Bab 2. Mau dijodohkan

Kemudian Bella langsung antri di kasir. Bella membayar belanjanya menggunakan credit card nya. Setelah selesai, Bella mengangkat dua buah kantong asoy nya, berjalan keluar supermarket.

Mobil David berada di parkiran depan supermarket. David tersenyum melihat adik kesayangan nya keluar dari supermarket dengan menenteng kantong asoy.

Bella meletakkan belanjanya di jok belakang mobil, kemudian membuka pintu depan dan duduk di sebelah kemudi.

"Sudah selesai semua, Bella? Gak ada yang tertinggal? " tanya David penuh perhatian.

"Gak ada, kak! " jawab Bella bukan dengan suara tapi dengan instruksi di tangannya. David mengelus rambut Bella dengan rasa sayang nya.

Sepasang mata elang yang memperhatikan Bella di dalam supermarket tadi, kini memperhatikan juga ke arah David.

"Oh.... David Osmond! Lalu siapa gadis itu? " gumam dan tanya lelaki itu dalam hatinya.

Nama dan wajah David Osmond banyak dikenal di kalangan muda kaum elite. Nama dan wajahnya yang tampan mulai ramai jadi perbincangan ketika diputuskan bahwa David akan menjadi penerus atau ahli waris dari Osmond group.

David melajukan mobil sedan nya keluar dari parkiran supermarket, dan menuju arah pulang.

Tak lama kemudian mobil David memasuki halaman mansion keluarga Osmond yang luas dengan bangunan yang megah bak istana berdiri di tengah-tengah halaman tersebut.

David mematikan mesin mobilnya, lalu membuka pintu dan keluar. Bella juga sama, membuka pintu dan keluar. Tak lupa dia mengambil dua kantong asoy yang berada di jok belakang.

Bik Darmi tergopoh-gopoh datang menghampiri Bella. Dia ingin mengambil kantong asoy yang dibawa Bella tapi Bella menolak nya. Bella menggelengkan kepalanya pada Bik Darmi. Bik Darmi mengerti akan kemauan Bella karena Bik Darmi sudah mengurus Bella dari Bella masih bayi.

Bik Darmi memang sudah mengabdi pada keluarga Osmond berpuluh-puluh tahun lamanya. Selagi Bik Darmi masih muda hingga kini sudah tua. Tuan muda David juga masih kecil sewaktu Bik Darmi mulai masuk kerja.

David dan Bella memasuki mansion dengan beriringan. Dilihatnya Papa dan Mama nya sedang duduk di ruang keluarga yang berada di tengah ruangan.

"Sore Pa..... Ma....! " ucap David memberi dalam pada kedua orang tua nya.

Sedangkan Bella langsung memberikan ciuman di pipi pada Papa dan Mama nya.

"Sini duduk dulu sayang! " titah Katie Agnesia, Mama Bella.

Bella langsung duduk di sebelah Mama nya. David juga langsung duduk di sofa yang masih kosong.

Keluarga Osmond selain kaya dan terpandang, mereka juga terkenal dengan keharmonisan dalam rumah tangga mereka.

Mereka saling menyayangi satu dengan yang lainnya. Apalagi sejak kelahiran Bella, kasih sayang kedua orang tuanya berlimpah. Malah boleh dikatakan terlalu protek. Semua itu disebabkan karena Bella bisu dari lahir.

"Tumben nih! Ada apa sih, Pa? " tanya David pada Papa nya, Richard Osmond. Rambut Richard sudah putih semua, tapi raut wajahnya yang tampan masih jelas terlihat. Ya walaupun Richard sudah hampir memasuki kepala enam tapi badan nya masih segar bugar, wajahnya berseri.

"Entahlah, Papa juga gak tahu ini! " sahut Richard dengan mengangkat bahunya.

Katie Agnesia adalah sosok seorang ibu yang lembut tapi tegas. Terutama dalam hal mendidik kedua anaknya.

"Bella, kamu kapan kuliahnya selesai? " tanya Katie lembut pada Bella yang duduk di sebelah nya.

"Ya ampun Mama..... Bella kan baru setahun lebih kuliahnya jadi masih ada dua setengah tahun lagi, Ma! Kenapa nanya kuliah sih, Ma? " tulis Bella dalam notes nya yang diperlihatkan pada Mama nya untuk dibaca.

"Gini lho sayang.... Mama sama Papa mau menjodohkan kamu sama anaknya teman Papa, sayang! " tutur Mama Katie dengan suara pelan dan berhati-hati.

Bella yang mendengar ucapan Mama nya melotot ke arah Mama nya.

Papa Richard yang mendengar ucapan istrinya walaupun pelan tapi jelas terdengar langsung menghela nafasnya.

Demikian juga David, yang lagi minum sampai tersedak.

"Uhuk...... uhuk..... uhuk..... " sedak David.

"Jangan bawa-bawa Papa ya, Ma! Papa sama sekali gak tahu-menahu urusan perjodohan ini lho! " jelas Richard tegas.

"Apa-apaan sih, Mama! Bella gak mau, Ma! " tulis Bella dalam notes nya dengan mimik muka sebalnya.

"Lho! Kok langsung ditolak?! Kan kamu belum lihat anaknya kaya gimana..... ganteng lho, sayang! " bujuk Katie tetap dengan lembut.

"Gak mau! Pokoknya Bella gak mau dijodohin! Bella bisa cari sendiri! " tulis Bella dalam notes nya yang dia perlihatkan pada Mama nya.

Dengan muka kesal dan cemberut Bella bangkit dari duduknya dan mau berjalan masuk ke kamarnya.

"Mama belum selesai bicara, Bella! " ucap Katie dengan nada tinggi.

Tapi Bella yang sudah kesal dan sebal sama Mama nya tidak menggubris sama sekali omongan Mama nya.

"Bodo amat! " kesal Bella dalam hatinya. Dia tetap berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

"Mama apa-apaan, sih! Pake acara jodoh-jodohan gini! Umur Bella tuh baru berapa, Ma! Belum waktunya nikah, kuliah aja belum selesai! " tukas David yang sedikit kesal dengan ulah Mama nya ini.

"Iya maksudnya Mama tuh kenalan dulu, gak harus buru-buru nikah, Vid! " tukas Katie tidak mau disalahkan.

"Tapi Mama gak usah ngomong ngejodohin gitu! Hari gini.... siapa sih yang masih mau dijodohin?! " kesal David pada Mama nya.

"Memang nya Mama mau jodohin sama siapa? Teman Papa yang mana? " tanya Richard menatap Katie, istrinya.

"Itu lho.... si William teman Papa! Istrinya yang nelpon Mama, Pa! " jawab Katie antusias.

"Ohh.... William Addison! Emang dia punya anak cowok, Ma? " tanya Richard lagi.

"Ada, Pa! Seumuran dengan David! " sahut Katie menjelaskan.

"Papa cuma tahunya dia punya anak perempuan, sekarang stay di luar negri! " ujar Richard.

"Ada yang cowok, anak bungsunya. Mereka sama kaya kita, Pa, anaknya dua! " jelas Katie lagi.

"Kamu juga Vid, buruan cari pacar! Apa perlu Mama jodohin juga?! " tanya Katie mendelik kan matanya ke arah David.

"Ah Mama! David juga sama dengan Bella, menolak perjodohan! Emang nya jaman Siti Nurbaya kali! " kesal David kembali.

"Udah ah! David mau ke kamar dulu, pusing lama-lama deket Mama! " celetuk David dengan wajahnya yang sudah tidak sedap dipandang.

Richard tertawa melihat anaknya yang udah gerah dengan omongan Katie, istrinya.

David bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamarnya yg berada di lantai atas, bersebrangan dengan kamar Bella.

Ketika melewati kamar Bella terdengar sedikit suara erangan yang seperti tercekat.

"Pasti Bella lagi nangis! " gumam David dalam hatinya.

David mendekati kamar adiknya itu dan membuka pintu kamar nya yang tidak terkunci.

"Ceklek...."

David melihat Bella yang sesungukan di atas ranjang nya dengan tengkurap. Dikarenakan suara yang tidak keluar hanya sedikit seperti erangan yang tercekat di leher.

David duduk di tepi ranjang, lalu mengelus rambut indahnya Bella dengan sayang.

"Sudah jangan nangis lagi ya! Nanti leher kamu luka, jika dipaksa bersuara gitu! " ucap David sambil tetap tangannya mengelus rambut Bella.

Bella duduk di ranjang, lalu memeluk David dengan erat. Kemudian Bella menulis sesuatu di notes nya.

"Bella gak mau dijodohin, kak! Bella mau cari sendiri lelaki yang sayang dan bisa terima Bella, bukan dijodohin! " tulisan Bella.

David membaca nya. Dia tahu Bella sangat sedih dan tetap mengelus rambut Bella dengan sayang.

"Iya.... nanti kakak bilang sama Mama ya! Sudah jangan nangis lagi! Nanti cantiknya hilang lho! " canda David supaya adiknya berhenti menangis.

Bella menganggukkan kepalanya.

"Bella mau mandi dulu, kak! " tulis Bella.

David menganggukkan kepalanya. Kemudian dia sendiri berjalan keluar kamar Bella dan masuk dalam kamar nya sendiri.

Sementara Bella mengambil handuknya dan menuju kamar mandi nya. Setiap kamar di mansion ini sudah komplit dengan kamar mandi masing-masing.

*

*

bersambung....

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Episodes
1 Bab 1. Makanan sehari-hari
2 Bab 2. Mau dijodohkan
3 Bab 3. Ketemu penolong dan Mode ngambek
4 Bab 4. Menahlukkan hati Bella
5 Bab 5. Terpesona
6 Bab 6. Gadis bisu yang cantik menawan
7 Bab 7. Antonio
8 Bab 8. Mawar merah
9 Bab 9 Uring-uringan
10 Bab 10. Menemui Papa William
11 Bab 11. Rencana kegiatan sosial
12 Bab 12. Ciuman pertama Bella
13 Bab 13. Masuk kantor
14 Bab 14. Pembicaraan dengan Bu Darmi
15 Bab 15. Rapat kepanitiaan
16 Bab 16. Dijemput Antonio
17 Bab 17. Ketakutan dan todongan Bella
18 Bab 18. Teguran dan nasehat David
19 Bab 19. Culun tapi pintar
20 Bab 20. Bertambah dekat
21 Bab 21. Tanda-tanda mencurigakan
22 Bab 22. Bella resah gelisah
23 Bab 23. Usaha dan janji temu Mama Katie
24 Bab 24. Sidak dadakan Mama Katie
25 Bab 25. Mencari bukti yang lebih akurat
26 Bab 26. Memergoki bukti yang akurat
27 Bab 27. Murka Mama Katie
28 Bab 28. Sedih hati Bella
29 Bab 29. Tekad Antonio
30 Bab 30. Perubahan Bella
31 Bab 31. Mengunjungi Nenek Salma
32 Bab 32. Perhatian Bella terhadap Nenek Salma
33 Bab 33. Permintaan Nenek Salma
34 Bab 34. Mama Katie galau
35 Bab 35. Meminta maaf
36 Bab 36. Lega dan bahagia
37 Bab 37. Pertemuan tak disangka
38 Bab 38. Kegiatan sosial kampus
39 Bab 39. Terbayang
40 Bab 40. POV Kirana
41 Bab 41. POV Antonio
42 Bab 42. Pengagum misterius
43 Bab 43. Kesepakatan
44 Bab 44. Titik terang
45 Bab 45. Si Pengagum misterius
46 Bab 46. Amelia
47 Bab 47. Bahagianya Amel
48 Bab 48. Bella kesal
49 Bab 49. David dan Kirana
50 Bab 50. David menembak Kirana
51 Bab 51. Persiapan pertemuan
52 Bab 52. Pertemuan berujung duka
53 Bab 53. Kesalahan Antonio
54 Bab 54. Kesedihan Bella
55 Bab 55. Usaha Antonio
56 Bab 56. Cueknya Bella
57 Bab 57. Pertemuan Bella dan Antonio
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1. Makanan sehari-hari
2
Bab 2. Mau dijodohkan
3
Bab 3. Ketemu penolong dan Mode ngambek
4
Bab 4. Menahlukkan hati Bella
5
Bab 5. Terpesona
6
Bab 6. Gadis bisu yang cantik menawan
7
Bab 7. Antonio
8
Bab 8. Mawar merah
9
Bab 9 Uring-uringan
10
Bab 10. Menemui Papa William
11
Bab 11. Rencana kegiatan sosial
12
Bab 12. Ciuman pertama Bella
13
Bab 13. Masuk kantor
14
Bab 14. Pembicaraan dengan Bu Darmi
15
Bab 15. Rapat kepanitiaan
16
Bab 16. Dijemput Antonio
17
Bab 17. Ketakutan dan todongan Bella
18
Bab 18. Teguran dan nasehat David
19
Bab 19. Culun tapi pintar
20
Bab 20. Bertambah dekat
21
Bab 21. Tanda-tanda mencurigakan
22
Bab 22. Bella resah gelisah
23
Bab 23. Usaha dan janji temu Mama Katie
24
Bab 24. Sidak dadakan Mama Katie
25
Bab 25. Mencari bukti yang lebih akurat
26
Bab 26. Memergoki bukti yang akurat
27
Bab 27. Murka Mama Katie
28
Bab 28. Sedih hati Bella
29
Bab 29. Tekad Antonio
30
Bab 30. Perubahan Bella
31
Bab 31. Mengunjungi Nenek Salma
32
Bab 32. Perhatian Bella terhadap Nenek Salma
33
Bab 33. Permintaan Nenek Salma
34
Bab 34. Mama Katie galau
35
Bab 35. Meminta maaf
36
Bab 36. Lega dan bahagia
37
Bab 37. Pertemuan tak disangka
38
Bab 38. Kegiatan sosial kampus
39
Bab 39. Terbayang
40
Bab 40. POV Kirana
41
Bab 41. POV Antonio
42
Bab 42. Pengagum misterius
43
Bab 43. Kesepakatan
44
Bab 44. Titik terang
45
Bab 45. Si Pengagum misterius
46
Bab 46. Amelia
47
Bab 47. Bahagianya Amel
48
Bab 48. Bella kesal
49
Bab 49. David dan Kirana
50
Bab 50. David menembak Kirana
51
Bab 51. Persiapan pertemuan
52
Bab 52. Pertemuan berujung duka
53
Bab 53. Kesalahan Antonio
54
Bab 54. Kesedihan Bella
55
Bab 55. Usaha Antonio
56
Bab 56. Cueknya Bella
57
Bab 57. Pertemuan Bella dan Antonio

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!