Ting*
Tiba-tiba, suara sistem yang familiar menyapa, menyambut ku di dunia game favoritku. Dengan level yang masih rendah, Arya, sebagai seorang pendekar pedang, masih mengejar capung terbang level 7 sebagai mangsa favoritnya. Setelah bermain selama tiga jam, baru mencapai level 6.
Tapi tak ada kata menyerah bagi Arya, Arya tahu bahwa meningkatkan kemampuan adalah satu-satunya cara untuk menantang Hutan Tutorial yang terkenal ganas. Setelah bertekad untuk terus berlatih dan meningkatkan level, akhirnya dia berhasil mencapai level 10 dan bisa memasuki Hutan Arcadia atau biasa dikenal Hutan Tutorial oleh para pemain.
Saat memasuki hutan, adrenalin pemain itu seakan mengalir dengan derasnya. Walaupun monster-monster di sana sangat agresif, bukan itu yang membuatnya merasa gelisah. Di dalam hutan tersebut, pemain bebas melakukan PvP dan jika terbunuh, semua barang yang dibawa akan jatuh ke tanah. Itulah yang membuat pemain merasa cemas, tapi tetap memaksakan diri untuk menghadapi tantangan ini.
Dan tibalah saatnya. Heretic Bandit, lawan pertama yang harus dihadapi, tiba-tiba muncul di depan mata Arya. Pertarungan yang terjadi sangatlah sengit dan aku harus berusaha untuk menghindari setiap serangan musuh sambil menyerang secara bertahap. Namun, darah ku semakin menipis dan hampir habis.
Tapi semangat pantang menyerah membakar di dalam hatiku. Aku terus berjuang, dan akhirnya berhasil membunuh lawan. Rasa kemenangan yang luar biasa mengalir dalam tubuh Arya saat aku mengambil semua barang yang jatuh. Itulah saat di mana pemain merasakan kepuasan yang luar biasa dan keberanian yang dia miliki telah membawanya pada kemenangan.
Aku mendapatkan sekantong koin emas yang setara dengan 500 koin.
*Ting (sistem suara)
Selamat telah menyelesaikan tutorial, kami akan memindahkanmu ke kota Chan.
Saat terakhir kali aku bermain game Eterna, aku sedang duduk di depan komputer di warnet dengan hati yang sedikit gundah. Waktu berjalan dengan cepat dan tak terasa aku hanya memiliki waktu billing tersisa 20 menit. Rasa sedih menghampiriku karena cara bermainku yang tidak efektif dalam mencari gold di game tersebut.
Namun, aku tidak menyerah begitu saja. Aku mulai merenung dan mencari tahu cara cepat untuk mendapatkan gold di game Eterna. Tiba-tiba, muncul di beranda Gametube ku dan menunjukkan sebuah video tutorial yang menunjukkan cara memancing di game tersebut secara efektif. Setelah menonton video itu, aku semakin penasaran dan terus mencari informasi lebih lanjut tentang memancing di Eterna.
Aku merasa gairahku untuk bermain kembali bangkit. Aku memutuskan untuk terus belajar dan mencari tips dan trik dari sumber-sumber yang berbeda, seperti forum game dan komunitas pemain game. Aku juga mencoba untuk berinteraksi dengan pemain game lainnya untuk mendapatkan saran dan masukan yang lebih efektif.
"Saat bermain, aku belajar untuk lebih sabar dan fokus pada tujuan utama dalam game. Dan dengan semangat yang tak kenal lelah, aku berhasil mencapai hasil yang diinginkan." Ucap seorang anonim dengan gambar bebek sebagai foto profil
"Aku berharap bahwa cerita ini bisa memberikan inspirasi bagi kalian semua yang sedang berjuang dalam bermain game. Ingatlah untuk terus mencari informasi dan belajar dari berbagai sumber, serta jangan pernah menyerah dalam mencapai tujuanmu!" Motivasi dari Moderator Eterna online di website resmi mereka.
Arya merasa bersemangat ketika mengetahui bahwa memancing di game Eterna bisa menjadi cara untuk mencari penghasilan dalam jumlah yang cukup besar apalagi setelah membaca kisah dari Moderator game. Namun, untuk mencapai tujuannya, ia perlu mencari tahu berapa penghasilan yang bisa didapatkan per jam dan berapa modal yang dibutuhkan untuk membeli alat dan umpan yang dibutuhkan.
Arya merasa tidak sabar untuk segera memulai pencariannya, tetapi waktu terus berlalu dan suara berisik dari timer billing di warnet membuatnya semakin gelisah. Meskipun demikian, dia tetap fokus dan mencari informasi sebanyak mungkin sebelum waktu habis.
Namun, sayangnya, waktu terus berjalan dan billing habis. Arya merasa terpaksa untuk pulang, namun dia tetap bersemangat dan berencana untuk kembali ke warnet di kesempatan selanjutnya untuk mencoba memancing di game Eterna.
Setelah keluar dari warnet yang terasa sangat dingin, Arya merasa lapar dan lelah. Sambil berjalan di keramaian yang ramai, Arya tiba-tiba terkejut melihat Yuna yang tampak kelelahan, dengan tas yang terlihat sangat berat digendong di bahunya.
"Apa yang terjadi, Yuna? Kamu terlihat sangat letih. Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Arya dengan nada khawatir, mata kecilnya melihat temannya dengan perasaan prihatin.
Yuna mengangkat kepalanya dan tersenyum lemah saat melihat Arya. "Aku baik-baik saja, Arya. Hanya sedikit masalah dengan majikanku," ujarnya dengan suara lemah yang agak redup.
Melihat kondisi Yuna yang buruk, Arya merasa prihatin dan ingin membantu. Dia bertanya dengan penuh perhatian, "Apakah aku bisa membantumu dengan apa pun?"
Yuna tersenyum lebar dan terlihat terharu oleh tawaran Arya. "Tidak, terima kasih. Tapi aku baik-baik saja. Kamu sangat baik, Arya," ucapnya sambil tersenyum.
Arya merasa iba melihat Yuna yang tampak lelah dan lesu. Tanpa ragu, ia menawarkan bantuan, "Kamu mau tinggal di rumahku lagi, Yuna? Aku yakin ibuku akan senang menyambutmu."
Yuna mengangguk dengan senyuman, terlihat sangat berterima kasih, "Terima kasih, Arya. Aku sungguh tidak punya tempat tinggal sementara ini."
Arya terkejut melihat reaksi Yuna yang begitu cepat, "Ehhh, kukira dia akan sedikit menolak ternyata tidak," pikir Arya.
Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju rumah Arya. Selama perjalanan, Yuna menceritakan masalah yang dialaminya dengan majikannya dan betapa ia merasa kelelahan akhir-akhir ini. Arya dengan sabar mendengarkan, merasa lega bahwa ia bisa membantu temannya yang sedang dalam kesulitan.
Arya memasuki rumah dan langsung berteriak, "Aku pulang, ibu!" Saat ibunya melihat Yuna kembali menginap, ia terkejut dan bertanya, "Kenapa Yuna kembali menginap di sini, Arya?"
Arya dan Yuna duduk di ruang keluarga bersama bu Tami yang tampak serius. Bu Tami menatap keduanya bergantian dan bertanya, "Apa yang terjadi dari awal, anak-anak? Mengapa Yuna harus menginap di sini lagi?"
Dalam hatinya, Arya merasa sedikit takut dengan situasi tersebut, seolah-olah sedang diinterogasi oleh agen FBI.
Arya mengambil napas dalam-dalam dan mulai menceritakan semuanya, dari awal ketika Yuna pertama kali datang ke kota mereka hingga saat ini. Dia menjelaskan tentang kondisi Yuna yang sulit dan bagaimana mereka berteman.
Yuna diam saja, membiarkan Arya menceritakan semuanya. Dia merasa bersyukur memiliki Arya yang mau membantunya, walaupun harus mengarang cerita.
Setelah mendengar cerita anaknya, bu Tami mengizinkan Yuna untuk kembali menginap.
Yuna merasakan aroma wangi nasi goreng buatan Bu Tami yang menggugah selera. Ia tersenyum lebar, merasa rasa laparnya terpuaskan.
"Kok nasi goreng lagi ya, Bu?" tanya Arya sambil tertawa.
"Kan kamu suka, Nak. Lagian aku masih punya stok bumbu nasi goreng yang belum habis," jawab ibu Arya sambil tersenyum.
Mereka duduk bersama di meja makan dan menikmati hidangan bersama-sama sambil bercerita dan tertawa.
Yuna merasa lega bisa tidur di kamar Arya, ia merasa seperti memiliki teman yang peduli dan perhatian. Setelah mengucapkan selamat malam, Yuna merapikan selimut dan menutup matanya, merasakan kelembutan kasur yang empuk.
Sementara itu, Arya berbaring di kasur lipat, tapi ia tidak bisa tertidur. Ia masih terus memikirkan kebohongan yang baru saja ia katakan pada ibunya. Perasaan bersalah semakin menghantui pikirannya dan membuatnya sulit untuk tidur.
Malam itu, aku terus bergumul dengan perasaannya, merenungkan apakah aku harus mengakui kebohongannya pada ibunya. aku merasa takut dan khawatir bagaimana ibunya akan bereaksi, tetapi juga merasa bahwa kejujuran adalah hal yang lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments