Chalondra membuka pintunya, dan melihat Arnetta sudah berkacak pinggang di depan pintu. "kau lama sekali." gumam Arnetta. Seraya menelisik penampilan Keponakannya.
"Tuan Ley tadi menolak untuk membuka pintunya bik, saat aku ingin keluar dengan membawa pakaian kotor ini. Katanya tuan Ley tidak ingin...." ucapnya terpotong, saat melihat sang Nyonya sudah berada di tangga paling atas.
"Di mana Ley?" tanya Irena, seraya tatapanya mengarah pada ruangan putranya.
"Tuan ada Nyonya, sepertinya tuan sedang lelah." jawab Chalondra.
"Memangnya, kau bawa kemana putraku hari ini?" tanya nya yang seolah tidak suka jika putra nya di bawa keluar keluar tanpa sepengetahuan nya.
"Kami tidak kemana mana nyonya, dari pagi kami hanya di rumah." jawa Arnetta.
"Kau, kau adalah penjaga Ley yang baru. Jadi jangan pernah membawa Ley keluar dari rumah. Tanpa sepengetahuan ku." ucapnya sangat marah.
"Kenapa mami tidak mengijinkan Ley keluar rumah, mami janji akan memperlakukan Ley sebagaimana mami memperlakukan Jhonatan anak mami." teriak Tuan Landolfo dari tangga.
Yaa memang Irena bukanlah ibu kandung Ley, Irena adalah wanita yang ia nikahi setelah istri pertama Landolfo meninggal karena melahirkan Ley. Dan saat usia Ley 3 bulan, Landolfo menikah dengan sekertaris nya. Wanita yang sangat menyayangi anak anak. Termasuk Ley waktu itu. Landolfo pun tidak berpikir panjang untuk menikahinya. Karena jika di amati Irena memang sangat menyayangi Ley. Dan Landolfo tidak keberatan menerima atas Jhonatan putra dari Irena sendiri.
"Bukan begitu papi, Mami hanya tidak ingin Ley kelelahan dan justru akan menghambat pengobatannya." ucap Irena. Dengan langkah manja menuju suaminya yang tengah berdiri.
"Kalau Ley hanya di kurung di rumah, yang ada Ley malah makin stres mi, Ley butuh udara segar biarkan mereka yang merawat putra kita melakulan yang terbaik untuknya." ucap Landolfo lagi.
"Iya, kalau papi berpikirnya seperti itu. Itu terserah papi. Mami hanya ingin yang terbaik buat Ley." ucapnya.
"Ya sudah, ini bawa jas papi. Papi mau melihat keadaan Ley." ucapnya. Lalu segera melangkah menuju kamar putra nya. Sedangkan Chalondra dan Arnetta segera pergi ke Dapur lagi.
Irena pun segera mengikuti langkah suaminya yang memasuki kamar putranya. Landolfo segera menyapu pandangannya. Melihat kamar putranya yang tidak ada berubahnya.
Dinding yang masih banyak lukisan tanpa makna hasil karya Ley kecil, Landolfo melihat putra nya tengah menatap luar jendela. Tangannya masih sibuk dengan senjatanya yang mengeras. Bayangan dada Chalondra tadi benar benar belum bisa Ley hilangkan.
Ley terjengkit saat bahunya di tepuk dari belakang. Ley segera menoleh lalu mendapati wajah pria yang sangat ia ingin pekuk ini berada tepat di depan matanya.
Landolfo tersenyum pada putranya. Ternyata wajah Ley sangat mirip dengan mendiang istrinya.
"Hai boy, ini papi... Apakah kau tidak merindukan papi?" tanyanya dengan melebarkan kedua tangannya agar Ley segera membalas pelukannya.
Namun Landolfo tidak menyangka, jika putranya itu menolak pelukan nya. Landolfo mengepalkan kedua tangannya, menyesal, kecewa dan juga sakit, saat darah dagingnya tidak menerimanya, seolah tidak mengenali papanya sendiri, dan tidak mau di peluk.
Anak yang ia tunggu kehadirannya dari istri tercinta nya, anak yang ingin ia jaga dan di beri kasih sayangnya, sebagaimana dirinya dulu memperlakukan istrinya, janji yang ia ucapkan pada jenazah istrinya dulu hanya omong kosong belaka. nyatanya dirinya tidak pernah memberi pelukan dan sapaan hanhat untuk putra tercinta nya. Semua karena kesalahannya sendiri. Landolfo yang tidak pernah peduli padanya, tak pernah menyempatkan waktunya hanya untuk berkabar dengan putranya.
"Ley, ini papi. Apa kau tidak ingin memeluk papi?" tanya Landolfo dengan wajah sedih. Setiap jauh dari putra nya, Landolfo sering merindukan. Namun saat berada di dekatnya. Seolah sang istri selalu menarik nya agar semakin jauh dari putra kandung nya sendiri.
Weslay pun segera mengambil selimut untuk menutup dirinya dari orang orang asing. Weslay memang tau siapa pria di depannya itu. Namun Weslay tidak begitu dekat dengan pria yang katanya "papinya". Seolah ada jarak di antara mereka berdua.
Landolfo memutuskan untuk keluar dari kamar putra nya. Landolfo berniat untuk menghabiskan waktu selama 1 bulan di sini. Ingin memperbaiki semua kesalahan yang selama ini sudah ia ciptakan pada putranya.
"Papi, papi kenapa terlihat bersedih begitu?" tanya Nathan yang ternyata sudah kembali dari reunian. Ya setelah sampai bandara tadi, Nathan langsung di jemput sahabatnya. Karena memang Nathan juga sudah sangat ingin berkumpul dengan teman temannya.
"Tidak ada, papi hanya ingin istirahat sebentar" jawabnya. Lalu segera melangkah meninggalkan Nathan yang masih berdiri di ujung tangga atas. Nathan menatap punggung pria yang sudah memperlakukan dirinya bak seorang anak kandungnya sendiri. Sedangkan untuk anak kandungnya, pria itu malah jarang sekali berinteraksi.
Nathan segera menuju kamar pribadinya yang berada di sebelah kamar Ley, Nathan berhenti sebentar untuk melihat keadaan Ley. hanya Nathan lah pria yang dekat dengan Ley, karena Nathan setiap ahir pekan kembali ke indonesia untuk urusan pekerjaan papinya yang ada di sini. Dan Nathan yang selalu menggoda Ley saat Ley bengong memikirkan sesuatu, ataupun sedang bersedih.
Nathan membuka pintunya pelan. Dan menyembulkan sedikit kepalanya kedalam, Nathan melihat jika Ley tengah berada di bawah selimut. Nathan tau, Ley akan melakukan itu, ketika ada orang asing menghampiri nya.
Nathan pun segera berlalu dari kamar Ley, lalu menuju kamar nya.
"
"
"
Di dapur, Chalondra begitu cerewet menanyakan hal hal yang baru saja ia dengar tadi pada Arnetta.
Disini memang ada beberapa pelayan. Pelayan yang bekerja di bidangnya masing masing.
"Bik, masak bibik juga baru tau, jika tuan muda itu hanya anak tiri nyonya" Chalondra kembali mengelak ungkapan Arnetta. Secara Arnetta bekerja disini sejak tuan muda itu masih berusia 1 tahun.
"Benar Cha, bibik baru tau tadi." jawabnya. Dengan pikiran yang mulai tidak ragu.
"Bik, Bibik Erna. Apa bibik juga baru tau jika nyonya itu hanya ibu tiri tuan muda?" tanya Chalondra pada wanita tua yang bertugas sebagai tukang cuci di rumah ini.
"Bibik Erna mah, tidak pernah tau menau soal itu neng. Bibik kan datang pagi pulang sore. Jadi tidak tau apa apa." jawab nya
"Londra, ikut bibik." ajak Arnetta, seraya menarik pergelangan tangan Chalondra
"Ada apa bik?" tanya nya.
"Apa kau juga di kasih obat untuk tuan muda?" tanya Arnetta
"Iya, Nyonya tadi yang meminta untuk memberikan secara rutin untuk tuan muda. Emang kenapa bik?" tanya Chalondra penasaran.
"Sebaiknya...."
"Arnetta, tolong buatkan saya kopi tanpa gula." ucap Tuan besar, yang berhasil memotong perkataan Arnetta.
"Baik Tuan." ucap Arnetta. Landolfo pun segera berbalik untuk kembali keruang kerja. Namun sebelum sepenuhnya berbalik, Landolfo melihat gadis yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
"Kau?" tanya nya, seraya menatap gadis itu dengan intens
"Saya Chalondra tuan, saya yang akan mengganti bibik Arnetta untuk menjaga tuan muda." ucap Chalondra memperkenalkan diri, tidak lupa Chalondra berkata dengan membungkukkan badannya.
Landolfo hanya menanggapi dengan anggukan kepalanya. Tak berapa lama, Nathan pun juga sudah berada di dapur, melihat Chalondra dengan intens.
"Jadi kau yang akan menggantikan bibik Arnetta?" Nathan kembali bertanya.
"Benar tuan." jawabnya
"Jaga adikku, jangan sampai kenapa napa." balas Nathan. Yang langsung di angguki oleh Chalondra.
"Buatkan aku jus jeruk. Dan antar ke taman belakang." tambahnya. " Baik Tuan." balas Chalondra dan segera ke dapur untuk membuatkan jus pesanan tuan muda pertama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
rista_su
ayo londra, kau kan dah belajar farmasi. selidikin donk
2023-06-15
1
Pipin Wahyuni
jadi curiga nihhh sama si mami
2023-05-08
0
dita18
yahh kebnyakan ibu tiri memang jahat,,,, walaupun tdk semua ibu tiri yg sprti itu tp rata2 ya.. 🙏🙏
2023-04-10
0