Liu Bei memasuki tenda, ia melihat seorang wanita yang sangat cantik berbaring di tempat tidur berbeda saat pertama kali dia membawanya ke dalam tenda. Liu Bei memperhatikan wajah Jia Li, "Wanita ini sangat cantik sekali. Tapi, aku tidak tahu bagaimana jika dia telah bangun nanti.
"Apalagi, sepertinya dia pernah menolak perjodohan yang dilakukan oleh Ayahanda Liu Bang bersama dan Tuan Xi Kin," batin Liu Bei, ia masih mengamati wajah cantik tersebut.
"Mungkin sampai detik ini pun, dia akan tetap menolak. Aku begitu penasaran, mengapa seorang wanita menolak dijodohkan dengan putra mahkota? Kebanyakan orang selalu menginginkannya," batin Liu Bei, ia menatap Jia Li yang tertidur dengan pulas.
"Sebaiknya aku ke luar saja, dia adalah calon kakak iparku!" batin Liu Bei, "kalian, jagalah Jenderal Jia Li!" pesannya kepada dayang wanita di luar tenda.
"Baik, Yang Mulia!" balas mereka serempak.
Liu Bei masih berkeliling melihat ke hamparan hutan dari menara benteng pertahanannya, ia selalu menjaga perbatasan di sekitar Yuzhang dan Xuchang juga Sichuan. Ia juga jarang pulang kekaisaran ia hanya sering di perbatasan, hanya pada acara tertentu saja ia pulang.
Liu Bei malah sudah hampir tiga tahun tidak pulang ke kaisaran dirinya hanya pulang pergi ke istana hanya sekedar melepas rindu kepada ibunya permaisuri Qin Shi Rong.
Orang-orang selalu mengatakan semua itu dilakukan oleh Ibunda Ratu Zhao Li Mei yang takut jika Liu Bei yang akan diangkat menjadi raja, bukan putranya Liu Fei yang sakit-sakitan.
"Aku merindukanmu, Ibu!" keluh Liu Bei mengingat wajah lembut ibunya.
Teng! Teng! Teng!
"Kebakaran! Kebakaran!" teriak prajurit, membuat Liu Bei melompat dengan ringan dari menara yang tinggi langsung menuju ke tempat kejadian.
"Apa yang terjadi?" tanya Liu Bei, ia penasaran.
"Kami tidak tahu, Yang Mulia! Tiba-tiba api sudah melahap persediaan makanan," ujar seorang koki.
Liu Bang melihat 3 bayangan melesat saling kejar melalui dahan-dahan pohon, "Padamkan api!" teriaknya dan ia pun mengejar bayangan tersebut.
Liu Bei melesat berusaha untuk mengejar bayangan yang berkelebat secepatnya. Trang! Tring!
Suara pedang telah bergema di depannya menandakan sebuah pertempuran telah terjadi.
"Siapa yang telah bertempur di sana?" batin Liu Bei, ia secepatnya berusaha untuk tiba di pertempuran.
"Lin Wei, Zhao Zhao, dan siapa pria bertopeng itu?" batin Liu Bei, ia melesat secepat kilat untuk membantu kedua prajurit bayangan phoenix.
"Bawahan Jendral Jia Li memang luar biasa," puji Liu Bei kala keduanya telah berhasil meringkus si penyusup akan tetapi, si penyusup langsung ambruk ke tanah dan meregang nyawa dengan busa keluar dari mulutnya.
"Sial, sekali! Mereka benar-benar telah mempersiapkan segalanya," ujar Liu Bei, ia sama sekali tidak menduga akan hal itu.
"Lapor Yang Mulia! Sepertinya penyusup ini dari sisa kerajaan Qin," balas Zhao Zhao.
"Ya, kamu benar! Coba geledah tubuhnya. Apakah ada membawa sesuatu bukti lain lagi?" tanya Liu Bei, ia penasaran.
Ayahandanya Liu Bang dan para petinggi kekaisaran mengutusnya untuk membersihkan sisa dari pemberontakan kerajaan Qin. Walaupun ibunya berasal dari kerajaan Qin yang terdahulu, sehingga kebanyakan dari mereka berusaha menggunakan Liu Bei untuk membuktikan kesetiaannya kepada kekaisaran Han.
"Tidak ada yang Mulia," balas Lin Wei, ia sudah memeriksa dengan sebaik-baiknya.
"Baiklah, kuburkan saja! Dan kembalilah ke tenda!" perintah Liu Bei, ia pun kembali melesat menuju tenda.
"Aku sangat lelah, siapa lagi yang telah berani menyusup kemari?" batinnya, ia memasuki tenda dan melihat tempat tidur.
"Sebaiknya aku tidur di kursi saja. Bagaimanapun dia adalah calon kakak ipar dan permaisuri kerajaan," batin Liu Bei, ia membaringkan tubuhnya di salah satu kursi lebar di dalam tenda tersebut.
Namun, kedua matanya masih saja melihat ke arah Jia Li, "Wanita yang sangat cantik!" gumam Liu Bei, "selain itu dia juga hebat. Apakah dia akan menjadi Permaisuri atau Ratu mungkin juga menjadi selir?" batinnya.
Akhirnya Liu Bei memejamkan mata berusaha untuk tidak memandang ke arah Jia Li, "Mengapa aku selalu tergoda untuk memandangnya?" batinnya.
Sekali lagi ia melirik ke arah Jia Li, "Gadis ini sungguh mengerikan," batinnya, ia merasa tidak nyaman.
Liu Bei ingin beranjak dan memilih tidur di atas benteng bersama para prajurit yang lain, ia merasa wajah Jenderal Tan Jia Li membuatnya malah tidak bisa tidur.
Namun, ia melihat Tan Jia Li bergerak sehingga Liu Bei mengurungkan niat dan berpura-pura tidur. Liu Bei tidak ingin jika jendral perempuan itu akan salah sangka kepadanya.
"Aduh, kepalaku … pusing sekali!" batin Jia Li, perlahan ia pun membuka mata.
"Apakah aku sudah berada di rumah?" batinnya, ia melihat sekeliling.
"Ya, ampun aku masih saja di dalam tenda! Siapa yang membawaku?" batin Jia Li, ia menatap seluruh ruangan yang sangat mewah.
Ia ingin bangun tapi ia merasa jika ia hanya memakai baju sutra tipis yang sangat lembut, "Hah! Siapa yang mengganti pakaianku?" batinnya,ia semakin kacau.
Cahaya temaram lampu berliuk-liuk tertiup angin, "Siapa pria itu?" batin Xiao Ling.
Perlahan Xiao Ling memakai baju yang lain untuk menutup sutranya yang tipis, ia meraih pedang yang tergantung di sebelah tempat tidur. Secepatnya Xiao Ling bergerak mengarahkan pedangnya ke leher Liu Bei.
Shut!
Ujung pedang Jia Li mampu ditahan oleh Liu Bei dengan jari telunjuk dan tengah, sehingga mata pedang tidak mengenai lehernya.
"Apakah begitu caramu kepada orang yang telah menolongmu?" tanya Liu Bei dingin, ia menatap kearah Xiao Ling dengan rambut panjang tergerai, Liu Bei terlihat sangat tampan.
"Siapa kau?" tanya Jia Li bingung, ia sama sekali tidak mengenali pria di depannya.
"Kau tidak mengenalku?" tanya Liu Bei, ia merasa tak ada artinya menjadi orang nomor tiga di kekaisaran Han setelah ayahanda dan putra mahkota Liu Fei.
"Jika aku mengenalmu, aku tidak bertanya," ujar Jia Li kasar, "dasar, aneh. Anak TK pun tahu, jika tidak mengenali maka ia akan bertanya dengan pertanyaan tersebut," batin Xiao Ling ketus.
"Yang Mulia! Apakah Anda baik-baik saja?!" teriak para pengawal masuk dan mengepung Xiao Ling lengkap dengan senjata yang terhunus ke arahnya.
"Tidak apa-apa! Keluarlah," ujar Liu Bei, ia memerintahkan semua prajurit untuk keluar tenda miliknya.
"Yang Mulia?" lirih Xiao Ling ia sedikit bingung, "aduh, apakah dia raja, kaisar, atau putra mahkota? Mampuslah sudah," batinnya menarik pedang dari leher Liu Bei.
"Aku Liu Bei!" balas Liu Bei, ia menatap wajah cantik dengan rambut tergerai sepinggang.
"Apa?! Liu Bei! Yang benar saja!" pekik Xiao Ling, ia tidak menduga akan bertemu dengan pria yang memiliki nama yang sama dengan calon suaminya di dunia modern.
"Gara-gara nama sialan ini …!" batin Xiao Ling, ia ingin mencabik-cabik si pria dan meminta pertanggung jawaban untuk memulangkannya ke dunia modern.
"Ya, apakah ada masalah?" tanya Liu Bei, ia menatap ke arah Jia Li.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments