"Iyah elah sabar Napa!"ucap Reyhan dengan kesal, lalu mulai menyalakan motornya, dan pergi mengantarkan Nikita pulang.
Sementara itu di belakang Reyhan sedari tadi ada yang memperhatikan mereka berdua, dan itu adalah Mauren yang kesal terhadap Nikita, karena bisa pulang bareng Reyhan.
"Arggh! Kenapa bisa! Padahal gue gapernah di anterin pulang sejak pacaran sama dia!"ucap Mauren dengan kesal sambil terus melihat mereka berdua dari kejauhan.
"Itu karena lu rumahnya jauh, dan dia pada saat itu gapunya motor, hahaha!"bisik seseorang tepat di telinganya Mauren, dan tertawa.
"Ah sialan! Gue kok kayaknya cemburu yah, anak baru itu Deket sama Reyhan, gw harus apa nih?" kata Mauren dengan kesal, dan melirik ke arah mereka semua yang ada di belakang.
"Hah? Lu serius masih ada rasa sama dia?" tanya Lita dengan nada penasaran dan melotot ke Mauren.
"Awas melotot terlalu besar, nanti matanya celopot Lo, kan bahaya gabisa liat cowok ganteng lagi, hahaha!" kata Milea yang bergurau bersama mereka, dan semua pun tertawa.
"Hmm, kira kira apa yang kita bisa lakukan nih?" tanya Shinta dengan tersenyum ke arah mereka semua.
"Apa kita labrak ajah dia?" tanya Lauren dengan tersenyum seperti ingin membunuh.
"Yeh, jangan dong, gw yakin nanti malah jadi ada masalah, dan malah kena surat peringatan sama guru loh." cegah Santi agar mereka tidak melabrak Nikita yang dekat dengan Reyhan.
"Lu semua mau bantuin gue gak?" tanya Mauren dengan melipat kedua tangannya di depan dada dan terlihat sangat serius.
"Hmm, boleh juga, asalkan ada bayarannya, ya gak teman teman, hehehehe," ucap Shinta dengan tersenyum kepada mereka semua.
"Nah, bener juga tuh, pasti butuh keringat dan tenaga yang besar, jadi kita butuh bayaran lah ya." ucap Milea dengan melirik ke arah Mauren yang sedang mengeluarkan dompet.
"Yaelah gitu amat lu sama gue, yaudah nanti gw traktir deh, gimana?" ucap Mauren dengan melirik ke arah mereka semua.
"HM, boleh juga nih kayaknya, gimana nih teman teman?" tanya Lauren dengan melirik ke arah yang lainnya dan berkedip.
"Oh yaudah, apa yang harus kita lakukan buat lu?" tanya Shinta yang penasaran terhadap Mauren.
"HM, ngomong disini gaenak, gue yakin ada yang nguping, kita ke rumah gue aja." ajak Mauren kepada mereka semua untuk membicarakan masalah itu di rumahnya, dan mereka pun langsung pergi ke rumah Mauren yang letaknya 1 kilometer dari sekolah, setelah sampai di rumah Mauren, mereka langsung masuk ke ruang tamu dan mulai membicarakan hal tadi.
"HM, jadi apa rencana yang mau lu buat, Ren?" tanya Shinta yang baru saja duduk di kursi yang tersedia disana
"Gw sih pengennya mereka pisah gitu deh, intinya jangan sampe nempel banget deh." ucap Lauren kepada mereka semua dan melirik mereka semua.
"Pisah? Gimana caranya kita pisahkan mereka?" tanya Santi yang mulai penasaran dengan rencana Mauren.
"Gw ada usul, gimana kalo kita buat dia gak betah di sekolah," usul Milea yang memberikan ide kepada mereka semua.
"Gue ada ide terbaik, kita bunuh aja dia, gimana?" tanya Lita Dengan tersenyum selayaknya seorang pembunuh berantai.
"Gila Lo! Gak gitu juga kali!!" ucap shinta dengan menggebrak meja dan semua pun kaget karena Shinta menggebrak meja yang ada disitu dengan sangat kencang.
"Wey gila Lo! Gebrak meja kenceng amat! Kalo gue jantungan gimana!!" ucap Lauren dengan nada kesal terhadap Shinta yang menggebrak meja.
"Ya, tapi ga gitu juga caranya, jadi menurut lu gimana Mauren?" tanya milea yang berusaha melerai perkelahian diantara mereka berdua.
"HM, kalo menurut gue sih kita teror ajah dia, gimana?" tanya Nikita dengan melirik ke arah mereka semua dan tersenyum.
"Gila, senyum lu kayak pengen membunuh seseorang gitu loh, hahaha," gurau Santi yang melihat senyum Mauren layaknya seorang psikopat.
"Sebentar dulu deh, sebelum kita ngelakuin ini gw mau tanya sesuatu ke lu, boleh gak?" tanya Lita dengan melihat serius ke arah Mauren.
"Iyah, mau tanya apa lu emangnya?" tanya Mauren kepada kita yang sedang meminum jus buah.
"Lu melakukan seperti ini biar apa? Emangnya lu cemburu ngeliat dia berdua sama Reyhan? Lu masih sayang sama dia? Lu--" tanya Lita dengan banyak pertanyaan dan tiba tiba saja dipotong oleh Mauren karena pusing dengan banyak pertanyaan layaknya ujian Nasional.
"Stop!! Gila Lo! Banyak banget pertanyaannya, udah kayak wartawan aja dah Lo!"ucap Mauren dengan kesal, karena lita memberinya banyak pertanyaan.
"Udah, jawab ajah satu persatu kita juga penasaran nih, apa lu masih sayang sama Reyhan atau nggak?" ucap Santi yang sudah bersiap untuk mendengarkan omongan Mauren.
"Okeh, jadi gini loh, gue itu sebenernya masih ada rasa sama Reyhan, dan entah kenapa ketika gue ngeliat dia jalan sama yang lain, hati gw merasa sakit." ucap Mauren dengan sangat jelas kepada mereka semua.
"Terus, lu melakukan ini supaya apa?" tanya Santi yang sudah penasaran sedari tadi.
"Gw, gw melakukan ini supaya--" kata Mauren dengan gugup.
Sementara itu dengan Reyhan dan juga Nikita mereka berdua sedang berada di jalan, jalan menuju rumah Nikita yang letaknya tak jauh dari sekolah, dan kini Reyhan bersama Nikita sudah berada di depan rumah Nikita, yang megah dan juga besar, Reyhan takjub ketika melihat rumah Nikita yang besar itu.
"Wah, gede banget rumah lu,".ucap Reyhan dengan takjub dan mematikan motornya.
"Ayo masuk duduk dulu di teras." ajak Nikita agar Reyhan masuk dan duduk di teras untuk mengobrol bersama dengan Nikita.
"Eh, nggak ah, gue lagi buru buru, sorry yah gabisa." tolak Reyhan secara halus kepada Nikita.
"Yah, nolak rejeki pamali loh, ayo duduk dulu" paksa Nikita secara halus kepada Reyhan dengan wajah imutnya.
"I-i-i-imut banget! Bisa mati gue kalo lama lama disini karena keimutannya" batin Reyhan dengan melamun karena keimutan Nikita.
"Reyhan! Bengong aja Lo! Ayo masuk dulu, kita ngobrol ngobrol di teras." ajak Nikita dengan mengagetkan Reyhan yang sedang bengong.
"Eh, maaf ya, yaudah ayo deh," kata Reyhan dengan terpaksa dan memarkirkan motornya di halaman rumah Nikita yang cukup luas itu.
Lalu Reyhan pun mengikuti Nikita, Nikita menyuruh Reyhan untuk duduk terlebih dahulu di teras rumah, sedangkan Nikita ke dalam mengambilkan minuman untuk Reyhan dan juga Nikita, setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Nikita pun kembali ke teras dengan membawakan Reyhan segelas jus jeruk.
"Nih, minumannya, diminum dulu, lu pasti capek kan?" suruh Nikita kepada Reyhan agar Reyhan meminum jus jeruk itu.
"Nggak ah, gue takut di racunin kayak di sinetron sinetron gitu." Gurau Reyhan sambil tersenyum kepada Nikita dan sedikit tertawa.
"Yeh, kalo lu mati, gue tinggal dikuburin ajah kali, tenang gue biayain, hahaha!" gurau Nikita dengan tertawa dan tersenyum kepada Reyhan.
"Astaga, baru ajah kenal sama gue, udah pengen dibunuh ajah yah."ucap Reyhan dengan kebingungan melihat kelakuan Nikita.
"Oh ya, lu gak minta foto ke gw?" tanya Nikita dengan tersenyum manis kepada Reyhan.
"Eng- eng- enggak, ngapain minta foto? Emang dapet duit?" tanya Reyhan dengan wajah yang heran dan juga kebingungan.
"Ya, gue kan selebgram, biasanya orang yang liat gue langsung minta foto loh,"goda Nikita dengan sedikit tersenyum kepada Reyhan.
"Yaelah, gue biasa ajah kok, gapeduli orang itu selebgram atau apa yang penting gue sama orang itu berteman,"ucap Reyhan dengan melirik ke arah langit yang begitu cerah pada siang itu.
"Hmm, gitu yah, oh ya lu rumahnya dimana sih?" tanya Nikita dengan rasa penasaran yang tinggi.
"HM, disekitar sini kok, intinya rumah gue Deket kok," ucap Reyhan dengan melihat ke arah luar gerbang.
"Oh yaudah kalo gitu,"ucap Nikita yang sudah kehilangan topik pembicaraan bersama Reyhan.
"Yaudah, kalo gitu gue pulang yah, bye,"ucap Reyhan dengan mengambil tasnya dan berjalan menuju motornya.
"Eits! Tunggu dulu! Gue ikut yah kerumah lu, boleh nggak?"cegah Nikita dengan menarik tangan Reyhan yang hendak pergi dari hadapannya.
"Lah? Ngapain?" tanya Reyhan dengan kebingungan dan melihat Nikita dengan seksama.
"Ayolah, plis gue ikut yah,"ucap Nikita dengan tersenyum manja kepada Reyhan.
"Astaga, yaudah deh, kalo udah manja manja gitu gue gabisa nolak nih, hahaha"ucap Reyhan dengan terpaksa dan langsung menyalakan motornya, menuju ke rumah Reyhan.
Sementara itu, dengan Mauren, mereka masih membahas tentang cara membuat Nikita menjauh dari Reyhan.
"Gue, gue melakukan ini supaya gw bisa pdkt lagi sama Reyhan, dan Deket lagi deh, heheh,"kata Mauren dengan tertawa kecil.
"Emangnya lu mau balikan lagi sama dia?"tanya Shinta dengan penasaran dan meminum jus jeruknya.
"Yah, kalo dia mau sih gue mau juga, apa salahnya mencoba, ya gak?" ucap Mauren dengan melirik ke arah mereka semua.
"Asik, kayaknya bakal ada gosip baru nih disekolah, hahaha"gurau Lauren dengan melirik ke arah mereka semua.
"Gw rasa murid murid pasti akan heboh, sama guru guru juga, gue yakin banget deh," ucap Santi dengan percaya diri dan melirik ke arah Mauren.
"Yah, terserah apa kata Lo pada, yang penting bantuin gw supaya Nikita jauh dari Reyhan, okeh?" ucap Mauren dengan melihat ke arah mereka semua.
"Hoaam ngantuk banget nih, rasanya pengen tidur dengerin lu pidato dari tadi ga selesai selesai, haaaah" kata Milea dengan mengeluh dan menghela nafas panjang.
"Astaga, jadi daritadi gue ngomong lu ga dengerin? Hah?!!" Tanya Mauren dengan membentak Milea yang sedang bermalas-malasan di kursi.
"Eh, gue-gue-gue dengerin kok dengerin," ucap Milea dengan ketakutan dan kembali bersemangat lagi.
"Okeh, intinya kita harus jauhkan dia dari Reyhan," kata Mauren dengan melirik ke arah mereka semua.
"Okeh, serahkan Sama kita semua," kata santi dengan melihat ke arah mereka semua, dan tos bersama yang lainnya.
"HM, bagus deh, ini kalian gue kasih bayaran buat kalian."kata Mauren dengan memberikan sejumlah uang yang cukup banyak dan tertawa layaknya seorang pembunuh.
"Asik, gue bisa beli tas baru nih kayaknya, hahaha,"kata Lauren dengan melihat uang di dalam amplop coklat itu.
"Wah, bisa beli barang barang untuk hacking nih, hehehe!" kata Shinta dengan tersenyum ketika melihat uang yang dikeluarkan cukup banyak.
"Dan coba sesekali kalian tanyakan apa hubungan dia dengan Reyhan, okeh?" kata Mauren dengan yakin dan berkedip ke arah mereka.
"Ya, tenang ajah, serahkan sama gw," kata lauren dengan santainya dan membagikan uang yang ada di amplop coklat.
Sementara itu, dengan Reyhan dan juga Nikita, mereka sedang duduk di taman yang ada disekitar rumah Reyhan, kebetulan juga di komplek daerah itu ada taman yang cukup adem dan banyak pepohonan yang rindang, Nikita dan Reyhan sedang duduk di taman sambil mengobrol bersama.
"Oh ya, lu Serius gak tau gue siapa?" tanya Nikita dengan tersenyum kepada Reyhan.
"Ah elah, Emang lu siapa sih? Lu kan manusia normal juga kayak gue." kata Reyhan dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Yah, gue kan selebgram, biasanya orang orang kenal loh sama gue." kata Nikita seperti menyombongkan dirinya sendiri.
"Mau lu selebgram atau apapun itu, gw gapeduli, yang penting adalah pertemanan" kata Reyhan dengan menjelaskan kepada Nikita, dan mulai melirik ke arah Nikita yang sedang makan cilok yang tadi dibeli oleh Reyhan.
"Wah, jadi menurut lu begitu yah?" tanya Nikita dengan menggeser posisi dan semakin Deket dengan Reyhan.
"Ya iya lah, plis dong jangan Deket Deket," ucap Reyhan yang grogi dan berusaha agak menjauh dari Nikita.
"Foto bareng yuk? Mau gak?" Ajak Nikita dengan mengeluarkan hp dan mulai membuka kamera.
"Yah terserah sih, ngikut ajah gue mahm" kata Reyhan dengan melihat ke arah Nikita.
"Yuk, pose dong pose!" ajak Nikita, dan menyuruh Reyhan untuk pose agar pada saat di foto bagus.
Lalu Nikita pun mulai mengambil beberapa foto bersama Reyhan, dan juga beberapa video Boomerang yang dia masukkan di dalam snapgram Instagramnya, dan hampir seluruh fans tau kalau Nikita berfoto bersama dengan Reyhan, sementara itu dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan dari dalam rumah lewat jendela, dia melihatnya dengan seksama, dan mulai tersenyum ketika melihat itu.
"Wah, kalo Rizky tau pasti Reyhan bakalan digebukin nih, hehe, harus gue kasih tau sih ini mah," ucap orang misterius itu dengan tersenyum dan tertawa di dalam kamarnya.
Halo teman teman! Gimana? Seru nggak ceritanya? Kira kira bakalan ada apa yah selanjutnya?
Penasaran? Jangan lupa vote dan comment yah!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments