Beth Ter-Sweet
Beep beep!
Fairel membunyikan klakson dengan emosi saat deretan mobil di depannya yang mendadak berhenti dan seolah tak mau bergerak. Pria itu lalu melihat ke arlojinya dan langsung menggerutu dalam hati.
"Sial! Aku akan terlambat lagi menjemput Rossie!"
"Bergerak kalian, Mobil sialan!!" Teriak Fairel seraya menyalakan klakson lagi dengan barbar. Di saat bersamaan, tiba-tiba sebuah motor yang berhenti tepat di samping mobil Fairel, karena terjebak kemacetan juga.
Awalnya Fairel hanya abai pada pengendara motor berhelm bogo tersebut. Namun saat pengendara itu mulai mengeluarkan lipstik, lalu menyapukannya ke bibir sembari berkaca pada spion mobil Fairel, perhatian Fairel mendadak teralihkan.
"Pede sekali dia!" Gumam Fairel sembari menatap pada gadis berperawakan mungil yang memakai jaket jeans tersebut.
Dan ternyata gadis tadi tak cukup hanya berkaca pada spion mobil Fairel, melainkan malah ganti berkaca pada kaca jendela mobil yang memang tampak gelap dari luar.
"Ck! Tidak punya malu, ya!" Gerutu Fairel lagi yang akhirnya membuka kaca jendela mobilnya.
Terang saja, yang dilakukan oleh Fairel itu langsung membuat sang gadis terkejut dan nyaris terjengkang ke samping bersama motornya.
"Di rumah tidak punya kaca, ya?" Tegur Fairel dengan nada sinis yang langsung membuat gadis berwajah kurang putih itu terkejut dan buru-buru menurunkan kaca helm-nya. Gadis itu lalu segera memacu motornya karena antrian motor di depannya yang kebetulan juga sudah sedikit terurai.
"Norak!" Seru Fairel pada sang hadis asing yang sudah ngacir pergi tadi.
Fairel lalu menaikkan kaca jendela mobilnya dan menekan klakson mobil lagi dengan frustasi karena antrian mobil yang tak kunjung terurai. Padahal motor-motor sudah melaju, lalu kenapa mobil Fairel tak kunjung bergerak.
"Hhhhh!! Besok aku akan beli motor matic juga seperti punya Keano!!" Teriak Fairel frustasi di dalam mobilnya.
****
"Sial, sial, sial!" Rutuk Bethany pada dirinya sendiri, sembari gadis itu menepikan motornya ke bahu jalan. Bethany lalu menarik nafas panjang berulang kali sambil sesekali melihat pantulan wajahnya di kaca spion untuk memastikan kalau lipstiknya tidak keluar dari garis bibir.
"Aman!" Gumam Bethany sembari memonyong-monyongkan bibirnya di depan spion. Gadis itu lalu melihat ke jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan kembali menggerutu.
"Aku terlambat!"
"Sial, sial, sial!" Bethany akhirnya kembali melajukan motornya dan berbaur bersama kendaraan lain di atas aspal hitam, menuju ke sebuah gedung yang terlihat paling menjulang dari kejauhan.
"Aku datang, Reandra!" Ucap Bethany yang semakin bersemangat menarik gas motornya.
****
"Halo!" Jawab Fairel setelah akhirnya mobil mulusnya terbebas dari kemacetan laknat. Fairel segera memacu mobilnya ke arah kampus Rossie, namun ditengah perjalanan, ponselnya malah berdering nyaring.
"Kau dimana? Uncle Liam sudah kembali ke kantor dan menanyakan keberadaamu."
Suara Ryan di ujung telepon terdengar berbisik-bisik seolah Ryan sedangvbucara sembari bersembunyi di bawah meja. Atau mungkin di dalam laci.
Sinting memang sepupu Fairel itu!
"Kenapa cepat sekali kembali? Bukankah seharusnya Dad baru kembali nanti sore?" Tanya Fairel sanksi.
"Kau pikir aku menipumu? Lihat sendiri!"
Ryan ganti melakukan video call pada Fairel yang langsung menepikan mobilnya. Fairel lalu menyalakan video yang direkam oleh ponsel Ryan, dimana ada Dad Liam yang baru keluar dari ruangan Fairel dan wajahnya tampak merah.
"Sial! Aku belum jadi menjemput Rossie padahal!" Cicit Fairel kembali frustasi.
"Cepat putar balik dan besok saja menjemput Rossie-nya sebelum Uncle Liam--"
"Sedang video call bersama siapa, Ryan?" Tegur Dad Liam yang langsung menyela laporan Ryan sembari merebut ponsel pria itu. Fairel langsung bergerak sigap untuk mematikan video call Ryan.
"Selamat!" Ucap Fairel sembari mengelus dada saat tiba-tiba deringan dari ponselnya membuat Fairel kembali terlonjak. Kali ini Dad Liam yang menelepon Fairel!
"Tidak jadi selamat!" Cicit Fairel sembari mengangkat telepon dari sang Dad.
"Iel!"
"Iya, Dad! Iel hanya beli kopi!" Tukas Fairel cepat menyusun sebuah alasan.
"Masih di luar berarti?"
"Masih, Dad! Macet!" Alasan Fairel lagi.
"Sekalian pergi ke gedung Flamboyan kalau begitu!"
"Untuk?" Tanya Fairel seraya mengernyit.
"Menggantikan Dad menemui klien! Kau putra Dad!"
"Kenapa tidak menyuruh Ryan?" Sergah Fairel memberikan opsi kedua. Fairel madih mau lanjut pedekate pada Rossie dengan rajin mengantar jemput gadis itu.
"Dad menyuruhmu, Iel! Toh mumpung kamu sedang di luar juga! Ryan masih meng-handle beberapa pekerjaan di kantor!"
"Cepat pergi dan jangan beralasan lagi!" Suara Dad Liam sudah terdengar menggelegar sekarang. Mimpi apa Fairel punya Dad segalak itu!
"Iya, Dad! Yang harus Iel temui namanya siapa?" Tanya Fairel akhirnya sembari menyugar kasar rambutnya.
"Tuan Lars!"
"Siap, Dad! Iel ke gedung Flamboyan sekarang!" Pungkas Fairel sembari menutup telepon dari Dad Liam.
"Gagal lagi!!" Gerutu Fairel kesal sembari memukul stir mobilnya. Puas meluapkan amarahnya, Fairel lanjut memacu mobilnya ke arah satu gedung yang tampak menjulang dari kejauhan.
****
"Sudah kubilang untuk tidak datang terlambat, Beth!!" Omel Yvone, saat Bethany baru sampai di depan gedung Flamboyan.
"Aku hanya terlambat sepuluh menit, Yvone!"
"Reandra masih di dalam kan?" Tanya Bethany yang tangannya sigap mengambil box kecil dari gantungan motornya. Bethany lalu membuka plastik serta penutup kotak tersebut.
"Aku sudah menyiapkan kue ulang tahun untuk Reandra," ujar Bethany lagi yang ganti memamerkan kuenya pada Yvone, sahabat baik Bethany yang juga adalah sepupu Reandra. Cowok yang sejak dulu membuat Beth tergila-gila.
"Tidak berguna! Reandra sudah pergi!" Jawab Yvone sembari menutup lagi kotak kue Bethany.
"Tapi aku hanya terlambat sepuluh menit!" Sergah Bethany merasa tak terima.
"Dan Reandra itu orang yang ontime!"
"Tadi bahkan dia sudah pergi, lima belas menit sebelum kau datang!" Ujar Yvone lagi.
"Ck! Padahal aku sudah memakai gaun seperti katamu," rengut Bethany kemudian sembari mendes*h kecewa.
"Ulang tahun Reandra digelar dimana? Kau bisa mengajakku ke sana, Yvone?"
"Please!! Kau kan sahabat baikku," rayu Bethany kemudian pada Yvone yang langsung bersedekap.
"Undanganku hanya satu! Mana bisa aku membawamu, Beth?"
"Aku akan lewat pintu belakang dan menyamar menjadi waitres!" Cetus Bethany memaparkan ide gilanya. Yvone langsung menatap tak percaya pada sang sahabat.
"Reandra sama sekali tak akan melirikmu! Kau pakai gaun saja Reandra belum tentu mau denganmu," seloroh Yvone sedikit meledek Bethany.
"Mana tahu kalau belum dicoba? Di film-film itu kan banyak tuan muda yang jatuh cinta pada pelayan," tukas Bethany yang langsung membuat Yvone mencibir.
"Film terus! Lama-lama otakmu terkontaminasi film!' Yvone ganti menoyor kepala Bethany yang hanya nyengir kuda.
"Ajak aku, ya! Nanti aku bantu pedekate pada Bang Timmy!" Rayu Bethany sekali lagi mengiming-imingi Yvone.
"Yeee! Siapa juga yang naksir pada abangmu!" Jawab Yvone sok jual mahal.
"Ck! Jual mahal! Padahal mau!" Ledek Bethany seraya terkekeh.
"Udah, ah! Malas bahas abang kamu!" Tukas Yvone kemudian.
"Tapi malam ini nggak males bawa aku ketemu Reandra, kan?" Rayu Bethany sekali lagi.
"Ck! Iya, iya! Dasar bucin!" Jawab Yvone akhirnya yang langsung membuat Bethany bersorak.
"Pulang sana! Acaranya masih nanti jam tujuh! Nanti aku jemput di tempat biasa," usir Yvone selanjutnya pada Bethany.
"Kuenya buat kamu-"
"Enggaaaak!" Tolak Yvone lebay.
"Susah payah aku diet, malah mau kamu sumpelin kue yang gulanya bejibun itu!" Gerutu Yvone lagi yang langsung membuat Bethany tertawa terbahak-bahak.
"Yaudah, aku kasihin security saja!" Putus Bethany akhirnya saat melihat seorang security yang merenung sendirian di depan lobi gedung. Bethany lalu berjalan ke arah security tadi sembari membawa kuenya yang lupa ia tutup boxnya.
Bethany sudah sangat bersemangat membawa kue, saat tiba-tiba langkahnya terhadang oleh pintu mobil yang tiba-tiba dibuka oleh seseorang dan membuat Bethany hilang keseimbangan.
Tak cukup sampai disitu, pak pengemudi yang juga baru keluar dari dalam mobil serta merta wajahnya langsung bertubrukan dengan kue di tangan Bethany.
Bugh!
Gedebug!
Kejadianhanya sepersekian detik saat Bethany tiba-tiba sudah jatuh terduduk karena menabrak pintu mobil, dan wajah pak sopir yang kini belepotan krim dari kue yang tadi Bethany bawa.
"Sialaaaan!!!" Teriak pak pengemudi di depan Bethany tersebut yang langsung membuat Bethany beringsut mundur.
Mati kau, Beth!!
.
.
.
.
Hai!
Bertemu lagi dengan Fairel yang olwes sial dan apes 🤭🤭. Konflik bakalan ringan dan santai.
Terima kasih yang masih setia mengikuti karya-karya othor
💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-05-05
1
keke global
Azzaryan.. 11 12 gayanya ama Fairel 🤣🤣
2023-04-08
0
keke global
yaa ampun kurang putih... bilang aja ngga putih bun sama kyk aku.. eksotis haha
2023-04-08
0