Yuji dan Akira sedang duduk di taman setelah pulang sekolah. Tiba-tiba, Akira berseru, "Hey, Yuji! Ayo bermain!" sambil berdiri dan melompat-lompat.
Yuji hanya terdiam dan tersenyum kecil. "Aku tidak terlalu suka bermain, Akira. Maaf," jawabnya dengan lembut.
Akira duduk kembali dan bertanya, "Apa kamu selalu seperti ini? Tidak suka bermain atau bersenang-senang?"
Yuji mengangguk, "Iya. Aku lebih suka fokus pada pelajaran dan mencari tahu hal-hal baru. Aku tidak terlalu suka keramaian dan terlalu banyak stimulasi."
Akira tertawa dan berkata, "Itu sangat berbeda dengan aku. Aku suka bertemu orang baru dan mencoba hal-hal baru. Aku pikir itu membuat hidup lebih menyenangkan!"
Yuji tersenyum kecil dan menjawab, "Itu baik-baik saja, Akira. Aku senang kamu menikmati hidupmu. Tapi, kita berbeda dan mungkin kadang-kadang sulit untuk memahami satu sama lain."
Akira merenung sejenak dan kemudian berkata, "Tapi kita sama-sama mencintai satu sama lain, kan? Itulah yang terpenting."
Yuji tersenyum lebar dan mengangguk. "Iya, Akira. Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. Apapun perbedaan kita, itu tidak akan pernah berubah."
Akira tersenyum dan memeluk Yuji erat. "Aku juga mencintaimu, Yuji. Kita akan selalu bersama-sama, dan aku akan belajar untuk memahamimu lebih baik."
Yuji membalas pelukan dan merasa lega. Meskipun mereka berbeda, cinta mereka tetap bersatu dan saling mendukung.
Yuji merenung sejenak. Ia menyadari bahwa Akira memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengannya. Akira selalu ceria, bersemangat, dan mudah bergaul, sementara ia cenderung pemalu, introvert, dan jarang bergaul dengan orang lain.
Namun, hal itu tidak menghalangi Yuji untuk merasa nyaman bersama Akira. Sebaliknya, ia justru merasa bahwa Akira melengkapi kekurangan dirinya. Meski demikian, perbedaan kepribadian itu semakin terlihat ketika mereka mulai mempersiapkan proyek akhir mereka bersama-sama.
"Saya pikir kita harus memilih topik yang tidak terlalu rumit," kata Yuji.
"Saya setuju, tapi mungkin kita juga bisa mencoba sesuatu yang lebih menantang," jawab Akira.
Yuji berpikir sejenak, "Tapi saya tidak terlalu pandai berbicara di depan umum. Mungkin kita harus memilih topik yang tidak perlu saya presentasikan."
Akira mengangguk, "Oke, saya mengerti. Tapi, bagaimana kalau kita berlatih bersama-sama? Saya bisa membantumu mengatasi ketakutanmu."
Yuji tersenyum, "Terima kasih, Akira. Saya akan mencoba."
Mereka kemudian memilih topik yang tidak terlalu rumit, tetapi cukup menarik untuk dipelajari. Selama beberapa minggu, mereka bekerja keras bersama-sama dan membantu satu sama lain mengatasi kesulitan.
Meskipun terdapat perbedaan kepribadian yang mencolok, namun mereka tetap bisa bekerja sama dengan baik dan saling membantu. Perbedaan itu justru membuat mereka semakin lengkap sebagai pasangan.
Yuji semakin yakin bahwa ia dan Akira memang ditakdirkan untuk bersama-sama. Ia merasa bahwa cinta mereka semakin kuat setiap harinya. Dan meskipun tantangan masih menunggu di depan, Yuji yakin bahwa mereka bisa menghadapinya bersama-sama.
Yuji merasa sangat kesal dengan sikap Akira yang terus-terusan ingin mengundang teman-temannya untuk ikut bergabung dalam acara kencan mereka. Sebaliknya, Akira merasa senang karena menurutnya, semakin banyak teman yang ikut, semakin meriah acaranya.
"Sudahlah Akira, kenapa harus selalu mengajak teman-temanmu setiap kali kita kencan?" ujar Yuji sambil menunduk, kesal dengan situasi ini.
"Tapi kan, ini bukan hanya kencan kita, Yuji. Ini momen yang menyenangkan bagi semua orang, tidak hanya untuk kita berdua," jawab Akira, mencoba membela diri.
"Namun aku ingin kencan yang romantis hanya kita berdua, tidak dengan orang lain. Apa begitu salahnya?" balas Yuji dengan nada kesal.
"Tapi bagaimana dengan teman-teman saya yang ingin berteman denganmu, Yuji? Aku ingin kita semua bisa bersama-sama, tanpa ada rasa canggung," jelas Akira sambil tersenyum manis.
Yuji memandang Akira dan menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Akira adalah tipe orang yang mudah bergaul, dan ingin memperkenalkan dirinya pada teman-temannya. Namun, Yuji merasa tidak nyaman dengan situasi ini.
"Akira, aku mengerti bahwa teman-temanmu ingin berteman dengan saya. Tapi, aku ingin kencan kita hanya kita berdua. Bisakah kamu mengerti perasaanku?" ujar Yuji dengan lembut.
Akira tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja, Yuji. Aku memahami perasaanmu. Tapi, jangan khawatir, aku akan tetap mencintaimu seperti yang kamu inginkan."
Yuji tersenyum dan memeluk Akira erat-erat. Ia merasa lega bahwa Akira mengerti perasaannya. Walau memiliki perbedaan dalam kepribadian, mereka berdua tetap mencoba untuk memahami satu sama lain dan memperkuat hubungan mereka dengan rasa percaya dan komitmen yang kuat.
Malam itu, Yuji datang ke apartemen Akira untuk membicarakan masalah mereka. Setelah menunggu beberapa saat, Akira membukakan pintu dan mengundangnya masuk.
"Apa yang terjadi?" tanya Akira dengan wajah khawatir.
Yuji duduk di sofa dan menatap ke luar jendela. "Aku tidak tahu. Aku merasa kita sangat berbeda, terutama dalam hal kepribadian."
Akira duduk di sampingnya dan memegang tangannya. "Apa artinya itu?" tanya Akira, mencoba memahami maksud Yuji.
"Kau tahu aku sangat pemalu dan introvert, sedangkan kau sangat bersemangat dan mudah bergaul. Kadang-kadang aku merasa kita seperti dua orang yang hidup di dunia yang berbeda."
Akira tersenyum lembut. "Aku tahu itu sulit, tapi percayalah, aku masih ingin bersamamu. Kita bisa saling belajar dan mendukung satu sama lain."
Yuji merasa lega mendengar kata-kata itu. "Terima kasih, Akira. Aku sangat menyukaimu, tapi aku merasa kadang-kadang aku tidak bisa memenuhi harapanmu."
"Aku tidak pernah mengharapkan kamu berubah, Yuji. Aku menyukai kamu apa adanya, dan aku ingin kita tetap bersama."
Yuji tersenyum dan menggenggam tangan Akira. "Terima kasih, Akira. Aku akan mencoba lebih baik untukmu."
Keduanya kemudian berpelukan erat, dan Yuji merasa hangat dan tenang di dalam pelukan Akira. Meskipun mereka berbeda dalam banyak hal, tetapi cinta mereka tetap bersatu dan menguatkan hubungan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments