Beth baru kembali ke toko kue sang mama, saat matahari sudah bergulir ke arah barat.
Ting!
Lonceng di atas pintu toko langsung berdenting nyaring, saat Beth membuka pintu. Rupanya ada Tante Sita di dalam toko yang sedang berbincang dengan Mama Tere.
"Baru pulang, Beth? Kok udah ganti baju?" Cecar Mama Tere setelah memindai penampilan sang putri yang memang sudah berubah dari saat berangkat tadi. Beth baru ingat kalau tadi saat berangkat dan pamit untuk COD-an kue, Beth memang mengenakan celana kodok favoritnya. Dan Beth benar-benar lupa untuk ganti baju sebelum ia kembali lagi ke toko!
Haduuh!
Beth harus beralasan apa sekarang?
"Mmmm, ini baju Yvone, Ma!" Jawab Beth beralasan.
"Soalnya tadi baju Beth kotor pas mau COD-an. Makanya Beth pinjam gaun Yvone satu," ujar Beth beralasan.
"Yang ini juga kotor dan seperti terkena krim kue, Beth. Kamu habis jatuh?" Gantian Tante Sita yang mencecar Beth sembari menelusur satu persatu noda di gaun Beth.
Sial!
Pasti itu terkena krim kue yang dari wajah bapak pemarah tadi.
"Kamu sebenarnya habis COD-an kue atau darimana, Beth?" Tanya Mama Tere merasa heran.
"Habis COD-an kue, Ma!" Sergah Beth cepat.
"Trus kok bisa bertemu Yvone juga?" Tanya Mama Tere lagi.
"Iya COD-annya kan bareng Yvone, Ma! Yang pesen kue temannya Yvone!" Jawab Beth sembari meringis. Mama Tere langsung geleng-geleng kepala.
"Ngomong-ngomong, Tante Sita datang sendiri? Rossie tidak ikut?" Tanya Beth mengalihkan pembicaraan dengan sedikit berbasa-basi pada Tante Sita.
"Tidak! Karena tante tadi memang tidak dari rumah, Beth!"
"Kebetulan ada arisan di dekat sini, jadi sekalian saja tante mampir karena sudah lama juga tante tidak ngobrol bersama mama kamu," jelas Tante Sita panjang lebar yang hanya ditanggapi Beth dengan bibir yang membulat.
"Yaudah kamu ganti baju dulu sana, Beth!" Titah Mama Tere selanjutnya.
"Sekalian itu baju Yvone kamu cuci juga agar noda krim kuenya tidak membekas," imbuh Mama Tere lagi pada sang putri.
"Iya, Ma!" Jawab Beth patuh sembari masuk ke bagian dalam toko.
****
"Gatal!" Fairel menggosok-gosok bagian belakang lehernya, karena pria itu merasakan sesuatu yang kasar dari kemeja yang ia kenakan yang mengenai kulitnya.
Sebenarnya sudah sejak tadi Fairel merasakannya, saat pria itu sedang menemui Tuan Lars. Namun demi kesopanan, Fairel terpaksa menahannya dan sekarang Fairel benar-benar tak tahan.
"Ck! Gadis menyebalkan itu menaruh apa sebenarnya di kerah kemeja?" Gerutu Fairel selanjutnya seraya membuka kancing kemeja dengan kasar, lalu melepaskannya. Fairel langsung mengecek bagian kerah belakang, dimana terdapat label baju yang teksturnya sedikit kasar.
"Kemeja murahan! Pantas saja membuat gatal!" Gerutu Fairel yang akhirnya melempar kemeja pemberian Beth Bethe tadi ke jok belakang mobil. Fairel lalu lanjut mengemudikan mobilnya ke arah kediaman Halley, bersamaan dengan hari yang sudah beranjak senja.
Fairel lumayan menikmati cuaca sore yang cerah saat perjalanan pulang. Bahkan saat melintas di jalan tol, Fairel juga sempat menyaksikan pemandangan matahari yang terbenam di ufuk barat.
"Coba saja melihatnya bersama Rossie, pasti akan sangat-sangat romantis," gumam Fairel yang mulai berkhayal lagi tentang Rossie, satu-satunya gadis di muka bumi ini yang membuatnya tergila-gila.
Setelah hampir dua puluh menit menempuh perjalanan, Fairel akhirnya tiba di kediaman Halley yang sudah terang benderang. Semua lampu sudah dinyalakan karena langit senja memang sudah berubah menjadi hitam.
Fairel keluar dari mobil dengan santai, meskipun pria itu hanya mengenakan kaos dalaman sekarang. Tentu saja, kemeja murahan dari Beth sudah Fairel lempar ke belakang mobil tadi!
"Iel! Apa-apaan ini?" Tegur Dad Liam saat Fairel baru tiba di teras rumah. Nyatanya, Dad kandung Fairel itu malah sudah tiba di rumah. Berarti omongan Dad Liam tentang dirinya yang tadi sibuk hingga tak sempat untuk menemui Tuan Lars, patut dipertanyakan. Kalau benar-benar sibuk harusnya jam segini kan belum sampai di rumah!
"Dad sudah pulang? Katanya tadi banyak urusan dan sibuk sampai sore?" Fairel langsung mencecar sang Dad dengan raut tanpa dosa.
"Urusan Dad susah selesai!"
"Kau sendiri, kenapa tidak pakai baju? Kau darimana, hah?" Dad Liam balik mencecar Fairel.
"Dari gedung Flamboyan, menemui Tuan Lars!" Jawab Fairel sedikit kesal.
"Tidak pakai baju begini? Lalu kenapa sopir kamu suruh--"
"Iel tadi pakai baju, Dad!" Sergah Fairel cepat memotong tuduhan ngawur Dad Liam. Lagipula, mana ada orang berbisnis hanya memakai kaos dalaman? Memangnya Fairel mau tinju?
"Lalu bajumu kemana?" Cecar Dad Liam lagi.
"Entahlah!"
"Bajunya membuat gatal, jadi Iel buang!" Jawab Fairel sembari berlalu begitu saja dari hadapan Dad Liam.
"Iel, Dad belum selesai bicara!" Dad Liam buru-buru menyusul Fairel yang rupanya langsung menuju ke dapur untuk mengambil minum.
"Darimana, Bang? Kok nggak pakai baju?" Tanya Reina heran setelah memindai penampilan sang abang.
"Bisnis!" Jawab Fairel yang sudah selesai minum. Fairel kembali menggosok leher belakangnya yang masih terasa gatal sekaligus perih. Sepertinya iritasi atau jangan-jangan infeksi.
"Kenapa, Bang?" Tanya Reina lagi karena Fairel terus saja menggosok-gosok leher belakangnya.
"Rei, coba kamu lihat leher belakangku ini kenapa. Kok perih." Fairel akhirnya menunjukkan leher belakangnya pada Reina yang malah bersiul.
"Pweet! Merah!"
"Jangan-jangan--"
"Sembarangan!" Fairel refleks menoyor kepala sang adik.
"Ck! Reina kan belum selesai ngomong, Bang!" Decak Reina dengan raut wajah kesal.
"Jangan-jangan habis dicip*k tomcat!" Ujar Reina kemudian melanjutkan kalimatnya. Sekarang gantian Fairel yang berdecak.
"Iel!" Panggil Dad Liam lagi menyela obrolan Fairel dan Reina.
"Iya, Dad!"
"Iel haus dan mau minum dulu sebelum melapor pada Dad tentang tadi yang disampaikan Tuan Lars," ujar Fairel yang langsung beralasan padahal Dad Liam juga belum melontarkan pertanyaan.
"Dad belum bertanya!" Decak Dad Liam sembari bersedekap.
"Dan Iel sudah bisa menebak pertanyaan yang akan Dad lontarkan!"
"Iel benar, kan?" Tukas Fairel penuh percaya diri yang hanya membuat Dad Liam berdecak sekali lagi.
Dad Liam lalu menarik kursi di minibar dapur dan mengajak Fairel untuk duduk, lalu membahas tentang apa yang tadi Fairel bicarakan bersama Tuan Lars.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
martina melati
hahaha...
2024-03-21
1
keke global
fairel alergi baju blm dicuci dipake
2023-04-08
0
alvalest
wah
2023-04-07
0