Xiao Ling merasa sangat baik-baik saja akan tetapi, ia benar-benar terkejut karena ia baru saja memenggal kepala seseorang, di kehidupan nyatanya ia tidak pernah mau dan tidak akan pernah membunuh.
Xiao Ling tidak pernah membayangkan, jika ia akan membunuh seseorang sedangkan membunuh seekor ayam pun dia tidak pernah apalagi membunuh seorang manusia. Xiao Ling kembali berdiri dan mencoba untuk kembali bertempur di medan perang.
Xiao Ling melihat seseorang yang memiliki pakaian berbeda yang lebih mahal dan memakai lambang dinasti Han. Pakaian yang berbeda dengan yang ia kenakan mau pun para prajurit. Xiao Ling melesat ke arah pemuda tersebut yang sudah mulai terdesak akibat serangan para prajurit Qin.
"Aku rasa dia salah satu jendral Han!" benaknya, "sudah kewajiban seorang jendral untuk melindungi sesama temannya, bukan?" lanjut batinnya.
Xiao Ling ingin membantu dan menolong pria yang tidak diketahui siapa gerangan namanya. Xiao Ling melihat seorang tentara Qin ingin menusuk pemuda tersebut dari belakang.
Trang!
Suara pedang beradu karena Xiao Ling berhasil menggagalkan misi prajurit tersebut. Xiao Ling kembali mengangkat pedang dan menebas prajurit Qin yang mencoba menyerang pemuda dari belakang. Xiao Ling merasa wajib untuk melindungi pria di belakangnya. Walaupun ia sendiri tidak tahu siapa pria tersebut, Xiao Ling merasa kepalanya sangat berat.
Akan tetapi, ia berusaha untuk terus bertahan dan membantu prajurit Han, "Jangan dulu …!" batinnya, ia tidak ingin ambruk dan tewas di dunia anta berantah.
Xiao Ling merasa pertempuran teramat lama sementara dirinya sudah sangat lelah dan merasa pusing, ia menarik sebilah pedang lagi dari punggung, "Aku harus mengakhiri semua ini secepat yang aku bisa, jika tidak. Pertempuran ini, akan semakin lama!" batinnya.
Xiao Ling langsung melesat menuju medan pertempuran ia menebas semua musuhnya di sana, hingga pada akhirnya semua musuhnya terkapar di tanah. Darah mewarnai wajah dan sekujur tubuh Xiao Ling, ia bergidik dan terjatuh dengan berlutut ke tanah bertumpu pada dua bilah pedang miliknya di antara tumbukan mayat dengan perasaan yang sulit untuk dijabarkan.
Di sekitarnya semua prajurit Qin telah meninggal dunia. Liu Bei melihat jika dia adalah jendral Jia Li yang tidak lain adalah tunangan kakaknya Liu Fei. Walaupun dia sendiri tidak pernah bertemu dengan Jia Li. Liu Bei melesat ke arah Jia Li dan menyentuhnya.
Akan tetapi, jendral Jia Li langsung ambruk ke pelukan Liu Bei, "Ada apa dengannya? Apakah dia terluka?" batin Liu Bei, ia bingung harus bagaimana.
Liu Bei menyentuh dahi Jia Li ia merasakan jika Jia Li sedang demam tinggi, Liu Bei langsung menggendong tubuh Jia Li membawanya ke tenda yang jaraknya lumayan jauh.
"Periksa semua prajurit Han dan obati yang terluka, kuburkan yang wafat! Begitu juga sebaliknya dengan musuh!" teriak Liu Bei, ia terkenal arif dan bijaksana di Medan pertempuran mau pun di kehidupan nyata.
Lin Wei dan semua prajurit masih memeriksa prajurit yang terluka untuk mengobati dan membawa mereka kembali ke Han.
Sementara Liu Bei terus memacu kudanya menuju ke tenda, "Tabib, Yu!" teriak Liu Bei, ia memanggil seorang pria tua dengan janggut putih.
Tabib Yu tergopoh-gopoh menuju ke arah Liu Bei yang langsung membawa masuk Jia Li. Liu Bei membaringkan Jia Li di sebuah tempat tidur dia juga memanggil dayang wanita untuk merawat dan membuka baju zirah perang milik Jenderal Jia Li.
"Tabib Yu, tolong periksa wanita ini?" perintah Liu Bei, ia langsung keluar dari tenda mencoba untuk meminum air yang yang berada di dalam tempayan di luar tenda sekalian ia membasuh wajahnya.
Liu Bei berdiri dengan tegak mencoba untuk melihat dan menunggu kedatangan para prajurit dari medan perang, ia bersyukur dengan bantuan 21 prajurit bayangan phoenix, akhirnya mereka memenangkan pertempuran yang sudah berhari-hari melanda Yuzhang.
Liu Bei melihat dari jauh iring-iringan semua prajurit yang kembali dari pertempuran, "Untunglah, pasukan jendral Jia Li datang tepat waktu jika tidak! Akan banyak memakan korban," batin Liu Bei, ia menarik napas.
"Apakah wanita ini adalah putri pertama dari Tuan Tan Xi Kin? Jendral agung Kekaisaran Han yang bernama Tan Jia Li?" batin Liu Bei bertanya, iasudah sering mendengar kehebatan putri dari penasihat kerajaan tersebut.
Walaupun tidak pernah bertemu karena sang putri selalu berada di perbatasan Xuchang dan Shandong. Bahkan, bertahun-tahun sang putri tidak pernah pulang ke Chang An.
Liu Bei menyadari sesuatu, jika selama ini Jia Li selalu berada di perbatasan ia tidak pernah berada di lingkungan istana kekaisaran, ia pun tidak pernah berkumpul pada acara apa pun di kekaisaran. Liu Bei juga pernah mendengar rumor, "Jika Jendral Jia Li dengan 20 orang prajuritnya terkenal sebagai prajurit 21 bayangan phoenix yang selalu mengamankan Kekaisaran Han dari pemberontakan, di mana pun terjadinya pemberontakan."
Liu Bei mencoba mengingat wajah Jia Li kecil. Namun, ia sedikit sulit untuk mengingatnya. Apalagi Liu Bei selalu berada di perguruan shaolin Wu Lin, dari kecil hingga ia layak diperintahkan untuk pulang. Senja mulai datang para prajurit yang terluka sudah mendapatkan perawatan dari tabib kerajaan, mereka semua sudah makan bersama termasuk Liu Bei bersama seluruh prajurit.
Lin Wei maju dan bergegas memberikan penghormatan kepada Liu Bei, "Salam Yang Mulia Pangeran dan Panglima Perang Liu Bei.
"Saya Lin Wei bawahan Jendral Tan Jia Li. Saya ingin bertanya mengenai Jendral Jia Li, apakah Jenderal Tan Jia Li baik-baik saja?" tanya Lin Wei, ia ingin tahu keadaan jendralnya.
"Silakan berdiri, prajurit Lin Wei! Jenderal baik-baik saja, dia sedang mendapatkan perawatan di tendaku Tabib Yu sedang mengobatinya. Nanti jika Jenderal Tan Jia Li sudah siuman kalian boleh melihatnya," balas Liu Bei, ia tersenyum arif di balik wajah tampannya.
"Terima kasih Yang Mulia!" ujar Lin Wei, ia pun mengundurkan diri kembali ke mejanya.
Liu Bei menatap ke-20 orang prajurit yang ditunjuk oleh kekaisaran di bawah pimpinan Jenderal Tan Jia Li. Mereka adalah pemuda-pemuda yang sangat tangguh dan hebat dengan pakaian yang serba hitam. Mereka jarang berbicara hanya memandang dan menganggukkan kepala saja. Mereka makan dengan diam tak satu pun berbicara di antara 20 orang itu berbeda dengan prajurit yang lain.
Setelah makan malam selesai semua orang kembali ke tenda masing-masing dan sebagian berjaga, 10 orang dari anggota Tan Jia Li berjaga membantu prajurit bersiaga. Mereka tetap duduk bersama prajurit yang lain.
Akan tetapi, mereka kebanyakan hanya diam dan tersenyum saja menjawab sekenanya tanpa banyak bicara memperhatikan gerak-gerik prajurit lain.
"Mereka benar-benar prajurit yang luar biasa santun dan menjaga tata krama mungkin karena jendralnya adalah seorang wanita sehingga mereka bertingkah Anggun," batin Liu Bei, ia masih memperhatikan gerak-gerik prajurit Phoenix yang agung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sagitarius
hebat👍👍
2023-05-11
0