Xiao Ling mendorong tubuh Liu Bei hingga jatuh terjengkang, ia sendiri pun beringsut menjauhi Liu Bei. Xiao Ling merasa sangat malu, ia tidak menduga jika dirinya begitu saja dengan mudah dipeluk oleh pria dari antah berantah yang sama sekali tidak dikenal dan tidak memiliki hubungan apa pun dengannya.
"Woy, kamu … mengambil kesempatan disaat aku sedang lengah begitu? Aku baru tahu, kalau kau bukan hanya seorang pangeran dan jendral hebat tapi juga pria yang mata keranjang!
"Apa maksudmu memeluk diriku?! Sekali lagi kamu melakukan hal itu, aku tidak peduli siapa pun Anda di dalam strata sosial ini, aku akan bertarung hingga darah penghabisan!" hardik Xiao Ling murka, ia sedikit ngeri dengan cara Liu Bei yang memanfaatkan keadaan.
"Apa?! Kamu gila! Siapa yang mata keranjang! Bukankah kamu sendiri yang berteriak-teriak minta tolong dan memelukku?! Kamu ingat-ingat lagi.
"Lagian,siapa yang mau denganmu? Kamu bukan tipeku! Biar kamu tahu, kamu yang mengatakan, Pa bawa aku pulang aku mau dijodohkan dengan Liu Bei.
"Apa maksudmu? Apakah kamu diam-diam mencintaiku begitu? Lagian, kamu itu dijodohkan dengan kakakku, bukan diriku!" cecar Liu Bei, ia pun sama marahnya dengan Xiao Ling karena dituduh yang tidak-tidak.
"Jika tahu begitu, aku tidak akan menolong dan mengkhawatirkan dirimu! Kamu yang berteriak dan memelukku tapi, kamu pula yang menyalahkan diriku!" omel Liu Bei, ia tidak menduga ada seorang gadis yang berani mendorong dirinya disaat dirinya ingin mengkhawatirkan seseorang.
"Apa?! Yang benar saja! Kapan pula aku me …," lirih Xiao Ling, ia mulai mengingat banyak hal.
'Sial! Aku benar-benar memeluknya,' benak Xiao Ling, ia pun perlahan mengingat banyak hal tersebut.
'Enak saja, Liu Bei yang aku maksud bukan dirimu juga?' ketus benak Xiao Ling, ia ingin mengatakan sejujurnya.
Namun, ia tidak ingin Liu Bei menyangka jika dirinya sudah mulai gila. Xiao Ling hanya terdiam, ia tak lagi bersuara. Deru hujan masih terdengar membahana di angkasa membuat bulu kuduknya meremang takut.
"Maafkan aku … Yang Mulia … aku … bermimpi buruk," balas Xiao Ling, ia pun menyadari kesalahannya dan berlutut memohon pengampunan.
'Apes banget sih? Andaikan ini bukan zaman kekaisaran … aku tidak perlu melakukan hal ini. Aku tidak sudi memohon pengampunan, bukan Liu Bei dia yang aku maksud.
'Bagaimana bisa, aku memeluknya?' benak Xiao Ling, ia sama sekali tidak menduga dan percaya dengan apa yang baru saja dilakukannya.
'Hadeh, dunia ini benar-benar telah membuatku menjadi gila!' umpat batinnya, ia masih berlutut menanti hukuman apa yang akan diberikan pangeran di depannya.
"Sudah … berdirilah! Mungkin kita terlalu lelah," balas Liu Bei, ia pun tak tahu lagi harus mengambil keputusan apa.
Liu Bei tidak ingin dicap sebagai pangeran kejam dan tirani yang akan menghukum jendral wanita kesayangan kaisar yang telah berjuang bertahun-tahun di perbatasan demi keamanan kekaisaran Han.
Liu Bei pun mengingat semua itu hingga tidak berniat ingin memberi Jia Li hukuman, ia hanya menarik napas dan terdiam.
'Mungkin, kami sudah terlalu lelah … aku berharap Lie Feng dan semua prajurit selamat dan segera tiba di Donglai,' batin Liu Bei, ia hanya berharap akan suatu mukjizat yang akan diberikan Para dewa kepada prajurit Han yang gagah berani.
"Terima kasih Yang Mulia!" jawab Xiao Ling, ia berdiri dan kembali membungkuk dengan penghormatan ala prajurit.
Liu Bei berdiri dengan menyilangkan kedua tangan di belakang punggung menatap ke luar pondok di mana hujan masih terus membasahi bumi dengan deras.
Xiao Ling mendekat ke api unggun, ia masih tercekat berulang kali mendengar kala petir yang bergemuruh di angkasa. Ia memeluk tubuh sendiri dengan pedang tergeletak di sampingnya.
'Aduh, jangan petir lagi dong?! Aku 'kan takut …,' batin Xiao Ling, ia masih saja ketakutan akan petir.
'Mengaoa saat aku berada di dunia ini pun, aku masih saja selalu ketakutan jika petir bergemuruh? Padahal, aku berada di tubuh seorang jendral,' batin Xiao Ling tidak mengerti.
Xiao Ling memeluk kedua lututnya, ia merasa rindu akan rumahnya yang nyaman. Gemeretak kayu bakar dilalap si jago merah membuat bayangan papa dan semua temannya di dunia nyata hadir di benak.
Semua itu membuat Xiao Ling semakin merindukan suasana nyaman tersebut, 'Andaikan aku bisa kembali ke duniaku lagi. Aku pasti akan menghargai semuanya,' batin Xiao Ling, ia sudah bertekad untuk melakukan hal itu.
'Aku akan menyayangi dan mengasihi Papa, dan tidak lagi menyia-nyiakan banyak waktu yang terbuang hanya sebuah ambisi untuk menjadi pengacara hebat di Boston,' benak Xiao Ling.
Liu Bei duduk bersila di depannya ia pun memasukkan beberapa kayu bakar lagi ke perapian sambil menyodok-nyodok bara di sana. Keduanya kembali diam, Xiao Ling sedikit merasa malu.
"Um, aku penasaran. Siapa Pa? Dan mengapa kamu mengatakan kalau kamu dijodohkan dengan Liu Bei? Di kekaisaran Han ini, hanya aku yang bernama Liu Bei," ujar Liu Bei, ia masih penasaran dan ingin menyelidiki ucapan tersebut.
"Apa?! Oh, itu … hanya mimpi … maaf, aku pun tidak tahu Liu Bei yang dimaksud oleh pa itu siapa?" balas Xiao Ling, 'bukankah itu kebenaran? Aku saja tidak pernah melihat wajah Liu Bei di dunia nyata seperti apa?' batin Xiao Ling merasa tidak bersalah.
Liu Bei masih menatap ke arah Xiao Ling dengan tatapan tidak percaya tapi, ia pun tak ingin memaksa gadis di depannya untuk bicara jujur siapa Liu Bei yang dimaksud oleh Jia Li.
Hujan mulai reda menyisakan tetes air membasahi dedaunan dan semua hal di hutan tersebut. Keheningan kembali terjadi Liu Bei masih saja diam-diam mencuri pandang pada Jia Li yang menatap api unggun dengan pandangan nanar.
"Um, bukankah setelah perang di perbatasan Yuzheng ayahanda Kaisar dan Tuan Tan Xi Kin memintamu untuk pulang ke kekaisaran agar kamu dan Kakak Liu Fei menikah?" ucap Liu Bei, ia ingin tahu apa yang sedang dipikirkan oleh gadis di depannya.
"Apa?! Yang benar saja! Aku tidak mau menikah! Aku hanya ingin di perbatasan! Tidak bisakah kita menikah dengan orang yang kita cintai?" keluh Xiao Ling, ia tidak ingin menikah dengan orang yang tidak dicintainya.
"Heh?! Aku baru tahu jika kamu berpikiran terlalu terbuka dan maju. Apakah kamu lupa, jika sebagai bagian kekaisaran atau kerajaan semua itu tidak berlaku?
"Pernikahan sudah ditentukan oleh para orang tua terutama, tidak ada yang menolak titah pernikahan yang diminta dan ditunjuk oleh seorang kaisar," ujar Liu Bei, ia tersenyum getir.
"Hah?! Yang benar saja! Jadi, aku harus menikah dengan pria yang bernama Liu Fei itu, begitu?" tanya Xiao Ling, ia merasa adalah orang yang paling bodoh dan dungu se-dunia.
Liu Bei mengerutkan kening, ia tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Ia merasa jika gadis di depannya sangat aneh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments