Menikah

Happy reading

Entah apa yang mereka bicarakan di depan, tapi Alea memilih untuk menenangkan sang bayi yang menangis.

"Kenapa sayang, tadi kamu baik baik aja kok sekarang nangis kejer gini. Kamu diapain sama Kak Davin?" tanya Alea pada baby Galaksi yang kini sudah sedikit tenang karena meminum susu yang tadi ia buat.

Cups

"Udah jangan nangis lagi hmm."

****

Sedangkan di luar, Davin sudah lelah menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi pada mereka semua.

"Kalau kalian tidak percaya, kita bisa melakukan visum dan juga tes DNA pada Alea dan juga Baby Galaksi," ucap Davin yang sudah bingung dengan mereka semua.

"Halahh bilang aja lu mau kabur kan, udah pak RT nikahin aja mereka daripada buat malu."

"Maaf nak Davin tapi apa yang diucapkan warga benar adanya. Kamu tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan kalian berkeliaran. Dan ini sudah menjadi keputusan bersama, hari ini kalian kami nikahkan di sini," ucap Pak RT yang sebelumnya sudah di sogok seseorang untuk mengrebek mereka.

Davin yang tak terima itu langsung menutup pintu rumah itu dengan tidak sopan. Membuat mereka yang ada disana menggelengkan kepalanya.

Alea yang melihat Davin masuk itu menggendong Galaksi menemui Davin.

"Kenapa kak? Mereka percaya kan?" tanya Alea pada Davin seraya meminang Galaksi yang sedang meminum susu.

"Mereka tak percaya dan ingin menikahkan kita," jawab Davin yang sedikit kesal dengan para warga itu.

Alea yang syok itu langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi itu. Ia menatap tak percaya Davin, kenapa mereka seperti itu.

"Tapi kita gak ngapa ngapain kak. Aku gak mau menikah di usia muda. Apalagi kita masih sekolah," ujar Alea yang bahkan sudah mengeluarkan air matanya.

Davin tak tega melihat Alea menangis, ia tahu ini pasti berat untuk Alea yang hidup sendiri. Rasa ingin melindungi itu hadir dalam diri Davin.

"Udah jangan nangis lagi, Maslaah gak akan selesai kalau kamu menangis seperti ini. Udah ya jangan nangis, nanti Galaksi ikut nangis loh," ujar Davin menenangkan Alea.

"Tapi gimana kak? Aku gak mungkin masuk ke dalam hidup kakak. Dan kakak juga gak mungkin masuk ke dalam hidup aku," ujar Alea yang tak lagi bisa berpura pura.

"Kenapa gak bisa? Lagian aku gak tega membiarkan Galaksi pergi begitu. Kita ya v menemukan dia berarti kita juga yang harus merawatnya. Aku tak keberatan untuk menikahimu dan menjadi ayah dari Galaksi," ucap Davin menyelipkan anak rambut Alea ke belakang telinga.

"Tapi kak..."

"Gak ada cara lain, Al. Kamu ingat kan, Galaksi di tinggal begitu saja di gubuk tua itu. Tidak mungkin orang tuanya akan ke kantor polisi. Dan lagi, jika dia diculik kenapa Galaksi di tempatkan di gubuk bukan dijual saja agar mendapat banyak uang?" tanya Davin pada Alea.

"Tapi kak, kita tak bisa menikah tanpa wali," ujar Alea. Ia tak yakin Ayahnya akan datang, karena pasti sang papa akan menolak dan memilih bersama anak tiri dan istri barunya.

"Aku yang akan bilang, kamu tenang aja hmm."

Brak brak brak

"WOY KELUAR KALIAN, JANGAN MENGURUNG DIRI DI SANA. KALIAN HARUS SECEPATNYA DI NIKAHKAN," teriak salah satu dari mereka yang di sahuti oleh yang lainnya.

Davin dan Alea yang sudah memutuskan itu mengangguk kemudian Davin mengambil ponselnya dan menghubungi Papanya.

"Halo, Vin. Kenapa baru hubungi Papa, kamu dimana?" tanya Papa David dengan cemas.

Walaupun Davin anak yang nakal, tapi tetap saja Davin adalah putra kesayangannya begitupun dengan anak keduanya. Walau sang istri sudah tak ada saat ini tapi ia tetap menjaga amanah untuk menyayangi mereka semua.

Walau saat ini ia sudah memiliki istri, tapi tetap saja tak ada yang bisa menggantikan posisi Mama dari Davin itu di sudut hatinya.

"Aku di rumah teman, Pah. Bisa kesini sebentar? Ini urgent, aku mau papa cepat datang!!"

"Tapi dimana, Papa gak tahu kamu dimana Vin."

"Aku share lock."

Kemudian Kevin mengirim posisi mereka pada sang Papa. Sekarang Davin meminta ponsel Alea dan memintanya untuk menghubungi Ayah kandung dari Alea.

Alea dengan sedikit takut memanggil sebuah nomor yang diyakini Davin itu adalah nomor ayah kandung Alea.

Davin berbicara dengan seseorang di telepon itu dengan tegasnya. Menyuruh Ayah kandung dari Alea untuk datang ke alamat yang diberikan oleh Davin.

Setelah berberapa saat mereka terlibat pembicaraan akhirnya Ayah mau datang ke alamat itu yang membuat mereka sedikit lega.

Davin meminta Alea untuk tetap diam di dalam kamar, kemudian ia menghampiri bapak bapak yang masih ada disana. Orang orang juga bertambah banyak, mungkin karena ia masih baru disini. Dan juga insiden seperti ini masih baru.

"Saya dan Alea sudah memutuskan untuk menikah, dan Galaksi akan kami angkat sebagai anak kami sendiri," ucap Davin dengan aura yang berbeda tidak lagi seperti tadi.

Mereka yang ada disana mengangguk kemudian salah satu dari mereka memanggil penghulu untuk menikahkan mereka.

Davin hanya pasrah menunggu Papa dan ayah dari Alea yang sedang dalam perjalananya.

Tak lama Papa Kevin datang bersama ibu tiri dan adik kandungnya yang berusia 5 tahun.

"Astaga Vin, ini rumah siapa?" tanya Papa Kevin pada putranya.

"Rumah teman Davin Pah."

Akhirnya Pak RT yang ada disana langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Papa dan Ibu tiri Davin terkejut tapi mereka tak protes apapun. Karena ini adalah kampung orang jadi ia tak bisa seenaknya saja disana.

Tapi tetap saja Davin harus menjelaskan bagaimana benarnya kejadian ini.

"Jadi mereka harus menikah hari ini juga."

"Iya Pak, dan kami sudah memanggilkan penghulu dan juga menunggu orangtua dari Mbak Alea," ujar Pak RT.

Tak lama pak penghulunya datang tapi Ayah dari Alea belum juga datang. Alea yang melihat itu hanya bisa meringis membayangkan bagaimana pernikahan mereka dilakukan saat ia masih sekolah. Apakah nanti ayahnya akan datang. Ia tak yakin hal itu.

"Ada apa ini."

Suara yang tak asing di pendengaran Alea itu datang sendiri. Dengan langkah tegasnya ia mendatangi Alea yang terduduk disana.

"Ayah."

Bersambung

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***