Hujan Reda

Happy reading

"Kak Davin."

"Eughhh apa kita saling kenal?" tanya Davin dengan suara lirih. Badannya sakit semua karena terjatuh tadi. Bahkan laki laki itu belum menatap Alea yang kini berada di depannya. Matanya masih terlalu berat untuk di buka.

"Aku kenal kakak tapi kakak gak kenal aku. Lagian siapa sih yang gak kenal sama Kakak, kakak kan primadona sekolah. Setiap cewek ngomongin kakak yang katanya inilah itulah," ujar Alea meletakkan helm itu di kursi dekat keranjang.

"Kepala kakak kok berdarah?"

"Mungkin kena helm tadi," jawabnya sedikit dipaksakan.

Alea yang tak tega melihat itu langsung mencari sesuatu yang bisa menghentikan pendarahan di kepala Davin. Alea menemukan kapan di dekat keranjang bayi itu. Kemudian ia membersihkan darah itu dengan lembut.

Davin melihat siapa wanita yang sudah rela menolongnya disaat hujan hujan seperti ini.

Deg

"Dia," batinnya menatap wajah gadis di depannya.

Setelah selesai mengobati kepala Davin, Alea kini mengambil plaster dari saku bajunya. Plaster yang seharusnya ia gunakan untuk jari tangannya yang tadi tak sengaja terkena air panas.

"Dah selesai."

Alea tersenyum saat melihat plaster bergambar pokemon berwarna kuning itu menempel di keningnya.

"Kakak kenapa bisa jatuh tadi?" tanya Alea pada Davin.

"Balapan."

Alea yang mendengar jawaban Davin yang sangat singkat itu mengangguk. Ia tak lagi bertanya banyak tentang apa yang tadi dilakukan Davin. Toh bukan urusannya juga.

Kini tatapan Alea sudah beralih ke arah bayi yang tadi mengusiknya. Ia merasa kasihan dengan bayi itu. Tanpa melihat Davin, Alea mengambil bayi itu dengan pelan.

Mata Davin tak lepas dari pandangan Alea, laki laki itu heran. Setahunya Alea belum pernah hamil dan menikah tapi kenapa Alea membawa bayi. Yah Davin memang tahu siapa itu Alea, karena para sahabatnya sering kali membicarakan gadis ini.

"Ini anak kamu?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir pucat Davin. Laki laki dengan jaket hitam itu tampaknya tak bisa menahan rasa penasaran pada Alea.

"Ini bukan bayi aku, aku tadi baru pulang kerja. Ditengah jalan hujan, aku menepi disini dan aku dengar suara bayi menangis. Dan itu bayi ini, tuh keranjangnya," jawab Alea dengan jujur. Buat apa juga ia berbohong tak ada gunanya untuknya.

"Kenapa ada bayi disini? Padahal ini sudah malam, bagaimana jika nanti ada yang menculiknya?" tanya Davin menatap Alea yang sedang berdiri.

"Aku gak tahu, tapi aku kasihan kalau nanti bayi ini kedinginan," jawab Alea memeluk pelan bayi mungil itu.

"Laki laki apa perempuan?"

"Gak tahu," jawab Alea polos.

Davin berusaha untuk bangun dari duduknya, walau masih sedikit pusing tapi ia tahan tahan karena ingin melihat bayi itu.

"Kak, duduk aja dulu. Jangan paksain berdiri, nanti tambah sakit," ujar Alea dangan khawatir. Nanti kalau Davin kenapa napa gimana.

"Aku gak apa apa. Mau lihat baby."

Alea mengangguk dan memperlihatkan bayi yang ada di gendongannya. Davin menatap bayi yang sedang terlelap itu dengan seksama. Wajahnya sangat imut dengan bibir pink, hidung kecil, bulu mata yang lentik membuat siapa saja langsung sayang dengan bayi ini.

"Rencananya kamu mau bawa kemana bayi ini?" tanya Davin menatap Alea.

"Rencananya malam ini mau aku bawa ke kost, dan besok pagi aku mau bawa dia ke kantor polisi. Gimana kalau nanti ada orang tua yang cari," jawab Alea menatap bayi itu. Entah apa perasaannya saat ini, ia tak pernah merasa sebahagia ini.

Davin mengangguk dengan pelan, kemudian ia menatap kembali bayi itu. Ia ingin menggendong tubuh kecil itu tapi ia takut salah.

Hujan yang turun seakan enggan sekali henti, entah kenapa Alea sendiri tak tahu. Biasanya hujan akan berhenti tak lama setelah ia meneduh tapi ini setelah 1 jam lebih Alea disini. Hujan tak kunjung berhenti.

Tepat pukul 10 malam, hujan mulai reda. Alea bersiap untuk pulang tapi saat melihat Davin yang masih terduduk di sini membuat Ale atak tega.

"Kakak gak pulang dulu?"

"Gak kuat bawa motor," ujar Davin dengan pelan.

"Ya sudah gimana kalau kakak ikut Alea aja ke kost, kakak harus ganti baju dulu biar gak sakit. Sekalian kakak bawa baby ini, biar Alea yang bawa motor," ujar Alea dengan senyum lembut.

"Kost kamu?" tanya Davin tak percaya. Kenapa ada seorang wanita mengajak laki laki yang baru dikenalnya ke kost.

"Hahaha tenang aja, maksud aku bukan kost yang aku tempati tapi di kost aku masih ada kamar lagi. Kalau kakak mau sewa satu malam juga gak apa apa kak."

Davin sontak langsung paham dengan apa yang diucapkan oleh Alea. Kemudian ia mengangguk, ia ingin melihat kehidupan Alea saat ini. Apa benar ucapan teman temannya selama ini.

"Bukannya dia anak orang kaya?" batin Davin menatap Alea yang sedang membereskan keranjang bayi itu.

"Ayo kak, motor kakak biar disini aja. Gak akan hilang kok," ujar Alea yang tadi sudah mengambil motor Davin dan meletakkannya di gubuk.

Davin yang mendengar itu mengangguk, hilang juga gak apa apa karena uang dari keluarganya juga tak akan habis walau ia membeli 10 motor sport seperti ini.

Alea dan Davin naik ke atas motor metic itu, laki laki itu mengendong pelan bayi itu. Atas bantuan Alea ia bisa menggendong bayi mungil itu. Sedangkan Alea meletakkan keranjang bayi itu di depan dan ia mulai menjalankan motor itu meninggalkan gubuk.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat mereka disana. Seorang yang sedari tadi melihat interaksi kedua remaja itu.

"Maafkan Mama sayang. Semoga kamu bahagia dengan mereka," gumam wanita itu menatap motor metic yang sudah menjauh dari pandangannya.

"Mama tak mau kamu ikut menderita dengan mama. Mama janji setelah Mama sukses Mama pasti akan jemput kamu, dan kita akan hidup bahagia sayang," gumamnya lagi.

Wanita yang diperkirakan berusia 26 tahun itu menatap sendu motor itu. Ia tak bisa lagi menahan air matanya, sedari ia meninggalkan bayinya di gubuk. Wanita itu tak pergi dari sana, hingga ia melihat seorang remaja yang menyusui anaknya.

Hatinya menghangat saat melihat itu, ia berharap anaknya bisa bahagia walau tidak bersamanya.

"Mama janji akan membalas rasa sakit hati Mama dan kamu pada laki laki bajingan itu. Mama janji," dengan kasar wanita itu menghapus air matanya.

Tujuannya saat ini adalah membalaskan dendamnya dan anaknya pada laki laki yang tidak pantas di sebut suami.

Bersambung

Terpopuler

Comments

IkaNenabu

IkaNenabu

good

2023-10-31

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

oh oh oh
siapa dia

2023-10-26

0

Atik Marwati

Atik Marwati

apa bedanya kamu dg suami kamu kalo gitu..

2023-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!