"Londra..." tok tok tok..
Chalondra masih belum beranjak dari duduknya, rasanya begitu berat untuk keluar dan bertemu dengan majikan mudanya. Ada rasa benci yang luar biasa pada pria yang sudah mengambil harta berharganya.
Rasanya Chalondra ingin membunuh majikannya itu. Jika saja membunuh tidak ada hukuman sudah pasti Chalondra akan membunuhnya.
"Londra..." tok... Tok.. Tok..
lagi lagi bik Sam mengetuk pintunya. Dan Chalondra masih enggan untuk membukanya.
"Londra..." karena tak Ada pilihan lain, ahirnya Chalondra harus berdiri dan membuka pintunya.
Ceklekk...
"Ada apa bik?" tanyanya.
"Kau sakit? Kenapa belum berangkat mengantar tuan muda therapy Londra?" tanya bik Sam. Yang di angguki oleh pak Budi sopir kepercayaan tuan Landolfo.
"Lagi malas bik" jawabnya.
"Tadi malam kalian tidak ada yang makan, Tuan muda juga tidak makan apapun. Bahkan sampai pagi menjelang siang begini tuan muda belum keluar juga dari kamarnya." ujar bik Sam panjang lebar
"Biarkan saja bik, aku benci pria itu." jawabnya lalu segera berbalik ke kamarnya.
"Londra, jangan begitu. Tuan besar sudah menyerahkan penjagaan putra nya padamu, jadi kau tak bisa seenak nya sendiri." ujar Bik Sam lagi seraya menahan pintunya agar tidak tertutup. Bik Sam memang tidak tau apa apa tentang yang terjadi, yang bik Sam tau Chalondra harus bekerja profesional agar tidak terkena masalah.
Chalondra terdiam, sesaat dirinya terbayang akan rencana busuk ibu tiri tuan muda. Chalondra pernah mendengar nyonya Irena ngobrol dengan tuan Jonathan , jika nyonya memang yang merencanakan semua kecacatan tuan Wasley.
Chalondra berbalik lalu melihat bik Sam dan juga pak Budi. Dari semalam setelah kejadian itu, Chalondra memang tidak keluar kamar. jadi tidak tau jika tuan mudanya pun melakukan hal yang sama.
Tiba tiba saja, ponsel Chalondra berdering. Chalondra segera kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya.
"Tuan Ando." gumamnya, Yaa Chalondra memang memberi nama tuan Ando, karena terlalu panjang jika menyebut dengan nama Landolfo, dan tuan Landolfo tidak keberatan dengan hal itu.
Landolfo pun semakin percaya dengan Chalondra, Landolfo yakin putranya akan merasa nyaman bersama wanita yang supel seperti Chalondra. dan sebelum pergi pun, Landolfo membuatkan rekening untuk kebutuhan Ley yang di titipkan pada Chalondra.
Chalondra segera menggeser tombol hijaunya.
"Hallo tuan."
"Chalondra, apa kau sakit? atau Ley yang sakit?"
"Maaf Tuan, saya sedikit kurang enak badan. Jadi tidak bisa mengantar tuan muda berangkat." jawabnya
"Ya sudah, kau istirahat saja dulu. Tapi miss Sera telpon saya. Jika Ley belum datang. Kalau begitu kau istirahat saja. Kalau belum membaik juga kau periksa kedokter. Saya tidak ingin Ley tidak ada yang mengawasi."
"Baik Tuan," jawab nya
Obrolan mereka pun segera di akhiri. Lalu segera berjalan kearah kamar Ley. Ada keraguan lagi untuk melangkah. Namun lagi lagi Chalondra harus profesional dalam bekerja. Tuan besar sudah menyerahkan urusan putranya pada dirinya.
Dengan tekad yang bulat dan mencoba mengusir rasa benci dan takut. Chalondra segera memutar knop pintu kamar tuannya setelah sampai di lantai atas.
"Tumben di kunci." gumamnya. Chalondra bermaksud mengetuk pintunya, namun lagi lagi Chalondra di rundung rasa takut, gengsi dan juga benci.
"Tidak, kalau aku mengetuk pintunya, pasti dia akan mengira aku sudah memaafkannya. Biarkan saja dia kelaparan," batin Chalondra dan ingin segera berbalik. Namun Chalondra kembali berbalik. Merasa kasian jika mengingat pria dewasa yang memilki perilaku layaknya anak anak itu. Kasian jika harta yang seharusnya menjadi miliknya harus berpindah tangan pada Jhonatan dan Irena.
Chalondra masih ingat betul perkataan Irena pada Nathan waktu itu. Jika semua musibah yang menimpa Wasley adalah murni perbuatan Irena. Namun Chalondra tidak ingin ikut campur. yang perlu Chalondra lakukan adalah mengubah sikap lemah akan tuan mudanya itu lebih seperti pria dewasa sesuai usianya.
Tok... Tokk.. Tokk...
Chalondra memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar tuan mudanya.
"Tuan, buka pintunya" tok tok tok.
Tidak ada sahutan dari dalam, Chalondra mencoba untuk mengetuk kembali.
"Tuan, buka pintunya Ini Londra." Serunya dari luar kamar.
Chalondra mendengar ada suara langkah kaki. Jantung Chalondra kembali berdatak tidak karuan, gelisah ketika terbayang kejadian tadi malam. Ingin segera berlari meninggalkan tuannya. Namum dirinya sudah berjanji untuk menjaga.
Ceklek...
pintu terbuka dengan lebar. Dan seketika menampaklah wajah Wasley yang tersenyum dengan sumringah tanpa dosa.
"Kamu datang, kamu sudah tidak sakit lagi, kamu sudah memaafkan saya?" Wasley langsung memberondong pertanyaan.
Chalondra masih terdiam, memandang penampilan Tuan muda Nya yang masih acak acakan.
Weslay segera berhambur memeluk Chalondra. "Maafkan Saya. Saya sudah menyakiti kamu. Tapi saya mohon jangan pernah tinggalkan saya." ucapnya dengan masih berada di pelukan Chalondra.
Chalondra merasa kasian saja pada pria satu ini. Tuan mudanya ini memang pria yang berkebutuhan khusus. mungkin apa yang di lakukan tadi malam bukan karena dia jahat. Mungkin juga karena bayangan dan rasa penasaran dengan kegiatan satu itu.
"Apakah aku salah jika aku membencinya, karena pria ini sudah mengambil mahkota berhargaku. Apakah salah jika aku memaafkannya, dan kembali menjaganya." batin Chalondra mulai bingung.
"Kamu kenapa diam? Saya bertanya kepada kamu." ujar Wasley
"Iya, aku memaafkanmu. Tapi jangan di ulang lagi." ucap Chalondra dengan gemetar.
Wasley kembali memeluk Chalondra. Namun Chalondra segera mengurai pelukannya. "Sekarang tuan mandi, habis itu kita bersiap untuk les piano." ucap Chalondra
"Temani saya, saya tidak mau di tinggal lagi." rajuk Weslay. Padahal Chalondra masih di penuhi rasa takut. Tapi sepertinya memang tuan mudanya ini memang benar benar mengalami keterlambatan mental. Dalam hati Chalondra mengutuk perbuatan ibu tiri dari tuan mudanya.
karena jika Weslay itu memilki otak yang normal, sudah pasti Wesley bisa merawat dan menjaga diri. Bahkan Wesley bisa menuntut ilmu yang lebih tinggi lagi. Tidak melulu di SLB yang isinya hanya anak anak yang kurang mampu berkonsentrasi san keterlambatan berfikir. Di tambah lagi, Chalondra sering kasian jika melihat Tuan mudanya ini di campur dengan anak anak yang lebih parah.
Setelah menyiapkan pakaian untuk Wesley, Chalondra segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Chalondra menunggu sebentar kedatangan Tuan mudanya. Dan memang tidak begitu lama, Wesley pun sudah keluar dengan pakaian yang sudah Chalondra siapkan.
Chalondra tersenyum ketika melihat Tuan mudanya sangat tampan, dan sangat pas dengan pakaian yang Chalondra siapkan.
Hari ini Chalondra bermaksud membawa Wesley ke sekolah reguler, sekolah yang mana banyak anak anak normal. Chalondra akan mencoba mengenalkan tuan mudanya pada dunia yang sesungguhnya.
Penampilan Wasley memang selalu cool. Itu karena Chalondra yang mendandani tuan mudanya agar tidak terlihat memilki keterlambatan daya fikir.
Dulu ketika masih bersama Arnetta, Wesley hanya berdiam, keluar hanya pada tempat therapy. Itu karena Arnetta terlalu takut pada Nyonya Irena. Namun Chalondra hanya ingin menolong tuan mudanya dari sifat serakah nyonya besar.
••••
"Apakah Wesley masih bisa belajar disini?" tanya Chalondra pada seorang guru wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Goresan Receh
kenapa dlm crt novel, korban perkosa ga langsung kedokter agar tak terjadi kehamilan 🙏
2024-08-02
1
Pipin Wahyuni
semangat tuk kalian berdua
2023-05-10
0
Defi
Semangat Londra, semoga Weslay bisa berbaur dengan yg lain ga harus melulu di sekolah terapi
2023-04-01
1