Ibu Tidak Boleh Sedih

Minggu pagi yang tenang di kota kecil itu terasa sangat nyaman bagi Arya. Burung-burung berkicau riang di udara dan udara segar yang dipenuhi aroma bunga membuatnya merasa segar. Namun, tugasnya sebagai buruh angkut menantang dirinya untuk tetap produktif, karena hari ini adalah hari pasar yang sibuk.

Arya bangun dengan semangat dan bersiap-siap untuk pergi ke pasar seperti biasanya. Ia berjalan dengan cepat ke arah pasar yang ramai. Di sana, ia menemukan pelanggan setia yang selalu mempercayakan barang-barangnya pada Arya untuk diangkut ke kios mereka. Meski pekerjaannya melelahkan, Arya selalu tetap positif dan bertekad untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Sementara itu, Yuna terlambat bangun dan merasa malu kepada bu Tami karena membuatnya menunggu. Namun, ia berusaha untuk memperbaikinya dengan membantu bu Tami membersihkan rumah dan memasak makanan. Yuna merasa terharu dan berterima kasih atas kebaikan hati keluarga Arya yang selalu menyambutnya dengan baik, meskipun ia bukan bagian dari keluarga mereka.

Beberapa jam kemudian, setelah Arya selesai bekerja di pasar dan mendapatkan bayaran yang pantas, ia memutuskan untuk pergi ke warnet untuk bermain game Eterna. Kali ini, ia memilih untuk mencoba paket VR selama 5 jam dengan harga 70 zyn, demi meningkatkan kemampuannya dalam game tersebut.

Setelah berhasil login, Arya menuju toko pemula sebelum menuju sungai, tentunya untuk membeli perlengkapan.

Aku dengan hati-hati mengarahkan tongkatnya ke sungai di dalam game Eterna, berharap bisa menangkap ikan besar untuk dijual di pasar dalam game. Ia merasa semakin mahir dalam bermain game, dan setiap kali berhasil menangkap ikan yang besar, ia merasa gembira.

Setelah berhasil menangkap beberapa ikan, Arya menghitung berapa banyak gold yang ia hasilkan. Ternyata ia berhasil mengumpulkan 2000 gold per jam, dan itu membuatnya semakin termotivasi untuk terus bermain.

Arya haus ingin membeli minuman, saat Arya menoleh kearah pintu dia tersenyum saat melihat Yuna masuk ke dalam warnet. Yuna yang membawa bungkusan sambal petai terlihat sedikit kebingungan di tengah kerumunan pemain game yang asyik bermain.

"Aku hanya mengantarkan pesanan sambal ini. Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yuna.

Arya berbalik dan mengeluarkan VR helmetnya, menunjukkannya pada Yuna dengan bangga. "Aku bermain game Eterna. Ini adalah game yang bisa menghasilkan uang," jawab Arya dengan semangat.

Yuna terkejut dan penasaran. "Benarkah? Bagaimana kamu bisa tahu tentang ini?" tanyanya.

Arya menjelaskan dengan antusiasme tentang cara memancing ikan di dalam game, lalu menjualnya untuk mendapatkan gold yang bisa dijual dengan uang sungguhan. Yuna mendengarkan dengan penuh perhatian, tapi dia tidak tertarik.

"Dengan bermain game VR ini, aku bisa menghasilkan uang," ujar Arya sambil tersenyum malu.

Yuna mengangguk. "Aku tidak pernah mendengar tentang game yang bisa menghasilkan uang sebelumnya. Bagaimana cara kerjanya?"

Arya menjelaskan dengan semangat, menggambarkan setiap detail dari permainan Eterna. Yuna sebenarnya tidak peduli dia hanya pura-pura dengan semakin terpesona.

Sambil Arya kembali ke permainannya, Yuna duduk di sampingnya dan menonton dengan tertarik. Sesekali, ia menanyakan pertanyaan tentang game dan cara kerjanya.

Ketika Arya berhasil menangkap ikan langka dan menjualnya dengan harga tinggi, Yuna tak bisa menahan teriakan kegirangan. "Keren sekali, Arya! Kamu memang ahli dalam game ini!"

Arya hanya tersenyum sambil menatap layar dengan fokus, berusaha untuk mengumpulkan lebih banyak gold lagi. Yuna menunggu dengan sabar, menikmati suasana warnet yang sepi pada hari Minggu sore.

Setelah menghabiskan waktu yang panjang di warung internet, Arya dan Yuna akhirnya pulang ke rumah pada pukul 5 sore. Mereka berharap dapat istirahat sejenak setelah seharian beraktivitas, tetapi suasana di rumah terasa tidak seperti biasanya. Ekspresi Bu Tami terlihat murung, dan aura sedih dan khawatir terpancar jelas dari wajahnya.

"Mama, ada apa?" tanya Yuna sambil merangkul bu Tami.

Bu Tami menghela napas, mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya mengeluarkan keluhannya. "Mama kehilangan pelanggan, nak."

Arya dan Yuna menjadi cemas. Mereka tahu betapa sulitnya untuk menjalankan menjual sambal petai di masa seperti ini, di mana persaingan semakin ketat dan harga semakin naik.

"Jangan khawatir, mama. Kita pasti bisa mengatasi ini bersama-sama," ucap Arya dengan tegas, mencoba memberikan semangat pada ibunya.

Yuna pun ikut mengangguk. "Iya, kita bisa mencari cara baru untuk menarik pelanggan. Mungkin kita bisa membuat promo atau menambahkan produk baru."

Bu Tami tersenyum lebar mendengar saran kedua anaknya. "Kalian benar, anak-anakku. Mama merasa lebih baik sekarang. Terima kasih sudah membuat mama merasa lebih baik."

Arya dan Yuna merasa lega karena berhasil membuat ibu mereka tersenyum. Mereka pun mulai merencanakan strategi baru untuk mengembangkan pemasaran mereka.

Menyiapkan promo-promo menarik, dan memperluas jangkauan pelanggan mereka. Bersama-sama, mereka yakin bisa mengatasi tantangan yang sedang dihadapi dan membawa sambal petai mereka ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Sebenarnya semua itu ide Yuna, Aku hanya mengikuti saja. Di akhir hari, ketika mereka sudah mengakhiri pertemuan mereka, mereka melihat senyum bahagia di wajah bu Tami yang kembali pulih. Semua itu karena mereka bekerja sama untuk mengatasi tantangan, dan itulah yang membuat mereka merasa bahagia dan bangga.

Terpopuler

Comments

Natcat

Natcat

apaan si, sabar lah!

2023-02-21

6

baca commentku

baca commentku

update tor udah gift nih😡

2023-02-21

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!