Jendral, I Love You!
*Sebuah Janji adalah hutang yang wajib dibayar walaupun beberapa kali kehidupan yang harus dilalui, begitu juga dengan hutang cinta.*
Nanjing 2020 ….
Di sebuah rumah mewah di Nanjing-Tiongkok dengan halaman luas dan penuh dengan kemewahan semua ART sibuk mempersiapkan acara pernikahan dengan dekorasi warna merah menyala sebagai simbol sakral kebahagiaan.
Tuan Tan Fuk Ming seorang pemilik perusahan yang kaya raya akan menikahkan putri tunggalnya bernama Tan Xiao Ling yang sering disebut Xiao Ling atau Aling dengan seorang putra pengusaha nomor satu di Tiongkok bernama Liu Bei putra ketiga dari Tuan Liu Bang.
Pernikahan didasari perjodohan karena sebuah kesepakatan kerjasama bukan karena cinta. Tan Xiao Ling baru saja menyelesaikan kuliahnya di Universitas Harvard harus pulang terburu-buru karena dikabari jika ayahnya yang sudah duda sedang sakit parah. Sehingga ia mengambil penerbangan secepatnya dari Amerika-Tiongkok.
"Papa, bertahanlah!" batin Xiao Ling berulang kali.
Namun, saat ia tiba di rumah ia tidak menyangka jika ia akan dinikahkan dengan pria yang sama sekali tidak dikenali apalagi dicintainya.
"Papa, siapa yang akan menikah?" tanya Tan Xiao Ling menatap papanya yang segar bugar tanpa sakit sedikit pun.
"Papa, apa maksud dari semua ini?"
"Ling'er, kamu sudah besar dan sudah sepantasnya menikah, tidak baik anak perempuan berkarir saja. Kamu butuh pendamping untuk meneruskan nama keluarga. Jadi, hari ini adalah pernikahanmu," ujar Tan Fuk Ming
"Papa, aku tahu. Tapi, aku masih ingin menyelesaikan S2 ku dulu!" jawab Tan Xiao Ling, ia sudah merencanakan banyak hal indah untuk masa depannya.
"Tidak, bisa! Kita sudah terlalu banyak berhutang budi kepada Tuan Liu Bang. Sehingga dia memintamu untuk menikah dengan putra ketiganya Liu Bei," tegas Tan Fuk Ming.
"Papa, aku tidak mau! Ini bukanlah zaman dulu yang harus dijodohkan," sanggah Tan Xiao Ling.
"Papa tidak mau, tahu! Hari ini kamu harus menikah juga! Meihwa!" teriak Tan Fuk Ming memanggil salah satu ART wanitanya.
"Iya, Tuan!" balas Meihwa dengan penghormatan yang luar biasa.
"Siapkan, Aling. Dia harus menikah sekarang juga," perintah Tan Fuk Ming meninggalkan ruangan keluarga.
Bruk!
Tan Xiao Ling langsung jatuh terduduk, Xiao Ling tidak menyangka jika dirinya harus menikah, "Jika aku tahu begini, aku tidak akan pulang!" keluhnya.
"Mari, Nona Muda!" ajak Meihwa.
Xiao Ling terpaksa bangun dan didandani dengan cantik tetapi, di hati kecilnya, "Aku akan kabur bagaimanapun caranya nanti," batinnya, "bagaimana mungkin menikah dengan pria yang tidak dikenal?
"Bagaimana jika dia tidak memiliki tangan, rasa humor, atau oh, my God … aku bisa gila!" umat batin Tan Xiao Ling tak percaya dengan kegilaan yang sedang dilakukan oleh papanya.
Akhirnya Meihwa dan beberapa wanita perias make-up pengantin selesai mendandani Tan Xiao Ling dengan baju pengantin berwarna merah tradisional. Papanya masih memegang teguh tradisi kuno mereka, terkadang membuat Xiao Ling kalang kabut.
Saat semua orang pergi mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, Tan Xiao Ling dengan mengendap-endap mencoba untuk kabur, ia melihat dari atas loteng yang jarak antara tanah dan kamarnya sekitar 12 meter.
"Ini terlalu tinggi, jika aku tidak berhasil maka kakiku akan patah. Bahkan, mungkin aku akan meninggal," batinnya mengeluh, "tapi lebih mengenaskan jika aku menikahi Liu Bei yang tidak aku kenali!" lanjut batinnya, ia menghela napas.
"Aku benar-benar bagai buah simalakama, tidak kumakan aku mati dimakan pun aku tetap keracunan," umpatnya.
Perlahan Xiao Ling membuka jubah baju pengantinnya yang sangat panjang berwarna merah menyala yang beberapa meter menjuntai menyeret di lantai, bersulamkan burung phoenix.
Tan Xiao Ling mengulurkan dan mengikat jubah pengantin ke salah satu kaki penyangga tempat tidur miliknya. Perlahan dan pasti Xiao Ling mulai merangkak menggunakan tali yang terbuat dari jubah pengantin miliknya yang mahal
Namun, di pertengahan jalan saat Xiao Ling turun, tali jubah pengantinnya tersangkut pagar besi balkon di lantai tiga hingga sobek.
Bruk!
Tubuh Jia Li langsung melayang secepatnya ke tanah dan tertimpa vas bunga petunia tepat di kepala, "Aduh!" keluh Xiao Ling.
Tan Xiao Ling merasakan jika sekujur tubuhnya dengan cepat masuk ke dalam sebuah pusaran angin yang mengerikan, membuat sebuah getaran hebat hingga seluruh isi perutnya terasa ingin keluar.
Blus!
"Hah! Hah!" napas Xiao Ling membara, ia langsung tersadar membuka mata.
Tan Xiao Ling begitu bingung dengan sekitarnya, ia melihat beberapa pria memakai pakaian prajurit zaman dulu sedang merubungi dirinya.
"Siapa kalian?" hardiknya bingung dan terkejut.
"Jendral Jia Li, syukurlah Nona selamat!" ujar seorang pria.
"Jendral? Siapa yang Jendral?" tanya Xiao Ling bingung.
Tan Xiao Ling melihat semua pria yang merubungi dirinya saling pandang dan bingung, "Apakah luka panah tersebut membuat Jendral sedikit lupa ingatan?" tanya seseorang.
"Aku …," lirih Xiao Ling, ia mulai mengingat jika dirinya hanya terjatuh dari balkon kamar tidurnya.
Namun, kini dirinya sudah berada di dunia lain. Ia meraba tubuh ia masih mengenakan baju besi dengan segala pernak-pernik perang, ia meraba tangannya juga terdapat sebuah plat besi ringan untuk melindungi dari panah atau serangan musuh.
"Apa yang terjadi?" lirihnya, "Jendral Jia Li? Siapa itu?" benaknya kacau.
"Seorang prajurit Qin berhasil memanah Jendral, maaf kami lengah dan tidak bisa melindungi Jenderal. Hukumlah, kami!" teriak semua prajurit di depannya dengan melakukan hormat dan berlutut.
Tan Xiao Ling semakin bingung, "Aku seorang jendral? Bagaimana bisa? Memang ada Jendral bernama Jia Li di masa kerajaan? Ya, ampun aku masuk di masa lalu. Ini dinasti apa?" batinnya semakin bingung.
"Ini tahun berapa?" tanyanya untuk memastikan dia berada di mana.
"Ini pada tahun 221 Saka," ujar salah seorang prajurit.
"Apa?!" teriak Tan Xiao Ling.
Teriakan Tan Xiao Ling membuat semua prajuritnya berjengit. Ia mengingat pada tahun tersebut adalah dinasti Han yang berkuasa pada masa keemasan Tiongkok. Di mana pada saat itu Dinasti Han berusaha untuk menyatukan semua negara untuk menjadi bawahannya.
Tan Xiao Ling berusaha berdiri semua pakaian besinya terasa berat. Akan tetapi, ia masih leluasa bergerak. Xiao Ling melihat di pinggang terdapat sebuah pedang tipis.
"Gila! Apakah aku harus menggunakan ini? Aku hanya bisa taekwondo dan Tai chi bukan berperang!" batin Xiao Ling makin kacau.
"Baiklah, kalian pergi dulu! Aku ingin berpikir," usir Tan Xiao Ling.
"Jendral, utusan dari Kota Yangmen meminta kita segera membantu Panglima perang Liu Bei yang sedang terdesak," ucap prajuritnya.
"Apa? Liu Bei?" tanya Xiao Ling semakin kacau, "mengapa nama itu selalu membuatku jadi kacau?" batinnya bingung.
"Bukankah gara-gara nama itu aku terdampar di sini," umpat batin Xiao Ling kesal.
"Iya, Yang Mulia! Panglima Perang Liu Bei," ujar prajuritnya, "apakah ada yang lain Jendral?" lanjut prajuritnya.
"Tidak, ada!" balas Xiao Ling angkuh, ia melambaikan tangan.
"Pasti ada pertempuran …," batinnya, ia terdiam.
"Bagaimana pertempuran kita tadi?" tanya Xiao Ling, ia ingin menghindari pertanyaan mengingat perkataan bawahannya jika dirinya terpanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
A!n
hello🙋♀️
2023-05-09
0
meylani putri 2
Hadir mak
2023-05-08
0
Yunita Widiastuti
💪
2023-04-12
0