Begitulah awal mula kedekatan Sheila Herfiza dengan Zeinul Abidin Taher tiga tahun lalu.
"Hhh..."
Sheila menghela nafas panjang.
Ini adalah hari pertama Sheila masuk sekolah SMA KUSUMA NEGARA di kota ini.
Matanya menerawang. Memandang dinding tembok gedung sekolahan yang masih teramat asing bagi Sheila.
Gedung sekolah selalu membuat pikirannya melayang memikirkan Zein yang kini hilang entah kemana.
Setahun hidupnya limpung tanpa Zein yang menghilang bak ditelan bumi.
Zein... Kemana sih Lo? Kenapa Lo tinggalin gue begitu aja tanpa kabar berita bahkan lupakan semua yang udah terjadi di antara kita!
Sheila menunduk.
Tali sepatu ketsnya lepas satu. Membuat Ia segera membungkuk hendak membetulkannya.
Duk.
Seseorang menabrak Sheila hingga mereka nyaris terjatuh ke lantai. Untungnya itu tidak terjadi.
"Maaf, maaf! Gue ga sengaja!"
Sheila terpana. Seorang pemuda tampan dengan setelan pakaian sekolah lengkap berdiri di depannya.
Senyumnya tipis tapi manis. Dengan kedua jemari tangan disimpan di kedua saku celananya. Terlihat seperti murid yang berprestasi karena gayanya begitu santai percaya diri serta atribut sekolah lengkap tidak seperti murid cowok yang lainnya.
Sheila mengangguk pelan.
Ia tak ingin berurusan terlalu lama dengan cowok tampan yang ada di depannya. Sepertinya trauma dekat dengan lawan jenis masih begitu menghantui hidup Sheila.
"Ehh, kamu anak baru ya?"
Tapi si cowok malah mengajak Sheila berbincang.
Sheila seperti biasa, diam dengan raut wajah datar. Hanya tatapannya yang tajam dan anggukan kepala lalu berjalan pergi.
"Hei, ruang kantor kepala sekolah bukan ke arah sana! Tapi ke arah itu!" katanya lagi dengan suara lebih keras.
"Terima kasih!" jawab Sheila singkat.
"Sama-sama!"
Sheila tidak menghiraukan pemuda itu. Dia menurut, tapi tidak ingin berinteraksi lebih jauh. Ia sengaja menutup diri bahkan itu sudah terjadi sejak setahun lalu. Tepatnya sejak Zein pergi meninggalkannya.
Pemuda yang dua tahun lalu tamat SMA dan menjadi kekasih backstreet nya tanpa diketahui Mama Papa serta kedua kakak lelakinya. Itu adalah murni kesalahan Sheila sebagai anak perempuan.
Sheila tidak seharusnya menutupi hubungan percintaannya dengan Zein hingga berakhir tragis seperti ini berhubungan terlalu intim tanpa pengawasan orang tua.
Tok tok tok
"Permisi, Saya Sheila Herfiza, murid baru pindahan dari Ibukota, Bu!"
"Oh iya. Masuk, Sheilla. Saya sudah memeriksa kelengkapan dokumen kepindahanmu. Duduk dulu, nanti saya antar ke kelas barumu!"
"Terima kasih, Bu!"
Bu Minarni. Kepala Sekolah SMA KUSUMA NEGARA, yang ternyata adalah teman sekolah Mamanya dahulu.
"Bagaimana kabar Mamamu? Masih sibuk keliling kota sepertinya ya?" tanya Bu Minarni dengan senyuman.
"Begitulah, Bu!" jawab Sheila juga dengan bibir tersenyum.
"Sedari dulu Mama kamu memang seorang pelaku seni arsitektur yang aktif, Sheila! Hehehe... Makanya beliau selalu ditunjuk sebagai arsitek handal untuk melakukan sesuatu proyek besar bangunan gedung bertingkat perkantoran, masjid juga gedung taman wisata. Perempuan hebat dia!"
Betul. Saking hebatnya Mama sampai tak pernah punya waktu untuk melihat tumbuh kembang gue sampe akhirnya kebobolan hamidun di luar nikah tahun lalu!
Sheila tersenyum dengan wajah menunduk.
"Ayo, Ibu tunjukkan kelasmu!"
Sheila bergegas mengikuti langkah Bu Minarni, Kepala Sekolah SMA KUSUMA NEGARA dengan dada berdebar.
Sebuah kelas bertuliskan KELAS 12 IPS 3 yang akan menghantarkan Sheila menjadi murid kelas dua belas dan akan menjadi alumni jika lulus nanti.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Selamat pagi, Buuu..."
Suasana lengang. Hanya pasangan mata murid-murid kelas yang memandang Sheila serta Bu Minarni penuh seksama.
Seorang guru pria tersenyum sembari mempersilakan Bu Minarni untuk memulai percakapan.
"Ada teman baru di kelas kalian. Pindahan dari Ibukota. Silahkan perkenalkan dirimu, Sheila!"
Sheila terlihat gugup. Padahal semalaman Ia sudah mempersiapkan mental serta diri untuk melakukannya pagi ini. Bahkan Kakeknya sudah memberinya wejangan untuk tenang di hari pertama sekolah.
"Hai semuanya. Nama saya, Sheila Herfiza. Umur 18 tahun, pindahan dari Ibukota. Mohon bantuannya dan salam kenal semuanya."
Suara Sheila nyaris tidak dapat keluar saking gugupnya. Tapi syukurlah, semua berjalan dengan lancar.
"Hai Sheilaaa! Salam kenaaal..."
Semua murid serempak menyapa Sheila. Mirip sekumpulan anak TK tapi manis dan menghangatkan hati.
"Silakan duduk, Sheila! Itu ada kursi kosong di samping Anggara. Oh iya, saya Pak Viktor, guru bahasa Indonesia."
Sheila mencium punggung tangan pak Viktor kemudian Bu Minarni yang pamit kembali ke ruang kantornya.
Gadis itu berjalan menuju kursi kosong di samping seorang anak cowok yang menatapnya tak berkedip.
"Ternyata kita sekelas!" sapanya lembut sembari mengangkat tasnya yang ada di kursi kosong yang akan Sheila tempati.
Sheila tersenyum tipis, kemudian duduk dengan tenang.
"Lanjutkan kembali pelajaran! Kalian bisa berkenalan nanti di jam istirahat!"
Semua kembali hening. Rupanya Pak Viktor termasuk golongan guru yang tegas dan killer dimata para murid.
"Ini. Buku panduan LKS nya pakai dulu bersama ku!" bisik Anggara pada Sheila.
Anggara adalah anak cowok yang tadi menabraknya.
"Terima kasih!"
Mereka tidak lagi berinteraksi. Hanya fokus menatap guru bahasa Indonesia yang sedang menerangkan pelajaran tentang majas-majas serta contohnya.
Sheila cukup bersyukur. Ternyata teman sebangkunya adalah murid yang lumayan serius dalam pelajaran. Sehingga dirinya tidak terlalu ribet apalagi terusik oleh teman baru yang berbeda jenis kelamin itu.
Anggara hanya mengajaknya bicara setelah tiga jam pelajaran pak Viktor usai dan waktu istirahat pertama tiba.
"Mau ke kantin?" tanya Anggara ramah.
Sheila menggeleng.
"Tidak, terima kasih!" jawabnya lagi-lagi dengan jawaban singkat membuat Anggara faham kalau anak baru yang kini jadi teman sebangkunya itu tidak terlalu respek dengannya.
Anggara pergi ke luar tanpa bicara lagi. Sama seperti beberapa murid lain yang berhamburan keluar kelas mencari jajanan untuk mengganjal perut yang lapar.
Sheila hanya duduk manis di tempat duduknya tanpa ada niatan untuk bermanis-manis kenalan dengan teman-teman barunya.
"Hai! Kamu pindahan dari Ibukota, ya?"
Seorang gadis manis menghampiri Sheila dan langsung memberinya pertanyaan.
Sheila mengangguk.
"Kenapa pindah ke kota ini? Padahal lebih enak tinggal di Jakarta pastinya khan?"
Iya. Itu benar, Nona! Karena di Jakarta orang tidak terlalu kepo kayak Lo yang sepertinya sedang mengorek-ngorek alasan gue pindah ke sini. Iya khan? Hm.
Sheila tersenyum.
"Tidak juga." Jawabnya singkat.
"Masa' sih?"
Kini Sheila tertawa.
"Hei Sheila, kenalan dong! Namaku Jun!" kata seorang anak cowok yang baru saja masuk ke kelas dengan tangan membawa sekotak susu.
"Dih! Junaidi nama Lo, koq jadi Jun?!" timpal cewek yang tadi mengajak Sheila berbincang lebih dulu.
"Hehehe... Rese' kau, Cil! Kenapa sih, suka banget potekin hatiku?!"
"Ya kali namamu itu chef Juna atau Arjuna padahal Junaidi Kusnaedi!"
"Yassalam, malah diperjelas! Cilla! Aku bisa memperkenalkan diri sendiri, woooi!"
"Hahaha... Nge gas kau, Jun!"
Sheila tersenyum melihat interaksi kedekatan kedua teman barunya itu.
"Kau ini seorang introvert ya?" tebak Cilla langsung to the point pada Sheila.
"Jangan tunjukin diri kamu yang seorang anak paranormal deh, Cil! Eh, Sheila! Dia itu anaknya om Deni Darko, tau!?"
"Om Deni Darko. Sekalian aja gue titisan Mama Laurent! Junaidi Kusnaedi!!!"
"Hahaha...! Lagian kau sok tebak kepribadian si Sheila. Dia itu lagi gugup dan cemas pastinya di awal pertama masuk sekolah. Iya khan, Sheila?"
"Iya, betul. Hehehe..."
Sheila membenarkan ucapan Junaidi.
Ia tidak bisa mengabaikan kedua teman baru yang berusaha keras untuk baik kepadanya yang meskipun diawal berniat tidak ingin ramah pada siapapun.
Sheila tidak ingin kejadian di sekolahnya terdahulu terulang lagi karena kecerobohannya berteman dan memberikan hati serta perasaan pada sembarang orang.
Zein! Lo dimana? Kenapa sekarang Lo buat gue jadi orang yang berbeda?
BERSAMBUNG
LIKE, KOMENTAR JUGA FAVORIT, PLEASE🙏🙏🙏AUTHOR DOAKAN SEMOGA YANG KASIH LIKE JADI KAYA, YANG KOMENTAR SELALU BAHAGIA HIDUPNYA, YANG FAVORIT-IN SEMAKIN BERLIMPAH REZEKINYA🙏🙏🙏AAMIIN...⚘💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kabayan S
aamiin
2023-03-16
0
lina
🤣🤣🤣 ingt masa sma ya bun? apa itu ceritanya bubun?
2023-02-18
0
ɳσҽɾ
Gak ada hubungan ya Thor, keren keren lanjutkan
2023-02-16
1