Galaksi Aditya Putra

Happy reading

Akhirnya dua mangkuk mie sosis itu selesai dibuat Alea. Ia menyajikan mie itu di atas meja tak lupa Alea menuangkan teh manis di gelas dan meletakkannya di meja.

"Silahkan menikmati, jangan lupa baca doa."

Davin yang melihat mie itu ragu, bagiamana rasa makanan legendaris yang ada di depannya ini.

Alea melihat Davin terdiam tidak mau makan mie yang ia masak itu bingung. Apakah masakannya tidak enak atau bagaimana.

"Kak, gak enak ya?" tanya Alea pada Davin.

Davin yang namanya dipanggil langsung menoleh ke arah Alea. Dia merasa tak enak pada gadis itu yang sudah membuatkan makanan untuk dirinya.

"Emm enak kok, cuma aku jarang makan mie."

"Emm tapi di kos aku belum ada bahan makanan selain mie dan sosis itu terus beras juga belum beli," jawab Alea sedih.

Ia merasa tak enak pada Davin, Alea tahu Kevin adalah laki-laki yang sangat pemilih soal makanan. Tapi apa boleh buat yang ada di kosnya juga hanya mie.

"Kakak coba makan aja dikit, nanti kalau gak enak kakak bisa buang aja," ujar Alea pada Davin. Tapi sayang sih jika makanan sebanyak itu dibuang, Lia membeli 1 kursi itu sekarang lumayan untuk ia sarapan besok.

Davin mengangguk dan mencoba kuah mie yang terlihat masih mengeluarkan uap itu. Dengan gerakan bulan Davin mulai memasukkan sendok berisi kuah mie itu ke mulutnya.

Enak

Davin tak percaya jika makanan yang selama ini ia anggap tak memiliki khasiat dan gizi bisa seenak ini. Davin menatap area kemudian kembali memasukkan kuah yang masih panas itu ke dalam mulutnya.

"Kak, jangan cuma kuahnya aja Kak sosis sama mie nya juga dimakan," ujar Alea dengan senyum.

Alia berharap Davin menyukaimu yang ia buat, melihat Davin dengan lahap memasukkan kuah mie itu tak mungkinkan Davin tak memakan mie dan sosisnya yang lebih enak.

Alea melihat Davin mulai menyiapkan mie kuah itu ke dalam mulut itu tersenyum. Ia tahu pasti laki laki ini belum makan sejak sore.

"Al, kamu udah kasih nama buat Baby?" tanya Davin di sela makannya.

Alea yang mendengar itu langsung menghentikan makannya kemudian menatap Davin yang sedang menatapnya.

"Aku gak tahu kak, tapi tadi aku nemuin kalung dengan gantungan huruf G. Mungkin itu inisial nama bayi itu," jawab Alea mengambil teh manis yang ada di depannya kemudian meminumnya.

"G ya, Gimana kalau kita kasih nama bayi itu Galaksi?" tanya Davin pada Alea. Laki laki itu tampak tersenyum saat mengatakan nama itu.

Alea terpesona dengan senyum laki laki yang jarang memperlihatkan senyumnya itu. Bahkan setiap ia melihat Davin di sekolahan, Alea selalu melihat wajah dingin dan datar tanpa ekspresi milik Davin tapi hari ini ia bis puas menikmati senyum Davin.

"Hei kok ngelamun?" tanya Davin memegang tangan Alea.

"Eh enggak, lagi mikir aja nama yang pas buat Baby."

"Kan aku sudah bilang, gimana kalau kita beri nama baby Galaksi?" tanya Davin dengan bingung. Apa tadi Alea tak mendengarkan apa yang ia katakan.

"Bagus, aku suka. Nama panjangnya?" tanya Alea dengan bingung. Rasanya kurang lengkap saja jika nama bayi itu hanya Galaksi saja.

"Galaksi Aditya Putra," jawab Davin menyuapkan mie itu ke dalam mulutnya.

"Baby Gala," gumam Alea membayangkan bayi mungil yang pasti masih terlelap di kamar.

Akhirnya mereka menghabiskan makan malam mereka, walau hanya mie tapi itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi perut mereka.

Davin yang sedari tadi mencuri pandang ke arah Alea itu merasa ada yang aneh pada dirinya sendiri. Kenapa ia bisa bisanya mencuri pandang seperti ini.

****

"Kak Davin masih sakit badannya?" tanya Alea pada Davin saat mereka sudah selesai mencuci piring.

"Enggak sih, udah lumayan enakan badannya," jawab Davin.

Alea menggigit bibirnya pelan, tak enak rasanya menyuruh Davin pulang apalagi hujan sudah sangat deras di luar.

"Emm kak."

Davin menaikkan alisnya sebelah, ia tak tahu kenapa Alea menjadi gugup seperti ini.

"Kamar disini kan cuma ada satu, apalagi sudah dipakai Galaksi. Kakak mau pulang atau tidur di kasur aku saja? Nanti biar aku tidur di sofa kalau kakak tidur di kasur," dengan segala keberaniannya Alea berkata seperti itu. Ia tak bisa terkena masalah jika berbuat buruk pada Davin.

"Aku di sofa aja, kamu temani Galaksi tidur," jawab Davin berlalu menuju sofa kemudian mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

"Tapi nanti badan kakak pegel pegel lagi," ujar Alea tak enak. Masa iya tamu disuruh tidur di sofa.

Pasalnya sofa di kostnya itu adalah sofa biasa bukan sofa yang bisa digunakan untuk tempat tidur. Alea pastikan jika tidur di sofa pasti akan sakit pinggang esoknya.

"Gak apa apa, kamu mau tampung aku disini semalam aja. Aku udah makasih banget, aku juga tahu diri ini bukan rumah aku."

Alea melongo, apa iya ini Davin yang di gadang gadang memiliki sifat dingin pada lawan jenis itu. Kenapa jadi pengertian seperti ini, apa ia yang tak tahu apa emang ini keajaiban?

"Tapi kak."

Tuk

"Gak apa apa, kamu tidur aja sama Galaksi. Kalau ada apa apa kamu bangunin aku aja gak apa apa," jawab Davin menyentuh dahi gadis itu yang seketika langsung membuat Alea terdiam karena kaget.

"Al, gih tidur udah malam," ujar Davin dengan lembut.

Lembut banget di telinga Alea, hingga membuat gadis itu ikut tersenyum kemudian menangguk.

"Sifatnya keras loh kak, emang gak apa apa?" tanya Alea yang masih tak enak pada Davin.

"Emang aku boleh tidur bareng kamu dan Galaksi?"

Sontak saja Alea menggelengkan kepalanya pertanda ia tak mau karena ia tak mau ada laki laki yang tidur bersamanya sebelum halal.

Davin tertawa melihat itu, kemudian ia berjalan menuju sofa dan membaringkan di sofa yang sedikit keras baginya. Apalagi itu adalah sofa tua.

Alea berjalan ke arah kamar dan mengambil selimut dan bantal untuk Davin. Ia tak mau jika Davin sakit lebih parah jika tidak pakai bantal. Apalagi di rumah itu tak ada AC ataupun kipas angin selain di kamar.

Setelah mendapatkan selimut dan bantal, Alea langsung memberikan pada Davin. Kemudian ia kembali ke kamarnya, dan melihat Galaksi masih tertidur dengan wajah imutnya yang membuat Alea enggan memberikan bayi itu pada polisi tapi mau gimana lagi ia masih sekolah dan harus kerja. Tak mungkin ia harus merawatnya.

"Baby, kenapa kamu ditinggal di gubuk itu ya? Apa orang tua kamu gak menyesal sudah meninggalkan bayi seimut dan selucu kamu disana?" gumam Alea mengelus lembut pipi Galaksi.

Alea sudah naik ke atas kasur dan memeluk tubuh kecil sang bayi yang terlelap di sampingnya itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

gah ara

gah ara

masih ada typo

2023-10-22

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

abis ini apa mungkin ada yg grebek mereka?

2023-10-14

3

borahae 💜

borahae 💜

keren tpi masih byk typo

2023-05-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!