KBAS 11

Hari itu juga Anggara resmi menjadi karyawan baru di kantor pusat perusahaan Sheila sebagai akunting.

Anggara mendapat kepercayaan sepenuhnya dalam mengurusi keuangan perusahaan.

Tentu saja menjadi pertanyaan besar seluruh karyawan PT Indo Jaya Sejahtera.

Terutama bagi Syahrizal, 29 kepala bagian keuangan yang sudah bekerja selama lima tahun dan selalu berusaha mendekati Sheila agar bisa jadi miliknya.

Syahrizal bekerja di perusahaan Yusherlan, Papanya Sheila sejak usianya 24 tahun.

Lebih muda satu tahun dari Sheila, tetapi tekadnya bulat untuk mencoba dan mencoba berbuat baik pada sang putri pemilik perusahaan.

Syahrizal selalu berusaha membantu Sheila sejak pertama gadis itu masih karyawan biasa, sama seperti dirinya. Sampai Sheila diangkat menjadi CEO pengganti Yusherlan, Syahrizal diberikan kewenangan membantunya membidangi akuntansi perusahaan.

Anggara, seorang pria pendatang baru bagi Syahrizal. Bagaimana bisa seorang pria asing yang hanya lulusan D1 Fakultas Ekonomi di daerah pula, bisa langsung diangkat Sheila menjadi asisten kepala bagian keuangan perusahaan berdampingan dengannya yang sudah lima tahun malang melintang di perusahaan. Membuat Syahrizal murka.

Walaupun Anggara berwajah tampan dan masih muda seumuran Sheila, Ibu Boss mereka, tapi rasanya itu tidaklah adil bagi Syahrizal. Apalagi Anggara belum terlalu berpengalaman juga jika dilihat dari paklaring atau dokumen pengalaman kerja Anggara di perusahaan tempatnya bekerja dahulu.

Sampai akhirnya Syahrizal melihat sendiri bagaimana rona wajah Sheila Herfiza, terlihat jauh berbeda dari sebelumnya apabila dihadapan Anggara. Sheila terlihat bahagia didepan Anggara.

Syahrizal tersadar setelah Sheila bolak-balik mendatangi ruangan akunting demi menemui Anggara. Ternyata gadis itu sedang jatuh cinta kepada pria yang kini mendapat jabatan istimewa.

Dan bukan Syahrizal saja yang bisa melihat itu, melainkan nyaris semua karyawan terdekat.

"Ternyata,... I see!" gumam seorang karyawan yang sudah beberapa tahun bekerja di kantor perusahaan warisan Yusherlan dan Susanti itu kepada putri bungsu mereka.

Cinta itu terlihat jelas bagi orang-orang yang sudah cukup lama bekerja bersama Sheila.

Dulu, sebelum Anggara datang, Sheila adalah pribadi yang tegas dan lugas. Perkataannya anggun dengan suara lembut tapi lantang.

Sheila juga mandiri. Tidak lemah dan cepat meminta bantuan siapapun terlebih kepada lawan jenis.

Tapi kini Sheila terlihat lebih ceria. Bahkan perempuan dewasa itu juga tidak ragu-ragu terlihat manja di depan Anggara sehingga keluar sisi manisnya sebagai seorang wanita yang membutuhkan bantuan dari seorang laki-laki.

"Ga,"

"Ya?"

"Sibuk ya?"

"Ada apa, Boss? Butuh bantuanku?" goda Anggara yang terlihat akrab walaupun baru saja bekerja bersama Sheila.

"Ini, Aku butuh pendapat kamu tentang konsep penataan orang design grafis buat ruang marketing cabang kita yang baru di daerah barat!"

"Hm. Kalo urusan penataan, jujur Aku juga kurang faham. Urusan pembukuan bolehlah tanya Aku."

"Coba nih liat dulu!"

"Mana, sini coba! Tapi Aku ga berani komentar ya?! Secara itu bukan kemampuanku dalam mengatur. Apalagi ini konsep marketing perusahaan besar."

"Liat aja dulu. Kita diskusi bareng!'

Anggara terlihat serius menatap layar laptop kerja Sheila yang menayangkan video tentang konsep penataan ruang marketing cabang perusahaan.

Sesekali Sheila menoleh memperhatikan Anggara yang masih menelaah isi gambar video untuk mengeluarkan kalimat pendapatnya.

"Ini bagus. Tapi..., Aku kurang sreg sama stiker yang ada di balik pintu bagian dalam. Sayang aja kalo stiker sebagus itu ditempatkan di sana. Kenapa gak dipindah ke dinding depan ini? Kan bagus tuh. Jadi setiap pelanggan yang datang akan langsung salfok sama stiker keren perusahaan. Gimana?"

Cetak.

Sheila menjentikkan jarinya. Ia tersenyum lebar.

"Dari tadi Aku nyari-nyari seperti ada yang ganjal gitu. Hehehe... akhirnya ketemu juga! Rupanya salah penempatan stiker ya!?"

Anggara tertawa kecil. Tangannya tanpa sadar mengusap pucuk kepala Sheila yang duduk disamping tempatnya berdiri.

Membuat jantung Sheila berdegup kencang.

Sinar matahari siang yang menyengat tiba-tiba terasa sejuk dihati Sheila.

Dari meja yang berbeda dan hanya bersekat lemari file saja, ternyata ada sepasang netra yang tajam memperhatikan interaksi manis keduanya.

Sialan! Bisa-bisanya orang baru itu masuk perusahaan ini dan mengacak-acak perasaan Sheila yang selama ini sudah jadi incaranku!

Syahrizal yang seorang sarjana ekonomi lulusan perguruan tinggi negeri terbaik di negeri ini geram sekali melihatnya.

Hatinya panas hingga dadanya nyaris mau meledak melihat pemandangan langka didepannya.

Senyuman Sheila yang mahal, begitu mudahnya diumbar ketika bersama Anggara.

Berbeda sekali dengannya yang selalu setia menemaninya, membantu kinerjanya selama memimpin perusahaan ketika Sheila masih belum mengerti apa-apa tentang perusahaan retail yang kini Ia pegang sepenuhnya.

Dulu-dulu Sheila selalu berdiskusi dengan Syahrizal, walaupun tidak terlalu sering. Tapi sejak ada Anggara, kedudukan Syahrizal seolah tiada apa-apanya lagi di mata gadis itu termasuk di pandangan karyawan yang lain yang sebenarnya kurang menyukai sifat arogansi Syahrizal.

Syahrizal sombong dan suka sekali meremehkan karyawan lain karena kedekatannya dengan Sheila. Tetapi kini, semua orang tersenyum diam-diam mentertawakan dirinya.

"Kasian ya kabag keuangan kita?" bisik Rara, salah satu karyawan staf administrasi kepada Kiara teman satu divisinya.

"Huss, jangan ghibahin dia! Nanti dia dengar, kena semprot kita!" balas Kiara membuat Rara tersenyum lebar.

"Seneng aja gitu liat dia kayak kebakaran jenggot, Ki. Hihihi..."

Dan kasak-kusuk itu tidak hanya dilakukan Rara - Kiara saja. Namun karyawan lainnya yang merasa senang melihat raut wajah Syahrizal yang tegang karena jabatannya bisa saja disalip Anggara jika kinerjanya jauh lebih baik dari dia.

Sheila yang nyaris selalu makan siang sendirian, kini terang-terangan mengajak Anggara di depan semua orang.

Sangat jelas sekali memperlihatkan kesukaannya terhadap pria itu. Sangat berbeda dengan Anggara. Ia merasa itu adalah hal yang wajar, karena mereka berdua adalah sahabat.

Tetapi melihat berpasangan mata memperhatikan mereka diam-diam dengan senyuman tipis penuh arti membuat Anggara tak tahan ingin mengetahui jawaban Bu Boss barunya yang cantik jelita itu.

"Ehh Shei, kenapa sih orang-orang kayak aneh gitu melihat hubungan kita berdua? Apa..., karena Aku terlihat sangat dekat dengan Bu Boss? Terlihat songong ya?"

Sheila hanya tersenyum saja.

Ia tak menjawab dengan benar karena sudah tahu kalau keputusannya menempatkan Anggara di bagian perusahaan paling krusial hari ini bakalan menjadi perhatian banyak orang termasuk para karyawannya.

Bahkan mungkin saja menjadi bibit kecemburuan beberapa orang karyawan yang sudah bekerja cukup lama di perusahaan.

Tetapi Sheila berani ambil resiko demi untuk terus bisa bersama Anggara.

Hatinya mendambakan sosok pendamping hidup. Pilihannya jatuh pada seorang Anggara, teman sebangkunya, sahabat dan pria yang senantiasa mendukungnya di masa lalu.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

wkwkwk, ku juga ingin menertawai dirinya. bolehkan thorr??

2023-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!