ep 4

"HM okeh, jadi gimana? Apa yang kalian dapat?" tanya Mauren dengan melirik ke arah mereka semua dengan wajah serius.

Semua pun mengggeleng tidak tahu,seakan akan belum menanyakan atau tidak ada yang tahu apapun tentang Nikita, tetapi Lauren masih tersenyum seakan akan dia tahu sesuatu tentang Nikita.

"Apa yang lu tahu?" tanya Mauren dengan wajah serius dan terus melihat ke arah Lauren.

"Hehehe, gue tau sesuatu tentang dia." kata Lauren dengan tersenyum dan mulai memperbaiki kacamatanya.

"Woi! Itu kacamata gue! Balikin lah!" kata Lita dengan mengambil kacamatanya secara paksa.

"Kasih tau gue, apa yang lu tahu!!" kata Mauren dengan membentak Lauren dan menggebrak meja.

"Okeh, jadi tadi gue nanya dia itu hubungannya apa sama Reyhan." kata Lauren dengan melihat ke arah Mauren secara serius.

"Terus? Apa kata dia?" tanya Mauren dengan penasaran sambil meminum jus mangganya.

"Kata dia, hubungan dia sama Reyhan itu hanyalah sebatas teman, tidak lebih kok" kata Lauren dengan meminum jus mangga.

"Wah, gue rasa ini suatu bencana." kata Shinta dengan membuka kacamata hitamnya dan tersenyum.

"Apa maksud lu bencana?" tanya Mauren dengan penasaran.

"Yah, lu juga dulu awalnya hanya teman kan sama Reyhan, makin lama makin Deket dan jadian, inget gak?" kata Shinta dengan menghela nafas dan membuat Mauren semakin kesal.

"Waaah!!! Kayaknya kita bener bener harus membuat dia kapok dan gak deketin Reyhan lagi deh." kata Mauren dengan menggebrak meja, dan meja yang ada pun pecah karena tangan Mauren yang terlalu keras.

"Waduh, meja ini kan mahal loh Mauren, kenapa dipecahin?" kata Lita dengan melihat meja yang pecah itu dan tampak mahal.

"Udah, tenang aja nanti juga gue beli lagi kok, kan gw banyak uang." kata Mauren dengan santainya dan para pembantu di rumah Mauren pun langsung membersihkannya, dan menggantinya dengan meja baru.

"Jadi? Lu punya rencana apa?" tanya Shinta yang sedang meminum teh manis yang dia beli di warung.

"HM, gue ada rencana, masing masing dari kalian akan dapat porsinya." kata Mauren dengan melihat ke arah mereka semua dan sangat serius.

"Hmm, apaan tuh rencananya?" tanya Milea dengan tersenyum kepada Mauren.

"Jadi, gue kasih kalian masing masing tugas, Shinta lu coba komen+komen yang negatif di Instagram dia, berusaha menjelekkan dia, apa lu sanggup?" kata Mauren dengan melihat ke arah Shinta yang sedang bermain handphone.

"Wah? Sosial media? Teknologi? Jadi haters? Gw rasa itulah kemampuan gw." kata Shinta dengan tersenyum kepada mereka semua dan memperbaiki kacamatanya.

"Nah, si Santi gue rasa cocok jadi mata mata di kelas sebelas ipa satu, karena dia ada di kelas sebelas IPA satu, gimana?" Jelas Lauren dengan menunjuk kepada Santi yang sedang bermain game, dan Mauren pun mengangguk karena paham dengan perkataan Lauren.

"HM, gue paham maksud lu, okeh Santi lu jadi mata mata di kelas sebelas IPA satu, gimana?" kata Mauren dengan menyuruh Santi Agar menjadi mata mata di kelas sebelas IPA satu.

"Yaudah, serahkan sama gue semuanya." Kata santi dengan tersenyum kepada mereka semua.

"Loh? Terus mereka ngapain dong?" tanya Shinta dengan menunjuk ke arah Lauren, Milea, dan juga lita yang sepertinya tidak ada tugas apapun dari Mauren.

"Nanti juga lu akan tahu tugas mereka bertiga apaan." kata Mauren dengan melirik ke arah mereka semua yang sedang duduk diam dan tersenyum.

Pada keesokan harinya, tepatnya hari Rabu, disekolah, Reyhan yang baru saja sampai sekolah sedang memakirkan motornya, dan setelah dia memakirkan motornya dia mulai berjalan ke arah lorong, tetapi tiba tiba saja ada seseorang yang menepuk pundaknya dan berdiri di samping Reyhan.

"Hai, apa kabar Reyhan?" tanya Mauren yang berjalan beriringan dengan Reyhan.

"Hai juga Mauren, gue baik kok, tumben lu datang jam segini?" tanya Reyhan yang memperlambat jalannya dan melirik ke arah Mauren.

"Hmm, karna gue pengen ketemu sama lu." kata Mauren dengan malu malu dan menatap wajah Reyhan.

"HM, a-ah lu bisa ajah dah kalo ngomong, hahaha." kata Reyhan dengan malu malu dan berusaha melihat ke arah lain.

"Gue mau nanya nih sama lu, boleh nggak?" tanya Mauren kepada Reyhan yang sedang berjalan menuju ke kelasnya.

"Oh, silahkan tanya aja." kata Reyhan yang kini sudah ada di kursinya dan duduk, lalu merapikan mejanya.

"Hmm, sebenernya gw mau ngajakin lu--" kata Mauren dengan terbata-bata, dan perkataan Mauren pun terhenti karena tiba-tiba saja ada yang mengganggunya, yaitu Nikita yang datang secara tiba tiba dan duduk di samping Reyhan.

"Halo Reyhan, selamat pagi" sapa Nikita seraya meletakkan tasnya di kursinya, dan tersenyum kepada Reyhan.

"Ini baru sarapan pagi hari yang enak." ucap Reyhan dalam batinnya dan tersenyum kepada Nikita yang kini ada di belakang Reyhan.

"Sialan! Gue dikacangin sama Reyhan." kata Mauren dengan sangat kesal dan dia pun langsung kembali ke kelasnya yaitu kelas sebelas Ips satu.

Sementara itu dengan Mauren, kini dia sudah ada di tempat duduknya dalam diam, dan wajah yang kelihatan pucat serta mata yang sembab karena menangis, kebetulan pada saat itu lita baru saja datang dan menghampiri, Lita melihat Mauren yang sedang menangis tanpa sebab.

"Loh? Lu kenapa? Kok nangis?" tanya Lita dengan memeriksa Mauren yang masih menidurkan kepalanya ke meja.

"Eh? Nggak kok, gue gak nangis." kata Mauren yang secara cepat langsung mengusap air matanya dan tersenyum di hadapan Lita.

"Udah, gue tau kok kenapa sebabnya, pasti Reyhan kan?" kata Lita dengan menebak nebak secara asal.

"Eh?e- emmm.... Ya gitu deh pokoknya." kata Mauren dengan kebingungan berkata kata dan melirik ke arah Lita.

"Sebenernya dia ngapain lu? Jujur aja sama gue" tanya Lita dengan melihat ke arah Mauren.

"Sebenernya bukan dia sih, tapi Nikita tuh, Reyhan lagi ngomong sama gue, dia malah ngajak ngomong juga, udah gitu senyum senyum ke Reyhan lagi." kata Mauren dengan berbisik kepada lita yang sedang duduk dan mendengar dia.

"Gue rasa emang dia harus dikasih peringatan buat menjauh dari Reyhan." kata Lauren yang tiba-tiba ada di belakang mereka berdua.

"What?!! Lauren? Sejak kapan Lo disitu?" tanya Mauren dengan ekspresi kaget karena Lauren yang tiba tiba ada di belakang mereka.

"Hehehe, maaf gue baru aja datang." kata Lauren dengan tersenyum kepada Mauren yang sedang menangis.

"Gue rasa kita harus hajar dia sekarang deh." Kata Lita dengan mengepalkan tangannya dan mulai berjalan ke arah keluar kelas, tetapi dia ditahan oleh Lauren.

"Jangan, baru 3 hari dia sekolah disini, belom saatnya kita menghajar dia." kata Lauren yang menarik tangan lita dan berbisik kepada Lita.

"HM, lalu enaknya dia kita apakan?" tanya Lita dengan menghampiri Mauren yang kini sedang tersenyum bahagia.

"Gue ada rencana, sini deh Lauren." kata Mauren dengan menarik Lauren dan berbisik ke telinganya.

"Oh, okeh gue paham, saatnya gue beraksi! Hehehe!" kata Lauren dengan mengangguk mengerti dan mengepalkan tangannya.

"Ayo kita hajar sekarang!" kata Lita dengan kesal dan mulai berjalan ke arah keluar kelas, tetapi kembali ditahan oleh Mauren.

"Jangan bar bar jadi anak, biar Lauren aja yang bar bar, lu gak cocok bar bar, okeh!" kata Mauren yang menariknya kembali dan mendudukannya di kursi.

Bel masuk pun sudah berbunyi, semua murid masuk ke kelasnya masing masing dan mulai belajar walau hanya beberapa guru yang masuk ke kelas mereka, kini jam istirahat pun sudah tiba, Reyhan malas ke kantin karena dia sedang bermain game dengan Dewa dan juga willy.

"Reyhan, kantin yuk?" ajak Nikita yang menatap Reyhan secara tiba tiba di depan matanya.

"Ehm.... Eumm, gue lagi main sorry ya gue gabisa." kata Reyhan dengan gugup dan salah tingkah karena terus diliatin oleh Nikita.

"Oh, okeh deh gue duluan yah." kata Nikita dengan tersenyum kepada Reyhan dan pergi ke kantin bersama teman temannya.

"Waduh, enak banget yah Reyhan diliatin sama Nikita, jadi iri gw, hahahaha!!!"kata Willy yang menggoda Reyhan dan tertawa.

"Aduh, Reyhan semenjak Nikita masuk kesini mulai berubah ya sikapnya." kata Dewa yang menggoda Reyhan karena sikapnya yang berubah.

"Berubah? Berubah maksud Lo?" tanya Reyhan kebingungan dan melihat ke mereka berdua.

"Iya, lu di kelas diem diem aja gapernah mau ngobrol sama gue, giliran diajak ngobrol sama dia aja mau, gimana sih!!" kata Dewa dengan kesal karena sikap Reyhan yang berubah drastis.

"Hehehe, sorry dewa sorry." kata Reyhan dengan tersenyum canggung.

"Halo, Mauren, dia ke kantin bersama teman temannya, terserah lu mau apain dia." Kata Santi yang menelepon Mauren secara diam diam.

"Hehehe, saatnya kita beraksi." kata Mauren dengan mematikan telepon dan tersenyum kepada mereka berdua.

Sementara itu dengan nikita, Kini dia sedang bersama teman temannya duduk di kursi yang tersedia disana, mereka mulai mengobrol dan sambil memesan makanan yang ada di kantin.

"Halo gengs, kalian udah pada mesen makanan?" tanya Nikita dengan menyapa mereka yang sedang asik berbincang.

"Oh, udah kok tenang aja." kata Shannia yang masih bermain handphone.

"Eh Nikita, gue liat-liat post terbaru lu kok banyak banget komen negatif sih?" tanya Aulia yang sedang melihat lihat Instagram Nikita.

"Hah? Emang iya yah?" kata Nikita kebingungan dan melihat handphone Aulia.

"Iyah, nih lihat aja, kayaknya lu mulai banyak hatersnya deh." Kata Jessica yang menunjukkan komen negatif.

"Gimana nih? Menurut lu hatersnya kita apakan?" tanya Angel yang penasaran dengan Nikita.

"Yaelah, udah lah gapapa, kita biarkan saja dia menghujat gue, yang penting gue tetap berkarya." kata Nikita yang membiarkan komenan negatif di Instagram dan menghiraukannya.

"Yaudah, lu mau pesan apa?" tanya Zoey yang melihat ke arah Nikita.

"Gue mau pesen nasi sama soto aja deh." kata Nikita yang melihat lihat menu makanan yang ada di kantin.

"Yaudah, pesen ajah sendiri, hahaha!" kata Shannia dengan tertawa kepada Nikita.

"Yaelah, lucu dari mananya coba?" tanya Nikita dengan kebingungan karena Shannia tertawa tidak jelas.

Nikita pun bangkit dari tempat duduknya, dan menuju ke tukang soto yang ada di kantin, Nikita pun memesan soto dan nasi 1 porsi, setelah beberapa lama menunggu akhirnya soto Nikita pun jadi, Nikita membawanya sendirian dengan hati hati, tetapi pada saat membawa soto itu menuju meja makannya Nikita di senggol oleh seseorang dan soto serta nasi itu pun tumpah dan mengenai tangan Nikita, suasana kantin pun menjadi heboh dan banyak orang yang melihat ke arahnya, Shannia yang melihat itu langsung menghampiri Nikita yang sedang kesakitan karena kuah soto yang panas.

"Eh, Nikita lu gapapa?" tanya Shannia dengan menghampiri Nikita yang sedang kesakitan.

"Loh? Ini kenapa tangan lu merah? Lu kenapa? Kok kuah sotonya tumpah?" tanya Aulia yang baru saja datang dan banyak pertanyaan layaknya wartawan.

"Lu banyak nanya banget sih, temenin gue ke UKS yuk, perih nih, aww!" kata Nikita dengan merintih kesakitan.

Nikita dan kawan kawannya pun pergi ke UKS untuk diobati lukanya, kini keadaan kantin menjadi kondusif lagi seperti biasanya, di dalam UKS mereka masih bertanya tanya siapa yang menumpahkan kuah soto itu ke tangan Nikita.

"HM, Nikita apa lu tau siapa yang numpahin?" tanya Angel yang penasaran dan kesal karena ada haters yang membenci Nikita.

"Aduh, gue juga gatau sih, soalnya itu lagi rame banget." kata Nikita dengan merintih kesakitan.

"Gimana rasanya kena kuah soto panas? Sakit ya?" tanya Zoey yang melihat ke arah Nikita.

"Yah, sakit lah masa iya gak sakit, lu coba aja sendiri!" kata Nikita dengan kesal kepada zoey.

"Hahaha, nggak ah nggak, nanti kulit gue jadi rusak lagi." kata Zoey dengan tersenyum kepada Nikita

Bel masuk pun kini sudah berbunyi, semua murid pun kembali ke kelasnya, dan kini Nikita kembali ke kelasnya, namun pada saat dia duduk di kursi miliknya, tak sengaja tangannya disenggol oleh Reyhan yang baru saja lewat.

"Awww, aduh sakit." kata Nikita dengan merintih kesakitan karena tersenggol tangannya oleh Reyhan.

"Eh? Sorry, tangan lu kenapa tuh?" tanya Reyhan yang melihat tangan Nikita memerah karena terkena air panas.

"Eh, tadi gue ketumpahan kuah soto pas di kantin." kata Nikita dengan santainya dan meniup niup tangannya yang masih perih.

"Lah? Lu serius? Kok bisa?" tanya Dewa yang baru saja datang dan langsung duduk di samping Reyhan.

"Eh, nyambung aja Lo kayak kabel listrik!" kata Nikita dengan kesal karena Dewa yang tiba tiba saja ikut nimbrung bersamanya.

"Kenapa bisa begini? Kok bisa?" tanya Reyhan kepada Nikita yang sedang tersenyum kepada dewa.

"Gue entah disenggol atau secara gak sengaja sih, intinya disenggol, dan ya tumpah deh." kata Nikita dengan menjelaskan kejadian tadi kepada Reyhan.

"Wey pak Tony datang, pak Tony datang!" kata seorang siswa yang masuk secara terburu buru dan keadaan pun mulai menjadi tenang, karena pak Tony adalah guru killer di sekolah.

Lalu sewaktu pulang sekolah, tepatnya di depan gerbang sekolah, Mauren dan yang lainnya sedang berkumpul dan mulai tos satu persatu sambil tersenyum.

"Hehehe, gimana? Lancar kan?" tanya Santi yang tersenyum kepada Mauren Yang sedang duduk di kursi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!