Kak David juga sama sibuk dengan ponselnya. Akhirnya Bella menjatuhkan bokongnya di samping kakaknya, David.
Sebenarnya Bella malas ikut duduk di ruang keluarga, paling juga mau membicarakan kelanjutan perjodohan nya.
Mama Katie yang terlihat masih sibuk dengan ponselnya. Tiba-tiba wajahnya tersenyum bahagia.
Bagaimana tidak bahagia, temannya yang notabene istri William Addison sudah menyetujui untuk memperkenalkan anak mereka.
Sekarang Mama Katie tinggal berusaha untuk meyakinkan Bella agar mau menerima perjodohan ini.
Bella duduk dengan gelisah di samping kakaknya, David. Dia sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Mama nya.
Diutak-atik juga ponselnya, akhirnya Bella menemukan keasyikan dari ponselnya, yaitu membaca novel online di Novel toon.
"Bella, jadi bagaimana dengan permintaan Mama? Apakah kamu setuju dengan perjodohan ini, sayang? " tanya Mama Katie dengan nada biasa.
Bella yang sudah asyik membaca tidak menggubris pertanyaan Mama nya.
"Bella?! " suara Mama Katie agak meninggi.
Bella menghela nafasnya kesal.
"Maaf Mama! Bella menolak perjodohan ini! " tulis Bella dalam notes nya. Lalu diperlihatkan pada Mama Katie.
"Bella..... Mama menjodohkan kamu sana anaknya teman Papa itu buat kebaikan kamu! Buat masa depan kamu juga! Biar ada yang menyayangi dan mencintai kamu, menjaga kamu dan bertanggungjawab terhadap kamu, Bella! " terang Mama Katie panjang lebar.
Bella dengan wajah yang sudah cemberut tetap dengan pendirian nya.
"Tapi Mama, Bella masih kuliah! Jika dijodohkan terus Bella cepat nikah! Pokoknya Bella gak mau Ma! Bella mau menyelesaikan kuliah dulu baru nikah! " tulis Bella juga dengan uneg-unegnya. Mama Katie membaca dan menghela nafasnya.
"Tapi Bella, perjodohan ini tidak mengikat kamu harus cepat-cepat married, sayang! Semuanya bisa dibicarakan dan dirundingkan! " tukas Mama Katie untuk meluruskan pendapat Bella yang menurut nya agak melenceng.
"Bella pokoknya gak mau Ma! " tulis Bella yang sudah mulai menampakkan kekesalan di wajahnya.
"Ayolah, sayang! Anaknya baik dan bertanggungjawab lho! " bujuk Mama Katie tidak berputus asa.
"Sudahlah, Ma jika Bella tidak mau tidak usah dipaksa! " sela Papa Richard dibalik koran yang dibaca nya.
"Iya, Ma! Gak usah dipaksa gitu! Nanti Bella malah stress! " sambung David menyetujui omongan Papa nya.
"Tapi ini semua kan buat kebaikan Bella juga, Pa! Buat masa depan dia! Agar terjamin hidupnya! Mama gak mau Bella salah pilih! " terang Mama Katie dengan memberitahu uneg-uneg nya dan maksud perjodohan ini.
"Iya, Papa ngerti maksud Mama! Tapi bukan begini juga caranya, Ma! " ucap Papa Richard dengan bijak.
"Emang Papa punya cara lain gitu? " tanya Mama Katie yang penasaran dengan ucapan suaminya.
"Ada dong! Pokoknya lebih maknyus deh! " jawab Papa Richard diiringi tawanya.
"Apa itu, Pa? " tanya Mama Katie penasaran. Richard meletakkan koran yang dibacanya, lalu dia mengedipkan sebelah mata pada istrinya.
Katie yang melihat hal itu, hanya terdiam. Dia menunggu dan ingin tahu apa yang dilakukan suaminya.
Richard menyeruput teh hangat yang dihidangkan di atas meja.
"Bella, kamu di tempat kuliah punya teman laki-laki? " tanya Papa Richard sambil meminum teh hangat nya kembali.
"Punya, Pa! " jawab Bella dengan notes yang dihadapkan pada Papa nya.
"Apakah banyak jumlahnya, Bel? " tanya Richard lagi.
"Gak terlalu banyak, Pa! Kehitung pake jari tangan, Pa! " jawab Bella dengan notes kembali. Bella tidak menyadari dengan maksud pertanyaan Papa nya.
"Apakah mereka semua baik terhadap kamu, Bel? "
"Kalau dibilang baik, mereka memang baik. Tidak suka ganggu Bella, Pa! Tapi Bella juga tidak dekat dengan mereka, Pa! Sebatas berteman biasa saja! " jawab Bella menerangkan pada Papa nya dengan notes yang selalu ada di lehernya.
"Kalau Papa mau mengenalkan Bella dengan seorang lelaki, Bella mau gak? Siapa tau Bella bisa berteman baik! Jadi teman baik Bella bukan perempuan aja, ada lelakinya! " tanya Papa Richard sambil menerangkan secara detail pada Bella putri kesayangan nya.
"Oh... boleh, Pa! Kalau berteman Bella mau, Pa! Tapi kalau dijodohkan terus kawin muda, Bella gak mau, Pa! " jawab Bella dengan wajah tersenyum dan tangannya memegang notes kecilnya.
"Gak lah, sayang! Ini kan hanya kenalan dan berteman saja! Kalau Bella bisa dekat nantinya, yah urusan nanti itu! Yang penting Bella punya teman lelaki yang baik! " sahut Papa Richard tersenyum menatap Bella.
Bella menatap Papa nya yang masih tampan. Bella tersenyum menganggukkan kepala nya.
"Oke, Papa! Bella setuju jika hanya berkenalan dan berteman saja! " ucap Bella menghadapkan notes pada Papa nya.
"Baik, sayang! Nanti Papa atur ya waktunya! " jawab Papa Richard sambil menoleh pada istrinya yang terdiam hanya mendengarkan interaksi suami dan anak nya.
Bella menganggukkan kepala nya tanda setuju. Lalu Bella kembali asyik dengan novelnya.
Richard mengasih kode pada istrinya dengan mengedipkan sebelah mata nya.
Katie tersenyum pada suaminya.
Ternyata begitu menaklukkan hati seorang Bella yang sedikit keras kepala. Tidak membutuhkan paksaan, hanya penyampaian nya saja yang harus lebih bisa di terima oleh Bella.
Tidak terpikir sama sekali oleh Katie untuk membujuk Bella dengan cara halus yang digunakan suaminya, Richard.
Richard memang lebih mengerti kemauan Bella dan juga Bella lebih terbuka pada Papa nya.
Katie tersenyum bahagia pada suaminya, Richard. Nanti Katie tinggal memberitahu temannya jika Bella mau untuk berkenalan dan berteman dulu dengan anak lelakinya itu.
Katie sendiri sebenarnya belum pernah bertemu dengan anak teman nya itu, tapi menurut ibunya dia anak yang baik dan pintar, serta yang paling utama adalah bertanggung jawab.
"Kamu gak istirahat, Bella? " tanya Katie pada anak kesayangan nya.
"Iya, Ma. Bella ke kamar dulu ya! " sahut Bella memperlihatkan notes nya pada Mama Katie. Bella langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya di lantai atas.
David pun bangkit dari duduknya menuju kamarnya di lantai atas untuk beristirahat.
Di ruang keluarga tinggal Richard dan Katie.
"Hebat Papa! " ucap Katie memuji suaminya dengan mengacungkan jempolnya.
"Gak lah, Ma! Bukan hebat, tapi bagaimana kita mengenal karakter anak kita! " jawab Richard tersenyum menatap istrinya.
"Bella ini anaknya keras kepala, jadi kita tidak bisa memaksa dia! Kita harus membujuknya dengan halus tanpa unsur paksaan! " lanjut Richard menerangkan pada istrinya.
"Beda lagi dengan David! Dia memang keras kepala tapi masih bisa kita ajak ngomong karena cara pikirnya sudah lebih dewasa! " lanjut Richard menerangkan pada istrinya.
Katie menganggukkan kepala nya tanda menyetujuinya dengan yang diomongin suaminya.
Katie terkadang suka memaksakan kehendak nya pada kedua anaknya itu. Beda dengan Richard yang selalu lebih friendly dan lebih fleksibel terhadap anak-anaknya.
Tapi bagusnya kedua anak mereka, David dan Isabella sebenarnya mengetahui jika kedua orang tua nya menyayangi mereka berdua.
*
*
bersambung.....
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments