Yuji sedang duduk di perpustakaan dan membaca buku ketika tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya. "Hai, apa kabar?" kata seorang gadis yang tersenyum ramah. "Namaku Akira. Aku murid baru di sini."
Yuji terkejut dan merasa tidak nyaman. Ia tidak suka diperhatikan dan lebih suka sendirian. Namun, ada sesuatu pada Akira yang membuatnya tertarik. Ia tidak bisa menjelaskan perasaannya, tetapi ia merasa nyaman saat berada di sekitar Akira.
"Ah, hai. Aku Yuji," jawabnya singkat.
Akira duduk di meja sebelahnya dan mulai membaca buku. Namun, ia terus menatap Yuji dengan senyumnya yang lebar dan ceria.
Yuji merasa tidak nyaman dengan perhatian Akira dan segera meninggalkan perpustakaan. Namun, ia terus berpikir tentang Akira dan merasa bahwa ada sesuatu yang menarik pada dirinya. Ia mulai mengikuti Akira di media sosial dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang dirinya.
Beberapa hari kemudian, Akira menghampiri Yuji di koridor sekolah dan bertanya, "Yuji-kun, apakah kamu ingin bergabung dengan klub teater? Aku mendengar kamu sangat pandai berbicara di depan umum dan kamu pasti akan sangat baik di sana."
Yuji kaget dan sedikit terkejut. Ia tidak pernah terpikir untuk bergabung dengan klub teater dan tidak suka menjadi sorotan perhatian. Namun, ia juga tidak ingin mengecewakan Akira.
"Aku akan berpikir-pikir tentang itu," kata Yuji dengan ragu.
Akira mengangguk dan tersenyum. "Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu. Aku yakin kamu akan menjadi anggota yang hebat di klub teater."
Yuji merasa campur aduk. Ia tidak tahu harus merespons apa, tetapi ia tahu bahwa perasaannya pada Akira semakin kuat. Ia mulai mengerti bahwa cinta adalah tentang melepaskan ketakutan dan mempercayai orang lain. Dan meskipun ia merasa takut dan tidak nyaman, ia tahu bahwa ia ingin mengikuti Akira ke mana pun dia pergi.
"Umm... i-iya, saya baik-baik saja," jawab Yuji yang masih agak tercengang.
"Aku senang mendengarnya!" ucap Akira dengan semangat. "Kamu kelihatannya cukup tertutup, jadi aku senang bisa mengobrol denganmu."
Yuji merasa malu dan tidak tahu harus berkata apa. Ia belum pernah berbicara dengan orang lain sebanyak ini sejak lama. Namun, ada sesuatu pada Akira yang membuatnya merasa nyaman dan lebih terbuka.
"Apa kamu baru saja pindah ke sini?" tanya Yuji mencoba memulai obrolan.
"Iya, benar," jawab Akira. "Aku pindah dari kota besar untuk tinggal bersama kakekku di sini. Tapi, aku suka kota kecil ini. Semua orang terlihat begitu ramah."
Yuji merasa sedikit iri dengan keceriaan Akira. Baginya, dunia terasa gelap dan suram, tapi Akira tampaknya bisa menemukan kebahagiaan di mana saja.
"Maksudku, ya, kota ini memang kecil, tapi... ada keindahan tersendiri di sini," kata Yuji dengan suara pelan. "Tapi aku yakin kamu bisa menemukan tempat yang lebih menarik dari tempat ini."
"Tapi, aku tidak ingin meninggalkan tempat ini," kata Akira dengan tegas. "Kamu juga tidak, kan?"
Yuji diam sejenak. Sebenarnya, dia ingin menjawab ya, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengungkapkannya.
"Kamu tahu, Yuji, aku merasa bahwa kita memiliki banyak kesamaan," kata Akira tiba-tiba. "Aku juga merasa kesepian di sini. Tapi, setelah bertemu denganmu, aku merasa tidak sendirian lagi."
Yuji merasa terharu mendengar kata-kata itu. Ia merasa bahwa ia menemukan seseorang yang bisa memahami dirinya. Dan, pada saat itulah, ia merasa sesuatu yang aneh dan aneh, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Maksudmu?" tanya Yuji dengan wajah yang memerah.
"Aku merasa seperti... aku suka padamu, Yuji," kata Akira dengan wajah yang bersemangat.
Yuji tidak tahu harus berkata apa. Dia merasa seperti dia telah menemukan seseorang yang dia cari selama ini. Tapi, ia juga merasa takut dan khawatir. Bagaimana jika dia tidak bisa menjaga hati Akira? Bagaimana jika dia tidak bisa membuatnya bahagia?
"S-saya tidak tahu apa yang harus dikatakan," kata Yuji dengan suara pelan.
"Itu baik-baik saja, Yuji," kata Akira dengan senyum. "Aku hanya ingin kamu tahu bagaimana perasaanku. Aku ingin kita bisa menjadi lebih dekat dari ini."
Yuji merasa hatinya berdebar kencang. Dia tahu bahwa ia juga menyukai Akira. Ia merasa bahwa ia ingin menjaga hubungan mereka dan membuatnya bahagia. Dan, pada saat itulah, ia menyadari bahwa ia siap untuk mengambil risiko dan menjalin hubungan dengan Akira.
Yuji: "Hai, Akira. Aku senang kamu menemukanku di sini. Jadi, apa yang kamu cari?"
Akira: "Hai, Yuji! Aku sedang mencari klub literatur. Apa kamu tahu di mana lokasinya?"
Yuji: "Oh, iya, aku tahu. Club literatur berada di lantai dua, di sebelah ruang musik."
Akira: "Terima kasih, Yuji! Kamu selalu tahu segalanya. Aku senang bisa berteman denganmu."
Yuji: "Haha, aku tidak tahu segalanya, tapi aku senang bisa membantumu. Dan, aku juga senang bisa berteman denganmu, Akira."
Dalam hatinya, Yuji merasakan denyut yang lebih cepat saat ia berbicara dengan Akira. Ia merasa bahwa ia benar-benar menikmati kehadirannya dan ingin lebih dekat dengan Akira.
Yuji: "Akira, apa kamu punya waktu untuk makan siang bersamaku?"
Akira: "Tentu saja! Aku senang bisa makan siang bersamamu, Yuji."
Setelah itu, Yuji dan Akira pergi bersama untuk makan siang dan mulai mengenal satu sama lain lebih dalam. Mereka menemukan bahwa mereka memiliki banyak kesamaan dan minat yang sama. Saat itu, Yuji merasa seperti Akira adalah orang yang benar-benar memahaminya dan membuatnya merasa nyaman untuk membuka diri. Dari saat itulah, perasaan Yuji untuk Akira semakin kuat dan ia memutuskan untuk mengambil risiko untuk mengungkapkan perasaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments