Kost Alea

Happy reading

Kini sampailah Alea dan Davin di kost gadis itu, tadi mereka terlebih dahulu mampir ke minimart untuk membeli kebutuhan hidupnya dan bayi ini. Alea juga membelikan Davin kaos walau harganya murah.

Mereka turun dari motor metic itu dengan pelan, apalagi keadaan Davin yang sangat memprihatikan dengan kondisi seperti ini.

"Ini kost kamu? Gak apa apa kalau aku nginap?" tanya Davin menatap bangunan yang ada di depannya.

"Heem, kost aku ini kost bebas kak. Karena hanya ini kost kostan yang harganya miring," ujar Alea mengambil bayi mungil yang sedari tadi tidur itu.

"Kamu gak takut kalau tiba tiba ada orang jahat kesini?" tanya Davin yang sepertinya ingin banyak tahu tentang Alea.

"Aku baru 2 hari disini kak," jawabnya mengambil keranjang bayi yang berisi barang barang belanjaan dan baju sang bayi.

"Ayo kak."

Alea menatap seluruh kamar kos yang sudah tertutup. Entah karena sudah malam atau apa tapi ibu kost juga sudah mematikan lampu depan berarti beliau sudah tidur.

"Kak udah sepi banget, ibu kost juga sudah tidur. Tuh lihat lampunya udah padam. Gimana kak?" tanya Alea yang merasa bersalah.

Padahal kemarin di jam segini ibu kos belum tidur dan juga teman-temannya masih ada yang di luar. Tapi kenapa malam ini sudah sepi apa karena hujan.

"Gimana kalau kakak nginep di kost aku aja, walau gak di kamar sih."

Karena tak ada pilihan lain akhirnya Davin menerima tawaran Alea.

Mereka berjalan menuju kost Alea, yang berada di pinggir. Mereka masuk, dan Alea menyuruh Davin untuk mandi dulu.

"Pakai air dingin gak apa apa kan kak? Soalnya kalau mau pake air panas harus masak dulu," ujar Alea dan dianggukkan oleh Davin.

Lagian badannya sudah sangat lengket karena air hujan dan juga keringat tadi habis balapan.

Sepeninggal Davin ke kamar mandi, Alea berjalan menuju kamarnya kemudian menidurkan bayi itu di kasurnya.

"Eh."

Alea menemukan sebuah kalung di kain bedong yang membalut tubuh mungil itu. Ia melihat gantungan kalung itu.

"Huruf G, siapa?" tanya Alea dalam hati.

Ia menatap bayi yang sedang menutup matanya itu. Bayi yang ia temukan di gubuk kecil tadi, bahkan ia tak tahu siapa nama bayi yang baru ia ketahui berjenis kelamin laki laki.

Alea yang masih asik dengan pikirannya itu, langsung kaget saat pintu kamarnya sudah terbuka dan menampilkan laki laki yang tak lain adalah Davin.

Laki laki itu berjalan ke arah Alea, karena tadi setelah ia mandi. Davin tak mendapati Alea ada di ruang tamu.

Kost Alea memang terbilang murah, 500 ribu perbulan di kota Jakarta memang sangat miring. Karena hanya terdapat tiga ruang saja. Kamar mandi, kamar tidur, dan ruang tamu yang gandeng dengan dapur.

Sedangkan gaji Alea di restoran itu adalah 1,4 juta, 600 ribu untuk bayar kost dan selebihnya untuk bayar uang sekolahnya. Sayang jika ia harus putus sekolah karena ia sudah kelas 3 SMA hanya butuh berberapa bulan saja untuk lulus dan mendapat ijazah.

"Kenapa Al? Kok kayak bingung gitu?" tanya Davin yang sudah tahu nama Alea.

Modusnya tadi pake tanya nama, padahal Davin sudah tahu jika wanita yang bersamanya itu adalah Alea Saraswati. Karena apa? Karena Alea sangat terkenal di pembicaraan teman temannya, walau gadis itu tidak terkenal tapi Alea salah satu perempuan tercantik di sekolah mereka. Walau gadis itu tak terlalu peduli dengan lingkungan sekitarnya.

"Nih kak, ada kalung di kain bedong baby. Apa ini inisial namanya ya?" tanya Alea memberikan kalung itu pada Davin.

"Mungkin iya, tapi gak tahu juga. Kita juga belum memberi nama bayi ini. Dari tadi panggilnya baby baby Mulu," ujar Davin mengambil baju bayi itu dan membuka kain bedongnya.

Terlihat laki laki itu sangat pintar dalam mengasuh anak. Alea yang perempuan saja masih bingung kenapa Davin bisa secepat itu beradaptasi dengan bayi.

"Kenapa bengong? Ada yang salah?" tanya Davin yang tak sengaja melihat Alea terdiam.

"Mending kamu mandi, biar aku yang gantiin popok dia."

"Eh iya kak."

Alea tersenyum singkat kemudian berjalan menuju kamar mandi, Alea tak lupa mengambil pakaiannya. Karena jika di rumah orangtuanya, Alea mempunyai kamar mandi yang ada di dalam kamar tidurnya.

Alea meninggalkan Davin yang sedang menggantikan popok dan pakaian baby.

Davin tahu apa yang ada di pikiran Alea tadi. Ia memang punya adik yang biasanya bersamanya. Biasanya Mama dan Papanya juga menitipkan adiknya bersama dirinya.

"Baby, kakak gak tahu kamu siapa tapi besok kita ke kantor polisi ya. Semoga aja kamu bisa cepat ketemu sama orang tua kamu."

Walau Davin sendiri tidak yakin dengan apa yang baru saja ia katakan. Bayi itu ditinggal begitu saja di gubuk itu berarti orang tuanya sengaja meninggalkan bayi itu.

Yang ada dipikiran Davin saat ini adalah, jika tidak ada yang mengambil dan mencari anak ini. Terus bayi mungil ini mau dikemanakan? Tak mungkin ia merawat bayi ini, bisa bisa Mama dan Papanya syok. Kan dia belum nikah, lagipula usianya masih muda untuk memiliki anak.

****

Setengah jam berlalu entah apa saja yang dilakukan oleh Alea di kamar mandi tapi hal itu membuat Davin yang sudah selesai mengantikan popok dan pakaian baby itu terlelap di samping bayi.

"Astaga selama itu ya aku mandi sampai kak Davin tertidur?" tanya Alea pada dirinya sendiri. Wanita itu kemudian berjalan ke arah Davin kemudian ia mengambil selimut miliknya dan menyelimuti dua laki laki itu.

"Gak nyangka deh, seorang Davin Arista Pratama bisa jaga bayi bahkan bisa gantiin popok bayi."

Yah, sedikit banyak Alea tahu jika Davin adalah tipikal cowok yang sangat pemilih. Bahkan banyak wanita yang menembak Davin tapi Davin menolak. Darimana ia tahu? Tentu dari orang orang yang ada disekolah, ia sudah sangat jengah jika sampai kelas yang ia dengar adalah Davin, Davin, dan Davin lagi.

Davin sang cowok badboy yang gemar tawuran dan juga suka balapan itu sudah bukan menjadi rahasia lagi. Apalagi sering kali laki laki itu dihukum.

Sibuk memikirkan Davin, tiba tiba Alea tersadar jika tadi ia belum makan malam. Mungkin Davin juga begitu karena ia mendengar suara krucuk krucuk dari perut laki laki itu.

Alea keluar dari kamar menuju dapur, gadis itu mengambil mie dan sosis yang masih tersisa di kulkas. Berhubung Alea baru saja pindah, Alea belum banyak membeli bahan makanan. Mungkin ia memasak apa kadarnya jika sendiri jadi tak perlu banyak banyak begitulah pikirnya.

Masih setengah jalan Alea memasak mie instan itu, tiba tiba suara yang ia kenal itu menusuk Indra mendengarnya.

"Masak mie?" tanya Davin dan dianggukkan oleh Alea.

"Kakak kok udah bangun. Padahal niatnya tadi bikin makanan karena perut kakak bunyi pasti laper juga kan," jawab Alea mengaduk mie yang ia buat.

Davin menatap mie itu dengan tak biasa, Davin memang sangat jarang memakan makanan instan. Tapi sesekali pernah terkecuali mie instan, Davin tak pernah merasakan mie instan selama ia hidup.

"Makan seadanya ya kak."

"Hmm."

Tak enak juga jika menolak, sudah sukur Alea tadi mau membantu dan membawanya ke kost. Kalau tidak mungkin Papa dan Mamanya bisa marah saat tahu ia balapan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Eka Elisa

Eka Elisa

smoga lea ma devan gk dpt mslh dri bu kos krna bawa byi..👶👶👶

2023-04-02

6

Eka Elisa

Eka Elisa

crita y bgus bgt...😘😘😘

2023-04-02

1

Allessha Nayyaka

Allessha Nayyaka

pasangan yg sangat serasi

2023-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!