Mereka berempat pun langsung pergi ke Timezone yang letaknya berada di lantai 5, sementara itu dengan Rizky dan juga Nikita, mereka masih berada di toko boneka tersebut, Nikita masih mencari boneka yang cocok untuk menemaninya saat tidur di malam hari, Rizky yang melihat Reyhan sedang makan di McDonald yang letaknya tak jauh dari toko boneka tersebut langsung berusaha untuk mengalihkan Nikita agar tidak melihat Reyhan dan tidak bertemu dengan Reyhan.
"Nikita, lihat deh disitu ada boneka bagus." ucap Rizky dengan menggandeng tangan Nikita dan berjalan menuju boneka beruang besar.
"Hah? Jangan tarik tangan gue! Nanti buntung gimana?" Canda Nikita dengan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Rizky.
"Hehehe, maaf yah." ucap Rizky dengan tersenyum kepada Nikita.
"Gue lagi nyari boneka gurita, ga ada disini! Yuk pindah ke tempat lain." ucap Nikita dengan mengajak Rizky keluar dari toko boneka tersebut.
Mereka berdua pun keluar dari toko boneka tersebut dan mencarinya di tempat lain, sementara itu dengan dewa dan juga Lita, mereka baru saja sampai di parkiran mall tersebut, dewa yang menyuruh lita untuk masuk duluan, karena dia harus memakirkan motornya, pada saat sedang memakirkan motornya, dia merasa seperti ada yang mengawasinya dari belakang dan sedari tadi seperti ada yang mengikutinya.
"Hmm, gue ngerasa ada yang aneh nih." ucap dewa dengan melihat sekeliling.
"Dewa, ayok cepetan! Panas banget anjir nih cuaca." Keluh Lita dengan menarik tangan dewa dan berjalan menuju ke dalam mall tersebut.
"Mau makan dulu nggak?"tanya Dewa singkat dengan melihat sekeliling mall yang penuh dengan makanan terkenal.
"Hmm, nanti aja lah ya, temenin gue beli tas yuk." ucap Lita dengan menarik tangan dewa menuju toko tas.
Mereka berdua pun berjalan menuju toko tas yang di maksud oleh Lita, dewa pun menunggu di kursi yang tersedia di sana, sedangkan Lita sedang memilih milih tas mana yang cocok untuk dia beli, dewa yang sedang asik bermain hp sambil menunggu menyadari bahwa dari jauh seperti ada yang mengikutinya dan juga melihatnya.
"Gue kok ngerasa kayak ada yang liatin gue yah?" ucap dewa dengan melihat sekeliling toko tas tersebut.
Tetapi dewa tidak memperdulikan keadaan sekitar, dia melanjutkan bermain handphonenya, pada saat sedang asik dia mulai melihat seseorang dari balik pintu yang sedang mengintipnya, dewa yang risih langsung berdiri dan melihat keadaan sekitar.
"Gue harus cari tahu siapa yang buntutin gue."ucap dewa dengan mengaktifkan kacamata mata mata baru yang sudah diberikan oleh Roy.
Dewa pun mulai menscan sekitar dengan kacamata tersebut, tetapi pada saat dia mau menengok ke arah pintu keluar toko tas tersebut secara tiba tiba matanya menjadi rabun dan juga kacamatanya rusak dengan sendirinya, dewa langsung melepas kacamata tersebut dan mengusap matanya sambil berteriak kesakitan.
"Aww!! Sakit! Mata gue!!" Kata dewa dengan berteriak kesakitan, dan Lita yang sedang memilih tas langsung menghampiri dewa.
"Dewa? Lo kenapa?" Tanya Lita dengan membantu dewa untuk duduk di kursi.
"Mata gue sakit! Aduh perih!" Ucap dewa dengan merintih kesakitan.
"Waduh, gue harus apa nih? Aduh gue bingung!"ucap Lita dengan kebingungan dan salah tingkah.
"Udah, gue merem aja dulu, nanti juga pasti bakal normal lagi mata gue." ucap dewa dengan tersenyum kepada lita.
"Gue di samping lu, bukan di depan lu anjir, senyum ke siapa dah?" Canda Lita kebingungan dengan menghadapkan wajah Dewa ke arahnya.
"Oh ya, gue kira lu di depan gue, hahaha." ucap dewa dengan tertawa di hadapan Lita.
Kini Dewa pun masih memejamkan matanya, beberapa menit kemudian pun dia membuka matanya dan keadaan kembali normal, Lita pun langsung memeluk dewa, karena dia takut dengan keadaan dewa pada saat itu.
"Akhirnya, Lo gapapa." ucap Lita dengan memeluk leher dewa.
"Eh! Kecekek anjir gue." ucap Dewa dengan melepaskan tangan Lita yang memeluknya terlalu erat.
"Hahaha, sorry yah dewa, mau kemana lagi nih kita?" tanya Lita dengan tersenyum kepada dewa.
"Kita ke bioskop aja langsung, pesen tiket dulu, gimana?" Tanya Dewa dengan melirik ke arah Lita.
"Boleh juga, tapi keadaan Lo gimana? Udah baikan?" tanya Lita dengan tersenyum kepada dewa.
"Hmm, udah gapapa kok, yaudah ayo kita ke bioskop." ucap dewa dengan menarik tangan Lita dan pergi dari sana.
"Okeh deh, ayo." ucap Lita dengan mengikuti dewa.
"Tadi itu situasi apaan? Kayaknya gue Sama Lita beneran lagi di buntutin nih, gue harus waspada sama keadaan sekitar!" Batin dewa seraya melihat keadaan mall yang nampak ramai dan juga penuh.
Sementara itu dari kejauhan tampak seseorang sedang melihat dewa dan sedang kesal.
"Sialan! Pake pegangan tangan segala! Lihat saja dewa, gue bakal panggil pasukan gue buat bunuh Lo nanti." ucap seseorang tersebut dari balik kaca dan terus melihat lurus ke arahnya.
"Mama, lihat ada orang aneh ma!" ucap seorang bocah laki laki yang menunjuk ke arah seseorang tersebut.
"Sst! Itu mah orang gila, ayo jangan dilihatin!" ucap mama anak tersebut dan mengajak anaknya pergi.
Sementara itu dewa dan Lita pun pergi ke lantai 5, tempat bioskop, untuk memesan tiket, sedangkan dengan Roy bersama dengan Aulia mereka sedang berada di lantai 4, sedang makan siang di sebuah restoran yang elegan dan juga mahal di mata roy, pada saat Roy sedang makan dia terus memperhatikan Aulia dengan seksama, dan Aulia menyadari hal tersebut.
"Kenapa Lo liatin gue?" tanya Aulia secara tiba tiba yang membuat Roy salah tingkah.
"Nggak kok, itu ada noda di pipi Lo." ucap Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"Hah emang iya?" tanya Aulia dengan berusaha mengelap pipinya,tetapi di tahan oleh Roy.
"Sini, biar gue yang bersihin." ucap Roy dengan mengelus pipinya Aulia secara lembut dan tersenyum halus kepada Aulia.
"Emm, makasih ya Roy." ucap Aulia dengan tersenyum kepada Roy dan memegang tangan Roy.
"Gimana makanannya? Enak gak?" tanya Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"Enak kok Roy, makasih ya makanannya." ucap Aulia kepada Roy.
"Makasih Mulu anjir, ga ada henti hentinya bilang makasih ke gue, tenang aja sama gue mah." ucap Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"Oh ya Roy? Lo lagi suka sama siapa?" tanya Aulia secara tiba tiba kepada Roy yang sedang minum dan itu membuatnya tersedak.
"Kenapa dia tiba tiba nanya ini anjir? Bilang gak yah kalau gue suka sama dia?" batin Roy mengatakan seperti itu dan melihat Aulia yang sedang makan.
"Woi! Bengong aja Lo, jawab pertanyaan gue" ucap Aulia dengan menjentikkan jarinya agar menyadarkan Roy.
"Ah, gue lagi gak suka sama siapa siapa kok, hehehe!" Ucap Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"Asik! Kalo gini caranya, gue bisa makin Deket sama Roy." Batin Aulia mengatakan seperti itu dan dia tersenyum kegirangan.
"Kenapa Lo senyum senyum sendiri?" tanya Roy yang kebingungan dengan Aulia.
"Ah, nggak kok ini makanannya enak banget!" Ucap Aulia dengan mengalihkan pembicaraan.
"Abis ini mau langsung nonton apa mau main dulu?" tanya Roy dengan serius kepada Aulia.
"Main? Emang mau main apa?" tanya Aulia yang nampak kebingungan.
"Kita main Timezone aja, Banyak permainan disana, mau gak?" ujar Roy dengan kepada Aulia.
"HM, boleh juga tuh! Ayo aja sih gue mah." seru Aulia kepada Roy.
"Kita main bom bom car yah, mau nggak?" ajak Roy dengan tersenyum kepada Aulia menandakan bahwa dia siap melawan Aulia dengan bermain bom bom car.
"Jangan kenceng kenceng nabraknya! Nanti perut gue sakit." Ucap Aulia yang seolah olah paham dengan maksud senyum Roy.
"Oh, okeh kalo gitu!" ucap Roy dengan tersenyum menandakan Aulia menerima tantangan dari Roy.
"Yang kalah diapain nih enaknya?" tanya Aulia dengan tersenyum kepada Roy.
"yang kalah beliin burger buat yang menang, gimana?" Ujar Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"HM, boleh juga, gue terima tantangan Lo." ucap Aulia dengan menerima tantangan dari Roy.
"Udah selesai belom makannya? Mau langsung gak?" tanya Roy dengan melihat Aulia yang sedang makan.
"Udah nih, yuk kita langsung ke Timezone." ajak Aulia dengan menggandeng tangan Roy, tetapi Roy menahan itu, dan membuat Aulia kebingungan.
"Belom bayar anjir, main seret ajah Lo, nanti disangka makan doang, bayar kagak." Ucap Roy dengan mengeluarkan sebuah dompet tebal dan berjalan ke kasir untuk membayar semua makanannya.
"Hahaha, maaf yah Roy gue lupa." ucap Aulia dengan tersenyum kepada Roy.
Roy pun langsung berjalan menuju kasir untuk membayar semua makanan yang dia pesan tadi, setelah membayar mereka pun berjalan menuju lantai 5, yaitu tempat timezone, mereka berjalan beriringan, Roy yang deg degan ketika di samping Aulia, dia pun mulai salah tingkah di depan Aulia.
tetapi Aulia hanya membiarkan saja dan Aulia malah semakin dekat dengan Roy, kini posisi mereka sangat dekat, Roy mulai memberanikan diri menggenggam tangan Aulia secara perlahan, tetapi Aulia menyadarinya dan tersenyum ke arah Roy yang membuat Roy juga tersenyum ke arahnya, dan mereka berdua pun malah jadi salah tingkah.
"Anjir, kenapa jadi salah tingkah gini sih?" Tanya Roy dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hahaha, Iyah kenapa jadi salah tingkah yah?" ucap Aulia dengan tersenyum kepada Roy.
"Ah udah lah! Ayo lanjut jalan." ucap Roy dengan menggenggam tangan Aulia dan melanjutkan jalannya menuju lantai 5.
Beberapa menit mereka berjalan, kini mereka sudah sampai di lantai 5, tepatnya di depan arena bermain bom bom car, pada saat hendak masuk mereka bertemu dengan Galang dan juga verrel yang membawa pasangannya masing masing.
"Widih Roy! Lo disini juga ternyata?" tanya Verrel yang ada di belakangnya dan menepuk pundaknya.
"Eh? Lo berdua? Iyah gue disini juga kok." ucap Roy kepada mereka berdua.
"Gue mau perang nih sama mereka berdua, lihat aja yang kalah beliin eskrim." ucap Lauren dengan menunjuk ke arah Verrel dan juga Zoey.
"Hmm, gimana kalo gue juga ikut?" usul Roy dengan tersenyum kepada mereka berdua.
"Tapi Roy, bukannya kita berdua pengen--" ucapan Aulia terhenti karena Roy yang menyatukan jari telunjuknya di bibirnya.
"Kita satu tim, tenang aja kita bakalan menang." Potong Roy dengan tersenyum kepada Aulia.
"Hmm, boleh. Siapa takut!" ucap Galang dengan menantang Roy dan juga Aulia.
"Baiklah, saatnya beraksi!" ucap Zoey dengan memasuki bom bom car miliknya bersama dengan verrel.
Kini mereka semua pun sudah bersiap untuk saling menabrak satu sama lain dengan bom bom car tersebut, Mereka semua pun bermain dengan sangat asik dan saling tabrak sama sini, beberapa menit kemudian setelah selesai bermain, semua tampak berkeringat karena terlalu bersemangat bermain bom bom car, dan hasilnya tidak ada yang menang maupun kalah.
"Yah, ga ada yang menang atau kalah nih, gimana dong?" tanya zoey dengan tersenyum kepada mereka semua.
"Yaudah, gapapa kok, lagian ini kan bom bom car bukan balapan mobil." Ucap verrel kepada mereka semua dengan tersenyum.
"Gila, baju gue lepek banget dong." ucap Galang dengan mengibas ngibas bajunya yang tampak basah karena berkeringat.
"Bau anjir!! Jangan dikibas kibas dong, keringet lu bau bangke tikus!" Kata Lauren dengan menutup hidungnya dan agak menjauh dari Galang.
"Anjir, tega banget Lo sama gue." ucap Galang dengan tersenyum kepada Lauren.
"Gapapa gak ada yang menang atau pun kalah, yang penting kalian semua gue Traktir eskrim!" Ucap Roy dengan berseru kepada mereka semua.
"Asik! Gini dong Roy, sekali kali traktir kita!" ucap verrel dengan tersenyum kepada Roy.
"Apaan Lo anjir? Gue udah sering traktir Lo berdua." Geram Roy kepada Galang dan juga verrel.
"Yah, tapi mereka mereka kan belom pernah di traktir." ucap Galang dengan menunjuk ke arah Lauren, zoey dan juga Aulia.
"Ah lama Lo, ayo kita langsung ke McDonald ajah." kata Lauren dengan menarik Roy dan juga Galang.
"Haduh, ada ada aja yah kelakuan mereka!" Kata Aulia dengan mengikuti arah Roy berjalan.
Sementara itu mereka berjalan menuju McDonald untuk ditraktir eskrim oleh Roy, sementara itu dengan Reyhan dan juga mauren, kini mereka sudah berada di bioskop dan sedang mengantri untuk membeli tiket, tetapi antrian yang cukup panjang membuat Mauren menjadi pegal dan keram pada kakinya.
"Aduh, pegel banget anjir, mana lama banget lagi." keluh Mauren dengan melihat antrian yang cukup ramai.
"Sabar Mauren, nanti juga giliran kita kok." ucap Reyhan dengan tersenyum kepada Mauren.
"Tapi Reyhan, paha gue sakit banget nih pegel tau, mana gue pake highellss." Kata Mauren dengan memperhatikan highellss yang dia pakai kepada Reyhan.
"Udah, Lo cari tempat duduk dulu sana, biar gue yang ngantri disini beli tiketnya, okeh?"ucap Reyhan dengan menyuruh Mauren untuk mencari tempat duduk.
"Yaudah, filmnya yang bagus yah! Kalo bisa horror deh!" ucap Mauren kepada Reyhan
"Iyah tenang ajah." ucap Reyhan dengan tersenyum kepada Mauren yang pergi mencari sebuah tempat duduk untuk dirinya.
Sementara itu Reyhan terus mengantri hingga giliran dia, dia pun memesan dua tiket di kursi paling atas, dan tiket yang dia pesan adalah film horror yang sedang trending dimana mana, sering dibilang orang bahwa film horror tersebut adalah film yang terseram sejagat raya, setelah selesai memesan tiket, Reyhan pun berjalan menuju ke tempat duduk Mauren, dan dia duduk di samping mauren sambil tersenyum kepada Mauren.
"Kenapa Lo senyum senyum?" tanya Mauren dengan melihat kepada Reyhan.
"Gapapa kok, kaki Lo masih sakit?" tanya Reyhan dengan melihat kaki Mauren yang nampak bengkak.
"Masih nih, pegel banget kaki gue." ucap Mauren dengan memperlihatkan kakinya.
"Kaki Lo bengkak kenapa? Lo pasti gak biasa pake highellss kan?" tanya Reyhan dengan berusaha melepas highellss tersebut dari kaki Mauren.
"Iyah sih, gue lebih sering pake sendal biasanya." ucap Mauren dengan tersenyum kepada Reyhan.
"Udah, Sekarang Lo lepas aja highellss yang Lo pake." ucap Reyhan dengan melepaskan kedua highellss Mauren dan meletakkannya di samping Reyhan.
"Tapi Reyhan--" ucapan mauren terhenti ketika Reyhan yang meletakkan jarinya dimulutnya.
"Sst, bawel amat dah, udah lo diem aja, biar gue pijitin kaki Lo." Potong Reyhan dengan tersenyum kepada Mauren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments