"Hai suamiku"
Than terperangah.
"Lin..."gumam Than menyadari panggilan Lin pada nya.
"Syuuut... " seketika sosok wanita berambut merah itu sudah berada di hadapan Than. Mata mereka kini beradu. Than membeku. Tekanan Aura membunuh wanita berambut merah itu seolah menghentikan aliran darah Than. Wanita berambut merah itu mengusap lembut pipi Than.
Diabsen nya setiap inci wajah Than.
"Kau sangat cantik. Sayang sekali kecantikan mu mirip ibu mu.." ucap wanita berambut merah ah itu pada Than.
Sentuhan lembut yang pada wajah Than merangkak hingga ke batang leher Than. Dan tanpa ragu wanita berambut merah itu mencekik batang leher Than tanpa belas kasih.
Sorot mata merah yang penuh kebencian.
"Kau harus mati. Dengan begitu ibumu akan merasa kan apa yang kurasa kan. Haa... Haa.. Haa.." Ucap wanita itu tertawa girang.
Than tercekik. Kedua tangan Than berusaha melepaskan cengkraman wanita berambut merah itu. Tubuh Than tak lagi menyentuh tanah. Than hampir kehabisan nafas.
"Iblis ular merah.." gumam Than menyadari sosok di depan nya.
Wanita berambut merah itu terus menatap tajam Than yang di cengkramnya. Tiba - tiba serasa ada pertarungan dalam tubuh wanita itu. Sorot mata tajam itu tak lagi penuh benci. Mata itu mulai sendu.
Namun sekali - kali berubah mematikan.
Than mengenali itu tatapan Lin. Lin sedang melawan Iblis ular merah dalam tubuh nya.
Menyadari itu Than berusaha membantu menyadarkan Lin dengan terus manggil Lin.
"Sayang... Jangan menyerah. Ini aku suami mu. Lin.. Bangunlah " ucap Than sekuat tenaga sambil berusaha melepas cengkraman wanita berambut merah itu.
Tubuh Lin mengenali suara Than. Kesadaran nya mulai pulih. Cengkraman tangan wanita berambut merah itu melemah.
Than segera menggoyangkan tubuh Lin yang dikuasi iblis ular merah itu.
"Lin... Sayang ... Bangun lah. Sadarlah sayang". Ucap Than berulang sambil menggoyangkan tubuh Lin yang tampak sudah beralih kepemilikan.
"Suami ku.." gumam Lin lirih.
Menyadari siapa yang kini berada di depan nya. Than langsung memeluk rindu tubuh Lin.
"owh, sayang... Tak apa.. Semua baik - baik saja" ucap Than sambil mengelus lembut rambut Lin yang kembali ke warna asal.
"Aku harus segera memberitahu ibu, Iblis merah dalam tubuh Lin benar - benar mengerikan. Aku tidak bisa membiarkan Lin menjadi iblis.. Tidak akan". Gumam Than dalam hati.
"Suamiku, kenapa kau memeluk ku erat sekali. Dan kenapa tubuhku seperti kehilangan banyak tenaga. Apa aku melakukan sesuatu yang berat tadi?" tanya Lin yang tak sadar iblis merah dalam tubuh nya telah bangkit.
Belum mendapat jawaban dari rentetan pertanyaan nya. Tatapan Lin tertuju pada leher Than. Dengan cepat Lin menyentuh leher Than.
"O'.. Suamiku ini kenapa. Tadi tak ada. Kenapa sekarang ada . Apa kau berniat gantung diri. Oh Tuhan.. Suamiku apa yang kau lakukan. Kau mau membuat ku menjadi janda sebelum menikah ya". Beo Lin yang tak sadar perbuatan nya.
"yaak, Lin. Kau ini bicara apa. Kau sendiri yang menjadikan diri mu sendiri Janda sebelum menikah". Balas Than kesal.
Lin memutar matanya berpikir.
"Omo.. Apa aku tadi menggantung lehermu saat tidur. Oh maaf kan aku suami ku. Sepertinya aku bermimpi kau berselingkuh dari ku" ucap Lin tak yakin akan mimpinya.
"Sudahlah..." ucap Than kembali memeluk tubuh Lin penuh kasih.
Perjalanan pulang pun di lanjutkan. Sampai lah di dekat Rumah Lin. Than merasa enggan berpisah dari Lin.
"Sayang, untuk beberapa hari ke depan kau tak usah mencari ku. Aku yang akan menemui mu. Kau istirahat lah dirumah dengan baik". Kata Than menasihati Lin.
Lin mengangguk tanda mengerti. Than mencium kilat jidat Lin. Lin tersenyum kemudian berlalu pergi.
***
Gubuk nyoya Hao
"O' .. Han. kau di sini?. Tanya Lin yang baru masuk rumah dan melihat pangeran Han bercengkerama dengan kedua kakak nya.
"Yak, Lin kau darimana saja. Bermain sampai lupa waktu begini" Lee mengomel.
"Menemui suami ku" jawab Lin polos. Sambil meletakkan bokong nya di kursi dekat Shon.
Mendengar ucapan Lin, Lee dan pangeran Han saling pandang.
"Aku tadi sudah bilang pada kak Shon" sambil menatap Shon.
Lee dan pangeran Han berbalik menatap Shon.
Shon tertawa geli melihat ekspresi Lee dan pangeran Han.
"A... Iya Lin.. Yang Mulia Ratu mengundangmu ke istana" ucap Shon memberitahu.
"Hah, aku". Sambil menunjuk hidungnya sendiri. " Sambil memutar bola matanya kesana kemari.
"Kenapa aku, aku tak pernah berbuat dosa pada kerajaan. Apa aku akan di bunuh. Oh tidak. Aku belum menikah. Aku tidak bisa mati secepat ini. Suamiku akan menjadi duda. Duda yang paling cantik di muka bumi. Akan banyak Ular cantik yang berebut diri nya nanti. Tidak. Tidak boleh. Aku harus hidup dan memiliki banyak anak. Lebih baik aku kabur saja dari kota ini. Iya benar, sebaiknya begitu saja" beo Lin panjang lebar berasumsi seenak jidatnya.
"Hais... CETAK..." Lee yang kesal menjitak kepala Lin.
"Aow". Rintih Lin sambil memegangi jidat nya yang sakit.
"Kau ya... Terus berbicara seenak mu. Aku heran kenapa eoma melahirkan seorang anak dengan otak seperempat begini". Beo Lee kesal kemudian berlalu pergi.
Shon dan pangeran Han tertawa geli melihat polah kedua bocah itu.
"Apa salah ku?" gumam Lin tak tau diri sambil memegangi jidat nya.
\==================================
happy reading all 🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Accunk Codazz
lucu
2020-09-20
2