"Sialaaannn!!!" Teriak pak pengemudi yang terang saja langsung membuat Bethany terkejut sekaligus beringsut mundur. Bethany baru saja akan bangkit berdiri saat kaki gadis itu tiba-tiba sudah dipegang oleh pak pengemudi yang belepotan kue tadi.
"Jangan kabur!!" Gertak pak pengemudi dengan nada galak sembari mencengkeram erat kaki Bethany.
"Ampun, Pak! Saya tidak sengaja!" Cicit Bethany sembari berusaha untuk melepaskan kakinya.
"Yvone! Tolong aku!!" Tangan Bethany ganti menggapai ke arah Yvone yang sudah bergerak untuk menyelamatkannya. Namun sepertinya pergerakan Yvone kalah cepat dengan pak pengemudi yang wajahnya belepotan kue tadi.
"Jangan coba-coba kabur, hah!" Gertak pak pengemudi galak yang sudah ganti memegangi tangan Beth dan menguncinya di belakang punggung gadis itu.
"Aaaaaa!!!! Ampun, Pak!" Teriak Beth saat pak pengemudi tadi mengayunkan tangannya ke udara, seolah ingin memukul Beth.
"Pak! Pak!" Pak pengemudi sedikit membersihkan krim kue yang menutupi wajahhya.
"Memangnya kau pikir aku bapakmu?" Lanjut pak pengemudi lagi yang kini wajahnya sudah mulai terlihat.
"Pak! Maafkan teman saya yang ceroboh ini, dan tolong lepaskan dia." Sekarang gantian Yvone yang memohon pada pak pengemudi.
"Ck! Aku bukan bapakmu apalagi bapakmu!" Pak pengemudi menunjuk bergantian pada Beth dan Yvone.
"Jadi jangan memanggilku Pak, Pak!" Sekarang pak pengemudi itu terlihat kesal.
"Iya, maaf, Pak!" Cicit Beth yang langsung membuat Pak pengemudi berdecak kesal. Pak pengemudi itu lalu sedikit menarik jaket jeans Beth dan memakainya untuk membersihkan sisa krim di wajahnya.
"Paaaakkk!!!" Jerit Beth tak terima.
"Berhenti memanggilku Pak!" Pak pengemudi menuding pada Beth.
"Lihat! Wajahku belum tua dan aku belum bapak-bapak!" Pak pengemudi tadi menunjukkan wajahnya yang sudah bersih pada Beth yang sekarang tampak terkejut.
"Sebentar....."
"Wajahmu terlihat tak asing," ucap Pak pengemudi itu kemudian sambil terlihat mengingat-ingat.
"Hehe...." Beth hanya tertawa tanpa dosa.
"Kau si gadis tak punya kaca tadi, kan?" Tuding pak pengemudi kemudian yang rupanya sudah ingat tentang kejadian di tebgah kemacetan tadi. Beth sebdiri juga baru sadar, kalau pria di depannya ini adalah pengemudi mobil yang tadi menegurnya dan membuat Beth sedikit malu.
Tapi salah Beth juga karena terlalu percaya diri memakai lipstik sambil berkaca di spion serta di kaca jendela mobil orang.
"Maaf, ya, Pak! Saya tidak sengaja," ucap Beth kemudian, setelah pak pengemudi yabg entah siapa namanya itu melepaskan kuncian tanagn Beth sambil sedikit menyentaknya.
"Dasar norak! Menyebalkan! Pembawa sial!"
"Pergi sana!" Maki pak pengemudi itu kemudian sembari mengusir Beth.
"Itu kemejanya tidak mau saya cucikan sebagai permintaan maaf, Pak?" Tawar Beth sembari menunjuk ke kemeja pak pengemudi yang terkena krim kue.
"Tidak usah!" Jawab pak pengemudi galak.
"Baik, Pak!"
"Sekali lagi saya minta maaf, dan have a nice day!" Ucap Beth kemudian seraya ngacir pergi. Tak lupa Beth juga menarik tangan Yvone yang sejak tadi hanya bengong menyaksikan perdebatan Beth dengan pak pengemudi asing tadi.
"Halo, Dad!"
"Iel sepertinya tidak bisa menemui klien Dad karena Iel sedang sial hari ini...." Samar-samar Beth masih bisa mendengar suara pak pengemudi tadi yang sepertinya sedang menelepon seseorang. Beth kemudian menghentikan langkahnya sejenak, dan menengok ke arah pak pengemudi tadi yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Beth! Kenapa lagi, sih?" Tanya Yvone pada Beth yang malah bengong.
"Kayaknya bapak yang tadi mau ada acara penting di dalam gedung, Yv!" Ucap Beth tiba-tiba yang tentu saja langsung membuat Yvone berdecak.
"Bukan urusan kita! Kan tadi sudah sangat jelas kalau dia ngusir kamu," tukas Yvone yang kini sudah ganti bersedekap.
"Tapi kan aku yang sudah membuatnya belepotan krim kue," ucap Beth merasa bersalah.
"Trus sekarang kamu mau apa? Membawakannya baju ganti sembari minta maaf lagi?" Cecar Yvone yang suaranya terdengar geregetan.
"Ide bagus!" Beth kemudian langsung menarik tangan Yvone ke arah deretan ruko di samling gedung Flamboyan.
"Beth! Jangan konyol, deh!"
"Memangnya kau tahu ukuran baju bapak yang tadi?" Cecar Yvone yabg sepertinya mulai kesal.
"Tahu! Ukurannya sama kayak Abang Timmy!" Jawab Beth yakin sebelum gadis itu menarik Yvone masuk ke sebuah distro.
****
"Dad lihat! Iel belepotan krim kue, Dad!" Curhat Fairel pada Dad Liam via video call. Tadinya Fairel hanya menelepon Dad-nya tersebut dan mengatakan kalau ia tak bisa lanjut menemui Tuan Lars. Namun Dad Liam tak percaya dan menganggap Fairel hanya mengada-ada.
"Kau darimana memangnya? Baru saja mendapat kejutan ulang tahun?"
"Ck! Bukan, Dad! Tadi ada seorang gadis menyebalkan yang membuat Iel begini!" Jawab Fairel yang kembali merasa geregetan pada gadis norak kecil dan pendek tadi.
"Iel pulang saja dan Dad suruh Ryan yang menemui Tuan Lars, ya!" Fairel lanjut bernegosiasi pada Dad Liam.
"Tidak!"
"Kau hanya tinggal ganti baju dan kau bisa lanjut menemui Tuan Lars!"
"Ck! Iel tak bawa baju ganti, Dad!" Fairel kembali beralasan.
"Dad akan menyuruh sopir membawakan baju untukmu! Dan Dad akan menghubungi Tuan Lars serta mengatakan kalau kau sedikit terlambat."
"Dad--"
"Jangan beralasan lagi! Sopir sudah OTW ke sana! Dad mau lanjut menyelesaikan urusan Dad!"
Tuut tuut!!
Telepon terputus dan sekarang Fairel hanya bisa berdecak kesal.
"Sial sekali aku hari ini!" Fairel jembali menggerutu kesal.
"Sudah gagal menjemput Rossie, bertemu gadis menyebalkan, sekarang masih harus tetap menemui Tuan Lars--" Fairel belum selesai menggerutu, saat tiba-tiba kaca jendela mobilnya diketuk dari luar.
"Apa?" Fairel langsung menoleh ke arah jebdeka mobil dan sekali lagi oria itu harus berdecak saat melihat si gadus mebyebalkan yang membuatnya belepotan krim kue tadi, sedang berdiri di luar sembari mengetuk kaca jendela mobil Fairel.
"Pak!" Panggil gadis itu sekarang sembari menunjukkan sebhah paperbag pada Fairel. Apa maksudnya, coba?
"Pak, buka pintunya!" Gadis norak itu terus saja mengetuk kaca jendela mobil Fairel.
Fairel yang kesal, akhirnya membuka kaca jendela mobilnya.
"Mau apa la--" Gertakan Fairel belum seleeai, saat tiba-tiba gadis itu malah menyodorkan paoernpbag tadi ke pangkuan Fairel.
"Baju ganti, Pak! Sebagai tanda permintaan maaf juga, barangkali bapak sedang ada acara penting di dalam," ucap gadis itu kemudian yang langsung membuat Fairel kehilangan kata-kata untuk beberapa detik.
Namun kemudian, saat Fairel berhasil menguasai dirinya, pria itu kembali memasang raut wajah masam.
"Aku tidak butuh!" Fairel melempar debgan kasar paperbag yang tadi diverikan oleh si gadis.
"Terima saja kenapa, Pak? Beth sudah minta maaf dan punya itikad baik untuk membelikan bapak kemeja--"
"Aku bukan bapakmu!!" Fairel langsung menuding ke arah gadis yang datang bersama si gadis norak.
Siapa tadi namanya? Beth?
Mungkin kepanjangan dari Bethe, karena kelakuannya membuat Fairel jadi bete seharian.
"Aku tak menyuruhnya untuk membelikanku kemeja! Lagipula, ukurannya juga pasti salah!" Cerocos Fairel sembari mengeluarkan kemeja warna biru muda dari dalam paperbag untuk memeriksa ukurannya. Fairel terdiam sejenak karena ternyata ukurannya pas dengan ukuran kemrja Fairel.
Halah!
Mungkin pekerjaan gadis ini memang penjual baju yang langsung bisa tahu ukuran baju seseorang hanya dengan melihat perawakannya saja.
"Ukurannya salah, Pak?" Tanya Beth memastikan.
"Ck! Sudah kubilang untuk tak memanggilku Pak!" Sungut Fairel yang sudah kembali memasukkan kemeja tadi ke dalam paperbag.
"Sekali lagi saya minta maaf!" Ucap Beth sekali lagi yang hanya membuat Fairel berdecak.
"Bawa pergi kemejanya! Aku tak butuh!" Usir Fairel sambil kembali menyodorkan kemeja tadi pada Beth.
"Untuk bapak saja! Kalau tudak butuh bisa bapak buang!" Jawab Beth sembari ngacir pergi tanpa dosa.
"Woy!" Teriak Fairel yang hendak melempar kemeja tadi ke kepala Beth. Namun tidak jadi dan setelah Fairel timbang-timbang, lebih baik Fairel memakainya saja, ketimbang menunggu sopir Dad Liam yang tak kunjung datang juga.
Fairel lalu keluar dari mobil dan hendak ke toilet di dalam gedung, saat ponsel pria itu berdering.
"Halo!" Jawab Fairel sembari menutup kasar pintu mobilnya.
"Pak Fairel, mohon maaf saya agak terlambat mengantar baju untuk bapak karena ban mobil kempes."
Fairel langsung mendengus setelah mebeebgar laporan sopir Dad Liam.
"Tidak usah diantar kalau begitu! Aku sudah dapat kemejanya!" Ucap Fairel semgari menutup telepon begitu saja.
Kenapa hari ini Fairel seperti sial sekali?
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
martina melati
dpt kemeja warna biru masa sih sial? hrsny bersyukur lho
2024-03-21
0
keke global
kan bisa ae bundew iki
2023-04-08
1
alvalest
g pgn keliatan tua y krn gmau d panggil pak..wkwkw
2023-04-07
0