Sementara Bella mengambil handuknya dan menuju kamar mandi nya. Setiap kamar di mansion ini sudah komplit dengan kamar mandi masing-masing.
Setelah mandi sore selesai, Bella keluar dari kamar nya. Dia menuju teras samping yang menjadi tempat favorit nya untuk duduk-duduk santai.
Teras ini menghubungkan dengan kebun mawar yang beraneka ragam warnanya. Bella sangat menyukai nya.
Koleksi mawar nya ada yang wangi dan ada yang tidak wangi. Harumnya sampai ke teras samping jika lagi bermekaran. Makanya Bella sangat suka duduk di teras samping.
Tempat favoritnya untuk melepaskan lelah dan untuk bersantai. Juga tempat menenangkan hatinya jika kesal dan gundah gulana menyerang.
Bella melepaskan kegundahan nya di teras ini. Dia duduk santai dengan melonjorkan kakinya.
Bella memandang seorang lelaki yang berada di kebun mawar nya.
Bella baru pernah melihat nya. Biasanya tidak pernah ada yang mengurus kebunnya.
Perawakan tinggi, tubuhnya boleh dikatakan tegap. Tapi kok tampang wajahnya culun banget ya, apalagi model rambutnya seperti gaya tahun enam puluhan di belah pinggir gitu.
Bella menatap nya tak berkedip.
"Lho?! Bukankah lelaki itu yang tadi sudah menolong nya di gang panjang itu? " tanya Bella dalam hatinya.
"Ah ya.....aku harus berterima kasih pada nya! " ucap Bella dalam hati nya.
Bella bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah kebun mawar. Dia sengaja tidak memakai sandal nya jadi bisa berjalan tanpa bersuara.
Bella sekarang berdiri tidak jauh dari lelaki yang sedang jongkok membelakangi Bella. Lelaki itu hanya memakai kaos putih tipis dan celana pendek selutut. Dan dia tidak menyadari jika ada Bella yang berdiri tidak jauh di belakang nya.
Bella menyodorkan kertas notes yang sudah ditulis dan disobek nya itu ke samping pipi lelaki itu.
Lelaki itu terkejut karena merasa pipi nya menyentuh sesuatu. Tangan nya mengambil kertas notes tersebut.
Dia membacanya.
"Kamu lelaki yang menolongku di gang panjang tadi kan? Terimakasih sudah mau menolongku. " inilah isi kertas yang ditulis Bella.
Lelaki itu berdiri dan memutar badan nya. Dilihatnya Bella tersenyum menatap dirinya.
Antonio memandang wajah cantik Bella yang tersenyum. Hatinya berdesir.
"Sama-sama! " jawab Antonio pelan dengan menunduk sopan.
"Kamu siapa? Nama kamu siapa? Kok bisa ada disini? " tanya Bella dalam buku notes nya yang diperlihatkan pada Antonio.
"Nama saya Antonio, nona! Saya tukang kebun disini! Saya baru bekerja seminggu disini, nona! " jawab Antonio sopan.
Bella memperhatikan lelaki yang berdiri di depannya. Tubuhnya ternyata lebih tinggi dari Bella sedikit. Badannya tegap dan berotot. Ups!! Detak jantung Bella berdenyut makin kencang.
"Kenapa ya jantung ku? " tanya Bella dalam hatinya. Dia heran sendiri.
"Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, saya mau kerja lagi, nona! " pamit Antonio sopan.
Bella menganggukkan kepalanya.
"Bella..... Bella...... " samar-samar terdengar suara David memanggil nama adiknya.
David yang melihat Bella ada di teras samping, berlari kecil menghampirinya.
"Ternyata kamu disini, Bella! " ucap David begitu sampai di samping Bella.
"Siapa dia? " tanya David lagi ketika melihat Bella sedang memandangi lelaki yang berada di kebun itu.
"Namanya Antonio, kak. Tukang kebun kita yang baru! Dia yang sudah menolong Bella tadi, kak! " tulis Bella yang dibaca kakaknya, David.
David menatap Bella. Dia baru melihat ada bekas merah di pipi mulusnya Bella, walau sudah tersamar tapi masih sedikit kelihatan.
"Maafkan kakak ya, kamu diganggu orang ya tadi? Di kampus ya, sayang? " tanya David sambil mengelus pipi Bella.
"Bukan, kak. Di jalan gang panjang yang pintasan untuk ke supermarket itu ada dua orang menghadang Bella dan sempat menampar Bella karena Bella berontak terus! Ada Antonio lewat dan menolong Bella, kak! " cerita Bella yang memegang buku notes nya supaya David bisa jelas membacanya.
David manggut-manggut tanda mengerti.
"Hei kamu, Antonio! Nama kamu Antonio, kan? Terimakasih ya sudah menolong adik saya! " teriak David pada Antonio yang terlihat sudah agak jauh ke depan.
Antonio yang mendengar teriakan David pun berdiri dan membalikkan badan nya menghadap arah David.
"Sama-sama, Tuan Muda! " teriak Antonio dengan diikuti sedikit membungkukkan badannya.
Antonio tersenyum dalam hatinya. Dia melihat David sangat menyayangi adiknya.
"Ternyata gadis cantik itu adiknya David Osmond! Berarti yang bernama Isabella Osmond! " gumam Antonio dalam hatinya.
"Yuk masuk ke dalam, Bella! Papa dan Mama udah nunggu kita di meja makan! " ajak David pada adiknya, Bella.
"Aku masih kesal sama Mama, kak! " ucap Bella di notes nya. David membacanya dan mengusap lembut kepala adiknya.
Mereka berdua masuk ke ruang tengah dimana ruang keluarga dan ruang makan menjadi satu karena ruangannya besar.
Papa masih membaca koran di meja makan. Sedangkan Mama dibantu Bik Darmi masih sibuk mengatur meja makan.
David dan Bella duduk bersebelahan di meja makan. Mereka menunggu hingga makanan sudah semua dihidangkan.
Mereka semua sudah duduk di meja makan. Mama menyendokkan nasi ke piring Papa, kemudian ke piring Bella juga.
"Biar David sendok sendiri, Ma! " tukas David cepat sebelum Mama nya menyendokkan untuk dirinya.
"Ahh sudah tanggung, sekalian aja ini! " sahut Mama Katie yang langsung memasukkan nasi ke piring David. Lalu Mama menyendok nasi untuk diisi ke piringnya sendiri.
Katie memasukkan sayur ke dalam piring Richard, suaminya.
Bella mengambil ayam goreng kesukaannya dan sayur pakcoy. Bella menyendokkan ayam goreng ke piring kakak nya.
"Makasih, Bel! " ucap David tersenyum.
Bella tersenyum.
"Buat Papa gak ada ya? " tanya Papa diiringi tawanya. Bella tertawa tanpa bersuara. Dia langsung memberikan ayam goreng pada Papa nya, kemudian dikasih juga buat Mama nya.
"Makasih ya anak Papa yang cantik! " Papa tersenyum menatap Bella.
"Makasih, Bella sayang! " Mama pun tidak mau kalah dengan Papa.
Mereka sibuk dengan makanan masing-masing.
"Bella, jadi gimana dengan perjodohan kamu ini? Kamu setuju kan? " tanya Mama Katie memecahkan kesunyian. Yang terdengar hanya suara piring dan sendok.
Sedangkan Bella yang ditanya hanya diam saja, tidak memberikan komentar lewat notes nya.
Bella masih kesal dengan Mama nya. Gak ada hujan gak ada angin, malah pulang kuliah ngomongin perjodohan.
"Huh Mama! Bella bisa cari sendirilah jodoh buat diri Bella! Gak perlu dijodohin kaya jaman masih Siti Nurbaya aja! " sungut Bella dalam hatinya.
"Sudahlah, Ma! Lagi makan gak usah bahas begituan, nanti mood jadi jelek! " tegur Papa karena melihat Bella yang tidak memberi tanggapan.
"Baiklah! Nanti sesudah makan, kamu jangan pergi dulu ya, Bella! " ucap Mama Katie tegas sambil menatap Bella.
Bella yang ditatap Mama nya hanya mendengus kesal.
Akhirnya mereka sekeluarga sudah selesai makan. Bella membantu Bik Darmi membersihkan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke dapur.
"Sudah Non, gak usah! Biar Bibi aja! Non istirahat saja ya! " ucap Bik Darmi sambil mengambil alih piring-piring yang sedang dibawa Bella.
Papa, Mama sudah duduk di ruang keluarga. Mama sibuk dengan ponselnya, sedangkan Papa melanjutkan baca koran nya yang tertunda.
Kak David juga sama sibuk dengan ponselnya. Akhirnya Bella menjatuhkan bokongnya di samping kakak nya, David.
*
*
bersambung.....
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments