ep 8

Sementara itu dengan Mauren, kini dia hanya berduaan di gazebo, Mauren dan Reyhan duduk saling berhadapan walau terkadang Mauren masih salah tingkah di hadapan Reyhan.

"Hadeh, kapan lagi coba kita berduaan gini?" Jelas Mauren dengan tersenyum kepada Reyhan yang sedang memandangnya juga.

"Hah? Maksud Lo?" kata Reyhan dengan kebingungan dan melihat ke arah Mauren.

"Eh, nggak kok gapapa!!" kata Mauren dengan salah tingkah dan tersenyum kepada Reyhan.

"Gue perhatiin, ternyata lo ga berubah ya dari dulu sampe sekarang." kata Reyhan dengan memperhatikan Mauren dari atas sampai ke bawah.

"Loh? Maksud Lo?" tanya Mauren yang kebingungan dengan kata-kata Reyhan.

"Iyah, dari kelas tujuh, sampe kelas sebelas, Lo masih ajah pendek, ga tinggi tinggi, hahaha!!!" kata Reyhan dengan meledek Mauren dan tertawa.

"Astaga! Minta di jitak Lo!!" kata Mauren dengan menjitak kepala Reyhan sangat keras.

"Aww!! Sakit kampret!" kata Reyhan dengan kesal dan mengusap-usap kepalanya yang kesakitan.

"Ya lagian, lo malah ngeledekin gue!!" kata Mauren dengan kesal dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Yaelah Mauren, gue kan cuma bercanda doang, jangan ngambek yah?" kata Reyhan dengan menatap Mauren dan mulai membujuknya.

"Iyah, tenang aja kok!" Ucap Mauren yang sudah mulai tersenyum melihat Reyhan.

"Oh ya, gue lupa nih ulang tahun Lo kapan, kasih tau dong?" kata Reyhan dengan tersenyum dan memperhatikan mauren dengan sangat serius.

"Em, emm, gue ulang tahun tanggal dua Agustus." kata Mauren dengan salah tingkah karena diperhatikan oleh Reyhan.

"Wah, berarti seminggu lagi dong?" kata Reyhan dengan melihat tanggal di handphone miliknya.

"Iyah, masa lo lupa sih tanggal lahir gue?!!" kata Mauren dengan melotot dan mulai kesal kepada Reyhan.

"Ya, ya, ya namanya juga udah jadi mantan, hahaha!!" kata Reyhan dengan grogi karena mauren yang melotot kepadanya.

"Ya seenggaknya kan Lo masih inget gitu bagian dari diri gue?" kata Mauren dengan kesal dan memalingkan pandangannya dari Reyhan.

"Ya, ya, yaudah deh, nanti pas lu ulang tahun gue bakal kasih Lo surprise!!" kata Reyhan yang berusaha membujuk Mauren Yang sedang ngambek.

"Hah? Apaan tuh kira kira?" kata Mauren dengan tersenyum senang dan melihat ke arah Reyhan dengan sangat serius.

"Yeh, masa iya surprise dikasih tau, kan gamungkin, gimana sih Lo?" kata Reyhan dengan mencolek pipi Mauren dan mencubitnya.

"Aww! Sakit Reyhan! Jangan cubit-cubit ah." kata Mauren dengan memukul tangan Reyhan yang baru saja mencubit pipinya.

"Woi! Bentar lagi bel masuk! Bukannya ke kelas Lo!!" kata Galang dengan berteriak yang berada di atas pohon.

"Astaga! Ngapain Lo disitu! Udah kayak monyet aja di atas pohon, hahaha!" ledek Mauren yang melihat ke arah atas pohon.

"Yeh, kebiasaan Lo kampret! Buat orang kaget aja!" Geram Reyhan dengan kesal dan menimpa Galang dengan batu yang ada.

"Bodo ah, gue ngilang dulu! Byeee!!" kata Galang yang secara cepat langsung menghilang dari hadapan mereka.

"Yaudah, balik yuk ke kelas, bentar lagi masuk nih." kata Reyhan yang langsung jalan duluan ke kelas dengan santainya.

"Haha, asik banget bisa ngobrol sama Reyhan walau hanya sebentar!!" Batin Mauren dengan terkekeh kesenangan.

Sepulang sekolah......

Semua murid pun keluar dari kelasnya masing masing dan pergi menuju rumahnya masing masing, Reyhan yang sedang melaksanakan piket kelas bersama dengan Alucard, secara tak sengaja Alucard membuat Reyhan terjatuh.

"Oh, sorry Reyhan gue ga sengaja." kata Alucard dengan menghampiri Reyhan yang sedang jatuh tengkurap.

"Aduh, Iyah gapapa kok, tenang aja." kata Reyhan dengan berusaha bangkit berdiri dan melanjutkan tugas piketnya.

"Oh ya Reyhan, kok Lo bisa sih Deket sama Nikita?" tanya Alucard yang masih menyapu lantai dengan santainya.

"Ya, gue juga gatau sih, dianya yang deketin gue, bukan gue yang deketin dia." kata Reyhan dengan mengangkat kedua bahunya.

"Emangnya Lo suka sama dia?" tanya Alucard yang menepuk pundak Reyhan.

"Hah? Kenapa Lo tiba tiba nanya itu? Mau apa deh?" tanya Reyhan yang risih dengan pertanyaan dari Alucard.

"Ya gapapa sih, gue cuma nanya doang, jawab aja." Ucap Alucard dengan santainya dan terus merapikan tempat duduk yang ada.

"Ya, gue sebenernya--" kata kata Reyhan terpotong akibat dewa yang secara tiba tiba memanggilnya.

"Reyhan! Lama amat Lo kampret! Lo piket apa beres beres rumah!" Teriak dewa yang menghampiri Reyhan dan menariknya keluar dari kelas.

"Eh, tapi gje belom selesai piket woi!!" kata Reyhan yang berusaha melepaskan diri dari tarikan dewa.

"Ribet Lo! Udah kayak perawan aja, lama banget!!" kata dewa dengan kesal dan terus menariknya keluar dari kelas dan menuju ke parkiran.

"Sial! Usaha gue buat nanya nanya ke dia gagal!" kata Alucard dengan kesal dan menonjok meja yang ada.

Sementara itu dengan Reyhan dan juga dewa, kini mereka ada di parkiran dan sudah bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Lo mau pulang?" tanya dewa yang sudah bersiap di motornya.

"Nggak, gue mau ngindep di sekolah!" Geram Reyhan yang masih berdiri di samping motornya.

"Hah? Serius mau ngindep di sekolah?" tanya dewa yang berpura-pura kebingungan.

"Nggak lah! Gue mau langsung pulang, Lo mau kemana lagi Emangnya?" kata Reyhan dengan kesal dan mulai naik ke atas motornya.

"Gue mau ke rumah Roy, biasa lah ya, gue mau main PS 4 nih, bosen di rumah Mulu." kata dewa dengan tersenyum kepada Reyhan.

"Oh, yaudah gue duluan yah, hati-hati Lo dijalan!" kata Reyhan dengan menyalakan motornya dan pergi meninggalkan dewa sendirian.

"Terpaksa gue harus bohong sama Reyhan, soalnya gue mau ngomongin masalah ini sama Roy." kata dewa dengan menyalakan motornya dan berangkat ke rumah Roy.

Sementara itu di rumah Roy

Kini dewa sudah berada di halaman depan rumah Roy yang cukup luas, dan Roy sudah bilang di chat bahwa dia berada di halaman samping rumahnya, karena dia sedang latihan tinju disana, dewa pun mulai berjalan ke tempat Roy, dan dia melihat Roy Yang sedang berlatih tinju, dewa berjalan ke arah kursi yang tersedia dan disana ada minuman serta cemilan untuk Roy.

"Haha, asik nih kalo gue abisin makanan dia!" kata dewa yang niatnya usil kepada Roy.

"Mau apa Lo? Jangan dihabisin lah, itu Snack kesukaan gue" ucap Roy dengan melirik ke arah belakang dan mengusap wajah yang penuh keringat.

"Yah, ketahuan deh, hahaha." kata dewa dengan tertawa karena ketahuan oleh Roy.

"Lo tumben kesini sendirian? Ga bareng sama yang lain?" tanya Roy dengan berjalan ke arahnya dan duduk di kursi yang tersedia.

"Ada hal yang pengen gue omongin sama Lo!" kata dewa dengan wajah serius dan mulai duduk di samping Roy.

Sementara itu dengan Rizky, kini dia dan teman temannya sudah berkumpul di rumah Alucard, dan mereka sedang merencanakan sesuatu untuk membuat Nikita dan juga Reyhan menjauh.

"Yah, kira-kira apa yang akan kita lakukan?" tanya Anto yang duduk santai dengan memakan Snack yang dia beli di warung.

"Menurut lu? Kan gue udah bilang kemaren, kira bakal teror Reyhan." kata Rizky dengan kesal dan mulai meminum cola miliknya.

"Kita tulis surat, suruh dia jauhin Nikita, gimana?" kata Michael yang sudah mengeluarkan buku kosong dan juga pulpen.

"Hmm, bagus juga ide Lo!" kata Rizky dengan menepuk pundak Michael dengan sangat keras.

"AW, jangan di tepuk tepuk dong pundak gue lagi sakit nih!" Kesal Michael yang menjauh dari Rizky dengan memegangi pundaknya yang kesakitan.

"Emang pundak Lo kenapa?" tanya Andre dengan mendekati Rizky.

"Gapapa kok, udah ini jadi teror Reyhan gak?" ucap michael yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ya jadi lah, siapa nih yang mau tulis suratnya?" tanya Rizky dengan melihat ke arah mereka semua, dan mereka semua pun langsung menujuk ke arah Michael.

"Loh? Kok gue anjir? Kenapa gue?" kata Michael dengan kebingungan karena dirinya yang ditunjuk.

"Lo paling jago buat surat teror, jadi Lo aja." kata Alucard dengan menunjuk Michael yang sedang terdiam.

"Hmm, yaudah deh, gue bakal buat suratnya." Ucap Michael dengan terpaksa dan dia pun mulai membuat surat teror agar Reyhan menjauhi Nikita secara perlahan.

Setelah beberapa menit kemudian, Michael pun sudah selesai menulis surat, dan memberikannya kepada Rizky yang sedang santai.

"Hahaha, bagus juga nih, gue yakin Reyhan bakalan takut!!" Kata Rizky dengan melihat surat itu dan tersenyum ke arah mereka semua.

"Jadi? Ini mau diapain nih kira-kira?" tanya Andre dengan melihat surat yang sedang dipegang oleh Rizky.

"Kita kirim aja langsung ke rumah Reyhan, dan ingat! Jangan sampai ketahuan!" kata Rizky dengan memperingati mereka semua.

"Biar gak ketahuan, gimana kalo kita pakai Hoodie, terus tutup muka kita pake topeng badut ini?" kata Michael dengan mengeluarkan beberapa topeng badut dari dalam tas miliknya.

"Kok gue merasakan ada sesuatu yang aneh yah?" Ucap Alucard dalam hatinya dan terus melihat ke arah Michael.

"Lo mau ngapain anjir bawa bawa topeng badut? Lo biasa ngamen di lampu merah yah?" tanya Alucard yang kebingungan karena Michael membawa topeng badut di dalam tasnya.

"Udah, lu semua gausah bawel, intinya kita harus pake topeng ini pada saat kita beraksi." kata Rizky dengan memakai topeng itu dan mulai memakai Hoodie yang ada.

"Terus, siapa yang mau ngirim surat ini? Yang rumahnya deket sama Reyhan?" tanya Rizky dengan melihat sekeliling, dan semua pun menunjuk Anto agar dia yang mengirim surat teror itu kepada Reyhan.

"Lah? Kok gue yang ditunjuk? Ngapain nunjuk nunjuk gue?" kata Anto yang kaget karena dirinya yang ditunjuk untuk melakukan tugas meneror Reyhan.

"Lo kirim ini ke Reyhan, ingat! Jangan sampai ketahuan!" kata Rizky dengan berjalan ke arahnya dan menepuk lengannya.

"Astaga, kenapa harus gue sih?" tanya Anto yang kebingungan dengan mereka.

"Karena Lo rumahnya deket sama Reyhan, jadi Lo aja yang kasih ini." kata Alucard dengan tersenyum ke arah Anto yang sedang kebingungan.

"Kalo gue berhasil, Lo mau bayar gue pake apa?" tanya Anto dengan menadahkan tangannya seolah-olah minta bayaran.

"Kalo Lo berhasil, gue bakal bayar Lo, berapapun yang Lo mau." kata Michael dengan mengeluarkan uang 300 ribu dari kantongnya dan memberikannya kepada Anto.

"Yaelah, segini mah kurang nih." kata Anto dengan mengeluh karena uang yang diberikan kurang.

"Mata duitan Lo! Mau Lo berapa sih!!" kata Rizky dengan kesal dan dia pun mengeluarkan dompet dari kantongnya.

"Biar gue aja, Lo simpen uang Lo!" kata Michael dengan menghalangi Rizky yang sudah mengeluarkan uang, tetapi Michael langsung memberikan 300 ribu lagi kepada Anto.

"Nah kalo gini kan enak, santai ajah sama gue, pasti bakalan berhasil kok." kata Anto dengan berjalan keluar dan mulai melaksanakan tugasnya.

"Sial! Dasar mata duitan tuh anak!" Geram Rizky dengan kesal dan menggebrak meja yang ada.

"Woi!! Rumah gue ini! Jangan ngerusak barang di rumah gue!!" Teriak Alucard dengan kesal dan marah karena Rizky yang menggebrak meja kesayangannya.

"Hahaha, sorry-sorry." kata Rizky dengan menenangkan Alucard yang tampak marah.

Sementara itu Anto pun menuju ke rumah Reyhan untuk mengantarkan surat itu, lalu di rumah Roy, dewa masih duduk dan mulai serius berbicara bersama dengan Roy yang sedang beristirahat sambil meminum air mineralnya.

"Hmm, ada apa emangnya? Lita ngajakin Lo nonton?" tanya Roy dengan melihat dewa yang nampak serius dengannya.

"Yaelah, bukan itu anjir, ini soal Reyhan." kata dewa dengan terus mendekat ke Roy dan terus menatapnya.

"Sialan Lo!! Jangan Deket Deket anjir!! Gue gak homo!!" kata Roy dengan emosi karena dewa yang semakin lama semakin dekat dengan dirinya.

"Hahaha, bercanda kok bercanda, apa lu tau kalo Reyhan dalam bahaya?" tanya dewa yang bangkit dari tempat duduknya dan mulai berjalan menuju Sasak tinju yang ada.

"Maksud Lo dalam bahaya?" tanya Roy yang nampak serius dan terus melihat ke arah Dewa.

"Ya, gue yakin Reyhan dalam bahaya, Karena gue bisa merasakan itu." kata dewa yang melirik ke arah Roy dan mengikuti gaya Galang.

"Gausah ngikutin gaya Galang, disentil sama dia dari jauh tau rasa Lo." Gurau Roy dengan terkekeh.

"Yeh Lo Roy, bikin gue takut aja!" Bentak dewa dengan melihat sekeliling.

"Kira-kira apa yang membuat Lo yakin Reyhan dalam bahaya?" tanya Roy yang menghampirinya dan menepuk pundaknya.

"Gue tadi melihat dia ngobrol sama Alucard, ga biasanya dia ngobrol sama Alucard, bukannya itu hal yang aneh?" kata dewa dengan memasukkan tangannya ke kantong dan berjalan jalan.

"Ya, apa salahnya Alucard mengajaknya ngomong Reyhan? Emang salah?" tanya Roy dengan melihat ke arah dewa.

"Tapi, gue yakin banget kalo Reyhan dalam bahaya." Kata dewa dengan sangat serius dan mulai menatap wajah Roy.

"Lo bisa gak sih gausah homo? Jijik!!" Bentak Roy dengan memalingkan wajahnya dan mendorong dewa.

"Hahaha, tenang Roy tenang." kata dewa dengan berusaha menenangkan Roy yang mulai emosi.

"Gue udah tau sebelum lu tahu." kata Roy dengan merapikan rambutnya dan berjalan ke arah Sasak tinjunya.

"Hah? Maksud Lo?" ucap dewa yang kebingungan dengan kata kata Roy.

"Ya, karena dia sedang merencanakan sesuatu untuk membuat Reyhan menjauh dari Nikita." kata Roy dengan meminum air mineralnya Dan duduk di samping Dewa.

"Hah? Maksud Lo siapa?" tanya dewa yang nampak serius dan mulai kebingungan.

"Ya, siapa lagi kalo bukan Alucard dan teman-temannya" kata Roy dengan memandang langit yang cukup cerah pada siang hari.

"Jangan Mandang langit ah, nanti mata Lo sakit, kan ini siang hari" kata dewa dengan memberikan kacamata hitam kepada Roy yang sedang memandang langit.

"Gue rasa kita harus bertindak, kita harus lindungi Reyhan." kata Roy dengan mengambil handphone miliknya.

"Lah, emangnya udah pasti kalo Alucard pelakunya?" tanya Dewa dengan mengambil segelas air mineralnya dan meminumnya.

"Gue juga gatau pasti sih, yang pasti kita harus selidiki kasus ini" kata Roy dengan mengambil kacamata dan memakai kacamata itu layaknya seorang detektif.

"Hmm, memang sih, karena gue curiga sama Alucard." ucap dewa dengan tersenyum kepada Roy.

"Yaudah, gue bakal suruh 2 bodyguard andalan gu buat menjaga rumah Reyhan 24 jam." kata Roy dengan memainkan handphone dan menelpon 2 bodyguard andalan dia untuk menjaga rumah Reyhan.

"Terus? Apa yang kita lakukan supaya Reyhan gak celaka?" tanya dewa dengan membentangkan tangannya.

"Nih, gue udah memprediksi ini bahwa akan terjadi sesuatu, jadi gue udah mempersiapkan ini dari lama." kata Roy dengan mengambil alat alat detektif dengan teknologi canggih dan juga mahal.

"Buset, ini kan mahal semua Roy, kok Lo sanggup beli sih?" kata dewa yang kagum melihat barang mahal dan mewah itu yang dibawakan oleh pembantu di rumah roy.

"Ya, lu kan udah tau gue siapa, apapun gw bisa beli dengan sekali kedipan!" kata Roy dengan mengeluarkan beberapa kartu debit di depan dewa.

"Iyah deh, sultan mah bebas, tapi ini apa aja, jelaskan dong!" Jelas Dewa dengan penuh antusias agar Roy menjelaskan barang barang apa saja yang diberikan oleh Roy.

"Oke, jadi gini, ini adalah earphone, tapi bukan earphone biasa! Ini sangat canggih, bisa mendengarkan apa yang orang bicarakan dalam jarak 300 meter, tetapi tidak bisa mendengar ketika terhalang oleh sesuatu." kata Roy dengan mengangkat earphone dan menjelaskan tentang earphone tersebut kepada dewa.

"Hmm, boleh juga tuh, haha." kata dewa dengan mengambil barang tersebut dan tersenyum.

"Terus, ini adalah jam tangan canggih, Lo bisa telepon gue kalo perlu, dan ini juga bisa hack handphone apapun, gunakan ini untuk meretas handphone seseorang yang lu curigai, tapi jangan disalah gunakan!" kata Roy dengan mengambil jam tangan canggih tersebut dan menunjukkan jam tangan tersebut kepada dewa.

"Iyah, tenang ajah, gue ga akan menyalahgunakan jam tangan itu kok." kata dewa dengan terus memandangi jam tangan yang ada.

"Nah, yang terakhir dan paling unik, ini adalah kacamata canggih yang dilengkapi dengan sensor gerak, sensor tembus pandang, dan juga dapat mengetahui sesuatu yang mencurigakan disekitar kita." kata Roy dengan menjelaskan kacamata tersebut secara rinci dan jelas.

"Wih, mantep nih gue rasa!!" kata dewa yang kagum melihat barang barang mahal tersebut.

"Gue harap Lo bisa jaga rahasia ini, jangan sampai ketahuan sama yang lain!!" kata Roy dengan bertatapan langsung bersama dewa.

"Yoi! Tenang aja, gue ga akan bilang ke siapa siapa!!" kata dewa dengan memakan roti yang disediakan oleh Roy.

"Ini juga buat keamanan dan kepentingan Reyhan, percayalah." ucap Roy dengan tersenyum kepada dewa.

"Hehehe, tenang ajah sama gue mah, oh ya gue main PS 4 yah, boleh gak?" Kata dewa dengan memohon agar diberikan PS4 untuk dimainkan.

"Lah? Ini udah sore, Lo gak pulang?" tanya Roy dengan melihat dewa yang masih duduk santai di kursi.

"Gue males di rumah, sangat membosankan, gue benci rumah yang gue tinggalin." kata dewa dengan tersenyum ke Roy yang nampak penasaran.

"Kenapa Lo gamau pulang? Kenapa benci?" tanya Roy dengan penuh keseriusan.

"Yah, maaf yah gue gabisa kasih tau Lo yang sebenernya." Kata dewa dengan menundukkan kepala seakan akan bersedih.

"Yaudah, ayo masuk ke dalam, awas Lo stiknya jangan sampe rusak!" Geram Roy dengan mempersilahkan dewa main PS 4 di rumahnya.

Sementara itu dengan Reyhan, dia sedang bersantai santai di luar rumah, dan tiba tiba saja datang sebuah kertas yang jatuh di halaman rumahnya, Reyhan pun mulai berjalan ke arah surat itu dan mengambil surat itu.

"Apaan nih?"tanya Reyhan dengan melihat surat yang dilapisi dengan koran, lalu mengambilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!