"Nathan, apa kau tau rencana papi?" tanya Irena tiba tiba. Irena melihat putranya tengah duduk sendiri di taman dengan sebuah majalah di tangannya.
"Kenapa lagi mam?" tanya Nathan, lalu segera menutup majalah bisnis yang baru saja ia buka.
"Papi memutuskan untuk tinggal disini selama 1 bulan. Papi ingin mengurus perusahaan yang ada di sini. Sekaligus ingin menjalin hubungan dengan Ley agar lebih baik lagi." keluh Irena dengan wajah sedih. selama ini Irena sudah berusaha menjauhkan Ley dengan papinya. Agar putra nya sendiri yang bisa ada di hati Landolfo, dengan begitu, Landolfo akan menyerahkan hartanya pada Nathan.
"Mi, biarkan saja papi disini. Nathan yang akan mengurus bisnis papi yang ada di luar negeri." balas Nathan. "Lagian papi benar kok mi, papi mungkin sedang merindukan mendiang tante Sharon, dan hanya dengan berada di dekat Ley kerinduan papi terobati." tambahnya lagi. Nathan tidak tau apa yang maminya rencanakan. Nathan hanya sedikit memiliki filling jika maminya ingin papinya menyerahkan seluruh perusahaan nya untuk dirinya.
"Justru itu Nat, mami ingin yang ada di kepala papi itu hanya kita. Mami dan kamu, tidak ada Ley ataupun Sharon." ujar Irena dengan memperlihatkan wajah sesedih mungkin.
Cemburu.. Iya, Irena sangat cemburu pada Sharon. Mendiang istri pertama suaminya. Irena ingat betul bagaimana cara suaminya dulu memperlakukan Sharon dengan sangat spesial. Bahkan karyawan karyawan nya pun pada iri, ingin di perlakukan seperti itu oleh pasangan mereka.
Irena beruntung, Landolfo mau menikahinya tanpa syarat. Hanya sari polesan sedikit perhatian pada Ley, Landolfo langsung percaya jika Irena wanita yang baik.
Padahal keluarga besar Sharon, sudah menyiapkan ibu baru untuk Ley, namun karena hati milik Landolfo sudah jatuh pada Irena, mereka hanya bisa berharap jika, Irena bisa menerima dan menyayangi Ley seperti putranya sendiri.
"Tuan, ini jus nya." ucap Chalondra dengan membawa nampan berisi jus jeruk dan camilan ringan untuk menemani jusnya
"Terimakasih Cha," jawab Nathan, lalu kembali pada majalah bisnisnya.
"Apa nyonya juga menginginkan sesuatu? Biar saya siapkan." tanya Chalondra pada Irena yang masih memandang Chalondra tidak suka.
"Tidak, tinggalkan kami." ucap Irena dengan sengit
"Baik nyonya," jawabnya dengan tetap membungkukkan badannya.
Chalondra segera masuk kembali dan segera ke dapur untuk membantu bik Sam. bik Sam adalah kepala dapur yang biasa membuatkan makanan super lezat.
▪︎
▪︎
▪︎
2 hari sudah berlalu
Landolfo sesuai perkataan nya kemarin. Jika dirinya akan menghabiskan waktu selama 1 bulan di indonesia.
Dua hari ini, Landolfo mengantar Ley sang putra berangkat ke sekolah dengan di temani oleh Chalondra. Chalondra sendiri menunggu tuan mudanya di sekolah, atau lebih sering di bilang tempat terapis para anak yang berkebutuhan khusus.
"Boy, ingat..! Jangan bandel, ok." pesan Landolfo pada Ley, Ley hanya mengangguk saja, karena rasanya dirinya masih belum bisa lebih dekat dengan yang namanya papi.
"Londra, saya titip putra saya. Tolong segera hubungi saya jika ada apa apa." ujar Landolfo. Yang langsung di jawab oleh Chalondra " Baik Tuan."
Landolfo segera melajukan mobilnya menuju jalan sebelah kiri. Dan segera berjalan kearah kantor miliknya.
Chalondra segera masuk dan berjalan di belakang Wasley dengan mengotak atik ponselnya. Ternyata sang nyonya tadi melakukan panggilan dengannya.
Chalondra segera menelpon balek sang nyonya.
"Ya hallo nyonya."
"Apa tadi tuan mengantar kalian?" tanya Irena
"Iya nyonya, tadi tuan mencari keberadaan Nyonya, namun nyonya tidak ada."
Brakk...
tiba tiba ada anak lain yang menabrak tubuh Chalondra. Hingga ponsel yang ia pegang terjatuh dan langsung mati.
"Oohh ponselku.." pekik Chalondra saat melihat ponselnya sudah gelap.
Ley segera menoleh lalu memandang wajah Chalondra yang terlihat amat sedih. Ley lalu beralih menatap bocah yang sudah menabrak Pengasuhnya.
"Kamu harus melihat jalan, jangan seperti itu. Kan dia jadi merusak barang milik Chalondra." tegur Ley dengan rasa takut.
"Salahnya sendiri dia jalan sambil main ponsel, kan jadinya dia yang rugi" ujar seorang wanita dengan nada membentak Ley dan Chalondra. Seketika Ley pun langsung menciut. Lalu segera memainkan jemarinya seraya mendekat kearah Chalondra meminta perlindungan.
"Nyonya jangan nyolot gitu dong, tuan muda saya menegur putra anda dengan lembut. Tapi kenapa anda malah memarahi tuan muda saya." balas Chalondra. Chalondra tidak suka saja sama wanita arrogant yang ada di depannya. Padahal anaknya juga memilki riwayat berkebutuhan khusus. Tapi dia tidak mengontrol volume dari berbicara.
Chalondra melihat bocah yang menabrak tadi sedikit ketakutan melihat perdebatan ini. "Jangan menasehati saya, kau itu hanya pengasuh saja kan? Jadi nggak usah sok sok an ingin menjadi pahlawan." gertak Wanita itu lagi.
Sang anak itu kembali ketakutan. Dan tubuh bocah itu gemetaran. Mungkin bocah itu serong melihat pertengkaran orang orang yang ada di sekelilingnya.
"Nyonya, jika anda berteriak teriak seperti itu. Yang ada putra anda ketakutan pada anda." tegur Chalondra, lalu segera menghampiri bocah itu.
Dengan sigap wanita itu mendorong Chalondra agar menjauhi putranya. " Jangan dekati putra saya," hardiknya tiba tiba. Hingga membuat Chalondra terjatuh ke samping dan langsung di tahan oleh Ley.
"Kita pergi Londra, jangan meladeni wanita gila itu." ujar Ley. Dan Chalondra pun segera bangkit dan segera menuju kelas tuan mudanya.
"Vian, kau tidak apa apa. Jangan takut yaa.. Momy tidak marah sama Vian. Mommy marah sama wanita tadi." ujar wanita itu.
Bocah itu menggeleng ketakutan. Seraya berusaha menolak sentuhan wanira yang mengaku momynya.
"Ada apa mom? Kenapa Vian ketakutan begitu?" tanya wanita yang baru masuk bersama putrinya.
"Ini, Vian ketakutan sama pengasuhnya Ley," jawabnya.
"Bibik Arnetta maksudnya, emang kenapa bibik Arnetta?" tanya Wanita itu.
"Bukan, tapi pengasuhnya yang baru. Masak dia memarahi saya, ya Anak saya ketakutan dong." jawabnya
"Vian, Isabel ayo masuk. Sudah di tunggu miss Hellen." teriak seorang guru wanita yang terlihat masih muda.
Gadis kecil yang di panggil Isabel itu segera berlari. Berbeda dengan Vian. Bocah itu tidak mau masuk karena masih takut dengan bayangan bentakan bentakan yang sering ia dengar.
Sedangkan Ley, dari tadi Ley tidak mau lepas dari Chalondra, Pegangannya pada lengan Chalondra semakin di pererat. ada rasa hawatir jika Chalondra kembali di sakiti wanita tadi.
"Tuan Ley, duduk sendiri yaa?" ujar Chalondra. Ley menggeleng dan semakin menempel pada tubuh Chalondra.
"Tidak apa apa di tunggu di dalam, biar Ley juga merasa tenang berada di sisi pengasuhnya." ucap seorang guru nya.
"Saya itu yakin, jika Ley itu tidak memilki riwayat berkebutuhan khusus, itu hanya akal akalan Ley saja." celetuk wanita yang tadi membuat keributan di luar.
Ley segera menoleh dan memandang wanita itu dengan tatapan tajam. Karena kebetulan Ley tidak memakai kacamata, jadi tidak terlihat jika dirinya benar benar berkebutuhan khusus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Pipin Wahyuni
lanjut Thor
2023-05-10
0
Defi
Bisa jadi juga Lay ga sakit tapi karena obat2an yg diberikan oleh Ibu tirinya membuat kesehatannya menurun
2023-04-01
2