Pacaran setelah halal

Happy reading

"Kamu apa apaan sih pake segala mikir buat tinggal di rumah itu?" tanya Davin dengan nada tegas. Ia tak suka tinggal di rumah besar itu, Davin tak nyaman.

"Maaf kak, tapi apa yang dikatakan Mama Tiara tadi ada benarnya. Galaksi masih bayi, masih terlalu kecil untuk kita tinggal dan kita bawa kesana kesini. Apa tidak sebaiknya untuk sementara waktu kita tinggal di sana. Di rumah itu banyak orang ada Mama dan banyak pembantu. Galaksi akan aman di rumah itu daripada ikut dengan kita yang belum tentu akan ada di rumah," ujar Alea yang membuat Davin terdiam.

Sebenarnya benar apa yang dikatakan Alea, tapi ia masih belum ingin satu rumah dengan ibu tirinya. Ia masih belum terima dengan pernikahan Papa dan Tiara.

"Sebenarnya ada masalah apa sih, kakak sama Mama Tiara?" tanya Alea pada Davin yang sedang menyetir mobilnya.

Davin yang ditanya itu hanya diam, ia belum siap menceritakan apa yang ia rasakan pada Alea yang notabene adalah istrinya. Walau tadi malam mereka sudah berjanji untuk saling terbuka dan menerima pernikahan ini dengan lapang dada.

"Kak," panggil Alea memegang tangan Davin yang sedang melamun padahal laki-laki itu sedang mengemudikan mobilnya.

"Hmm, maaf aku belum bisa sepenuhnya terbuka dengan kamu Al. Aku janji suatu saat aku akan menjelaskan kepada kamu apapun yang ingin kamu ketahui," jawabnya dengan senyum manisnya.

Alea mengangguk kemudian ia diam, ia tak tahu ingin berbicara apa lagi dengan Davin karena sepertinya laki laki itu masih berperang dengan isi kepalanya.

Hingga sampailah mereka di sekolah elit itu, Alea menatap bangunan yang ada di depannya ini dengan sendu. Ia tak tahu masih bisa bertahan lama di sekolah ini atau enggak.

Davin memarkirkan mobilnya di parkiran khusus mobil, laki-laki itu melihat Alea yang terdiam di dalam mobil. Bagaikan cenayang yang bisa meramal isi pikiran, Davin langsung menggenggam tangan Alea.

"Soal sekolah kamu gak perlu khawatir, aku yang akan tanggung semuanya. Kamu tanggung jawab aku sekarang dan akan aku pastikan kamu tak akan kekurangan apapun di sini," ucap Davin yang membuat Alea menatap laki laki itu.

Kenapa Davin bisa tahu apa yang ia pikirkan, apakah Davin cenayang? Begitulah pikir Alea.

"Maaf kak, aku udah banyak merepotkan kakak dan keluarga kakak," jawab Alea dengan pelan. Rasanya ia tak enak karena setiap saat merepotkan Davin padahal laki laki ini datang ke hidupnya belum genap 4 hari.

"Aku tak merasa direpotkan, lagian kamu sudah menjadi istriku. Aku juga tak akan mengengkang kamu begitupun sebaliknya. Tapi kamu harus mengingat porsi kamu sebagai istri dan ibu untuk Galaksi. Walau kita belum memiliki perasaan apapun tapi aku harap kamu tak menghianati pernikahan kita Al," jelas Davin yang membuat Alea terharu.

Laki laki ini sudah berpikir sampai disana. Sedangkan ia masih berpacu pada satu titik, Alea mengagumi cara berpikir Davin yang sangat jauh.

"Aku gak akan khianati janji pernikahan kita, Alea harap kakak juga begitu," ucapnya dengan senyum. Jujur entah perasaan apa ini, tapi yang pasti ia bahagia dengan adanya Davin disisinya.

Davin mengelus pucuk kepala Alea dengan lembut kemudian ia mengecupnya.

"Mau belajar mencintai, Al?" tanya Davin yang membuat Alea seketika mati kutu.

"Al?"

"Ya kak."

"Jangan bilang kamu berpikir untuk cerai dari aku? Iya?" tanya Davin saat ia tak mendapat jawaban dari sang istri.

Deg

Jantung Alea berdetak kencang saat mendengar pertanyaan itu. Nada bicara Davin juga sudah tak selembut tadi.

"Aku gak berpikir sampai ke sana? Tapi jika kakak nanti sudah menemukan wanita yang sesuai dengan yang kakak inginkan. Alea siap mundur dari pernikahan ini," ucapnya dengan senyum manisnya. Tapi Davin tahu jika dibalik mata Alea sudah menyimpan kesedihannya selama ini.

"Aku tak akan mundur dari pernikahan ini, walau aku belum sepenuhnya untuk mencintai kamu," jawab Davin yang kini sudah berjanji di hadapan Tuhan untuk tidak menghianati pernikahan mereka.

"Jangan berpikir yang tidak pasti, aku hanya ingin kita belajar saling mencintai. Kamu mau?" tanya Davin pada sang istri. Alea yang ditanya itu langsung mengangguk pelan pertanda ia menginginkan hal yang sama.

Davin yang mendapat respon itu langsung tersenyum kemudian menarik tubuh Alea ke dalam pelukannya.

"Kamu mau jadi pacar aku, Al?" tanya Davin yang kini benar benar ingin membuat Alea pingsan di tempat.

"Ka-kan kita sudah menikah kak," jawabnya gugup.

"Pacaran setelah halal, Al. Aku ingin bebas menyentuhmu jika kita sudah punya hubungan seperti ini," ucap Davin menatap mata indah Alea.

"Hmm aku mau."

"Tapi, aku gak mau hubungan kita dipublish ya. Apalagi kalau anak anak tahu kita sudah menikah, aku tahu seberapa banyak fans kamu di sekolah ini. Aku gak mau jadi target bully mereka. Aku takut," ujarnya sebelum Davin kembali memeluk Alea.

"Aku gak bisa janji, tapi aku gak akan membocorkan pernikahan kita. Tapi kalau soal pacar, aku gak janji ya. Soalnya kamu pasti tahu gimana aku di sekolah ini. Mungkin juga udah banyak gosip miring yang kamu telan mentah mentah gitu aja," ujar Davin dengan santainya.

"Aku tak akan membiarkan anak-anak menyentuh kamu walau hanya seujung jari. Aku akan sekuat tenaga untuk melindungi kamu. Dan kamu juga harus melawan jika ada yang ingin mencelakai kamu karena aku tak mungkin setiap waktu bersama kamu."

Alea mengangguk, apa ini artinya Davin akan mempublikasikan hubungan mereka dihadapan teman teman Alea nanti dan juga teman teman sekolah?

Davin mengambil uang yang ada di dompetnya dan memberikan uang itu pada Alea.

"Mulai hari ini, semua yang kamu butuhkan aku yang tanggung. Kamu tak perlu kerja lagi, karena kekayaan keluarga aku gak akan habis walau untuk membeli rumah kost kamu itu," jawabnya memberikan 5 lembar yang seratus ribuan.

"Kak ini terlalu banyak, kakak kasih aku 20 ribu aja udah banyak banget. Ini sampai 500 ribu, lebih baik kakak buat keperluan yang lain aja," ujar Alea menolak uang segitu banyak.

"Anggap aja ini nafkah pertama aku, nanti aku akan buat kartu ATM khusus buat kamu kalau perlu," ujar Davin dengan entengnya.

"Alea punya kartu sendiri, dan kakak gak perlu hamburin banyak uang buat Alea," ucapnya dengan lembut.

"Oke Mama nomer rekening kamu?"

Dengan terpaksa Alea memberikan no rekening miliknya dan dengan cepat pula Davin langsung mengirim sejumlah uang ke rekening itu.

"Yang aku kirim adalah nafkah lahir dari aku, sedangkan ini uang jajan kamu saat sekolah," ujar Davin yang membuat mata Alea membulat kala melihat banyak nominal yang masuk ke dalam rekeningnya.

"Kak."

"Udah gak apa apa."

Alea mengangguk dan tersenyum manis, kemudian Alea mengambil uang satu lembar dari tangan Davin.

"Ini aja udah cukup buat seminggu. Kakak gak perlu keluar uang lagi ya," ucapnya dengan lembut.

"Tergantung nanti."

Alea hanya bisa menggelengkan, kemudian memasukkan uang dan ponselnya ke dalam tas.

"Salim."

Alea mencium punggung tangan sang suami kemudian dibalas kecupan di kening Alea oleh Davin.

"Aku masuk ke kelas dulu ya, kak."

"Iya Al."

Davin menatap kepergian Alea dengan senyum, ia menatap tangannya yang baru saja dicium oleh Alea.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

bahagianya

2023-10-22

1

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

moga aja alea bisa jd sosok yg tangguh dan berani biar nantinya ga gampang ditindas sama orang2.

2023-10-14

3

Eka Elisa

Eka Elisa

alea...istri idaman bgt..davin bruntinh dpetin kmu lea...😘😘😘

2023-04-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!