ep 5

"Wey pak Tony datang, pak Tony datang!" kata seorang siswa yang masuk secara terburu buru dan keadaan pun mulai menjadi tenang, karena pak Tony adalah guru killer di sekolah.

Lalu sewaktu pulang sekolah, tepatnya di depan gerbang sekolah, Mauren dan yang lainnya sedang berkumpul dan mulai tos satu persatu sambil tersenyum.

"Hehehe, gimana? Lancar kan?" tanya Santi yang tersenyum kepada Mauren Yang sedang duduk di kursi.

"Jelas lancar jaya, gue rasa dia sedang kesakitan sekarang." kata Lauren dengan tersenyum licik kepada mereka semua.

"Ini adalah peringatan pertama untuknya, biar dia rasakan itu!" kata Mauren dengan kesal dan melihat ke arah mereka semua.

"Apa rencana lu selanjutnya?" tanya Shinta yang penasaran dengan rencana Mauren selanjutnya.

"Hehe, lihat saja nanti, ayo kita ke rumah gue." Ajak Mauren dengan masuk ke dalam mobil dan pergi kerumahnya untuk membicarakan hal tersebut lebih lanjut.

Sementara itu dengan Reyhan, dia sedang berkumpul bersama teman temannya di rumah Roy, orang paling kaya nomor 3 di sekolahnya, mereka sedang asik bermain game dan berbincang bincang tentang Nikita.

"Eh Reyhan, hubungan lu sama Nikita gimana?" tanya Verrel yang masih bermain game.

"Tau nih Reyhan, kasih tau dong mentang mentang Deket sama selebgram malah ga dikasih tau, nanti jadi gosip lo." kata Willy yang bergurau kepada Reyhan yang sedang bermain game.

"Hadeeh, ya gitu deh, hubungan gue baik baik aja kok, gue menganggap dia sebagai teman." kata Reyhan yang terus menembaki musuh di dalam gamenya.

"Gengs, nih gue udah selesai membuat pizza, silahkan dimakan!" Seru Roy yang membawakan pizza dari arah dapur untuk di makan bersama dengan mereka.

"Waaah! Pizza! Ayo makan dulu gengs!!" Kata Verrel yang tiba tiba saja berhenti bermain game, dan langsung mengambil 1 loyang pizza lalu memakannya.

"Buset, lu laper apa gapernah makan pizza?" tanya Galang kebingungan karena Verrel melahap pizza itu secara cepat.

"Gue laper banget, belom makan dari kemaren." Gurau Verrel yang masih memakan pizza itu.

"Nah, main game tuh enaknya sambil di temenin pizza ngemilnya, hahaha!" kata dewa yang mengambil sepotong pizza lalu memakannya.

"Kalo lagi ngumpul gini enaknya jangan pada main hp, dan makan bareng bareng!" kata Roy yang menyindir Reyhan yang masih bermain game.

"Eh, sorry sorry, ayo makan pizzanya." kata Reyhan yang berhenti bermain game, lalu memakan pizza yang disediakan oleh Roy.

"Ciee yang lagi Deket sama selebgram, kayaknya bentar lagi bakalan jadian nih." Goda Galang dengan menepuk-nepuk pundak Reyhan.

"Yeh, apaan sih? Kagak yah!" kata Reyhan yang kesal karena dia lagi makan malah ditepuk tepuk pundaknya.

"Eh ya Reyhan, tadi gue lihat si Nikita di kantin ketumpahan kuah soto loh." kata Roy yang sedang duduk dan meminum soda.

"Iyah, gue juga tau kok." ucap Reyhan yang masih memakan sepotong pizza.

"Wah, gue rasa si Nikita sekolah disini bahaya dah." kata Willy dengan melihat ke arah Reyhan dan yang lainnya.

"Iyah nih, gue rasa Nikita mulai ada haters deh disekolah ini." kata Verrel yang sedang mengambil minum di dapur Roy.

"Seperti apa yang gue bilang, bakal terjadi sesuatu diantara kalian berdua." kata Galang yang tiba-tiba saja berbicara dan tersenyum kepada mereka semuanya.

"Aduh, gue kalo ngeliat senyum lu jadi takut nih, senyum lu itu kayak senyum pengen membunuh tau gak." Ucap Willy dengan ketakutan yang melihat senyuman Galang.

"Hmm, menurut lu siapa yang ngelakuin ini?" tanya Reyhan kepada mereka semua yang asik dengan kegiatannya masing masing.

"Hmm, yang jelas kita masih belum tahu siapa orangnya." kata Roy dengan melipat kedua tangannya dan menunduk ke bawah.

"Apa mungkin ini tindakan dari Mauren?" kata Verrel dengan menebak nebak secara acak.

"Loh? Kok lu bisa nyangka kalo Mauren pelakunya?" tanya Reyhan yang kebingungan kepada Dewa.

"Yah, soalnya tadi gue liat dia di depan gerbang kayak TOS gajelas gitu dan sepertinya dia pelakunya." kata dewa yang tadi melihat Mauren di gerbang bersama yang lain, dan Galang hanya tersenyum ketika mendengar perkataan verrel.

"Hmm, masa Iyah sih?" tanya Reyhan kebingungan dan melihat ke arah mereka semua, dan mereka semua pun mengangkat bahunya kecuali galang, dia sedang memejamkan matanya dan bermeditasi.

"Galang? Lu ngapain?" tanya Willy dengan berbisik kepada Galang yang sedang bermeditasi.

"Huh, ganggu orang meditasi aja Lo!" Bentak Galang dengan kesal dan dia pun kini sudah dalam posisi duduk seperti biasa.

"Hmm, gue rasa lu bukan sembarang bermeditasi, apa yang lu lihat?" tanya Roy yang menghampiri Galang dengan menepuk pundaknya, dan tahu apa yang sedang dilakukan oleh Galang.

"Hmm, gue bisa merasakan akan terjadi sesuatu diantara kita berenam, terlebih lagi akan terjadi sesuatu antara kalian berdua." kata Galang yang melihat ke arah mereka semua, dan menunjuk ke arah Reyhan dan juga dewa.

"Maksudnya? Akan terjadi sesuatu apa?" tanya Willy yang masih kebingungan dengan kata kata Galang.

"Nanti juga kita akan mengalaminya, lihat saja nanti apakah ramalan gue benar atau tidak." kata Galang yang melipat kedua tangannya dan melihat ke arah mereka dengan serius.

"Hmm, gue ada usul, gimana kalo lu ngajak dia nonton ajah?" usul Roy dengan menunjuk ke arah Reyhan yang masih kebingungan dengan kata kata Galang.

"Hmm, ide bagus tuh, kali aja dengan begitu Nikita ga akan diganggu lagi."  kata Willy yang seperti membela Nikita yang selalu diganggu oleh orang misterius.

"Tapi, emang bener yah Mauren pelakunya?" tanya Reyhan yang melirik ke arah mereka semua lalu memakan roti yang ada.

"Hmm, gue juga gatau sih, tapi apa lu gak coba aja ajak dia nonton?" tanya Roy yang menghampiri lalu duduk di samping Reyhan.

"Iyah nih, kali aja lu balikan dan damai gitu sama dia." Kata dewa yang menggoda Reyhan untuk balikan dengan Mauren.

"Yeh, dia aja kalo ketemu sama gue selalu menghindar dari gue." kata Reyhan dengan mengeluh karena kesal.

"Yah, apa salahnya dicoba agar hubungan lu sama dia menjadi lebih baik lagi ke depannya?" tanya Roy yang bangkit berdiri dan mulai mengeluarkan dompetnya.

"Wow, sultan mah bebas coy! Hahaha." Seru dewa dengan melihat dompet Roy yang tebal bagaikan buku.

"Nih gue kasih lu modal buat balikan sama dia, ajak dia nonton Minggu depan dan ajak dia shopping, okeh!" Jelas Roy yang berjalan ke arah kamar dan mengambil sebuah amplop coklat, lalu memberikannya kepada Reyhan yang sedang kebingungan dengan sikap Roy.

"Lah? Kok? Ngapain? Ini seriusan?" tanya Reyhan dengan banyak pertanyaan dan kebingungan dengan melirik ke arah mereka semua.

"Iyah, gue serius kok, buat dia senang yah, okeh!" kata Roy dengan menepuk pundak Reyhan dan memberikannya amplop coklat.

"Wih, kayaknya uangnya tebel tuh." kata Willy yang melotot karena amplop yang diberikan oleh Roy cukup banyak.

"Yeh, soal duit aja lu cepet!" kata Verrel dengan menjitak kepala Willy yang sedang melotot ke arah amplop coklat itu.

"Ini lu seriusan mau ngasih uang itu ke Reyhan?" tanya Galang yang kebingungan dengan tingkah laku Roy yang secara tiba tiba peduli dengan Mauren.

"Heh! Gue serius kok, ngapain juga gue bohong." kata Roy yang kembali duduk di kursinya dan menikmati jus yang ada.

"Makasih ya Roy, gue bakal usahain ajak dia ngedate Minggu depan nanti." kata Reyhan dengan tersenyum kepada Roy yang memberikan amplop coklat itu.

"Apapun demi adek kesayangan gue, walaupun dia tinggal gak sama gw lagi." Batin Roy mengatakan seperti itu dan tersenyum bahagia karena dia bisa membahagiakan adik kesayangannya lewat orang lain.

Keesokan harinya, kini Reyhan baru saja datang dan duduk di kursinya, kali ini dia tidak membawa dagangannya dikarenakan mamanya yang masih tidur, jadi tidak sempat bikin dagangan untuk Reyhan, pada saat Reyhan sedang asik mendengarkan musik Tiba- tiba saja Mauren datang dan duduk di samping Reyhan yang sedang menundukkan kepalanya dan mendengarkan musik.

"Hai, selamat pagi Reyhan," sapa  Mauren yang mengelus Elus kepala Reyhan secara perlahan, dan itu membuat Reyhan kaget karena secara tiba tiba Mauren muncul di sampingnya.

"Waa! Kaget!" kata Reyhan dengan mepet ke tembok.

"Telat woy kagetnya! Buset dah!" kata Mauren dengan menjitak kepala Reyhan.

"Hehehe, bercanda kok bercanda." kata Reyhan dengan tersenyum kepada Mauren yang sedang duduk di sampingnya.

"Emm, bisa gak kita ngomong berdua ajah?" tanya Mauren yang melihat ke arah Reyhan dengan malu malu.

"Oh, ngomong aja, gapapa kok." kata Reyhan dengan melepaskan headset yang dia pakai.

"Kalo disini gue yakin bakalan ada yang ganggu, bisa nggak kita ke gazebo aja kali ini? Hanya kita berdua aja." kata Mauren yang berusaha membujuk Reyhan, dan Reyhan pun mulai tersenyum kepada Mauren.

"Oh, yaudah ayo kita ke gazebo."  ajak Reyhan yang bangkit berdiri lalu menggenggam tangan Mauren dengan sangat erat dan berjalan menuju gazebo, tetapi di lorong, Mauren mulai grogi ketika tangannya dipegang oleh Reyhan.

"Emm, re- re- re- Reyhan, bi-bi-bisa gak lu lepasin Tangan gue" tanya Mauren dengan grogi dan melirik ke arah tangannya yang masih digenggam oleh Reyhan di sepanjang perjalanan.

"Oh, sorry yah, gue udah genggam tangan lu secara tiba tiba." kata Reyhan yang buru buru melepaskan tangannya dan berjalan menuju ke gazebo.

Lalu mereka pun mulai berjalan menuju ke gazebo yang ada di samping sekolah, dan disana cukup sepi, Reyhan serta Mauren pun mulai duduk berhadapan langsung dan Reyhan mulai menatapnya dengan penuh keseriusan.

"Okeh, jadi lu mau ngomong apa?" tanya Reyhan yang menatap Mauren dengan sangat serius dan melipat kedua tangannya.

"Emm, jadi gini loh....." Kata Mauren yang membuat Reyhan penasaran.

Sementara itu dengan Nikita, kini dia sudah datang di kelas 11 IPA 1, dan dia mulai melihat ke tempat duduk Reyhan yang persis di depan Nikita, tetapi Reyhan tidak ada di tempat duduknya, yang biasanya dia bermain game di tempat duduknya kini dia tidak ada, kebetulan pada saat itu dia melihat ada dewa yang sedang menyapu lantai, Nikita pun bertanya kepada dewa kemana perginya Reyhan.

"Dewa, lu liat Reyhan gak?" tanya Nikita dengan menghampiri dewa Yang sedang menyapu lantai.

"Gue aja baru Dateng, lu nanya ke gue, ya jelas gue gatau lah." kata dewa yang masih fokus menyapu lantai.

"Yeh, santai dong gausah ngegas!" kata Nikita dengan kesal dan menjitak kepala Dewa.

"Adaw! Sakit dong! Jangan di jitak Napa!" kata Dewa yang mengusap kepalanya.

"Biasanya dia kemana kalo gak ada di kelas?" tanya Nikita yang melihat ke arah dewa dengan sangat dekat.

"Gue gatau dia kemana, jangan Deket Deket dong gw grogi nih." kata dewa dengan grogi dan memalingkan pandangannya dari Nikita.

"Hehe, yaudah gue cari dia dulu yah." kata Nikita dengan tersenyum dan keluar kelas untuk mencari dimana Reyhan.

"Aduh, pagi pagi udah disapa bidadari tak bersayap." kata dewa yang tak tahan dengan keimutan Nikita, dan dia terduduk lemas.

Sementara itu dengan nikita, dia masih mencari cari Reyhan ada dimana, dan kini dengan Reyhan, dia Masib bersama Mauren dan sedang mengobrol dengan sangat serius.

"Okeh, jadi gimana?" tanya Reyhan kepada Mauren yang masih kelihatan ragu untuk berbicara.

"Gue  takut lu marah sama gue." kata Mauren yang melihat ke arah Reyhan dengan malu malu.

"Yaudah, biar gue aja yang ngomong, lu mau gak nonton sama gue Minggu depan?" kata Reyhan yang tiba tiba saja memecah keheningan dan kecanggungan diantara mereka berdua.

"Hah? Ke- ke- kenapa bisa sepemikiran? Apa mungkin kita jodoh? "tanya Mauren yang grogi karena yang ingin dia omong oleh Reyhan sama.

"Hmm, gatau deh, pokoknya lu mau kagak nonton Sabtu depan?" tanya Reyhan yang terus melihat Mauren yang sedang tersenyum bahagia.

"Ya, ya gue mau ajah sih,tapi nanti takut Nikita marah." kata Mauren dengan grogi dan seperti tersenyum licik.

"Hmm, gue ga ada hubungan apa apa kok sama nikita, tenang aja gue cuma temenan sama dia." kata Reyhan yang menggenggam tangan Mauren, dan Mauren pun kaget karena secara tiba tiba tangannya dipegang oleh Reyhan.

"Yah, mulai dah di tempat sepi aja, udah mesra mesraan." kata Galang yang tiba tiba berada di samping Reyhan, dan mereka berdua pun kaget karena Galang yang tiba tiba muncul layaknya jin.

"Sialan Lo!! Bisa gak sih kalo muncul ngasih tanda dulu!!" ucap Reyhan dengan sangat marah dan kesal kepada Galang yang tiba tiba muncul.

"Tau Lo!! Kalo gue jantungan gimana!! Lu mau tanggung jawab!!!" kata Mauren dengan sangat emosional dan juga menjitak kepala Galang dengan sangat kencang.

"Gue rasa gue disini jadi nyamuk, sorry udah ganggu, haha." kata Galang dengan tertawa kecil dan menghilang dengan menggunakan asap yang ada.

"Yaudah, daripada Galang muncul lagi kayak setan, dan kita meninggal gara gara jantungan, mendingan kita balik ke kelas aja." Ajak Reyhan yang bangkit berdiri dan langsung memegang tangan Mauren dan mengajaknya ke lantai 2.

Sementara itu Mauren masuk ke kelasnya, dan Reyhan juga masuk ke kelasnya, Mauren masuk ke kelasnya dengan senyum senyum dan dia langsung duduk di samping Lauren yang sedang berselfie ria.

"Hai, cheese!!!" kata Mauren yang ikut berfoto dan tersenyum bahagia.

"Lah? Tumben nih tuyul, kayaknya seneng amat lo?" kata Lauren yang kebingungan melihat Mauren yang masuk dengan bahagia.

"Lo tau gak gue begini kenapa?" tanya Mauren dengan tersenyum kepada Lauren yang sedang memperbaiki posisi duduknya.

"Kenapa nih? Lu Nemu uang di jalan? atau apa?" tebak Lauren secara ngacak dan melihat Mauren secara serius.

"Yah, gue diajak nonton dong Sama Reyhan, hahaha!!!" kata Mauren dengan sangat bahagia dan tersenyum kegirangan.

"Aduh, gue rasa lu salah minum obat yah? Kok kayaknya gitu doang seneng banget?" tanya Lauren yang memegang kening Mauren dan mengusapnya.

"Udah lah, pokoknya hari ini gue seneng banget, hahaha." Kata Mauren dengan tertawa bahagia.

Sementara itu dengan Reyhan, kini dia sudah ada di kursinya dan sedang mendengarkan musik, sekarang masih jam 6:30, tersisa setengah jam lagi untuk masuk ke kelas, dan memulai jam pelajaran, lagi asik mencari  musik yang asik untuk didengarkan Tiba-tiba Nikita datang dan menggebrak meja Reyhan, dan itu membuat Reyhan kaget karena secara tiba tiba dia datang.

"Buset dah, ngagetin gw aja Lo!"kata Reyhan dengan kesal dan melihat ke arah Nikita.

"Lo- lo- lo- darimana aja?" tanya Nikita dengan nafas terengah-engah, dan dia mulai duduk di samping Reyhan.

"Gue dari toilet." kata Reyhan yang berusaha menyembunyikan sesuatu dari Nikita.

"Oh, gitu? Lu nyadar gak daritadi gue nyari lu, dari lantai 4 sampai lantai 1, lu gw cari cari gak ada!, Hampir setiap sekolah gue udah periksa dan lu tetep gak ada." jelas Nikita yang mengeluh karena Reyhan yang sedari tadi menghilang entah kemana.

"Buset, lu kayaknya capek banget? Sampe keringetan gini." kata Reyhan yang mengelap wajah Nikita dengan tissue, dan itu membuat Nikita terdiam sejenak.

"Woi! Pacaran aja terus! Ini sekolah bukan taman!" kata dewa yang datang secara Tiba-tiba dan menggebrak meja.

"Yeh, komen aja lu jones." kata Reyhan dengan kesal karena sedari tadi dia terus dikagetkan oleh beberapa orang.

Lalu bel masuk pun berbunyi dan kini pelajaran pun sudah dimulai, setelah 7 jam belajar, kini jam bel pulang sekolah pun berbunyi dan semua murid pun langsung pulang ke rumah masing-masing, lain halnya dengan dewa, dia kini sedang berjalan menuju parkiran,tetapi ada seseorang yang menahan tangannya, dan itu adalah Lita.

"Ehm, dewa bisa ngomong sebentar gak?"tanya Lita yang memegang tangan Dewa dan tersenyum ke arahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!