. Dia menatap buku dongeng masa kecilnya dengan nanar.

Jari-jari bercat kuku merah itu menghapus embun bening yang meleleh tanpa permisi. Nita menahan sesenggukan, dia tak mau tangisannya diketahui oleh Paman Pedro. "Aku akan menambah bayaranmu, Paman."

Pedro mengepalkan tangan. "Ini bukan soal uang, Nita. Ini bisa membahayakan nyawamu sendiri."

"Aku tak peduli," ucap Nita penuh penekanan dan tubuh bergetar. "Karena itu aku mempercayakan papah pada Paman, yang pandai beladiri. Bukan pada orang lain yang sewaktu-waktu mungkin tak peduli akan menjaga papah."

"Nak, ingat baik-baik, Devan tak menginginkan ini. Selama hidupnya dia selalu berusaha melindungi mu."

"Karena itu sekarang aku akan melindunginya. Em, Paman tidak sedang menyuruhku untuk membunuh ... papaku sendiri, kan ? Bagaimana jika Paman di posisi saya, lalu Paman membunuh ayah Paman sendiri? apa Paman berani ... seperti saat Paman menghabisi para musuh Paman?" Nita tertawa getir dengan amarah tertahan.

"Terserah kamu lah! Aku sudah memperingatkan kamu. Sergey bukan tandinganmu. Dia memiliki banyak kekuatan mafia dibelakangnya."

Nita menelan saliva dengan kasar dan bulu kuduknya meremang, lalu Paman Pedro keluar dari ruangan. Hati Nita begitu sakit, setiap memikirkan anak buah Sergey yang sering dijumpainya. Satu anak buah Sergey itu pernah terekam cctv di area kejadian saat ayahnya mengalami kecelakaan yang disabotase. Karena alasan itu dia menjadi istri Sergey.

Nita meraih buku dongeng sambil mengusap air mata dengan baju di lengannya. Tak mau papa tahu bahwa dia cengeng. Kakinya melangkah dengan ragu, lalu duduk di samping papah yang terbaring dengan badan kurus. "Papah bangun dong! Kenapa Papah selemah ini ... sekarang? Benarkah ... Anda itu Papahku, yang dulu begitu kuat?"

Nita melihat ke arah lain dan lagi air matanya jatuh. Dia terdiam sejenak, menatap ke langit-langit kamar, dan mengusap air mata yang kembali meleleh. Mulutnya ternganga membuang napas yang yang sesak.

Dia bernapas dari mulut karena hidungya tertutupi ingus. Ingusnya bahkan terus meleleh dan melewati bibirnya, membawa rasa sangat asin. Nita kembali menatap kelopak mata sang papah yang terpejam, papah seperti mayat hidup.

Suara 'nit nit' monitor membuatnya tetap waras dan kembali bersyukur karena sang papa masih hidup. Sudah satu tahun papah belum siuman sejak kepala papah itu mengalami cedera parah.

Paman Pedro menolong papah pada saat kecelakaan mobil, tetapi lebam-lebam di kepala papah, setelah dicari tahu, bukanlah karena kecelakaan. Seseorang telah berniat mencelakai papah dan berusaha menghilangkan barang bukti.

Papah operasi kepala ditempat seperti ini. Nita sampai membeli rumah di depan, karena akses ke rumah ini sebenarnya hanya jalan setapak yang pas untuk kendaraan motor gerobak. Nita sampai membugar rumah di depan, lalu membuat jalan untuk bisa dilewati mobil, lalu mobil bisa berhenti di depan rumah ini untuk sekadar menurunkan peralatan medis. Itupun dilakukan saat tidak ada orang di sekitar.

Nita juga memperbarui ruangan ini hingga sesuai standar rumah sakit internasional, dengan modal menjual berlian yang satu berlian peninggalan sang mamah bisa mencapai satu milyar. Beruntung sang mamah dulu gemar menabung dan mengumpulkan berlian.

Nita juga mengatur arus keuntungan yang adalah hak papah, dari NASA, tetapi dia tak bisa menggunakan uang itu lagi. Dia pernah mengambil uang 250 juta cash, lalu Sergey bertanya untuk apa cash sebanyak itu. Ternyata diam-diam Sergey mengawasinya.

"Pah, bangun. Nita capek," suara Nita penuh keputusaan. Kening menempel di dinginnya telapak tangan papah.

Setengah jam berlalu, Nita baru membacakan cerita legenda Sangkuriang di dekat papah. Dia menaruh buku dongeng itu di tangan papah, lalu melihat layar ponsel dan mengangkat panggilan telepon.

"Aku tahu kau mengetahui keberadaan Papahmu, Athalia," suara tawa berat dan menyeramkan terdengar dari balik telepon.

"Siapa kamu?" suara Nita bergetar dan berjalan ke luar ruangan, lalu duduk berhadapan dengan Paman Pedro dengan telepon yang sudah dispeaker. "Apa maksudmu? Papaku sudah tidak ada. Siapa ini dan dari mana Anda tahu nama dan nomerku?"

Nita menatap Paman Pedro dengan jantung berdebar. Paman Pedro ikut mendengar suara tawa berat yang kian menjadi di balik telepon. Paman Pedro terus mengayunkan jari telunjuk agar Nita terus memancing dan Nita mengangguk.

"Katakan siapa kamu dan apa maumu?" Nita berusaha tenang. "Papahku sudah meninggal. Jangan main-main denganku."

"Meninggal? kau yakin?"

Episodes
1 BAB 1 : KEHAMILAN
2 BAB 2 : TERNYATA ANAK DAN AYAH
3 BAB 3 : PAPA DEVANO WIJAYA
4 BAB 4 : PESTA DADAKAN
5 BAB 5 : PERTOLONGAN
6 BAB 6 : MAKAN BERSAMA
7 BAB 7 : TAK NYAMAN PADA SIKAP AYAH
8 BAB 8 : AKU TUANNYA
9 BAB 9 : DIA IBU TIRI
10 BAB 10 : DOKUMEN
11 BAB 11 : PERPUSTAKAAN
12 BAB 12 : KALUNG
13 BAB 13 : W3BE
14 BAB 14 : SIDANG
15 Bab 15 : KECOCOK BELING
16 BAB 16 : MENGUNTIT
17 BAB 17 : LUKA TERKUBUR DALAM TUBUH MUNGIL
18 BAB : JEJAK SEPATU
19 BAB 19 : RAHASIA YANG DIKETAHUI RAMA
20 BAB 20 : Musa Anugrah terindah
21 PERJALANAN HIDUP
22 KECEMBURUAN SERGEY
23 BAB 24 : INTANIA- IBU RAMA
24 Curhatan Rama
25 BAB 26 :
26 BAB 27 : KALUNG MILIKMU?
27 BAB 28 : JONATHAN PRADIPTA (KUNCI)
28 BAB 29 : SEBUAH PERTANYAAN
29 BAB 30 : POTONGAN INGATAN YANG HILANG
30 BAB 31 : KAFE
31 BAB 32 : KETAHUAN LANA
32 BAB 33 : Dilihat Pak Abie
33 BAB 34 : BALKON
34 BAB 35 : SCANDAL VIDEO
35 BAB 36 : HILANG
36 BAB 37 : AKU TIDAK MAU MENIKAH
37 BAB 38 :
38 BAB 39 PERTEMUAN SERGEY-JEFRI
39 BAB 40 : SURAT RAMA
40 BAB 41 : FITTING BAJU PERNIKAHAN
41 42 : KEMARAHAN RAMA
42 BAB 43 : LENTERA DALAM KEGELAPAN
43 BAB 44 : SERANGAN MASSA
44 BAB 45 : DB
45 BAB 46 : HASIL TES DNA
46 BAB 47 : SIUMAN
47 BAB 48 : Sebelum Pernikahan Nita
48 Bab 49 : TOLONG JANGAN LEPASKAN AKU SAMPAI TUA, SAYANG
49 BAB 50 :
50 BAB 51 : RESAH
51 BAB 52 : KAU MENIPUKU
52 BAB 53 : DPO
53 54 : AKU SUKA KAMU
54 BAB 55 : RENCANA KAKEK AXEL
55 BAB 56 : NIKAH SIRIH
56 BAB 57 TRAUMA
57 BAB 58 : SEDERHANA
58 BAB 59 : MELAWAN KETAKUTAN
59 BAB 60 : MASSA PEMBAWA OBOR
60 BAB 61 : KEBAKARAN
61 BAB 62 : Pengakuan Rama yang tak didengar Sergey
62 AYAH MUSA
63 BAB 64 : SERGEY AIMAN ABIMASA
64 BAB 65 : KEMATIAN SERGEY
65 KONFERENSI PERS
66 BAB 67 : Kedatangan Jefri
67 BAB 68 : EKSEKUSI
68 Syuting
69 BAB 70 : Sergey
70 BAB 71 : POT BUNGA MAWAR
71 BAB 72 : TATO WAJAH NITA
72 BAB 73 : Kerinduan
73 BAB 74 : SERGEY PULANG KE RUMAH SEBAGAI ERGI
74 BAB 75 : Kelahiran kembar di Mobil
75 Nyidam Lana
76 Inisial S
77 Mulai sayang
78 BAB 79 : SERGEY, NATHAN, NITA, PEDRO -1
79 BAB 80 : RAMA MENGUPING DI RESTORAN KOREA
80 BANDARA
81 TAMAT
Episodes

Updated 81 Episodes

1
BAB 1 : KEHAMILAN
2
BAB 2 : TERNYATA ANAK DAN AYAH
3
BAB 3 : PAPA DEVANO WIJAYA
4
BAB 4 : PESTA DADAKAN
5
BAB 5 : PERTOLONGAN
6
BAB 6 : MAKAN BERSAMA
7
BAB 7 : TAK NYAMAN PADA SIKAP AYAH
8
BAB 8 : AKU TUANNYA
9
BAB 9 : DIA IBU TIRI
10
BAB 10 : DOKUMEN
11
BAB 11 : PERPUSTAKAAN
12
BAB 12 : KALUNG
13
BAB 13 : W3BE
14
BAB 14 : SIDANG
15
Bab 15 : KECOCOK BELING
16
BAB 16 : MENGUNTIT
17
BAB 17 : LUKA TERKUBUR DALAM TUBUH MUNGIL
18
BAB : JEJAK SEPATU
19
BAB 19 : RAHASIA YANG DIKETAHUI RAMA
20
BAB 20 : Musa Anugrah terindah
21
PERJALANAN HIDUP
22
KECEMBURUAN SERGEY
23
BAB 24 : INTANIA- IBU RAMA
24
Curhatan Rama
25
BAB 26 :
26
BAB 27 : KALUNG MILIKMU?
27
BAB 28 : JONATHAN PRADIPTA (KUNCI)
28
BAB 29 : SEBUAH PERTANYAAN
29
BAB 30 : POTONGAN INGATAN YANG HILANG
30
BAB 31 : KAFE
31
BAB 32 : KETAHUAN LANA
32
BAB 33 : Dilihat Pak Abie
33
BAB 34 : BALKON
34
BAB 35 : SCANDAL VIDEO
35
BAB 36 : HILANG
36
BAB 37 : AKU TIDAK MAU MENIKAH
37
BAB 38 :
38
BAB 39 PERTEMUAN SERGEY-JEFRI
39
BAB 40 : SURAT RAMA
40
BAB 41 : FITTING BAJU PERNIKAHAN
41
42 : KEMARAHAN RAMA
42
BAB 43 : LENTERA DALAM KEGELAPAN
43
BAB 44 : SERANGAN MASSA
44
BAB 45 : DB
45
BAB 46 : HASIL TES DNA
46
BAB 47 : SIUMAN
47
BAB 48 : Sebelum Pernikahan Nita
48
Bab 49 : TOLONG JANGAN LEPASKAN AKU SAMPAI TUA, SAYANG
49
BAB 50 :
50
BAB 51 : RESAH
51
BAB 52 : KAU MENIPUKU
52
BAB 53 : DPO
53
54 : AKU SUKA KAMU
54
BAB 55 : RENCANA KAKEK AXEL
55
BAB 56 : NIKAH SIRIH
56
BAB 57 TRAUMA
57
BAB 58 : SEDERHANA
58
BAB 59 : MELAWAN KETAKUTAN
59
BAB 60 : MASSA PEMBAWA OBOR
60
BAB 61 : KEBAKARAN
61
BAB 62 : Pengakuan Rama yang tak didengar Sergey
62
AYAH MUSA
63
BAB 64 : SERGEY AIMAN ABIMASA
64
BAB 65 : KEMATIAN SERGEY
65
KONFERENSI PERS
66
BAB 67 : Kedatangan Jefri
67
BAB 68 : EKSEKUSI
68
Syuting
69
BAB 70 : Sergey
70
BAB 71 : POT BUNGA MAWAR
71
BAB 72 : TATO WAJAH NITA
72
BAB 73 : Kerinduan
73
BAB 74 : SERGEY PULANG KE RUMAH SEBAGAI ERGI
74
BAB 75 : Kelahiran kembar di Mobil
75
Nyidam Lana
76
Inisial S
77
Mulai sayang
78
BAB 79 : SERGEY, NATHAN, NITA, PEDRO -1
79
BAB 80 : RAMA MENGUPING DI RESTORAN KOREA
80
BANDARA
81
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!