Arya duduk di depan monitor warnet dengan Virtual reality helmet yang telah ia pasang, menunggu game Eterna Online untuk terhubung.
Ketika ia memeriksa saldo dompet virtualnya, ia merasa cemas karena hanya tersisa 50zyn, setengah dari uang yang ia miliki. Namun, ia berencana memulai sebagai pendekar pedang atau swordman dan menuju ke hutan novice untuk melawan monster atau binatang berlevel rendah seperti unggas dan serangga kecil.
Hutan novice adalah hutan yang terletak di sekitar kota pemula dan sering dijadikan tempat berlatih para pemula dalam permainan. Hutan ini dipenuhi dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi dan rimbun, membuat cahaya matahari sulit untuk menembus ke bawah. Terdapat berbagai jenis tumbuhan liar dan bunga-bunga kecil yang tumbuh di sekitar pohon-pohon. Hutan ini juga dikelilingi oleh sungai kecil yang mengalir tenang, menciptakan suara gemericik air yang menenangkan.
Meski ia tahu rencana dan kenyataan tidak selalu sama, Arya tetap bersemangat untuk menghasilkan uang dari permainan tersebut.
Akhirnya tiba di hutan novice, aku menyadari bahwa pertarungan melawan monster lebih sulit dari yang ia bayangkan. Monster-monster yang ada di sana tidak terlalu sulit untuk dikalahkan, tetapi tetap membutuhkan strategi dan kecepatan tangan yang tepat agar dapat menghindari serangan mereka. Arya merasa gugup, tetapi Arya yakin bahwa Arya bisa menaklukkan monster-monster tersebut.
Setelah tiga jam bermain, Arya merasa semakin putus asa. Meskipun ia telah berusaha mati-matian, ia sama sekali tidak berhasil menghasilkan uang dari game tersebut. Alih-alih, ia kehilangan uang berharga yang merupakan setengah dari uang yang dimilikinya. Arya merasa sangat frustrasi dan sedih, tetapi tidak bisa berhenti bermain. Game ini membuatnya ketagihan dan sulit untuk melepaskan diri.
Setelah keluar dari warung internet, Arya harus pulang dengan tangan hampa dan perasaan sedih. Setibanya di rumah, pandangannya terarah ke arah Yuna yang menunggunya dengan penuh harapan. Namun, Arya merasa sangat malu dan tidak bisa memberitahunya bahwa ia sama sekali tidak menghasilkan uang. Ia merasa sangat rendah diri karena telah mengecewakan Yuna.
Arya memasuki rumahnya yang terlihat kusam dan tidak terawat. Cat di dinding sudah luntur, dan lantai rumahnya terlihat seperti tidak pernah disapu. Beberapa dinding yang sudah rapuh membuatnya merasa semakin tidak nyaman. Arya juga memperhatikan bahwa tidak ada kipas angin atau kulkas di rumahnya. Arya merasa semakin putus asa ketika melihat semuanya.
Arya merasa haus, dia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Bu Tami menatap anaknya dengan penuh perhatian, kemudian menghampiri Arya dan memberikan pelukan hangat. Arya tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun, hanya menundukkan kepalanya. Dia sadar bahwa kesalahannya telah mengecewakan orang-orang yang ia sayangi.
Sambil menangis di pelukan Bu Tami, Arya menceritakan semuanya kepada ibunya.
Bu Tami mengelus rambut Arya dengan lebih erat dan kemudian Ibu mengalihkan pembicaraan dengan memberikan kabar yang sangat dinantikan oleh Arya, yaitu tentang Ayahnya yang sedang bekerja di luar kota.
Ibu menyampaikan bahwa Ayah sedang dalam kondisi baik-baik saja dan sangat merindukan Arya. Ibu juga menyarankan agar Arya menghubungi Ayahnya segera setelah mereka berdua selesai bercerita.
Arya mengangguk dalam pelukan Ibu, merasa lega karena mendengar kabar baik tentang Ayahnya. Ibu kemudian melepaskan pelukannya dan memberikan secangkir air dingin kepada Arya, lalu mengajaknya duduk di ruang tengah untuk melanjutkan pembicaraan.
Arya mengira ibunya akan membahas masalah sebelumnya, ternyata mereka malah asyik menonton video lucu yang diunggah oleh Yuna. Aku mendengar gelak tawa mereka yang riang dari ruang tamu, yang membuatku tersenyum sendiri. Meskipun cahaya di dalam rumah redup, aku masih bisa melihat senyum indah ibuku dengan jelas.
Tetapi suasana ini membuat Arya merasa canggung, jadi aku memutuskan untuk keluar sejenak dan menghirup udara segar untuk menenangkan diri. Tidak lama kemudian, aku kembali ke dalam rumah dan minum segelas susu sebelum pergi ke kamar untuk beristirahat.
Arya merasakan detak jantungnya berdegup kencang saat ia mendengar bunyi alarm di samping tempat tidurnya. Ia melompat bangun dan melihat jam di sebelahnya, ternyata ia terlambat dan harus buru-buru untuk mempersiapkan diri. "Lagi-lagi aku bermimpi memancing dengan kakek. Aku rindu padanya," gumam Arya sambil meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari sandal yang ia kenakan semalam.
Setelah berhasil menemukan sandalnya, Arya bergegas menuju kamar mandi. Namun, ketika ia membuka pintunya, ia terkejut karena Yuna sedang mandi di dalamnya. "Maaf, maaf, aku tidak tahu kalau kamu masih di dalam," ucap Arya sambil merasa canggung.
Setelah keluar dari kamar mandi, Yuna menempatkan handuk di kepalanya. Meskipun suasana terasa canggung, tetapi Yuna tetap menunjukkan senyum ramah sebelum pergi. Arya merasa senang melihat kebaikan hati Yuna yang baru saja hadir dalam hidupnya.
Di sebelah kanan dan kiri Arya, dua wanita sedang asyik berbicara, padahal mereka baru bertemu semalam. Namun, itu membuat Arya merasa lega. "Sepertinya ibu menerima Yuna dengan baik. Aku merasa lega. Aku harus berusaha lebih giat untuk dapat mengembalikan uang majikan Yuna yang semakin lama membuat Yuna khawatir," pikir Arya sambil mengakhiri suapan terakhir dari nasi goreng buatan ibunya.
Setelah berpamitan dengan ibunya, Arya berharap Yuna baik-baik saja di tempat kerjanya. Seperti biasa, hari sekolah berjalan lancar meskipun ia sering dibully oleh teman sekelas yang nakal dengan kata-kata kasar. Namun, Arya sudah terbiasa dengan itu.
Pukul dua siang, setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari sekolah ke pasar, Arya tiba di tempat kerjanya. Dia bekerja paruh waktu di pasar sebagai pengantar barang, meskipun gajinya tidak banyak, hanya sekitar 20-30zyn per hari, tetapi setiap zyn nya sangat berharga bagi keluarganya. Tapi hari ini, Arya merasa sangat penasaran dengan Eterna Online, sebuah game yang sangat membuatnya kecanduan seperti kopi.
"Sudah cukup bekerja," pikir Arya sambil melirik ke arah Smartphone tua di tangannya. "Waktunya main game sebentar." Arya mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan memeriksa isi saldo virtualnya. "Hari ini, aku mendapat 30zyn. Jika aku menyewa komputer untuk tiga jam, maka sisa uangku hanya akan menjadi 30zyn. Lebih baik aku membayar untuk dua jam saja."
Arya merasa senang saat ia berjalan menuju toko tempat ia menyewa komputer untuk bermain game. Ia memutar lagu favoritnya di kepala dan merasakan adrenalinnya mulai meningkat. Semua masalah di kehidupannya seakan-akan hilang saat ia mulai bermain game.
"Sudah waktunya untuk bersenang-senang sekarang," gumam Arya pada dirinya sendiri sambil masuk ke Warung Internet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
anggita
heretic bandit🪲
2023-03-10
0