"Jendral Jia Li, begitu gagah dan sangat cantik, ia mengalahkan para prajurit pria yang luar biasa hebat dan kuat. Pantas saja, Ayahanda memilihnya menjadi jendral yang mengepalai tentara Phoenix yang sangat rahasia," benak Liu Bei, ia terus mengagumi jendral wanita tersebut.
Sementara Xiao Ling mulai kacau karena bau dan melihat darah yang berceceran di sana sini bahkan, kedua pedangnya pun sudah berlumur darah membuatnya bergidik ngeri.
Glek!
Namun, ia merasa tubuh yang didiaminya begitu menyukai semua itu, seakan segalanya semakin hidup. Xiao Ling hanya mampu menelan ludah, "Pemilik tubuh ini sebelumnya mungkin seorang psikopat gila!" batin Xiao Ling.
Darah muncrat ke mana -mana membuat kepala Xiao Ling semakin pusing, ia seperti diserang fobia dan alergi akan darah. Ia kembali merasa ingin muntah, "Huek! Huek!"
Xiao Ling membungkuk melesat turun dari kuda untuk memuntahkan apa yang dimakannya. Ia lupa jika dirinya belum makan apa pun sejak ia baru siuman.
"Hyatt!" teriak Xiao Ling, ia seakan memiliki mata lain di balik punggung untuk menusukkan mata pedang ke belakang tubuhnya kala musuh mendekat.
"Sial! Aku benar-benar gila, jika terus-terusan begini. Tubuh ini tidak bisa aku kendalikan. Dia yang mengendalikanku!" batin Xiao Ling, ia tidak memahami jika pedang dan tubuhnya bergerak seringan kapas di dalam menghancurkan lawannya.
"Aaa!" teriakan musuh dan darah mewarnai medan pertempuran, hingga fajar mulai menyingsing.
Xiao Ling berdiri dengan gagahnya di atas kuda, "Akhirnya selesai juga!" sebuah panah melesat cepat mengarah ke tubuh Jia Li tanpa disadarinya.
Trang!
Liu Bei melontarkan pedang menghalangi anak panah yang ingin melukai jendral cantik rupawan tersebut.
"Sial, siapa yang berani berbuat kurang ajar padaku?!" teriak Xiao Ling murka, ia melesat menaiki kudanya ke arah undakan bukit.
Xiao Ling langsung melihat beberapa prajurit Qin berusaha untuk kabur, Xiao Ling menarik anak panah dan memanah dengan cepat membunuh musuh.
Liu Bei mengikutinya dengan mengendarai kuda, "Sangat hebat! Tidak percuma, kau bergelar Harimau betina milik Chang An!" ujar Liu Bei, ia turun memeriksa mayat musuh.
"Aku tidak yakin jika tentara Qin sebanyak ini. Apakah dia bekerja sama dengan kerajaan lain selain Donglai dan Ming?" guman Liu Bei kala memeriksa mayat.
"Apa yang harus aku katakan? Aku tidak mengikuti sejarah," keluh batin Xiao Ling bingung.
"Bagaimana menurutmu Jendral?" tanya Liu Bei, ia mendongak menatap Xiao Ling.
"Apa?" pekik Xiao Ling kaget, "mati aku! Apa yang harus aku katakan? Um, aku lihat di film-film mereka menyelidikinya begitu," batin Xiao Ling yang langsung melesat turun berusaha untuk mencari jalan keluar dan jawaban yang akan diberikan kepada Liu Bei.
Xiao Ling berjongkok memeriksa mayat yang lain, "Aku rasa, sebaiknya … kita menyusup ke sana," balas Xiao Ling, "mau menyusup ke mana pun, aku tidak tahu," lanjut batinnya resah dan gelisah.
"Maksud kamu? Kita menyusup ke Donglai atau ke Ming?" tanya Liu Bei.
"Matilah, sudah!" batin Xiao Ling, "um, menurutmu Yang Mulia, siapa yang paling berperan di dalam membantu Qin?" tanya Xiao Ling, ia sengaja memutar otak agar ia tidak terjebak di rencananya sendiri.
"Donglai! Bagaimanapun Donglai lebih meyakinkan karena Raja Jin Yun adalah menantu dari Raja
Qin Fa!" balas Liu Bei, ia memiliki keyakinan akan hal itu.
"Baiklah, begitu juga sangat bagus!" balas Xiao Ling, ia ingin mengakhiri semua percakapan mengenai idenya.
"Mari, kita kembali! Nanti setelah sarapan kita akan ke Donglai," ajak Liu Bei.
"Apa?!" pekik Xiao Ling bingung, "mengapa aku harus ikut?" tanya Xiao Ling bingung.
"Hei, kamu yang memberikan ide tersebut dan kamu sebagai penjaga perbatasan yang ditunjuk oleh Kekaisaran Han ya, harus ikut!" jawab Liu Bei dingin, ia mendesis heran.
"Nyesel rasanya memberikan ide itu," gerutu Xiao Ling, ia melesat ke kudanya.
"Apa kamu bilang?" tanya Liu Bei, "bagaimana bisa kau menikahi Putra Mahkota jika kau bertingkah seperti ini?" tanya Liu Bei tidak mengerti.
"Apa? Siapa yang mau menikah dengan putra mahkota?" tanya Xiao Ling bingung.
"Bukankah kau akan menikah dengan Putra Mahkota Liu Fei? Ayahanda telah menjodohkan kalian bersama ayahmu, Tuan Tan Xi Kin," ujar Liu Bei heran.
"Apa?" pekik Xiao Ling membuat kudanya meringkik mengangkat kedua kaki ke angkasa.
"Tenanglah, Feifei!" lanjut Xiao Ling, ia berusaha menenangkan kudanya.
"Di duniaku aku dijodohkan dengan Liu Bei lha, di sini aku malah dijodohkan dengan Lie Fei! Waduh, bagaimana sih ini?" benak Xiao Ling.
"Sadis banget, nama kudamu Feifei? Hahaha, jika Putra Mahkota tahu kau akan dipenggal!" ejek Liu Bei, ia tertawa terpingkal-pingkal.
"Dasar, gila!" umpat Xiao Ling, "Feifei? Oh, nama kuda ini Feifei pantas saja saat aku memanggil wenwen dia tidak mau tahu," benak Xiao Ling.
"Hiya! Hiya!"
Xiao Ling memacu kudanya melesat kembali ke kemah, di sepanjang perjalanan Xiao Ling masih memikirkan perjodohannya bersama Liu Fei dan Liu Bei.
"Di dunia nyata aku dijodohkan dengan Liu Bei, di dunia mimpi aku dijodohkan dengan Liu Fei. Mengapa semua orang gila menjodohkanku?!" teriak Xiao Ling, ia terus memacu kudanya melesat meninggalkan Liu Bei yang masih tertawa mengejeknya.
"Aku harus bertanya kepada Lin Wei, siapa sebenarnya Liu Fei dan Liu Bei? Apa sebenarnya yang terjadi?" batin Xiao Ling.
Xiao Ling melesat mencari Lin Wei dan Zhaozhao, ia melihat keduanya dan segera melompat dari kuda dan berlari ke arah Lin Wei.
"Kalian berdua, ikut aku!" perintah Xiao Ling.
Lin Wei dan Zhao Zhao saling pandang dan langsung bergegas mengikuti Xiao Ling, "Ada apa, Yang Mulia Jendral?" tanya keduanya langsung duduk berjongkok.
"Berdirilah!" perintah Xiao Ling, ia sedikit tidak nyaman tapi dia tidak bisa mengatakan agar mereka tidak melakukan semua itu.
"Aku ingin ... kalian berdua merahasiakan semua ini, dari siapa pun. Jika tidak, aku akan memenggal kepala kalian!" ujarnya, "sadis banget, seperti bukan diriku! Aduh," batin Xiao Ling, ia menelan ludah dan kembali memasang tampang dingin.
"Saat pertempuran di Shandong, aku terluka, aku sedikit lupa akan banyak hal. Kalian jelaskan siapa Liu Fei dan Liu Bang, juga Liu Bei!" ujar Xiao Ling.
Kedua bawahannya tercekat, "Yang Mulia … apa maksud Yang Mulia? Kami tidak mengerti?" tanya Lin Wei bingung, ia tidak menyangka jika Xiao Ling benar-benar lupa ingatan.
"Katakanlah!" ujar Xiao Ling, ia
menarik kedua pedang di punggung dan meletakkan ke leher masing-masing bawahannya.
"Aku tidak ingin salah langkah dan membawa kematian kepada kita semua, jelaskan juga apa maksud dari, 'Komando bayangan Phoenix merah!' ayo, cepatlah! Sebelum Liu Bei kembali," ucap Xiao Ling cemas.
Xiao Ling memandang kedua prajuritnya yang bingung, "Sekalian, bagaimana sifatku yang sebenarnya?" balas Xiao Ling dingin.
"Ta-tapi … Yang Mulia!" lirih Lin Wei.
"Katakanlah! Jika kalian masih ingin hidup!" ancam Xiao Ling.
"Yang Mulia Liu Bang adalah Kaisar Han di Chang An. Putra Mahkota Liu Fei adalah putra pertama Kaisar Liu Bang dengan Ratu Zhao Li Mei, sedangkan Panglima Perang Jendral Liu Bei adalah putra kedua dari Kaisar Liu Bang dengan Permaisuri Qi Shi Rong," ujar Lin Wei.
"Jadi, Liu Bei juga seorang putra mahkota? Hm, lalu apakah aku menerima perjodohan itu?" tanya Xiao Ling, ia memasukkan pedang ke sarungnya di selipan punggung.
"Yang Mulia Jendral menolaknya, dengan alasan, Yang Mulia ingin mengamankan kekaisaran dari pemberontakan sisa tentara Qin. Itu yang kami ketahui Yang Mulia Jendral," ucap Lin Wei, ia masih menatap ke tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments