Kita (Bukan) Anak SMA

Kita (Bukan) Anak SMA

PROLOG

22 Juli 2015

Namanya adalah Sheila Herfiza. Umur 18 tahun, kelas 12 jurusan IPS. Murid baru yang akan bersekolah di Sekolah Menengah Atas Kusuma Negara di sebuah kota kecil.

Dia sebenarnya murid pindahan dari Ibukota. Setelah satu tahun tinggal kelas dan terpuruk hidupnya, Sheila memulai kembali sekolahnya yang tinggal satu tahun lagi.

Bukan karena orangtua yang pindah bekerja atau pindah domisili hingga harus pindah sekolah juga.

Tapi kepindahan Sheila ke kota ini adalah imbas dari perbuatan sendiri yang memalukan sampai mencoreng muka keluarga dan merusak nama baik diri sendiri.

Bukan tanpa alasan.

Ini semua karena cinta.

Cinta yang buta. Cinta yang membutakannya di usia muda hingga harus menelan pil pahit buah dari putus cinta.

Kedua orangtua dan dua kakak laki-lakinya akhirnya mengungsikan Sheila di kota kecil ini. Tinggal bersama Kakek Nenek agar bisa lebih terkontrol karena mereka berdua sudah pensiun dari bekerja hingga bisa mengawasi Sheila 24 jam.

Berbeda dengan di Ibukota, Mama Papa sibuk bekerja. Kak Abel dan Kak Fiko juga sibuk kuliah. Sehingga Dia lebih sering sendiri hanya ditemani Mbok Marni, asisten rumah tangga yang setia sejak Sheila masih bayi. Sampai Sheila yang polos itu terjerumus pergaulan yang jauh dalam menjalin cinta.

Gara-gara cowok itu. Semua gara-gara dia.

Zein, nama lengkapnya adalah Zeinul Abidin Taher.

Dia adalah kakak kelas Sheila sewaktu masih bersekolah di SMA Pramuka 01.

Pertemuan itu, di hari Senin tepat dua bulan Sheila menyandang status sebagai seorang murid SMA yang selalu diimpikannya ketika masih berseragam putih biru.

Sheila terlambat masuk sekolah beberapa detik saja sampai akhirnya di gelandang Pak Anwar dan berdiri di lapangan upacara menjadi tontonan para murid lain dengan tulisan MURID RESAH menggantung di leher.

Flashback On...

22 Oktober 2012

"Pak Muuul... Tungguuu!!"

Sheila berlari dengan cepat berusaha ingin menerobos gerbang sekolahnya yang akan ditutup.

"Eit, tidak bisa! Kamu telat, Nona! Ini udah jam tujuh teng!" kata Pak Mulyadi dengan senyum mengembang.

Pak Mulyadi adalah penjaga sekolah yang ditugaskan untuk stand bye di pagar depan bangunan Sekolah Menengah Atas Pramuka 01 setiap senin pukul tujuh.

Setiap hari Senin, jam masuk sekolah dimulai lebih pagi yaitu pukul tujuh tepat karena sekolah rutin melakukan kegiatan wajib upacara sekolah.

"Ayolah, Pak! Cuma telat sepuluh detik juga!" imbuh Sheila dengan kata yang merdu merayu.

Ia berusaha menyogok penjaga sekolah dengan dua batang rokok kretek kesukaan Pak Mul dan tersenyum semanis mungkin.

"Maaf, Neng! Ga bisa! Ada Pak Sutan!" bisik Pak Mul lemas. Pak Sutan itu adalah Kepala Sekolah di SMA Pramuka 01.

"Hhh... Terus, nasib saya gimana ini? Mana ada ulangan harian pak Teguh di jam pelajaran pertama! Pleaseee..."

"Ga bisa, Neng! Tunggu dulu aja di situ sampe Pak Anwar mendata murid yang terlambat!"

"Yah!?!..."

Seketika Ia melemah. Hanya bisa melangkah gontai dengan wajah tertunduk.

Niat menjadi murid teladan hingga tamat SMA ternyata kandas karena keteledorannya hari ini.

Sheila, murid kelas 10 dan baru saja merasakan indahnya jadi murid SMA seketika harus menunduk malu berdiri di pajang pak Kepala Sekolah selama upacara.

Ada tujuh orang murid yang bernasib naas sepertiku. Salah satunya adalah si Zein itu.

Dia sudah kelas 12, tapi sudah tiga kali langganan di strap di lapangan karena terlambat datang ke sekolah setiap hari senin.

Minggu lalu, posisi Sheila sama seperti murid-murid lain yang berdiri memandang murid bermasalah yang berdiri di tengah lapangan upacara. Salah satunya adalah Kak Zein itu. Tapi Minggu ini, justru Ia sendiri yang jadi 'murid bermasalah' itu.

Malu hati juga terbayang ejekan nakal kakak-kakaknya seandainya tahu kelakuan Sheila saat ini di sekolah.

Kedua kakak laki-lakinya berkuliah di fakultas hukum dan fakultas kedokteran dengan nilai di atas rata-rata serta kehadiran total nyaris seratus persen.

Tapi Sheila, baru kelas sepuluh dan baru dua bulan jadi anak SMA langsung mendapatkan cap MURID RESAH karena kecerobohannya yang bangun kesiangan.

Gara-gara Alina teman sebangku yang sudah meracuni game online di otak Sheila dan semalam mereka terlalu asyik tanding sampai tidur sangat larut hingga beginilah jadinya.

Yang menyebalkan itu adalah hukumannya. Murid yang terlambat harus menjadi pekerja sosial selama satu jam pelajaran. Dan hukumannya antara lain membersihkan toilet, menyabuti rumput ilalang di lapangan olahraga dan beres-beres peralatan olahraga raga di ruang olahraga.

Sheila ternyata ditempatkan di bagian ruang alat-alat olahraga. Membersihkan sebuah ruangan berukuran 10 x 12 meter yang sudah usang dan berdebu dengan buku-buku LKS Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dari jaman jebot berdua dengan cowok bernama Zein itu.

Cowok keren yang dingin. Juga galak dan bahasanya toxic meskipun dengan cewek pendiam seperti Sheila.

"Heh?! Itu sapunya yang bener! Lo ga pernah kerja ya di rumah?!"

Hah? Ini cowok ganteng, style model cover boy dengan body tinggi tegap khas anak-anak basket yang gagah perkasa, tapi ternyata omongannya mirip preman pensiun yang ga bisa bedain mana cewek mana cowok ya?! Gumam Sheila dalam hati.

Sheila yang tadinya terpukau oleh pesona ketampanan Zein, kini perlahan luntur dan illfeel setelah tahu kepribadiannya yang minus.

"Ck. Telinga Lo bolot ya?"

"Dih?! Lo sendiri bisa juga khan nyapu? Mata Lo lamur ya? Ga keliatan ya kalo gue lagi apa?" tukas Sheila melawan kesemena-menaan Zein.

Jadi cowok koq ga banget deh! Tampang keren, gue kira ucapannya akan manis menyenangkan. Ternyata. CK. Nyebelin banget!

Terlihat wajah Zein nampak berbeda. Mungkin kaget mendengar jawaban Sheila yang balik nge-gas.

"Apa? Berani lawan cewek?" tambah Sheila makin esmosi.

"Engga! Itu tuh tulisan MURID RESAH Lo terbalik!"

"Bodo amat!" balas Sheila lagu dengan nada tinggi.

Hilang lenyap rasa suka pada wajah tampan Zein yang songong. Berganti menjadi rasa benci dan sebel yang kian membludak.

Anehnya, Zein malah tersenyum walau agak sinis.

"Apa Lo?! Lo pikir karena wajah Lo ganteng, gue akan kalah sama Lo?"

"Eh, gue ini kakak kelas Lo ya!? Jangan songong melebihi batas."

"Terus, karena Lo kakak kelas jadi bisa seenaknya semena-mena sama adek kelas, gitu?"

"Cih! Lo lagi PMS ya? Baperan juga emosian!"

Lah? Dia tahu kalau gue mau datang bulan koq? Emang rasanya ga enak banget.

"Kenapa? Jangan mikir kalo gue kayak dukun ya!? Tuh, rok bagian belakang Lo, ngaca dulu sana, liat di kaca lemari itu!"

Ehh?? Apaan sih maksudnya???

Anehnya Sheila menurut.

Dan kepo maksimal langsung spontanitas melihat ke arah kaca lemari di ruangan itu.

Hah?!? Beneran datang bulan!!! Huaaa...

Ditengoknya lagi wajah Zein yang tersenyum puas.

Pucat pasi Sheila, memerah seketika wajahnya karena rok seragam sekolahnya tiba-tiba terdapat setitik noda merah dari hasil PMS nya yang baru datang tanpa pemberitahuan. Dan Sheila tak punya persiapan sama sekali.

Gadis yang berusia 15 tahun kala itu langsung ambil langkah seribu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan noda darah di rok bagian belakangnya dengan diiringi suara tawa Zeinul Abidin Taher.

*BERSAMBUN**G*

LIKE, KOMENTAR DAN FAVORITNYA, PLEASE🙏🙏🙏😇 AUTHOR DOAKAN YANG KASIH LIKE JADI KAYA, YANG KOMENTAR JADI SELALU BAHAGIA, YANG FAVORIT TAMBAH BERKAH REZEKINYA🙏🙏🙏AAMIIN...⚘💜

Terpopuler

Comments

Kabayan S

Kabayan S

novel baru🙂

2023-03-16

0

Mom La - La

Mom La - La

cinta 3 serangkai hadir thorr,
ku udah subscribe ya...

2023-03-14

0

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

hadir

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!