5. Calon istri Daddy

"Stop di sini, Pak!" seru Robert saat mobil angkot yang dia tunggani sudah berada tepat di depan rumahnya. Sang sopir pun langsung mengerem mobilnya pelan-pelan.

"Ini rumahmu, Rob?" tanya Syifa dengan tatapan takjub melihat rumah mewah di depannya. Warna catnya cream dan memiliki gerbang besi berwarna hitam yang tinggi.

"Iya, Bu. Ibu mau mampir dulu nggak? Tapi Daddyku belum pulang kerja."

"Ibu nggak mampir, mau langsung pulang saja." Syifa menggeleng.

"Oh ya sudah. Aku masuk dulu kalau begitu. Ibu hati-hati dijalan, ya?" Robert meraih tangan Syifa, lalu mencium punggung tangannya. Setelah itu dia turun dan merogoh kantong celana hendak mengambil uang untuk membayar.

"Nggak usah, Rob, biar Ibu saja yang bayar," cegah Syifa sambil melambaikan tangan. Tidak enak rasanya. Tadi pagi Daddynya sudah menolong.

"Oh gitu. Ya sudah terima kasih, Bu. Selain cantik Ibu sangat baik hati, ya. Ibu jangan lupa hati-hati. Robert nggak mau Ibu kenapa-kenapa." Robert tersenyum dengan lambaian tangan.

"Iya. Jangan lupa belajar, ya!" Syifa ikut melambaikan tangan. "Ayok jalan, Pak!" titahnya pada sang sopir.

Tak lama kemudian mobil angkutan umum itu melaju pergi, dilihat Robert sudah masuk ke dalam gerbang.

"Ternyata Robert anak orang kaya. Bisa-bisanya dia bilang Mommynya mirip denganku? Tapi ... memangnya Mommynya itu ke mana? Sampai dia kepengen punya Mommy baru." Syifa bergumam sambil bertanya-tanya. Dan tiba-tiba terdengar suara ponselnya berbunyi di dalam tas selempangnya.

Setelah diambil ternyata itu sebuah notifikasi chat masuk dan setelah dibuka ternyata nomor baru. Tapi isi chatnya dia kenal betul siapa pengirimnya.

[Kenapa nomorku diblokir, Fa? Tega banget ya, kamu! Pokoknya aku nggak mau kita putus!]

Bukannya membalas, Syifa justru memblokir nomor itu. Sebab takut jika kembali dihubungi.

Syifa menarik napas, lalu perlahan dia hembuskan dengan gusar. Capek sekali berpacaran selama satu tahun dengannya, sebab Beni ini tipekal orang yang sangat kasar.

Hanya masalah sepele dan tiap Syifa bersalah, pasti dia main tangan. Maka dari itu sekarang dia merasa sudah cukup, sudah menyerah dan memilih untuk meminta putus.

'Kalau Kak Beni masih menganggu, terpaksa kayaknya aku musti laporan ke Abi. Takut juga aku kalau sewaktu-waktu ketemu sama dia pas berangkat atau pulang mengajar,' batinnya.

***

Malam hari di rumah Joe.

Pria tampan bermata sipit itu tengah berbaring di atas kasur di samping Robert yang sudah terlelap dari tidurnya.

Sudah dua jam lebih semenjak dia berbaring berniat untuk tidur, tapi sampai sekarang matanya pun tak kunjung terlelap meskipun sudah dipejamkan.

Tidak biasanya Joe seperti ini, apalagi tadi siang dia betul-betul banyak kerjaan. Sampai lembur pulang malam.

"Huuuh ... sampai kapan aku nggak tidur? Udah mau jam 2." Joe menghela napasnya dengan gusar seraya membuka mata untuk menatap jam weker di atas nakas.

Alasan yang utama dia tak bisa tidur lantaran bayang-bayang wajah Syifa terus menerus menghiasi isi otaknya. Dan itu membuatnya merindukan sosok Sonya, perempuan satu-satunya yang selalu ada di hati.

'Kenapa harus ada perempuan yang begitu mirip denganmu, Yang? Aku jadi kangen sama kamu. Tapi hatiku sakit, karena kita nggak bisa bertemu,' batin Joe dengan sedih, hingga tak terasa sudut matanya mengeluarkan air.

Memang, tak ada rasa rindu yang begitu menyakitkan selain merindukan seseorang yang sudah tiada. Karena alam kita saja sudah berbeda.

*

*

*

Keesokan harinya di rumah Joe.

Pagi ini Robert dan Joe sarapan bersama di meja makan. Dengan sepotong sandwich dan segelas susu serta kopi.

Keduanya tampak segar sekali, sudah mandi dan berpakaian rapih.

"Daddy semalam pulang jam berapa, sih? Kok Robert nggak tau?" tanya Robert dengan wajah cemberut.

Semalam dia memang menunggu kepulangan sang Daddy, rencananya akan langsung memberitahu tentang gurunya itu. Tapi ternyata dia sampai ketiduran pun tidak tahu kapan Joe pulang. Tahu-tahu pas pagi dia melihat Joe sudah berbaring di sampingnya.

"Semalam Daddy pulang jam 11. Daddy lembur banyak kerjaan," sahut Joe jujur. "Oh ya ... kata Om Sandi kamu pulang sendiri, ya? Kenapa nggak nunggu dia jemput? Nanti kalau diculik bagaimana, Rob?"

Sandi adalah sopir sekaligus bodyguard yang ikut menjaga Robert, sebab Joe sendiri orang yang sibuk bekerja.

"Om Sandinya lama, Dad. Robert juga kemarin pulangnya nggak sendiri, tapi bareng Bu Syifa," jelas Robert sambil mengunyah roti.

"Bu Syifa itu siapa?"

"Guru sekaligus wali kelas Robert. Oh ya, Dad, kayaknya dia itu akan jadi calon istri Daddy."

"Calon istri?!" Kening Joe tampak mengernyit.

"Iya." Robert mengangguk cepat.

"Kenapa begitu?"

"Karena wajahnya mirip Mommy. Robert sudah berhasil menemukan calon istri untuk Daddy, pokoknya Daddy harus bisa mendapatkan hatinya," pinta Robert penuh semangat.

"Ngomong-ngomong soal orang yang mirip Mommy ... kebetulan kemarin Daddy juga ketemu orang yang mirip sama Mommymu, Rob."

"Itu Bu Syifa, Dad. Dia kemarin juga bilang katanya ketemu Daddy."

"Oh. Ternyata orang yang sama?!"

"Kayaknya. Tapi nanti kita pastikan kalau Daddy antar aku ke sekolah. Aku juga memang niatnya sekalian memperkenalkan Daddy."

"Bu Syifa juga memakai hijab?"

"Hijab itu apa?"

"Kalau berkerudung tau nggak kamu?"

"Oh, yang pakai kain buat penutup rambut, ya, Dad?"

"Iya. Itu namanya hijab atau kerudung kalau nggak salah. Terus Bu Syifa juga pakai nggak?"

"Pakai." Robert mengangguk. "Tapi ngomong-ngomong ... Daddy suka nggak sama Bu Syifa?"

"Suka gimana maksudnya?" tanya Joe heran. Perlahan dia menyeruput kopi hitamnya di atas meja.

"Ya suka, masa nggak ngerti? Jatuh cinta gitu."

"Ya nggaklah. Aneh saja kamu," kekehnya sambil geleng-geleng kepala.

"Kok nggak, kan Bu Syifa mirip Mommy. Iya, kan?"

"Meskipun mirip juga Daddy nggak suka, Rob. Dan mungkin saja Bu Syifa itu sudah punya suami," tebak Joe asal.

"Belum, Dad. Katanya dia baru punya pacar dan kebetulan sudah putus." Padahal Syifa tidak mengatakan jika dirinya sudah putus. Tapi bisa-bisanya Robert menganggapnya sudah berstatus jomblo. "Jadi ini kesempatan emas buat Daddy pepetin dia. Jangan sampai lolos!" seru Robert memberikan semangat. Wajah Robert juga tampak begitu antusias.

"Udah sarapan dulu saja, nanti Daddy pikirkan."

"Jangan lama-lama mikirnya. Takutnya Bu Syifa diambil orang. Dia 'kan cantik kayak Mommy," tegur Robert.

Joe hanya menghela napas, lalu menghabiskan kopinya. 'Kalau diambil orang juga ya sudah, sih, kenapa ini bocah ribet banget,' batinnya seraya menatap sang anak yang sibuk mengunyah untuk menghabiskan sandwich.

*

*

*

Saat sudah sampai sekolah, Joe pun mengantarkan Robert sampai masuk ke dalam kelas. Sebab seperti apa yang anaknya sampaikan, jika dia akan dikenalkan kepada gurunya.

"Mana Bu Syifanya, Rob? Kok belum datang?" tanya Joe seraya menatap arlojinya yang menunjukkan pukul 06.40. Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai dan dia juga musti berangkat ke kantor.

Semenjak anaknya masuk sekolah dari mulai TK, Joe sendiri selalu menyempatkan waktu untuk bisa mengantarkannya ketika berangkat. Sebab kalau jam pulang kadang dia tidak bisa.

"Mungkin masih dijalan, Dad," sahut Robert.

"Daddy langsung berangkat ke kantor saja deh, ya?"

"Ih jangan!" Robert menggeleng cepat sambil meraih tangan kanan Joe. "Tunggu dulu, pasti Bu Syifa datang, Dad!"

"Ya sudah, Daddy tunggu sebentar. Sekarang kamu masuk ke kelas sana," titah Joe seraya menggerakkan dagunya.

"Pokoknya sebelum Bu Syifa datang, Daddy jangan dulu pergi!" pinta Robert setengah merengek.

"Iya, iya. Udah sana masuk dulu kamunya!"

Bocah bermata sipit itu langsung mengangguk, kemudian memeluk tubuhnya sebentar dan berlari masuk ke dalam.

...Tungguin sampai jamuran ya, Dad 🤣...

Terpopuler

Comments

fee2

fee2

semangat dady nungguin calon mommy kata robert...

2023-03-15

2

Yulia Prihatin91#SoLo#

Yulia Prihatin91#SoLo#

robb bikin emak2 ketawa nih
niat bgt mau jadiin bu syifa jadi momnya

2023-03-14

1

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

jangan sampai jamuran dong nanti hilang gantengnya daddy Joe 😄
ditunggu visualnya duren Joe kak Ros 🤭

2023-03-14

2

lihat semua
Episodes
1 1. Filter hanya pemanis
2 2. Seperti duplikatnya
3 3. Bu Syifa adalah calon Mommy baruku
4 4. Nggak boleh sampai lolos
5 5. Calon istri Daddy
6 6. Jatuh cinta pada pandangan pertama
7 7. Terus menerus memojokkanku
8 8. Syifa sangat mirip Sonya
9 9. Tanda salam kenal
10 10. Langsung tolak saja
11 11. Abi kenalkan kamu sama Fahmi
12 12. Semoga sukses dan Syifa mau menerimaku
13 13. Kita berbeda
14 14. Bu Syifa sama Daddy akan menikah
15 15. Beda keyakinan
16 16. Tuhan Yesus itu sayang kamu
17 17. Perkara cincin sempit
18 18. Apa kamu punya pacar?
19 19. Andai saja
20 20. Kakek tunawisma
21 21. Petunjuk supaya Bapak masuk Islam
22 22. Tolong berikan aku kesabaran
23 23. Stadium 2
24 24. Robert dioperasi
25 25. Kok wajah kita sangat mirip?!
26 26. Aku merasa takut + Visual
27 27. Kebersihan sebagian dari iman
28 28. Kasihan sekali dia
29 29. Ikatan batin
30 30. Di mana Syifa?
31 31. Berani-beraninya berbuat mesum
32 32. Aku berani bersumpah
33 33. Takut Syifa diambil Fahmi
34 34. Dia Tuhanmu
35 35. Mereka orang yang sama?
36 36. Ba'da Isya itu kapan?
37 37. Om Joe ketemu Abinya Bu Syifa
38 38. Jangan paksa aku
39 39. Kebakaran
40 40. Ujung tongkat bisbol
41 41. Pembedahan
42 42. Pak Joe disunat
43 43. si Sipit Mesum
44 44. Salah kamar
45 45. Abi Hamdan seperti kerasukan setan
46 46. Interogasi Syifa
47 47. Menantu yang dikirim Allah
48 48. Nanti siang datang ke rumahku!
49 49. Ingin mengenal Islam lebih jauh
50 50. Bokong putih berbelah milik Joe
51 51. Bisa membaca pikiran
52 52. Bapak merestui Syifa untuk menikah denganku?!
53 53. Apa mereka ingin membatalkan perjodohan?
54 54. Ini mustahil!
55 55. Syifa calon istriku
56 56. Usir pria gila itu
57 57. Apa kurangnya aku dimatamu?
58 58. Jangan pernah membuatku menyesal
59 59. Kenapa nggak langsung menikah saja?
60 60. Obat pemutih kulit b*rung dan telornya
61 61. Menantu baru
62 62. Pasti dia sangat cantik
63 63. Kok pakai kerudung?
64 64. Nggak mau kamu masuk Islam
65 65. Joe dan Syifa menghilang
66 66. Bantuan Robert
67 67. Bagaimana kalau dibalik saja?
68 68. kok mereka ikut menghilang?
69 69. Dada p*erawan memang beda
70 70. Mau apa dia?
71 71. Ini ciuman pertamaku
72 72. Daddy tenang saja
73 73. Kamu jangan salah paham
74 74. Saran Juna
75 75. Robert kesurupan
76 76. Ada cucu kedua Papi dan Mami
77 77. Apa masih mau egois?
78 78. Akhirnya keinginanmu terwujud!
79 79. Tunggu tongkatnya kering
80 80. Menikahnya nanti malam
81 81. Telepon kantor polisi
82 82. Jatah mantan
83 83. Melecehkan calon istriku
84 84. Aku sudah nggak suci lagi
85 85. Beni sudah kubunuh
86 86. Kebelet kawin
87 87. Saya terima nikah dan kawinnya
88 88. Saahh!! (TAMAT)
89 Season 2 sudah rilis
90 Menjerat Nyawa Suamiku
Episodes

Updated 90 Episodes

1
1. Filter hanya pemanis
2
2. Seperti duplikatnya
3
3. Bu Syifa adalah calon Mommy baruku
4
4. Nggak boleh sampai lolos
5
5. Calon istri Daddy
6
6. Jatuh cinta pada pandangan pertama
7
7. Terus menerus memojokkanku
8
8. Syifa sangat mirip Sonya
9
9. Tanda salam kenal
10
10. Langsung tolak saja
11
11. Abi kenalkan kamu sama Fahmi
12
12. Semoga sukses dan Syifa mau menerimaku
13
13. Kita berbeda
14
14. Bu Syifa sama Daddy akan menikah
15
15. Beda keyakinan
16
16. Tuhan Yesus itu sayang kamu
17
17. Perkara cincin sempit
18
18. Apa kamu punya pacar?
19
19. Andai saja
20
20. Kakek tunawisma
21
21. Petunjuk supaya Bapak masuk Islam
22
22. Tolong berikan aku kesabaran
23
23. Stadium 2
24
24. Robert dioperasi
25
25. Kok wajah kita sangat mirip?!
26
26. Aku merasa takut + Visual
27
27. Kebersihan sebagian dari iman
28
28. Kasihan sekali dia
29
29. Ikatan batin
30
30. Di mana Syifa?
31
31. Berani-beraninya berbuat mesum
32
32. Aku berani bersumpah
33
33. Takut Syifa diambil Fahmi
34
34. Dia Tuhanmu
35
35. Mereka orang yang sama?
36
36. Ba'da Isya itu kapan?
37
37. Om Joe ketemu Abinya Bu Syifa
38
38. Jangan paksa aku
39
39. Kebakaran
40
40. Ujung tongkat bisbol
41
41. Pembedahan
42
42. Pak Joe disunat
43
43. si Sipit Mesum
44
44. Salah kamar
45
45. Abi Hamdan seperti kerasukan setan
46
46. Interogasi Syifa
47
47. Menantu yang dikirim Allah
48
48. Nanti siang datang ke rumahku!
49
49. Ingin mengenal Islam lebih jauh
50
50. Bokong putih berbelah milik Joe
51
51. Bisa membaca pikiran
52
52. Bapak merestui Syifa untuk menikah denganku?!
53
53. Apa mereka ingin membatalkan perjodohan?
54
54. Ini mustahil!
55
55. Syifa calon istriku
56
56. Usir pria gila itu
57
57. Apa kurangnya aku dimatamu?
58
58. Jangan pernah membuatku menyesal
59
59. Kenapa nggak langsung menikah saja?
60
60. Obat pemutih kulit b*rung dan telornya
61
61. Menantu baru
62
62. Pasti dia sangat cantik
63
63. Kok pakai kerudung?
64
64. Nggak mau kamu masuk Islam
65
65. Joe dan Syifa menghilang
66
66. Bantuan Robert
67
67. Bagaimana kalau dibalik saja?
68
68. kok mereka ikut menghilang?
69
69. Dada p*erawan memang beda
70
70. Mau apa dia?
71
71. Ini ciuman pertamaku
72
72. Daddy tenang saja
73
73. Kamu jangan salah paham
74
74. Saran Juna
75
75. Robert kesurupan
76
76. Ada cucu kedua Papi dan Mami
77
77. Apa masih mau egois?
78
78. Akhirnya keinginanmu terwujud!
79
79. Tunggu tongkatnya kering
80
80. Menikahnya nanti malam
81
81. Telepon kantor polisi
82
82. Jatah mantan
83
83. Melecehkan calon istriku
84
84. Aku sudah nggak suci lagi
85
85. Beni sudah kubunuh
86
86. Kebelet kawin
87
87. Saya terima nikah dan kawinnya
88
88. Saahh!! (TAMAT)
89
Season 2 sudah rilis
90
Menjerat Nyawa Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!