Setelah berjuang keras untuk mengatasi masalahnya dengan cara yang lebih sehat dan konstruktif, aku kembali ke sekolah dengan semangat yang baru. Aku merasa percaya diri dan melupakan masa lalu.
Namun, ketika aku iba di sekolah, aku langsung disambut dengan tawa dan ejekan dari Acil dan gengnya. Mereka terus mengganggu ku di mana-mana, bahkan mengirimkan pesan ke sosial media untuk melecehkan ku.
Aku merasa putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku merasa diri ku tidak lagi memiliki tempat yang aman di sekolah. Aku merasa kesepian dan terasing dari teman-teman, bahkan merasa sulit untuk berkonsentrasi saat belajar.
Suatu hari, ketika ia sedang berjalan di sekitar sekolah, Arya bertemu dengan seorang guru yang melihat kebingungannya dan berbicara dengannya. Guru itu memberi Arya nasihat dan bimbingan untuk mengatasi masalahnya dan memperbaiki kepercayaan dirinya. Guru itu juga memperkenalkan Arya pada sekelompok siswa yang lebih positif dan mendukung, yang akhirnya menjadi teman-teman baru Arya.
Setelah beberapa waktu, Arya mulai merasa lebih baik dan kembali fokus pada pelajarannya. aku berhasil menyelesaikan tugas-tugas ku dengan baik dan bahkan mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Acil dan gengnya mulai merasa geram dengan sikap ku.
Arya tidak bisa menghindari intimidasi yang konstan dari Acil dan gengnya, yang selalu mengintai di setiap sudut sekolah. Mereka membuatnya merasa seperti selalu diawasi dan diancam, baik itu di lorong-lorong, kantin, atau bahkan di kelas. Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, mereka mulai menargetkan teman Arya, mengikutinya dan mengintimidasi bahkan di luar sekolah.
Arya menyadari bahwa melaporkan perbuatan Acil dan gengnya ke guru adalah tindakan yang benar, meskipun ia harus merasakan tekanan dan intimidasi yang berat setelah itu. Ia belajar untuk memperbaiki diri dan memilih teman yang lebih positif dan mendukung, dan akhirnya berhasil mengatasi masalahnya dengan cara yang lebih baik.
Kemudian, suatu hari, sekolah diguncang oleh insiden yang mengejutkan. Seorang siswa kehilangan laptopnya di ruang olahraga, dan video seseorang masuk dan keluar dari ruangan tersebut menjadi viral.
Tuduhan dan saling menuding langsung dimulai, dan Arya menemukan dirinya menjadi sasaran pengawasan dan pengucilan yang intens.
Sementara itu, Acil dan gengnya memainkan peran penonton yang tidak bersalah, pura-pura simpatik dan mendukung.
Setiap hari semakin berat bagi Arya, intimidasi dari Acil dan gengnya semakin intens. Arya merasa dirinya hampir habis dilenyapkan oleh perlakuan kejam teman-temannya di sekolah. Penderitaannya begitu menyiksa hingga Arya merasakan kelelahan dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Pikiran tersebut terus menghantui Arya, menyebabkan ia sulit tidur di malam hari. Ia merasa seperti tidak ada tempat untuk berlindung dari perlakuan yang tidak adil yang ia terima dari teman-temannya. Setiap kali ia memasuki sekolah, ia merasa terjebak dalam lingkaran kekerasan yang tidak kunjung berhenti.
Setelah pulang sekolah, Arya melihat Acil yang sedang terkapar di sebuah gang sempit Arya selalu terpikirkan soal balas dendam, sepertinya karena terpengaruh minuman keras. Melihat dia teler, membuat Arya berani melangkah.
Tanpa berpikir panjang, Arya langsung mendekat dan memukul Acil tanpa ampun. Arya benar-benar kehilangan kendali dan terus menerus memukul Acil hingga tangannya berdarah. Sayangnya, sebelum teman-teman Acil datang menolong, salah satu dari mereka merekam kebrutalan Arya dalam memukul Acil.
Meskipun aku merasa puas setelah memukul Acil, aku segera meninggalkan tempat itu. Namun, teman-teman Acil justru tersenyum senang, padahal teman mereka sedang babak belur. Situasi tersebut semakin menambah penderitaan dan kesepian Arya, karena aku kini merasa semakin terisolasi dan tidak dihargai oleh siapa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
anggita
Arya...Yuna...
2023-03-10
0