"Wow!" Bethany berdecak kagum saat Yvone membawanya ke sebuah hotel berbintang yang begitu tersohor di kota.
Keluarga Reandra memang dari kalangan terpandang, mungkin itu juga alasan kenapa acara ulang tahun Reandra digelar di hotel berbintang nan mewah ini. Meskipun sejujurnya niat Bethany untuk mendekati Reandra sama sekali bukan karena harta atau kekayaan. Namun karena Bethany yang memanglah merasa kagum dan jatuh cinta pada Reandra sejak pertama kali melihat pria itu.
Ditambah Reandra yang ternyata masih ada hubungan saudara dengan Yvone yang merupakan sahabat baik Beth, jadilah Beth juga semakin gencar untuk mengejar pria itu dan membuatnya membalas perasaan Beth!
"Kau jadi menyamar jadi waitress?" Tanya Yvone yang langsung menyentak lamunan Beth.
"Hah?"
"Kau jadi menyamar jadi waitres, Beth?" Yvone mengulangi pertanyaannya dengan sedikit geregetan.
"Jadi!" Jawab Beth penuh percaya diri.
"Yasudah, ayo!" Ajak Yvone kemudian seraya membawa Bethany ke satu tempat. Beberapa karyawan hotel terlihat menganggukkan kepala ke arah Yvone seolah mereka kenal pada sahabat Beth ini.
"Mereka menyapamu, Yv?" Tanya Beth sembari menatap wajah Yvone yang hanya berekspresi datar.
"Siapa?" Tanya Yvone pura-pura tak paham.
"Karyawan hotel tadi."
"Mereka seperti mengenalmu," ujar Beth sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hahaha! Perasaanmu saja, Beth!" Tukas Yvone cepat sembari mengibaskan tangannya pada Beth. Dua gadis itu sudah sampai di area dapur yang terlihat begitu sibuk. Yvone lalu menghampiri seseorang dan berbicara sebentar sebelum kemudian gadis itu memanggil Beth.
"Kau akan dapat seragam nanti. Tapi kau yakin bisa menjadi waitress--"
"Aku bisa, Yv!"
"Dulu saat sekolah aku sudah pernah prakerin tiga bulan di hotel jadi waitress," jawab Beth cepat dan yakin.
"Baiklah!" Yvone mengangguk-angguk.
"Acara ulang tahun Reandra di function room, bukan di ballroom utama. Jadi nanti jangan salah, ya!"
"Karena di ballroom utama juga sedang ada acara dari perusahaan entahlah aku tidak tahu," pesan Yvone sekali lagi pada Beth.
"Iya!" Jawab Beth berusaha paham. Meskipun ia sebenarnya bingung.
Bingung dengan tujuannya menyamar jadi waitress. Memang rencana Beth apa sebenarnya nanti?
Pura-pura membawakan minuman untuk Reandra, lalu menumpahkannya dengan tak sengaja, dan saat Reandra marah, Beth akan langsung menawarkan untuk membersihkan jas Reandra di kamar mandi, lalu saat itulah.....
Astaga!
Sepertinya khayalan Beth sudah terlampau jauh. Beth terlalu banyak menonton drama romantis!
"Beth!"
"Iya!!" Jawab Beth kaget.
"Ini seragam yang harus kamu pakai. Nanti ikuti saja arahan dari bapak berkacamata itu!" Ujar Yvone seraya memberikan saru stel baju pada Beth, lalu menunjuk ke arah bapak-bapak berkacamata yang terlohat sedang berkoordinasi dengan beberapa waitress juga.
"Oh, iya!"
"Aku langsung ke atas, ya! Good luck!" Pamit Yvone kemudian seraya meninggalkan Beth yang hanya mengendikkan kedua bahunya.
Semoga niatan Beth untuk pedekate dengan Reandra terlaksana dengan baik!
****
Beth baru mengangkat nampan berisi minuman, saat mendadak nampannya diambil alih dan diletakkan kembali oleh seseorang.
Satu nampan berisi minuman yang baru lalu diberikan pada Beth dengan sedikit kasar.
"Di sebelah kekurangan tenaga. Jadi kau ke sebelah dulu!" Ujar seseorang tersebut yang tentu saja membuat Beth sedikit bingung.
Maksudnya di sebelah itu dimana? Bukankah tadi kata Yvone Beth harus ke function room jika ingin bertemu Reandra. Lalu kenapa sekarang Beth malah digiring ke satu ruangan yang begitu besar dan lebih mirip ballroom utama hotel....
Gawat!!
"Pak, tapi saya salah--"
"Sudah bawa saja! Tamu-tamu sudah kehausan!" Perintah pria yang membawa Beth tadi ke ruangan ini.
Oh, sial!
Tapi tak apa!
Sebaiknya Beth membantu dulu disini sebelum ia nabti pindah diam-diam lagi ke function room.
Beth kembali mengangkat nampan berisi minuman dan menghampiri beberapa tamu yang membutuhkan minum. Namun saat gadis itu hendak menghampiri satu pasangan paruh baya yang memanggilnya, tiba-tiba Beth sedikit tersandung dan langsung terhuyung ke depan, lalu menabrak punggung seorang pria yang tengah mengangkat tangannya ke udara.
Pria tersebut refleks menoleh bersamaan dengan nampan minuman Bethyang terdorong ke depan, hingga dua gelas minuman di atas nampan langsung tumpah tepat di jas mahal pria tersebut.
Oh tidak!
Beth memejamkan kedua matanya dan tak berani melihat pria asing yang langsung bermandikan minuman berwarna merah yang tadi Beth bawa.
Mati kau, Beth!!
"Kau lagi!!!" Seru pria itu tiba-tiba yang tentu saja langsung membuat Beth membuka kedua matanya.
Kok dia bisa mengenali Beth?
Memangnya, siapa pria yang baru saja Beth buat basah kuyup....
Beth seketika langsung meringis saat melihat wajah yang tadi siang belepotan krim kue itu dan sekarang sudah ganti bermandikan sirup warna merah.
Luar biasa sekali kesialan pria ini dan semuanya selalu disebabkan oleh Beth!
"Eh!" Beth masih meringis sembari menunjuk ke arah pria yang seingat Beth bernama Ibel itu yang kini sedang menghembuskan nafas dengan marah berulang-ulang seperti seekor naga.
"Kauuu--"
"Ampun, Pak!" Beth langsung meminta maaf pada pria bernama Ibel itu.
"Saya benar-benar tak sengaja, Pak Ibel!" Ucap Beth seraya memohon-mohon.
"Pak Ibel siapa?" Tanya pria itu dengan nada bersungut dan marah.
"Nama anda Pak Ibel, kan?" Beth menatap tanpa dosa pada pria di depannya tersebut.
"Sotoy!" Pria itu langsung menoyor kepala Beth yang langsung meringis lagi.
"Salah, ya, Pak?"
"Salah!" Jawab pria itu emosi.
"Lalu yang benar--"
"Eh, eh!" Beth belum menyelesaikan pertanyaannya, saat tangan gadis itu malah sudah ditarik oleh Ibel yang ternyata bukan Ibel tadi ke arah toilet, meninggalkan tatapan aneh para tamu undangan yang turut menyaksikan kejadian memalukan tadi. Entah pak banquet manager tahu juga atau tidak.
"Kau harus membersihkan jas dan kemejaku sampai bersih dan kering!" Ucap Ibel menuntut sambil masih menarik tangan Beth.
"Tapi ini basah, Pak! Sebaiknya anda ganti baju--"
"Kau yang harus mencarikan baju penggantinya kalau begitu!"
"Aku datang kesini untuk menghadiri acara perusahaan dan kau malah memandikanku dengan sirup!" Omel Ibel panjang lebar.
"Mencari dimana, Pak?" Tanya Beth sembari merengut.
"Terserah! Carikan yang bagus dan serupa dengan ini dan jangan yang murahan seperti tadi siang!"
"Kemejamu tadi siang membuat badanku gatal-gatal!" Cerocos Ibel lagi yang hanya membuat Beth diam saja.
"Kau mendengarku atau--"
"Ada apa ini, Beth?" Pintu toilet tiba-tiba sudah menjeblak terbuka, saat pria yang Beth kira bernama Ibel tadi belum selesai mengomelinya. Pak banquet manager sudah berdiri di sana dan menatap marah pada Beth.
"Pak, saya tak sengaja menumpahkan minuman di jas pak Ibel--"
"Sudah kubilang namaku bukan Ibel!!" Sergah pria galak didepan Beth tersebut.
"Fairel Halley, apa semuanya baik-baik saja?" Sekarang gantian seorang pria paruh baya yang ikut masuk ke toilet dan menanyai Ibel yang ternyata namanya Fairel tersebut.
Oh!
Beth salah dengar siang tadi berarti. Fairel kok ya bisa jadi Ibel. Dasar Beth!
"Ya! Baju saya hanya basah, Tuan Wei! Jadi saya akan pamit pulang duluan," jawab Fairel akhirnya sambil sedikit melepaskan jasnya.
"Tuan Fairel Halley, biar pihak hotel yang membersihkan jas dan kemeja anda. Kami juga akan membawakan baju baru untuk anda," ujar pak banquet manager yang langsung ditolak oleh Fairel.
"Tidak usah!"
"Pecat saja dia!" Ujar Fairel kemudian seraya menunjuk pada Beth yang sejak tadi hanya membisu.
Fairel lalu menatap remeh pada Beth sebelum pria itu berlalu dan keluar dari toilet.
"Andai tadi bukan Bu Yvone yang membawamu, sudah aku usir sejak tadi!" Geram pak banquet manager seraya menatap geregetan pada Beth yang langsung meringis.
"Saya benar-benar minta maaf, Pak!" Cicit Beth kemudian, sebelum gadis itu keluar dari toilet. Beth akan pulang saja dan menyudahi usahanya untuk pedekate dengan Reandra.
Sepertinya Beth memang sedang sial hari ini!
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments