"Anak-anak ... perkenalkan ini Bu Syifa Sonjaya. Dia guru SBK atau seni budaya kalian, sekaligus wali kelas kalian," ucap Pak Bambang yang baru saja masuk ke dalam ruang kelas. Kepala sekolah yang datang bersama perempuan muda berhijab pasmina berwarna coklat.
Siswa dan Siswi kelas satu yang tengah sibuk berkenalan satu sama lain itu langsung duduk ke kursinya masing-masing. Semua di antara mereka menatap ke arah depan begitu pun dengan Robert yang ada di kelas itu.
"Mommy ...!" Robert yang duduk di kursi depan menyeru karena sangking terkejutnya, melihat perempuan yang begitu mirip dengan Mommynya.
Berkali-kali dia mengucek kedua matanya, lalu membandingkan foto yang dia ambil di dalam saku baju. Namun benar, foto itu dan Syifa benar-benar sangat mirip.
Secara spontan bocah laki-laki itu lantas berdiri, kemudian berlari dan menghamburkan pelukan kepada Syifa.
Perempuan itu sontak terbelalak. Merasa kaget sebab apa yang dilakukan Robert begitu tiba-tiba.
"Lho, kamu kenapa, Rob?" tanya Pak Bambang heran.
"Nggak apa-apa, cuma Bu Guru ini sangat cantik. Robert suka," sahut Robert sambil tersenyum. Dia juga mengirup dalam-dalam aroma tubuh Syifa dan tercium begitu wangi.
"Kamu masih kecil, Rob, masa sudah suka sama perempuan?!" sahut Atta teman sekelasnya. Dia duduk dikursi di samping Juna.
"Iya, nggak boleh!" seru Leon menambahkan.
"Iya, nih! Udah gitu Bu Syifa sama kamu 'kan jaraknya jauh. Lebih pantes jadi Mamamu, Rob," tegur Baim.
Tampaknya teman-temannya itu menyalah artikan kata suka yang dimaksud Robert, padahal arti suka bukan berarti cinta.
"Kamu duduk lagi ya, Sayang. Kita akan kenalan satu persatu, supaya kalian saling mengenal." Syifa mengelus puncak rambut Robert, kemudian melepaskan pelukan itu.
"Iya, Bu." Robert tersenyum manis, lalu berlari lagi menuju kursinya. 'Sepertinya Bu Syifa adalah calon Mommy baruku. Daddy harus kuberitahu nanti,' batinnya.
"Ayok kita mulai berkenalan anak-anak. Dimulai dari depan sebelah kanan. Perkenalkan nama lengkapnya siapa, hobby dan cita-citanya mau jadi apa," titah Syifa sambil tersenyum.
Sebelum murid yang dia perintahkan berdiri, Pak Bambang lebih dulu keluar dari sana. Mempersilahkan Syifa untuk mengajar dan mengenal murid-murid barunya.
Perempuan berumur 24 tahun itu baru seminggu mengajar sebagai guru. Awalnya dia menjadi guru TK di Tangerang, tapi sekarang dia dipindahkan dan naik jabatan menjadi guru SD.
Syifa ini masih gadis, tapi dia sudah memiliki pacar bernama Beni yang berumur 27 tahun. Sayangnya pria yang dia pacari selama satu tahun itu orangnya terlalu tempramental, sampai tadi pagi pun dia berniat ingin memutuskannya karena merasa sudah lelah menyikapi sikapnya.
Padahal awalnya mereka berantem hanya karena salah paham, tapi Beni dengan teganya mengatakan jika dirinya cewek murahan dan berbicara dengan nada membentak-bentak.
Syifa yang merasa capek lantas meminta putus, tapi sebaliknya Beni justru menamparnya sebab tak terima diputusin.
Hubungannya dengan Beni pun tak pernah mendapatkan restu oleh Umi dan Abinya. Selain karena mereka menganggap Beni pria yang tidak baik, Abinya pun melarang keras Syifa untuk berpacaran karena memang dalam agama Islam itu diharamkan.
Namun terkadang, Syifa sendiri masih ngeyel. Jadilah seperti ini.
Abi Syifa bernama Pak Hamdan Sonjaya, dia salah satu tokoh agama di tempatnya tinggal.
Orang-orang menyebut dia sebagai ustadz, selain mengajar ngaji anak-anak di masjid, Abi Hamdan juga sering melakukan khutbah dihari-hari besar dalam Islam begitu pun pas sehabis sholat Jum'at.
Selain itu, beberapa orang juga sering meminta air do'a kepadanya. Karena kerap kali do'a-do'anya itu bisa menyembuhkan orang sakit.
Sedangkan Uminya Syifa, namanya Bu Maryam Sonjaya. Dia hanya ibu rumah tangga, tapi setiap pagi menjadi pedagang nasi uduk.
"Oke, sekarang giliran kamu. Ayok perkenalkan nama lengkap, hobby dan cita-cita," ucap Syifa menatap Robert. Karena sekarang gilirannya.
Robert tersenyum dan langsung berdiri. "Namaku Robert Anderson, hobby bermain game dan joget TokTak sama Daddy. Kalau cita-cita ... kepengen punya Mommy baru."
"Lho, kepengen punya Mommy baru itu bukan cita-cita, Rob!" seru Juna.
"Iya, nih, Robert ada-ada saja!" kekeh Baim yang duduk di samping Robert.
"Cita-cita 'kan keinginan. Ya keinginanku kepengen punya Mommy baru," balas Robert.
"Robert ...," ucap Syifa dengan lembut. Kemudian melangkah mendekat. "Cita-cita memang seperti keinginan. Tapi itu lebih tepatnya untuk profesi. Misalnya dokter, polisi, guru, seperti itu, Nak." Dia mencoba memberikan pemahaman.
"Oh, ya sudah ... Robert mau jadi tukang gali kubur saja."
Jawaban darinya membuat seluruh teman-teman dikelasnya itu tertawa. Merasa lucu dan aneh dengan cita-citanya.
"Aku baru denger ada orang kepengen jadi tukang gali kubur, Rob. Kamu ini ada-ada saja deh," kekeh Atta yang di samping Juna.
"Iya, lagian serem tau," balas Leon.
"Tukang galih kubur 'kan sama-sama profesi. Boleh, kan, Bu?" Robert menatap ke arah Syifa. Perempuan itu lantas mengangguk.
"Boleh. Tapi alasannya apa?"
"Karena kepengen saja, Bu. Kayaknya seru gitu nguburin orang mati."
"Oh oke." Syifa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sekarang giliran kamu, Nak," titahnya menatap ke arah Baim. Dan bocah laki-laki sebaya dengan Robert itu lantas berdiri.
"Namaku Ibrahim Assegaf, atau biasa dipanggil Baim. Hobby main kelereng, layangan, main game, ngupil dan—"
"Ngupilnya nggak perlu disebut juga kali, Im! Jorok!" tegur Juna.
Baim pun terkekeh. "Iya, terus kalau cita-cita kepengen jadi Papa."
"Kamu kepengen nikah, Im?" tanya Robert bingung.
"Nggak, kan aku masih kecil." Baim menggeleng sambil menatap temannya.
"Itu kok kepengen jadi Papa?"
"Maksudnya kepengen jadi kayak Papaku, jadi CEO."
"Oh." Robert manggut-manggut.
"Oke selanjutnya," sahut Syifa. Sekarang menatap ke arah Juna.
"Namaku Arjuna Abimana Prasetyo. Hobbynya main kelereng, layangan dan cium pipi bayi. Kalau cita-cita ... kepengen jadi pembisnis ternak lele."
Syifa tersenyum, kemudian menatap ke arah Atta. "Oke lanjut berikutnya."
"Namaku Atalarik Al Fatih. Hobbynya main kelereng, layangan, mancing dan nyabutin bulu ketiak Papa dan Mama. Kalau cita-cita kepengen jadi artis,” jelas Atta.
"Artis apaan, Ta?" tanya Robert.
"Ya apa saja, intinya artis."
"Baik selanjutnya," ucap Syifa sambil tersenyum.
Satu kelas itu pun saling mengenalkan namanya masing-masing sampai selesai. Dan setelah itu Syifa mulai mengajar.
Pelajar pertamanya adalah menggambar.
*
*
"Bu Syifa!" Suara teriakan seorang bocah laki-laki menghentikan langkah kakinya. Padahal Syifa baru saja keluar dari gerbang hendak menunggu mobil angkot yang lewat.
Syifa langsung menoleh, keningnya tampak mengernyit sebab melihat Robert belum pulang. Padahal sudah dari setengah jam yang lalu seluruh jam pelajaran di sekolah itu usai. "Lho, kamu belum pulang, Rob? Belum dijemput apa gimana?"
"Iya, Bu. Kayaknya Daddyku terkena macet." Robert berjalan mendekat. "Oh ya, Robert kepengen Ibu jadi Mommy baru Robert. Ibu mau, kan?"
...Minimal basa basi dulu kek, Rob 🤣 kok langsung ke inti 🙈...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Devi Sihotang Sihotang
haha...haha ngupil ja sampe di sebut ya...wkakkk
2023-06-13
3
Siti
jangan langsung nebak Rob pedekate dulmsa iya langsung aja gk sabaran ya punya momy baru
2023-04-10
1
fee2
wah robert langsung gercep lamar bu guru buat jadi mommy nya...
2023-03-15
1